Anda di halaman 1dari 30

DEMAM NIFAS

PRINSIP DASAR
• Infeksi traktus genitalis pascapersalinan
• Temperatur tubuh ≥ 38C mulai hari ke 2
postpartum dan diukur per oral
sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai
demam pascapersalinan.
• Kenaikan temperatur selama masa nifas,
dianggap sebagai infeksi nifas jika tidak
ditemukan penyebab ekstragenital
FAKTOR PREDISPOSISI
• kurang gizi atau malnutrisi
• Anemia
• higiene
• lethargy atau kelelahan
• proses persalinan bermasalah:
– partus lama/macet
– korioamnionitis
– persalinan traumatik
– kurang baiknya proses pencegahan infeksi
– periksa dalam yang berlebihan
TUJUAN UMUM
• Setelah menyelesaikan sesi ini,
peserta diharapkan mampu
mengenali dan menatalaksana
demam nifas, termasuk infeksi
saluran reproduksi dan metritis
TUJUAN KHUSUS
Untuk mencapai tujuan umum, peserta
akan memiliki kemampuan untuk:
• Menjelaskan penyebab demam nifas
• Membuat diagnosis dan terapi metritis,
infeksi saluran reproduksi, dan flebitis
• Memilih antibiotika yang rasional untuk
demam nifas
MASALAH

• Infeksi nifas merupakan ancaman


morbiditas dan mortalitas bagi ibu
pasca bersalin karena derajat
komplikasi sangat bervariasi, mulai
dari abses mamae hingga koagulasi
intravaskular diseminata
PENANGANAN UMUM
• Kenali faktor predisposisi demam nifas
• Tentukan diagnosis dan tatalaksana infeksi
intrapartum dan demam nifas
• Lakukan pengobatan rasional & efektif
• Penuhi kebutuhan dasar cairan (2000 ml per
hari) dan tambahan 500 ml cairan per 1°C
kenaikan temperatur tubuh
• Jangan pulangkan penderita bila masa kritis
belum terlampaui
• Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan
mandiri di rumah.
Gejala dan tanda yang Gejala lain yang mungkin Kemungkinan
selalu didapat didapat diagnosis

Nyeri perut bagian bawah Perdarahan pervaginam Metritis


Lokhia purulen dan berbau Syok (Endometritis /
Uterus tegang dan Peningkatan sel darah putih, Endomiometritis)
subinvolusi terutama polimorfonuklear

Nyeri perut bagian bawah Dengan antibiotik tidak membaik Abses pelvik
Pembesaran perut bawah Pembengkakan pada adneksa atau
Demam terus menerus kavum Douglas

Nyeri perut bagian bawah Perut yang tegang (rebound Peritonitis


Bising usus tidak ada tenderness)
Anoreksia/muntah

Nyeri payudara dan tegang Payudara yang mengeras dan Bendungan pada
membesar (pada kedua payudara) payudara
Biasanya terjadinya antara hari 3-5
pascapersalinan

Nyeri payudara dan Ada inflamasi yang didahului Mastitis


tegang/bengkak bendungan
kemerahan yang batasnya jelas pada
payudara
Biasanya hanya satu payudara
Biasanya terjadi antara 3 – 4 minggu
pascapersalinan
Gejala dan tanda yang Gejala lain yang mungkin Kemungkinan
selalu didapat didapat diagnosis

Payudara yang tegang dan Pembengkakan dengan adanya Abses payudara


padat kemerahan fluktuasi
Mengalir nanah
Disuria Nyeri dan tegang pada daerah Infeksi pada
pinggang traktus urinarius
Nyeri suprapublik
Uterus tidak mengeras
Menggigil

Demam yang tinggi walau Ketegangan pada otot kaki Thrombosis vena
mendapat antibiotika Komplikasi pada paru, ginjal, dalam (deep vein
menggigil persendian, mata dan jaringan thrombosis)
subkutan Thromboflebitis:
-pelviotrombo-
flebitis
-Femoralis
Konsolidasi Kerongkongan yang terasa penuh Pneumonia
Batuk Keluar dahak
Peningkatan frekuensi nafas Kesukaran bernafas
Nyeri dada

Mengigil Pembesaran liver Malaria


Pembesaran limpa Tifoid (b)
Kuning Hepatitis (c)
Nyeri epigastrium
METRITIS
• Metritis adalah infeksi dinding uterus
pascapersalinan dan merupakan salah
satu penyebab utama kematian ibu.
• Dapat menjadi abses pelvis, peritonitis,
syok septik, pelviotrombo flebitis, emboli
paru, infeksi pelvik kronik, dispareunia,
oklusi tuba dan infertilitas.
Penanganan
• Pastikan konsentrasi Hb baik (8-10 g%).
• Berikan antibiotika spektrum luas :
– Ampisilin 2 g IV, kemudian 1 g setiap 6 jam
– Gentamisin 5 mg/kg BB IV dosis tunggal/hari
– Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
– Lanjutkan antibiotika ini sampai ibu bebas demam 2 x
24 jam.
• Berikan uterotonika 2 X 10 I.U selama 3 hari
• Pertimbangkan pemberian TT & ATS profilaksis.
• Bila ditemukan sisa plasenta, lakukan evakuasi
(kuretase atau AVM).
BENDUNGAN PAYUDARA
• Peningkatan aliran vena dan limfe
pada payudara terkait dengan
produksi ASI/laktasi.
• Bukan disebabkan overdistensi dari
saluran sistem laktasi
Bila ibu menyusui

• Susukan bayi (kedua payudara) sesering


mungkin.
• Kompres hangat payudara sebelum disusukan
dan di antara waktu menyusui.
• Masase payudara sebelum menyusui.
• Sangga payudara.
• Bila demam tinggi berikan Parasetamol 500
mg per oral setiap 4 jam.
• Bila setelah hari kedua belum juga keluar ASI,
berikan oksitosin 2 X 10 I.U selama 3 hari
INFEKSI PAYUDARA
Mastitis
• Payudara tegang, kemerahan dan nyeri
• Ampisilin 500 mg / 6 jam selama 5 hari.
• Parasetamol 500 mg per oral setiap 6 jam
• Sangga payudara.
• Kompres hangat.
• Tetap menyusukan bayinya
• Evaluasi hasil pengobatan setelah 3 hari
pengobatan.
Abses payudara

• Ada massa fluktuatif di bawah kulit.


• Lakukan insisi radier pada puncak indurasi
(hindarkan terpotongnya saluran ASI).
• Keluarkan pus (perlebar insisi dengan klem)
• Pasang drain, irigasi dengan larutan antiseptik
dan diangkat setelah pus kering.
• Berikan Ampisilin 4 X 500 mg selama 5 hari,
Parasetamol 4 X 500 mg.
• Tetap menyusukan bayi
• Nilai setelah 3 hari pengobatan
Abses pelvis
• Bila pelviks abses ada tanda cairan fluktuasi
pada daerah cul-de-sac, lakukan kolpotomi
atau dengan laparotomi. Ibu posisi Fowler

• Antibiotika spektrum luas dalam dosis yang


tinggi
– Ampisilin 2 g IV kemudian 1 g setiap 6 jam
– Gentamisin 5 mg/kg berat badan IV dosis
tunggal/hari
– Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam

• Lanjutkan antibiotika ini sampai ibu tidak


panas selama 24 jam.
Drainase Abses Pelvik
TROMBOFLEBITIS
• Perluasan infeksi nifas yang paling
sering ialah perluasan atau invasi
mikroorganisme patogen yang
mengikuti aliran darah di sepanjang
vena dan cabang-cabangnya sehingga
terjadi tromboflebitis
KLASIFIKASI
• Pelviotromboflebitis
• Tromboflebitis femoralis
PELVIOTROMBOFLEBITIS
• Nyeri, perut bagian bawah dan/atau perut
samping, timbul pada hari ke 2 – 3 masa nifas
dengan atau tanpa panas.

• Penderita tampak sakit berat dengan gambaran


karakteristik sebagai berikut:
– menggigil berulang kali. Menggigil inisial terjadi
sangat berat (30 – 40 menit) dengan interval hanya
beberapa jam saja dan kadang-kadang hingga 3 hari.
– Suhu badan naik turun secara tajam (36C menjadi
40C), diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya
subfebris seperti pada endometritis).
PELVIOTROMBOFLEBITIS
• Penyakit dapat berlangsung selama 1 – 3 bulan.

• Infeksi menghasilkan pus, yang dapat menjalar


ke mana-mana, terutama ke paru-paru.

• Gambaran darah:
– Leukositosis (setelah endotoksin menyebar ke
sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia).
– Kultur darah diambil pada saat yang tepat sebelum
mulainya menggigil. Meskipun bakteri ditemukan di
dalam darah selama menggigil, kultur sukar dibuat
karena bakterinya anaerob.
PELVIOTROMBOFLEBITIS
• Pada periksa
dalam hampir
tidak
diketemukan
apa-apa
karena yang
paling banyak
terkena ialah
vena ovarika
yang sukar
dicapai pada
pemeriksaan
bimanual.
Komplikasi
• Komplikasi pada paru-paru: infark,
abses, pneumonia

• Komplikasi pada ginjal sinistra, nyeri


mendadak, yang diikuti dengan
proteinuria dan hematuria

• Komplikasi pada persendian, mata dan


jaringan subkutan
Penanganan
• Rawat inap
– Tirah baring untuk pemantauan gejala
penyakit dan mencegah emboli pulmonum.
• Terapi medik
– Pemberian antibiotika (triple drugs) dan
heparin jika terdapat tanda / dugaan emboli
pulmonum.
• Terapi operatif
– Pengikatan vena kava inferior dan vena
ovarika jika emboli septik terus berlangsung.
TROMBOFLEBITIS FEMORALIS

• Keadaan umum tetap baik, suhu badan


subfebris selama 7 – 10 hari, kemudian suhu
mendadak naik kira-kira pada hari ke 10 – 20,
yang disertai menggigil dan nyeri.
• Kaki yang terkena biasanya kaki kiri, akan
memberikan tanda-tanda sebagai berikut:
– Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi ke luar
serta sukar bergerak, lebih panas dibanding dengan
kaki lainnya.
– Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa
tegang dan keras pada paha bagian atas.
TROMBOFLEBITIS FEMORALIS
• Nyeri hebat pada lipat paha dan paha.
• Terjadi spasmus reflektorik arteria (kaki
bengkak, tegang, pucat, nyeri dan dingin,
pulsasi menurun).
• Edema (terjadi sebelum atau setelah nyeri) di
paha atas, dimulai dari jari dan pergelangan
kaki, kemudian meluas ke atas.
• Nyeri pada betis, terjadi spontan atau dengan
memijit betis atau dengan meregangkan tendo
akhiles (tanda Homan)
Tromboflebitis femoralis
Penanganan
• Perawatan
– Kaki ditinggikan untuk mengurangi edema,
– lakukan kompres pada kaki.
– Segera mobilisasi walaupun tungkai dan kaki
menggunakan balut atau kaos kaki panjang
(stocking) elastik selama mungkin.
• Sebaiknya jangan menyusui.
• Terapi medik: Antibiotika dan analgetika.
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIAN ANDA
JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK – KESEHATAN REPRODUKSI

Anda mungkin juga menyukai