Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Kebidanan Kegawat

Daruratan Maternal Neonatal Pada


Masa Nifas

DISUSUN OLEH
KELOMPOL 7 :
1. BULAN DENA FADILLAH SIREGAR
2. HOPIPA NURAINI
3. SERI LESTARI NASUTION
A. Kegawat Daruratan Ibu Nifas Dengan
Puerperium
Sepsis Peurperalis merupakan infeksi pada traktus genitalia yang dapat
terjadi setiap saat antara awitan pecah ketuban ( ruptur membran) atau persalinan
dan 42 hari setelah persalinan atau abortus.
1. INFEKSI YANG TERBATAS PADA PERINEUM , VULVA , VAGINA
SERVIKS DAN ENDOMENTRIUM
a) Vulvitis
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitarnya
membengkak , tepi luka menjadi merah dan bengkak.
Gejala-gejala yang muncul saat seseorang
mengalami vulvitis adalah:
•Rasa sangat gatal di alat kelamin.
•Keputihan.
•Rasa seperti terbakar dan kulit pecah-pecah di sekitar vulva.
•Kulit vulva bersisik dan menebal.
•Bengkak dan merah di labia dan vulva.
•Benjolan berisi cairan (blister) pada vulva.
b) Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau
melalui perineum.
Gejala infeksi Vaginitis :
•Keputihan berwarna putih atau kuning kehijauan yang berbau tidak sedap.
•Gatal di area vagina atau di sekitarnya, misalnya pada vulva atau labia
mayora.
•Kemerahan dan nyeri di sekitar vagina (vulvitis).
•Flek atau perdarahan dari vagina.
•Nyeri saat buang air kecil dan berhubungan seks.
c) Servisitis
Infeksi ini sering terjadi akan tetapi tidak banyak menimbulkan gejala.
Gejala infeksi Servisitis :
•Keluar cairan dari vagina yang tidak biasa dan dalam jumlah banyak. ...
•Buang air kecil yang sering dan menyakitkan.
•Dispareunia.
•Perdarahan dari vagina setelah berhubungan seksual.
•Vagina terasa nyeri.
•Panggul terasa tertekan.
•Sakit punggung.
•Rasa nyeri pada bagian panggul atau perut.
d) Endomentritis
infeksi yang paling sering terjadi , biasanya pada luka bekas insersio
plasenta
Gejala infeksi Endomentritis :
•Demam tinggi.
•Nyeri di daerah perut bagian bawah.
•Keluarnya bau dari vagina.
•Peningkatan pendarahan dari vagina yang abnormal,
jumlahnya lebih banyak dan terdapat gumpalan.
•Mengalami nyeri saat buang air kecil.
•Merasa tidak enak badan.
Penatalaksanaan dan Pengobatan Endomentritis

jika bidan menemukan kasus ini ditempat praktek lakukan


kolaborasi dengan dokter untuk melakukan rujukan ,yang
paling penting stabilkan dulu kondisi ibu dengan pemberian
cairan jika kondisi tidak terlalu parah beri minum lewat
mulut,kemudian lakukan pemasangan infus sebelum dirujuk
kerumah sakit.
KOMPLIKASI
a. Peritonitis
adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus visera
dalam rongga perut .Peritonitis juga merupakan suatu respon inflantasi
atau supuratif dan peritonium yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau
invasi bakteri
Gejala dan tanda
• Demam
• Perut bawah nyeri
• k/u baik
• Tumbuh abses pada pelvioperitonitis
• Nanah dalam kavum
• Syok sepsis
Penanganan khusus ( intruksi dokter )

• Pasang selang NGT


• Infus RL
• Berikan antibiotika kombinasi selama 48 jam bebas
panas
• Ampisilin 2gram IV/6 jam
• Gentamisin 5mg IV/24 jam
• Metronidazol IV /8 jam
b. Salpingo-Ooforitis dan Parametritis
Adalah infeksi pada ovarium dan tuba fallopi . Parametritis
adalah infeksi pada parametrium yaitu jaringan yang
memanjang sampai ke sisi serviks dan ke pertengahan
lapisan-lapisan ligamen besar.
c. Septikemia
adalah perkembangbiaknya bakteri didalam
aliran darah .
d. Abses
masa yang menonjol dan berfluktuasi pada
pemeriksaan vagina di tandai dengan nyeri yang
hebat dan nyeri tekan. Demam pada pasien tidak
menurunkan meskipun di berikan antibiotik.
3. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pertama yang dilakukan kepada pasien


pepsis peurperium yaitu sebagai berikut,:
a) Menilai kondisi pasien
Hak-hal yang dinilai yaitu kondisi umum pasien dan juga
tanda – tanda vitalnya.
b) Resusitasi dan Isolasi
Penanganan yang dilakukan adalah dengan mangisolasi
sesegera mungkin pasien yang diduga infeksi untuk
memudahkan pengamatan.
c) Mengambil Spesimen dan Melakukan Pengobatan
d) Merujuk Pasien
Pasien dirujuk langsung di rumah sakit dengan prinsip
BAKSOKU ( Bidan , Alat, Kendaraan, Surat,
Obat,Keluarga dan Uang)
B. KEGAWATDARURATAN IBU NIFAS
DENGAN MASTITIS
Mastitis merupakan infeksi peradangan pada kelenjar mamae
terutama pada primivara yang biasanya disebutkan oleh staphylococcus
aureus. Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu.

1. Mastitis berdasarkan tempatnya,


• Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mamae
• Mastitis ditengah tengah mamae
• Mastitis yang ada pada jaringan dibawah dorsal
2. Mastitis menurut penyebab dan kondisinya

a) Mastitis periductal
Biasanya mastitis ini muncul pada wanita diusia
menjelang menopause .
b) Mastitis Puerperalis atau lactational
Biasanya mastitis ini banyak dialami oleh wanita
hamil atau menyusui.
c) Mastitis Supurativa
Biasanya mastitus ini banyak dialami oleh ibu nifas
Tanda dan Gejala Mastitis
• Adanya nyeri ringan pada salah satu lobus
payudara
• Payudara terasa berat dan sakit
• Ibu tidak berani memberikan ASI pada bayi
• Badan terasa demam seperti mengalami gejala
sakit flu ,seperti nyeri otot,sakit kepala dan
merasa keletihan
Penatalaksanaan Mastitis
> Penatalaksanaan pada kasus mastitis dimulai
dengan memperbaiki teknik menyusui ibu untuk
aliran ASI yang baik dengan cara lebih sering
menyusui dimulai dari payudara yang bermasalah.
> Melakukan pijatan juga dapat membantu
menangani mastitis. Pijatan payudara yang
dilakukan dengan jari-jari yang dilumuri minyak
atau krim selama proses menyusui dari daerah
sumbatan kearah puting juga dapat membantu
melancarkan aliran ASI.
Setelah melakukan teknik menyusui dan pijatan ASI, berikan
Konseling Suportif dan lakukan Terapi Antibiotika
a. Konseling Suportif
• Memberi dukungan,bimbingan dan meyakinkan ibu bahwa
ASI dari payudara yang terkena mastitis tidak akan
membahayakan bayi
• Konseling tentang tata cara mengeluarkan ASI yang efektif
• Membantu ibu perbaiki cara bayi menyusu pada payudara
• Mendorong ibu untuk sering menyusui selama bayi menghendaki
serat tanpa batas.
• Apabila diperlukan peras ASI dengan tangan atau pompa ASI
b. Terapi Antibiotika
3. Abses Payudara
Abses payudara atau bisul payudara adalah benjolan pada
payudara yang berisi nanah. Abses payudara biasanya
disebabkan oleh infeksi.Penyakit ini sering dialami oleh
ibu menyusui .
Tanda dan gelaja Abses payudara
• Payudara terlihat kemerahan dan bengkak
• Ada gumpalan yang tidak hilang setelah menyusui
• Keluar nanah dari puting
• Nyeri payudara
• Demam
• Payudara terasa sakit
Penatalaksanaan Abses Payudara
> Mengeluarkan nanah dengan jarum suntik
> Mengalirkan nanah keluar dengan bantuan
kateter
> Mengatasi abses payudara dengan tindakan
khusus bernama Vacuum assisted biopsy.
4. Bendungan ASI
Adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan
bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu
badan.( Prawirohardjo,2005:700)
Tanda dan gelaja bendungan ASI
Ibu yang mengalami bendungan ASI ditandainya dengan:
payudara bengkak,serta keras pada perabaan,puting susu
bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu,pengeluaran
susu kadang terhalang oleh ductuli lactiferi menyempit,
payudara nteri bila ditekan,payudara berwarna kemerahan
suhu tubuh sampai 38 derajat Celsius
Faktor-faktor penyebab
• Pengosongan mamae yang tidak semprna ( pada masa laktasi terjadi peningkatan
produksi ASI pada ibu yang produksi ASI-nya berlebihan ,apabila bayi sudah
kenyang dan tidak segera dikosongkan dapat mengakibatkan bendungan ASI
• Faktor isapan bayi yang tidak aktif (pada masa laktasi ibu tidak menyusui bayi
sesering mungkin atau bayi tidak aktif menghisap,menimbulkan bendungan ASI )
• Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar ( teknik yang salah dalam menyusui
dalapat mengakibatkan puting susu lecet, dan rasa nyeri saat bayi menyusu )
• Puting susu terbenam ( puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi untuk
menyusu
• Puting susu terlalu panjang ( puting susu yang terlalu panjang menimbulkan kesulitan
pada bayi untuk menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang
sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI
Penatalaksanaan Bendungan ASI
1. Susukan bayi segera setelah lahir
2. Susukan bayi sesering mungkin
3. Keluarkan asi dengan tangan atau pompa
4. Keluarkan sedikit asi sebelum menyusui agar lebih
lembek
5. Laksanakan perawatan payudara
6. Kompres dingin dan hangat secara bergantian kiri
dan kanan
7. Kompres sebelum menyusui
8. Lakukan pengurutan
TerimaKasih

Anda mungkin juga menyukai