Anda di halaman 1dari 35

Praktikum Farmasi Fisik

Percobaan Ke-5
( Penentuan Ukuran Partikel )

Disusun Oleh :
Kelompok :
1. Sendi Oktavian Sari 18040094
2. Silca Hardini Agustina 18040095
3. Siti Mutma’innah 18040097
4. Syakiratun Nikmah 18040098
5. Tyas Puji Astutik 18040099
6. Urfi Narva’u Darrojah 18040100
TUJUAN
Mengukur partikel-partikel zaat dengan
metode mikroskopi dan pengayakan
(“sieving”).
ALAT & BAHAN

ALAT BAHAN
1. Timbangan analitik 1. Talkum 100g
2. Sendok tanduk
3. Kertas HVS
4. Ayakan elektrik
CARA KERJA
1. Susun beberapa ayakan dengan nomor
tertentu berurutan dari atas kebawah makin besar
nomor ayakan yang bersangkutan.

2. Masukkan 100g Talkum kedalam ayakan


paling atas pada bobot tertentu yang ditimbang
seksama.

3. Diayak serbuk yang bersangkutan selama 5


menit pada getaran tertentu (pada alat shaker)
4. Ditimbang serbuk yang terdapat pada
masing-masing ayakan

5. Hasil timbangan masukkan kedalan data


pengamatan.

6. Buat kurva distribusi % bobot diatas/bawah


ayakan.
Menyusun no ayakan

Pengambilan bahan
Proses penimbangan

Bahan dimasukkan pada ayakan


Ayakan ditutup
Proses pengayakan secara elektrik
Penginputan data pengamatan dan pembuatan kurva
DATA PENGAMATAN
No Nomor Ukuran Berat % Bobot
Ayakan Lubang Serbuk
1 12 1,680 0 gram 0%

2 16 1,190 0,24 gram 0,24 %

3 100 0,149 0,07 gram 0,7%

4 200 0,074 98,2 gram 98,2%


KURVA PENGAMATAN
PEMBAHASAN
Metode ayakan dilakukan dengan menyusun
ayakan dari nomor mesh yang terkecil (yang paling
atas)sampai pada mesh yang terbesar(yang paling
bawah), nomor mesh yang digunakan pada praktikum
ini yaitu: 12,16,100,dan 200, hal ini ditujukan agar
partikel-partikel yang tidak terayak (residu) yang
ukurannya sesuai dengan ukuran ayakan. Jika nomor
ayakan besar maka residu yang diperoleh memiliki
ukuran partikel kecil.
Dalam percobaan ini waktu yang digunakan
untuk memisahkan ukuran partikel yang halus dan
kasar selama 5 menit.
Metode yang digunakan ini merupakan metode
yang sangat sederhana karena cukup singkat.
Namun alat atau metode ini tingkat keakuratan yang
diperoleh tidaklah seakurat dengan metode secara
mikroskopik.
Setelah pengayakan selesai serbuk yang
tertinggal pada tiap mesh dihitung berat dan %
bobotnya. Data yang dihasilkan pada percobaan ini
mengalami pengurangan berat setelah di ayak,
serbuk yang terhitung setelah diayak adalah 98.51
gram dari berat awal 100 gram, serbuk berkurang
sebanyak 1.49 gram. Hal ini terjadi karena serbuk
menempel pada bagian ayakan yang ukuran
lubangnya lebih kecil.
Dari data yang diperoleh umumnya diperoleh
zat sisa yang tertahan dengan semakin tinggi
nomor mesh semakin banyak zat yang tersisa. Hal
ini karena ukuran dalam tiap inci semakin kecil
lubangnya. Metode ini merupakan metode untuk
mengetahui tingkat kehalusan dari suatu zat.
Dengan melihat semakin banyak zat yang
tertinggal dalam ayakan maka semakin kasar zat
tersebut.
KESIMPULAN
1. Pada percobaan kali ini digunakan
metode pengayakan.
2. Metode pengayakan digunakan untuk
partikel yang mempunyai partikel atau
ukuran serbuk lebih besar atau kasar.
3. Semakin besar nomor ayakan, semakin
halus hasil yang di dapat, karena
lubangnya semakin kecil.
DAFTAR PUSTAKA

1. Martin, A. 1990. Farmasi


Fisika jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia
Press
2. Moechtar. 1990. Farmasi
Fisika. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Press
3. Parrot, L, E. 1970. Pharmaceutical
Technologi. Mineapolish : Burgess Publishing
Company
4. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran teknologi
Farmasi edisi V Cetakan I. Yogyakarta :
Universitas Gadjah Mada Press.
TERIMA KASIH
Praktikum Farmasi Fisik
Percobaan Ke-6
( Sifat – Sifat Koloid )
Disusun Oleh:
Kelompok:
1. Sendi Oktavian Sari 18040094
2. Silca Hardini Agustina 18040095
3. Siti Mutma’innah 18040097
4. Syakiratun Nikmah 18040098
5. Tyas Puji Astutik 18040099
6. Urfi Narva’u Darrojah 18040100
TUJUAN
Memberi gambaran tentang sifat-
sifat larutan koloidal.
ALAT & BAHAN

ALAT BAHAN
• Pemanas air • Alkohol 70%
• Tabung reaksi • Asam cuka encer
• Gelas beaker • Aquadest
• Pipet tetes • Asam nitrat encer
• Larutan Cu sulfat
• Larutan KOH encer
• Putih Telur (protein
sebagai larutan koloid)
• Larutan Amonium Sulfat
CARA KERJA
 Ikatan Koloid
1. Kocok satu bagian putih telur dengan
lima bagian air
2. Ambil 5mL putih telur kemudian
tambahkan 5 tetes larutan Cu sulfat encer
3. Tambahkan tetes demi tetes larutan
KOH encer
4. Gojog dan amati perubahannya
 Pengendapan dengan garam
1. Kocok satu bagian putih telur dengan lima
bagian air
2. Ambil 5mL larutan putih teluar
3. Tambahkan 10 mL larutan amonium sulfat
 Koagulasi
1. Kocok satu bagian putih telur dengan lima
bagian air
2. Ambil 5 mL larutan putih telur
3.Tambahkan air panas 5 mL lalu larutkan
4. Tambahkan 5 tetes alkohol 96% setelah
larutan dingin
5. Amati apa yang terjadi
 Pengendapan dengan asam
1. Kocok satu bagian putih telur dengan
lima bagian air
2. Ambil 5 mL larutan putih telur
3. Tambahkan 5 tetes asam nitrat encer
4. Amati apa yang terjadi
DATA PENGAMATAN
No Pereaksi Perlakuan Hasil (Warna /endapan)

1 KOH Penggojokan Larutan putih telur agak keruh menjadi


abu kehitaman.

2 Amonium sulfat Tanpa pemanasan Larutan putih telur agak keruh menjadi
bening

3 Aquadest Pemanasan Larutan putih telur membentuk


endapan, pecahnya protein dalam
putih telur

4 Alkohol 96% Tanpa pemanasan Endapan putih telur menjadi bening


endapan menghilang

5 Asam nitrat encer Tanpa pemanasan Larutan putih telur agak keruh menjadi
sangat keruh
PEMBAHASAN
Percobaan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan putih telur yang dilarutkan
dengan aquadest dengan perbandingan 1:5.
Kemudian dilakukan lima perlakuan terhadap
larutan putih telur.
Perlakuan yang pertama adalah dengan
meneteskan larutan Cu sulfat sebanyak 5tetes,
pada proses ini tidak terjadi perubahan dilanjut
di tetesi dengan larutan KOH encer, perubahan
terjadi pada tetesan ke lima yaitu larutan putih
telur agak keruh menjadi abu-abu kehitaman.
Pada percobaan kedua larutan putih telur di tambahkan larutan
amonium sulfat sebanyak 10 mL, sehingga terjadi perubahan
pada larutan putih telur agak keruh menjadi bening.
Percobaan ketiga larutan putih telur di tambahkan
dengan aquades yang di panaskan sebanyak 5mL, sehingga
larutan putih telur terdapat beberapa endapan putih akibat
pecahnya protein pada putih telur.
Percobaan ke empat larutan putih telur yang terdapat
endapan putih di tambahkan dengan 5 tetes alkohol 96%,
sehingga larutan putih telur mengalami perubahan warna
menjadi bening dan endapan menghilang,
Percobaan kelima larutan putih telur ditambah dengan
asam nitran encer sebayak 5 tetes, sehingga terjadi perubahan
pada larutan putih telur agak keruh menjadi bening.
KESIMPULAN
Koloid mempunyai beberapa sifat
berbeda dengan larutan dikarenakan
ukuran pratikelnyayang lebih besar dari
larutan.
1. putih telur mengandung protein
2. protein diketahuin dengan uji KOH dan
CuSO₄
DAFTAR PUSTAKA
1.http://sinaupangan.blogspot.com/2015
/12/laporan-kimpang-protein.html?m=1
2.https://www.academia.edu/19441317/
Laporan_Praktikum_Fisika_Farmasi_Di
spersi_Kolloid
3.Buku petunjuk pratikum farmasi fisik .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai