Anda di halaman 1dari 61

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Dibawakan Dalam Rangka Persiapan Akreditasi


RS Nene Mallomo Kab.SIDRAP

dr. Nurlia
PENGERTIAN
SECARA ETIMOLOGIS :
 Komunikasi berasal dari bahasa Latin
Cum : dengan/hubungan dengan
Umus : satu

• Kata kerja

• Communicare :
membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,
membicarakan sesuatu dengan orang,
memberitahukan sesuatu kepada seseorang,
bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan,
berteman, berpartisipasi.
PENGERTIAN

SECARA HARAFIAH :

Komunikasi :
Pemberitahuan,pembicaraan, percakapan,
pertukaran pikiran/ hubungan.
Definisi Komunikasi
Proses dimana dua orang atau lebih saling
tukar ide, fakta-fakta, perasaan atau kesan
sedemikian rupa sehingga keduanya memiliki
pemahaman yang sama mengenai pesan
yang dipertukarkan. (Leagans)

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan


dalam bentuk simbol/kode dari komunikator
ke komunikan melalui saluran tertentu.
DEFINISI KOMUNIKASI EFEKTIF

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


Komunikasi efektif adalah :
Komunikasi yang tepat sasaran &
mencapai tujuan.

Syarat Komunikasi efektif ;


informasi, ide /pesan yang disampaikan
dapat diterima & dipahami dengan baik
sehingga terbentuk kesamaan persepsi,
perubahan perilaku /saling mendapatkan
informasi atau menjadi paham .
Keterampilan berkomunikasi penting dikuasai karena :
 Berperan penting dalam
hubungan antar manusia
 Dapat memperlancar
hubungan tersebut
 Dapat pula menghambat
hubungan itu
Unsur-unsur Komunikasi
1. Pihak yang mengawali/komunikator/pengirim/sender.
2. Pihak yg menerima/komunikan/receiver/
decoder/destination/audience.
3. Saluran komunikasi/channel/media.
4. Pesan yg dikomunikasikan/stimulus.
5. Situasi komunikasi.
6. Lambang (encoding) dan alat utk memahami lambang
(decoding)
7. Gangguan komunikasi/noise.
8. Umpan balik dan dampak/feedback.
MACAM-MACAM KOMUNIKASI
LISAN, TULISAN
CARA
PENYAMPAIAN ELEKTRONIK

BENTUK VERBAL
KEMASAN
MACAM NON VERBAL

KOMUNIKASI
FORMAL
PELAKU
KOMUNIKASI NON FORMAL

PASANGAN INTRAPERSONAL
KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
Lambang-lambang Komunikasi

1. Lambang suara/gagasan/ide (dengan lisan,


nada keras, lembut, perubahan suara, dsb).
2. Lambang bahasa ( lisan, tertulis, badan).
3. Lambang gerak/bahasa badan (isyarat, raut
wajah, posisi, gerakan badan).
4. Lambang gambar ( rambu lalu lintas).
5. Lambang suara (bel, klakson, lonceng, sirene,
kentongan, bedug).
6. Lambang warna (merah, putih, dsb).
Komunikasi Sempurna
Dia sangat
lucu Dia menyukai
Anda seorang saya
pelawak yang
hebat

Anda seorang
pelawak yang
hebat

Terima kasih,
anda juga hebat

Pengirim Penerima
Channel Noise
Dia sangat Dia menyesal
lucu Rambutnya
tipis
Anda seorang
pelawak yang
hebat

Rambut anda
sangat lebat

Jangan khawatir
Rambut anda sendiri
Belum terlalu tipis
Pengirim Penerima
Semantic Noise
Dia sangat Barangkali
lucu dia mengejek
saya
Anda
Vousseorang
etes
pelawak
Un grand
yang
hebat
comedien
Dia
menghina
saya
?!v0)}&@#
$^T@

Dasar imigran!

Pengirim Penerima
Efektifitas Komunikasi

Verbal Non Verbal

55%
1. Cara berpakaian
Bahasa tubuh
2. Waktu
3. Tempat
38 %
Nada suara
Komunikasi yang Tidak Efektif Komunikasi yang Efektif
1.Langsung
2.Asertif
3.Congenial (ramah)
4.Jelas
5.Terbuka
6.Secara lisan
7.Dua arah
8.Responsif
9.Nyambung
10.Jujur
SPO MENERIMA
PERINTAH LISAN /
LEWAT TRELEPON
“CHECK BACK”

1. Tulis Lengkap
2. Baca Ulang
3. Konfirmasi
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PATIENT SAFETY

1. Tepat waktu,
2. Akurat,
3. Lengkap,
4. Jelas,
5. Dipahami oleh pasien/petugas kesehatan
6. Akan mengurangi kesalahan, & menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien
SAAT BAHAYA TERJADINYA
KOMUNIKASI TAK EFEKTIF
DI RS
STANDAR
Komunikasi
yang mudah terjadi
KOMUNIKASI
kesalahan PATIENT SAFETY
Saat perintah diberikan secara 1. Read back
lisan atau melalui telpon. 2. Daftar singkatan yang
dilarang digunakan
Saat pelaporan kembali hasil 3. Critical result (hasil
pemeriksaan kritis, seperti pemerikasaan kritis
melaporkan hasil laboratorium 4. Komunikasi saat serah
klinik cito melalui telpon ke terima pasien
unit pelayanan
READ BACK ………..
Perintah Lisan/Lewat Telepon

1 Tulis Lengkap isi perintah

2. Baca Ulang- Eja untuk nama lengkap dan


LASA tanda tangan pemberi
perintah
3. Konfirmasi lisan dan
tanda tangan nama lengkap dan
tanda tangan penerima
perintah

tanggal dan jam


LASA
SINGKATAN BAKU YANG DILARANG DIGUNAKAN

1. RS harus membakukan daftar singkatan,


akronim, simbol, dan penandaan dosis yang
tidak boleh digunakan di seluruh bagian RS .

2. Menetapkan dan mengimplementasikan daftar


singkataan baku, akronim, simbol-simbol dan
penandaaan dosis yang tidak boleh digunakan
di seluruh bagian RS dan menggunakannya pada
semua pendokumentasian.
KEBIJAKAN PELAPORAN
HASIL PEMERIKSAAN KRITIS

Proses pelaporan hasil pemeriksaan/tes dikembangkan rumah


sakit untuk pengelolaan hasil kritis dari tes diagnostik untuk
menyediakan pedoman bagi para praktisi untuk meminta dan
menerima hasil tes pada keadaan gawat darurat.

RS mempunyai Prosedur yang meliputi :


• Penetapan tes kritis & ambang nilai kritis
bagi setiap tipe tes.
• Oleh siapa & kepada siapa hasil tes kritis harus dilaporkan
• Menetapkan metode monitoring yang memenuhi
ketentuan
HAND OFF COMMUNICATIONS
(KOMUNIKASI SERAH TERIMA PASIEN
ANTAR/DIANTARA DOKTER DAN PERAWAT )

RS mengimplementasikan pendekatan yang baku untuk


“ Metode komunikasi serah terima informasi
kesehatan pasien “.
SERAH TERIMA INFORMASI KESEHATAN PASIEN
( HAND-OFF )
• Serah terima terjadi kapanpun pada saat
ada pengalihan tanggung jawab pasien
dari satu tenaga kesehatan kepada yang lain.

Tujuan:
Untuk menyediakan informasi secara akurat, tepat waktu
tentang rencana keperawatan, pengobatan, kondisi terkini,
dan perubahan kondisi pasien yang baru saja terjadi ataupun
yang dapat diprediksi selanjutnya
Serah terima informasi pasien di RS

1. Antar perawat antar shift.


2. Pengalihan tanggung jawab dari dokter
kepada perawat .
3. Pengalihan tanggung jawab dokter on-call
4. Pengalihan tanggung jawab sementara,
misalnya: saat istirahat makan.
5. Antar perawat antar ruangan
SBAR
I INTRODUCTION INDIVIDU YANG TERLIBAT DALAM HANDOFF
MEMPERKENALKAN DIRI, PERAN DAN
TUGAS , PROFESI

S SITUATION KOMPLAIN, DIAGNOSIS, RENCANA


PERAWATAN DAN KEINGINAN DAN
KEBUTUHAN PASIEN
B BACKGROUND TANDA-TANDA VITAL, STATUS MENTAL,
DAFTAR OBAT-OBATAN DAN HASIL LAB

A ASSESSMENT PENILAIAN SITUASI SAAT INI OLEH


PROVIDER
R REKOMENDATION MENGIDENTIFIKASI HASIL LAB YG
TERTUNDA DAN APA YANG PERLU
DILAKUKAN SELAMA BEBERAPA JAM
BERIKUTNYA DAN REKOMENDASI LAIN
UNTUK PERAWATAN
Q/A QUESTION N ANSWER KESEMPATAN BAGI TANYA-JAWAB DALAM
PROSES HANDOFF
KESIMPULAN

• Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat,


lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima
informasi dapat mengurangi kesalahan &
meningkatkan keselamatan pasien.

• RS harus mengembangkan kebijakan dan


prosedur terkait komunikasi efektif ini untuk
menjamin keselamatan pasien saat komunikasi
antar petugas RS
KOMUNIKASI VERBAL

• Sangat penting dalam interaksi manusia.


• Secara langsung maupun ≠ langsung.
• Spontan atau yang direncanakan.
• Berpotensi terkendala oleh hambatan tertentu :
Pesan kita tidak dipahami dgn baik
Dipahami tapi feedbacknya tidak seperti
yang kita harapkan
BERBICARA EFEKTIF ?
KEMAMPUAN BERBICARA (bakat atau dilatih)

TEKNIK BERBICARA :
1. Kualitas suara (nada suara yg tegas, tenang, stabil
atau sebaliknya monoton, sumbang, dan bernada
tinggi/rendah).

2. Kecepatan berbicara (≠terlalu cepat atau lambat).

3. Ucapan yg jelas (disertai tatapan mata yg ramah).

4. Berbicara dengan mulut dibuka wajar.


Kaidah Komunikasi Efektif

REACH
Respect
 Empathy
 Audible
 Clear
 Humble
KOMUNIKASI NON VERBAL

• Kita cenderung menyampaikan isyarat tentang


perasaan kita dengan hal-hal yang kita lakukan,
bukan dengan kata-kata. Ini disebut sebagai
komunikasi non-verbal.

• Komunikasi yang efektif membutuhkan kejernihan


dan kelengkapan pesan, ekspresi wajah, kontak mata,
postur tubuh, dan penampilan fisik yang konsisten
satu sama lain.
Memaknai komunikasi non-verbal

• Kontak mata
• Ekspresi wajah
• Jabatan tangan
• Bahasa tubuh, misalnya :
Tetap menyendiri dan menjaga jarak.
Menunduk sambil menjawab pertanyaan,
tidak melakukan kontak mata.
Duduk gelisah/ sering melihat ke arah jam.
MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF

Indikator melakukan komunikasi efektif

1. Instruksi/laporan hasil tes secara verbal dan telpon ditulis


oleh penerima instruksi/laporan.

2. Instruksi/laporan hasil tes secara verbal dan telpon


dibacakan oleh penerima instruksi/laporan.

3. Instruksi/laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasi


oleh individu pemberi instruksi/laporan.
Beberapa Teknik Komunikasi Efektif

• Tulis BAca Kembali.


• Untuk perintah verbal atau melalui telpon  staf yang
menerima pesan, HARUS  menulis isi pesan,
membaca & mencocokan dengan pemberi pesan.
• Untuk istilah yang sulit atau obat-obat kategori LASA
(Look Alike Sound Alike) penerima pesan diminta
mengeja kata tersebut perhuruf.
Beberapa Teknik Komunikasi Efektif

b. Teknik SBAR
 Situation - Background – Assessment - Recommendation.

 Teknik ini berlaku untuk semua petugas saat


melakukan pelaporan/serah terima tugas.
Sebelum Menelpon dokter

Periksa pasien dengan teliti.


Lihat nama DPJP yang sesuai untuk ditelpon.
Mengetahui diagnosis masuk RS pasien.
Baca catatan dokter & catatan keperawatan terbaru.
Pegang RM pasien & siap untuk melaporkan:
alergi, pengobatan yang diberikan,
cairan IV, hasil Lab.
Setiap laporan SBAR berbeda,
fokus pada permasalahan,ringkas.
Beberapa Teknik Komunikasi Efektif

c. Menggunakan singkatan terstandar

 Gunakan singkatan yang sudah terstandar


di RS Nene Mallomo.
 Tulis kata dengan lengkap bila tidak ada dalam
daftar singkatan.
PENDAHULUAN

Komunikasi efektif  merupakan komunikasi


di antara para petugas pemberi pelayanan  yang dilakukan
 tepat waktu, akurat, lengkap, jelas & dapat dipahami
oleh penerima  sehingga dapat mengurangi kesalahan &
menghasilkan perbaikan untuk keselamatan pasien.

Komunikasi efektif dapat dilakukan secara:


1. Verbal
2. Tertulis
3. Elektronik
KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi yang disampaikan secara lisan.
Dapat dilakukan secara langsung dengan tatap muka dan
tidak langsung melalui telepon.
Cepat dan jelas

KOMUNIKASI VERBAL DENGAN SBAR

Siapa yang melakukan ?


Tenaga kesehatan yang bertanggung jawab/ Penanggung Jawab

Kapan dilakukan ?
1. Saat serah terima pasien
2. Saat Melaporkan kondisi pasien kepada DPJP/
dokter yang merawat
KOMUNIKASI VERBAL DENGAN SBAR
Bagaimana Pelaksanaannya ?

1. Saat serah terima pasien


Melaporkan kondisi pasien
Menyerahkan order yang harus diteruskan
Beri stempel SBAR setelah pencatatan

2. Saat melaporkan kondisi pasien kepada DPJP/dokter yang merawat


Lakukan segera :
Catat Instruksi yang telah diberikan oleh DPJP/ dokter yang
merawat  pada formulir terintegrasi.
Beri stempel SBAR setelah pencatatat
SERAH TERIMA PASIEN DENGAN SBAR
Situasi
Pasien Tn Gun, 45 thn, dirawat di kamar 605, saat ini mengalami gangguan
pernafasan dengan RR 35 x/mt

Background :
Pasien masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat, Pneumothorax,
O2 saturasi turun, 95% dalam 2 menit menjadi 85% dgn non rebreathing,
pada auskultasi: suara pernafasan menurun di sebelah kanan. Tracheal shift,
peningkatan distress, pasien saat ini diposisikan tidur semi fowler

Assessment :
Pasien tampaknya mengalami gagal nafas/ gangguan pertukaran gas

Recommendation:
Dokter telah dihubungi melalui telepon belum terhubung, mohon dihubungi
kembali untuk kemungkinan alih rawat ICU untuk pemasangan ventilator.
Stempel
MELAPORKAN KONDISI PASIEN DENGAN SBAR

Situasi :
Tn Anto Suanto, Tanggal lahir 22 April 1970, rawat di lantai 7, kamar 711,
mengalami gangguan pernafasan, TD 130/90, N 88, RR 25 x/mt

Background :
Pasien masuk rumah sakit 2 hari yang lalu dengan riwayat Pneumothorax,
O2 saturasi turun dari 95% dalam 2 menit menjadi 85% dgn non rebreathing,
pada auskultasi: suara pernafasan menurun disebelah kanan, Tracheal shift,
distress pernafasan, pasien saat ini diposisikan tidur semi fowler

Assessment :
Pasien tampaknya tidak stabil dan cenderung memburuk, mengalami gagal
nafas/ gangguan pertukaran gas.

Recommendation:
Mohon segera datang, apakah diperlukan pindah rawat ke ruang intensif dan
tindakan intubasi.
Stempel
KOMUNIKASI VERBAL DENGAN METODE TBAK

Kapan dilakukan?
1. Menerima instruksi verbal per telpon/lisan
2 . Menerima pelaporan hasil tes kritis/ critical test/
pemeriksaan cito
3 . Menerima pelaporan nilai kritis/ critical test result

Siapa yang melakukan?


Penerima laporan/ Tenaga kesehatan yang bertanggung
jawab/ Penanggung Jawab.
MENERIMA LAPORAN DENGAN TBAK
Tulis pesan yang disampaikan di formulir terintegrasi,
meliputi:
1. Tgl & jam pesan diterima.
2. Nama lengkap pasien, tgl lahir, diagnosa.
3. Gunakan simbol/ singkatan sesuai standar.
4. Dosis/ nilai harus spesifik untuk menghindari salah penafsiran.
5. Nama petugas pelapor/ memberi pesan.
6. Nama dan ttd petugas penerima pesan.
7. Bila pesan melalui telepon, pengirim pesan/ dokter menandatangani
pada saat visite hari berikutnya.

BAca, yaitu bacakan kembali isi pesan untuk

Konfirmasi kebenaran pesan yang ditulis, dan bubuhkan stempel


TBAK pada formulir catatan penerima pesan
TES KRITIS / NILAI KRITIS / PERBAIKAN

Tes kritis dilaporkan oleh petugas Lab, Ro, Cardiologi.

Tes kritis (critical test)/ pemeriksaan cito, contoh:


Tes/ pemeriksaan diagnostik (X-ray, CT Scan, EKG)
Tes/ pemeriksaan yang hasilnya NORMAL /ABNORMAL
 harus dikomunikasikan SEGERA.

Nilai/ Hasil kritis (critical test result)

Hasil abnormal yang harus dilaporkan segera, langsung ke dokter


peminta pemeriksaan/ perawat ruangan untuk dilaporkan segera
< 1 jam melalui telepon.
PELAPORAN NILAI / HASIL KRITIS

Pelaporan hasil kritis


Disampaikan dari unit Lab, Ro, Kardiologi ke UGD, ICU, NICU,
Rawat Inap, Rawat Jalan.

Pelapor harus mencatat:


Tanggal menelepon
Jam menelepon
Penerima telepon (nama lengkap) &
Penelepon (nama lengkap)

Unit: Lab, Ro, Kardiologi  menetapkan standar nilai


tes kritis.
KOMUNIKASI TERTULIS
Metode komunikasi yg lebih akurat daripada komunikasi verbal.

Kesalahan masih mungkin terjadi.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


Penulisan instruksi harus dilakukan secara lengkap, dapat
terbaca dengan jelas agar sumber instruksi dapat dilacak bila
diperlukan verifikasi.
Harus menuliskan nama lengkap, tanda tangan penulis pesan
serta tanggal dan waktu penulisan pesan
Hindari penggunaan singkatan, akronim, dan simbol yang
berpotensi menimbulkan masalah dalam penulisan instruksi
dan dokumentasi medis.
Ada standarisasi panduan singkatan.
KOMUNIKASI ELEKTRONIK

Komunikasi yang dilakukan media Elektronik:


E-mail
Fax
IPSG ( VERSI JCI, 2011 )
• Memastikan benar lokasi
operasi, benar prosedur,
• Identifikasi pasien Goal
Goal dan benar pasien
dengan tepat 4.
1.

• Mengurangi Resiko infeksi


• Meningkatkan terkait dengan pelayanan
Goal
Goal kesehatan
komunikasi efektif 5.
2.

• Meningkatkan
keamanan obat-obat • Mengurangi resiko bahaya
Goal dengan kewaspadaan Goal akibat pasien jatuh
3. tinggi 6.
Critical Result
Daftar singkatan
Value/ nilai-nilai
baku yang tidak
boleh digunakan. pemeriksaan
yang kritis

“ Hand-off
“ Read back “. communications “
ELEMEN
SASARAN
No. 2
READ BACK
KEBIJAKAN DASAR SPO
Setiap order secara lisan / 1. Mengembangkan kebijakan &
melalui telepon/melaporkan prosedur yang mengarahkan pada
keakuratan komunikasi lisan /
hasil-hasil pemeriksaan dengan melalui telepon.
nilai yang kritis, maka yang 2. Orang yang menerima informasi
memberikan order harus /order, mencatat kelengkapan order
memverifikasi kelengkapan atau hasil pemeriksaan /menginput
order tersebut dengan meminta ke dalam komputer.
pada penerima order untuk 3. Orang yang menerima informasi
membacakan kembali atau /order membacakan kembali /
“ read back “ secara lengkap.
"read back" kelengkapan order
4. Orang yang memberikan order
tersebut. mengkonfirmasi kembali informasi
/order tersebut.
SINGKATAN BAKU
YANG TIDAK BOLEH DIGUNAKAN

STANDAR DASAR SPO


RS harus membakukan daftar Menetapkan dan
singkatan, akronim, simbol, dan mengimplementasikan daftar
penandaan dosis yang tidak singkataan baku, akronim,
boleh digunakan di seluruh simbol-simbol dan penandaaan
bagian RS dosis yang tidak boleh digunakan
di seluruh bagian RS dan
menggunakannya pada semua
pendokumentasian baik secara
manual maupun dengan
komputer.
PEMERIKSAAN DAN HASIL YANG KRITIS
( CRITICAL RESULT VALUE )

STANDAR DASAR SPO


1. Ada ketetapan jenis pemeriksaan kritis, hasil
RS menetapkan kebijakan untuk dan nilai yang kritis.
mengukur, menilai dan bila
2. Ada ketetapan lama waktu (timeliness):
diperlukan mengambil tindakan 1. Antara order diberikan dan pelaporan
hasil baik normal maupun abnormal.
untuk meningkatkan ketepatan (dari staf laboratorium).
waktu pelaporan dan penerimaan 2. Pelaporan hasil-hasil pemeriksaan rutin
dengan nilai-nlai abnormal atau kritis
hasil/nilai-nilai pemeriksaan yang (oleh perawat ).
3. Sejak adanya/ diterimanya hasil dan nilai
kritis oleh orang yang kompeten pemeriksaan yang kritis sampai diterima
oleh dokter yang bertanggung jawab.
dan bertanggung jawab. 3. Adanya monitoring data ketepatan waktu
pelaporan hasil dan nilai yang kritis :
1. Pengumpulan data .
2. Menilai/ analisa data.
3. Menetapkan upaya-upaya peningkatan
( bila dibutuhkan ).
4. Menetapkan tindakan yang tepat untuk
meningkatkan ketepatan pelaporan.
5. Mengukur efektivitas tindakan.
HAND OFF COMMUNICATIONS
(Komunikasi Serah terima pasien antar perawat
dan/staf medis)

RS mengimplementasikan pendekatan yang standar/baku


untuk “Metode komunikasi serah terima informasi
kesehatan pasien”.

Serah terima terjadi kapanpun pada saat ada pengalihan


tanggung jawab pasien dari satu tenaga kesehatan
kepada yang lain.

Tujuan:
Untuk menyediakan informasi secara akurat, tepat waktu
 tentang rencana keperawatan, pengobatan, kondisi terkini, dan
perubahan kondisi pasien yang baru saja terjadi ataupun yang
dapat di prediksi selanjutnya.
MODEL SBAR

Sebagai Strategi untuk Meningkatkan


Komunikasi Efektif Saat SerahTerima
Informasi Pasien

Meningkatkan Patient Safety


RIWAYAT PENGEMBANGAN SBAR

• Awalnya digunakan
di beberapa perusahaan
industri berat, perusahaan
kapal selam nuklir,
angkatan laut, dan
perusahaan penerbangan
di Amerika.
Saving our country

• Kecelakaan pesawat akibat


masalah komunikasi dapat
dikurangi dengan
penggunaan metode SBAR
RIWAYAT PENGEMBANGAN SBAR

Di bidang kesehatan:
Dikembangkan pertama kali pada tahun 2002
oleh Michael Leonard, M.D., Koordinator Medis
untuk Patient Safety, bekerja sama dengan
Doug Bonacum & Suzanne Graham
di Kaiser Permanente, Colorado.

Saving our patients


FORMAT PENDOKUMENTASIAN MODEL SBAR
UNTUK SERAH TERIMA ANTAR SHIFT

• Diagnosa Medis
S • Masalah Keperawatan

• Sign and symptome dari masing-masing masalah keperawatan:


• Data subjektif
B • Data Objektif

• Analisa dari data-data yang ada di background ( B ) sesuai masalah


keperawatan
A • Mengacu kepada tujuan dan kriteria hasil masing-masing diagnosa
keperawatan.

• Intervensi mandiri/ kolaborasi yang prioritas dikerjakan


R • Hal-hal khusus yang harus menjadi perhatian
KESIMPULAN

Komunikasi yang
efektif, tepat waktu,
akurat,lengkap,
jelas, dan dipahami
oleh penerima
informasi dapat
mengurangi
kesalahan &
meningkatkan
keselamatan

Anda mungkin juga menyukai