Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

KOLELITIASIS
Pembimbing:dr.IHSANIL HUSNA Sp.PD
Dian Indrayani
Identitas Pasien

 Nama : Ny.D
 TTL : Pemalang, 28 Agustus 1981
 Umur : 32 tahun
 Alamat : Kec.Cakung Barat, Jakarta Utara
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Status Perkawinan : Menikah
 Agama : Islam
 Tanggal MRS : 07-05-2014
 No. RM : 00.83.54.18
 Dokter yang Merawat : Prof Nurul, dr.Ihsanil Husna, Sp.PD
Anamnesis

Keluhan Utama

• Lemas sejak 1 minggu yang lalu

Keluhan Tambahan

• Mual, badan kuning


RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

 OS mengeluh lemas sejak 1 minggu yang lalu.Lemas disertai rasa mual..Mual


dirasakan terus menerus.Mual tidak diikuti muntah.Pasien mengeluh sakit
pada ulu hati sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit.Sakit dirasakan
sepanjang arcus costa (hipokondrium dextra –sinistra, dan epigastrium.

 Sakit dikatakan seperti tertusuk-tusuk.Sakit dikatakan seperti tertusuk-


tusuk.Sakit dikatakan cukup berat sehingga saat berjalan pasien membungkuk
untuk mengurangi rasa sakitnya.Sakit berkurang dengan mengonsumsi
makanan.Rasa sakit dirasakan hilang timbul(sehari sakit, kemudian esok
harinya mereda.2 hari kemudian dirasakan sakit lagi.Rasa sakit dirasakan
sampai 1 hari setelah pasien rawat inap di RSIJ Cempaka Putih.
 Nyeri perut kanan atas (Hipokondrium dextra) dirasakan menetap walaupun
nyeri di bagian yang lain sudah cukup berkurang.Nyeri merambat sampai ke
bahu kanan.Nyeri ini dirasakan bersamaan dengan nyeri ulu hati.Nyeri
dirasakan semakin parah saat pasien menarik nafas panjang dan saat pasien
merasa lelah.Nyeri berkurang setelah pasien istirahat.
 Saat ini nyeri perut kanan atas terkadang kambuh terutama saat pasien lelah
seusai beraktivitas maupun saat pasien berusaha menarik nafas panjang,
tetapi dirasakan tidak terlalu berat dan pasien masih bias beraktivitas secara
normal.Panas badan dirasakan pasien sejak 1 minggu SMRS.Panas badan panas
naik perlahan-lahan namun suhu tidak sempat diukur oleh pasien.Demam
membaik setelah minum obat paracetamol, namun kemudian naik
lagi.Demam dikatakan mulai turun sejak 2 hari sebelum masuk RS.
 Kencing berwarna seperti teh ± 1 hari sebelum masuk RS.Saat masuk RS
kencing berwarna kuning pekat frekuensi kencing 2-3 kali dalam sehari
dengan volume kencing lebih kurang ½ gelas – 1 gelas tidak ada rasa nyeri
saat kencing (-).Pancaran kencing normal.BAB juga dikatakan normal.Riwayat
sesak disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien sebelumnya belum pernah mengalami
keluahan seperti ini.Riwayat sakit maag
(+).Riwayat sakit kuning sejak 2 bulan yang
lalu.Diare (-).Berat badan yang turun drastis (-)
diabetes mellitus (-), hipertensi atau batu ginjal
disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit Asma,,
Penyakit Jantung, DM, Hipertensi dan TB Paru di
keluarga disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Keluhan yang sama pada anggota keluarga yang
lainnya disangkal.Riwayat kencing manis, penyakit
jantung dan penyakit kronis lainnya pada anggota
keluarga yang lain disangkal oleh pasien.
• Pasien belum pernah mengonsumsi
Riwayat obat sebelumnya.Setelah sakit
Pengobatan muncul pasien langsung dibawa ke
RSIJ Cempaka Putih oleh keluarganya

Riwayat • Alergi debu, makanan dan obat


Alergi disangkal
Riwayat Psikososial
 Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.Pasien
mengatakan bahwa pola makan pasien tidak
teratur.Frekuensi makan pasien 2-3 kali sehari namun
sering terlambat makan.Jumlah konsumsi air pasien
diatakan kurang hanya meminum 1 botol aqua 500 ml
setiap harinya karena pasien selalu merasa
mual.Pasien mengaku tidak merokok dan tidak
mengonsumsi alkohol.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum:
tampak sakit sedang

Kesadaran:
composmentis
• Suhu : 38,5oC
Tanda vital • Nadi : 120 x/menit
• RR : 20 x/menit
• TD : 110/80 mmHg

• BB : 50 kg
Status Gizi • TB : 150 cm
• IMT : Normal
Kepala • Norrmochepal

Rambut • Hitam, tersebar merata, tidak mudah di cabut

Mata • Konjungtiva Anemis (+/+), Sklera Ikterik (+/+), Refleks Cahaya (+/+),
Pupil Isokor

Hidung • Septum Deviasi (-/-),Sekret (-/-),Epistaksis(-/-), mukosa hiperemis


(-/-), konka normal

Telinga • Normotia, Serumen (-/-), hiperemis (-/-).

Mulut • Bibir Pucat (-),Bibir Kering (-), Sianosis (-),Gusi berdarah(-) Lidah
tremor (-), Lidah kotor (-) Tonsil ( T1 / T1) Faring Hiperemis (-)

Leher • Pembesaran KGB (-), Pembesaran Kelenjar Tiroid (-) JVP 5 +1 cmH2O
Dada: Normochest
• Pulmo:
• Inspeksi: Dada simetris (+), Retraksi Dinding Dada (-), Bagian yang tertinggal saat
inspirasi (-)
• Palpasi: Vocal fremitus sama kanan dan kiri (+)
• Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi: Vesikuler (+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
• Jantung:
• Inspeksi: Ictus Cordis Terlihat (-)
• Palpasi: Ictus Cordis Teraba (+) di ICS V linea Midclavicula sinistra
• Perkusi: batas kanan jantung relatif di ICS V linea parasternal dextra. Batas kiri
jantung relatif di ICS V linea midclavicula sinistra
• Auskultasi: Bunyi Jantung I dan II Murni (+), Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen
• Inspeksi: Datar.Distensi (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) 6x/m
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), tidak teraba adanya benjolan, hepar dan lien
tidak teraba.Nyeri tekan di daerah hipokondrium dextra (+).Murphy sign (+)
• Perkusi : timpani
• Ascites : Shifting dullnes (-)
Ekstremitas Atas:

•Akral hangat, RCT< 2 detik,


edema (-), ikterik (+)

Ekstremitas Bawah:

•Akral hangat, RCT< 2 detik,


edema (-), ikterik (+)
Pemeriksaan Laboratorium
7-5/2014
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 5,5 11,7-15,5 g/dl
Leukosit 14.89 3,60-11.00 Ribu/µl
Trombosit 96 185-402 103 /uL
Hematokrit 19 % 35-47 %
GDS 74 mg/dl 70-200 mg/dL
Enzym
SGOT 99 10-31 U/L
SGPT 76 9-36 U/L
Faal Ginjal
Ur 20 10-50 mg/dl
CR 0,4 < 1.4 mg/dl
Elektrolit
Natrium 137 135-147 mEq/L
Kalium 3,2 3,5-5.0 mEq/L
Chlorida 98 94-111 mEq/L
Pertanda hepatitis

Anti HAV IgM 0,38 non reaktif Non reaktif < 0.80
Grayzone 0.80-1.20
Reaktif > 1.20

Lymphocyte 58,9 % 20,0 – 40, 0

SGOT H 35,1 U/L 0-37

SGPT H 44 U/L 0-40


Laboratorium tanggal 09-05-2014 jam
23.11 WIB
Hematologi

8,5 11,7-15,5
Hemoglobin g/dl

15.46 3,60-11.00
Leukosit Ribu/µl

768 185-402
Trombosit 103 /uL

28 % 35-47
Hematokrit %

4.04 10^6/ µl
Eritrosit 380-520

MCV 70 80-100

Fl

MCH 21 26-34
Pg

MCHC 30 32-36
g/dL
Laboratorium tanggal 11-05-2014 jam
09.42 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi

Hemoglobin 10,6 11,7-15,5 g/dl

Leukosit 13.81 3,60-11.00 Ribu/µl

Trombosit 660 185-402 103 /uL

Hematokrit 34 % 35-47 %

Eritrosit 4.88 10^6/ µl 380-520


MCV 69 80-100
Fl

MCH 22 26-34 Pg
MCHC 32 32-36 g/dL
Laboratorium tanggal 13 Mei 2014 pukul
22.30 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

KIMIA KLINIK

2994 4900-11900
Kolinesterase U/L

17.9 < 1.0


Bilirubin total mg/Dl

14.9 < 0,3


Bilirubin direk mg/dL

3.0 < 0.8


Bilirubin indirek mg/dL
Resume
OS mengeluh lemas sejak 1 minggu yang lalu.Lemas disertai rasa mual..Mual
dirasakan terus menerus.Mual tidak diikuti muntah.Pasien mengeluh sakit pada ulu
hati sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah sakit.Sakit dirasakan sepanjang arcus costa
(hipokondrium dextra –sinistra, dan epigastrium.Sakit dikatakan seperti tertusuk-
tusuk.Sakit dikatakan seperti tertusuk-tusuk.Sakit dikatakan cukup berat sehingga
saat berjalan pasien membungkuk untuk mengurangi rasa sakitnya.Sakit berkurang
dengan mengonsumsi makanan.Rasa sakit dirasakan hilang timbul(sehari sakit,
kemudian esok harinya mereda.2 hari kemudian dirasakan sakit lagi.Rasa sakit
dirasakan sampai 1 hari setelah pasien rawat inap di RSIJ Cempaka Putih.Nyeri perut
kanan atas (Hipokondrium dextra) dirasakan menetap walaupun nyeri di bagian yang
lain sudah cukup berkurang.Nyeri merambat sampai ke bahu kanan.Nyeri ini
dirasakan bersamaan dengan nyeri ulu hati.Nyeri dirasakan semakin parah saat
pasien menarik nafas panjang dan saat pasien merasa lelah.Nyeri berkurang setelah
pasien istirahat.Saat ini nyeri perut kanan atas terkadang kambuh terutama saat
pasien lelah seusai beraktivitas maupun saat pasien berusaha menarik nafas
panjang, tetapi dirasakan tidak terlalu berat dan pasien masih bias beraktivitas
secara normal.Panas badan dirasakan pasien sejak 1 minggu SMRS.Panas badan
panas naik perlahan-lahan namun suhu tidak sempat diukur oleh pasien.Demam
membaik setelah minum obat paracetamol, namun kemudian naik lagi.Demam
dikatakan mulai turun sejak 2 hari sebelum masuk RS.Kencing berwarna seperti teh
± 1 hari sebelum masuk RS.Saat masuk RS kencing berwarna kuning pekat frekuensi
kencing 2-3 kali dalam sehari dengan volume kencing lebih kurang ½ gelas – 1 gelas
tidak ada rasa nyeri saat kencing (-).Pancaran kencing normal.BAB juga dikatakan
normal.Riwayat sesak disangkal.
Pemeriksaan fisik

Tanda vital:
 Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 102x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 38,5 oC
Antropometri
 BB : 50 kg
 TB : 150 cm
 IMT : 22,2 (Berat badan normal)
Hasil pemeriksaan lab tanggal 07 Mei 2014

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Hematologi
Hemoglobin 5,5 11,7-15,5 g/dl
Leukosit 14.89 3,60-11.00 Ribu/µl
Trombosit 96 185-402 103 /uL
Hematokrit 19 % 35-47 %
GDS 74 mg/dl 70-200 mg/dL
Enzym
SGOT 99 10-31 U/L
SGPT 76 9-36 U/L
Faal Ginjal
Ur 20 10-50 mg/dl
CR 0,4 < 1.4 mg/dl
Elektrolit
Natrium 137 135-147 mEq/L
Kalium 3,2 3,5-5.0 mEq/L
Diagnosis Kerja

Kolelitiasis
DD:Kolesistitis
Daftar Masalah

 Suspect kolisistitis
 DD : Suspect gastritis erosif
 Dispepsia
 Febris
 Anemia
Assessment Kolelitiasis
 S:Nyeri perut kanan atas
Murphy sign (+)

 O: Tekanan darah : 110/80 mmHg


Nadi : 102x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 38,5 oC
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik
(+/+) nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas
(+).Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+)
A:Diagnosis Differential:
Koledosistitis
Kolesistitis
P: Rencana Diagnosis:
 USG Hepatobilier
 Magnetic resonance cholangiopancreatography
 Endoscopic ultrasound cholangiopancreatography
 Endoscopic ultrasound
Rencana Terapi
 Istirahat
 Infuse RL 20 tpm
 Ketorolac
 Vit K
 Diet rendah lemak
Rencana monitoring
 Klinis
 Kimia Darah
Assessment dispepsia

S: dari anamnesis didadapatkan nausea (+),vomitus (-), nyeri ulu hati (+), dan
ada riwayat maag.
O: Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 102x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 38,5 oC
 Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik
(+/+) nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan
atas. Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+)
A : dispepsia ec gastritis
P : Rencana diagnosa:
 USG abdomen, endoskopi
 Rencana terapi :
 terapi medikamentosa:
 1. rantin injeksi 150 mg 2 x 1
 terapi non medikamentosa:
 1. edukasi ( jaga pola hidup sehat )
 2. makan yang sehat dan teratur
 3. kontrol emosi
Assessment Febris

S: Panas badan dirasakan pasien sejak 1 minggu SMRS.Panas badan panas naik
perlahan-lahan namun suhu tidak sempat diukur oleh pasien.Demam membaik
setelah minum obat paracetamol, namun kemudian naik lagi.Demam dikatakan
mulai turun sejak 2 hari sebelum masuk RS.
O: Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 102x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 38,5 oC
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (+/+),
nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas
(+).Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+).
 Penatalaksanaan :
 Rencana Terapi :
 Antipiretik : Paracetamol 1x 500 mg
Assessment anemia

S: dari anamnesis didadapatkan lemas


O: Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Nadi : 102x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 38,5 oC
 Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik
(+/+), nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas
(+).Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+).
A : anemia
 P : Rencana diagnosa:
hitung retikulosit (MCV,MCH,MCHC)
Rencana terapi:
 terapi medikamentosa:
 1. ferrous sulphat 3 x 200 mg
 2. vit c 3 x 100mg
terapi non medikamentosa:
 1. edukasi ( jaga pola hidup sehat )
 2. diet : makanan yang mengandung protein tinggi terutamaprotein hewani
FOLLOW UP
S O A P

8/05 /2014
- Istirahat
Demam (+), nyeri perut Suhu : 37,6˚ C Koledolitiasis
DD:koledosititis - Infuse RL 20 tpm
kanan atas (+), mual (+), Nadi : 83 x/m
- Ketorolac
nafsu makan menurun RR : 18 x/m
- Vit K
TD: 120/80
- Diet rendah lemak
Nyeri tekan epigastrium
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
(+)
- Paracetamol 1x 500 mg
Nyeri tekan kudran
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
kanan atas (+)
- vit c 3 x 100mg
9/05 /2013
- Istirahat
Demam (-), sesak (-), batuk Suhu : 36˚ C Koledolitiasis
DD:koledosititis - Infuse RL 20 tpm
(-), nyeri perut (-), Perut Nadi : 81 x/m
- Ketorolac
terasa begah, BAB cair RR : 18 x/m
- Vit K
berwarna hitam TD: 110/70 mmHg
- Diet rendah lemak
Nyeri tekan epigastrium
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
(+)
- Paracetamol 1x 500 mg
Nyeri tekan kuadran
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
kanan atas (+)
- vit c 3 x 100mg
10/ /2013
Koledolitiasis - Istirahat
Cepat lelah saat Suhu : 36˚ C DD:koledosititis
- Infuse RL 20 tpm
berjalan(+), demam (-), Nadi : 89 x/m
- Ketorolac
BAB (-), nyeri epigastrium RR : 18 x/m
- Vit K
(+), nyeri tekan kudran TD: 130/90 mmHg
- Diet rendah lemak
kanan atas (+)
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
- Paracetamol 1x 500 mg
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
- vit c 3 x 100mg
11/5 /2014
Koledolitiasis - Istirahat
Perut terasa begah, mual Suhu : 36,4˚ C DD:koledosititis
- Infuse RL 20 tpm
(+) demam (-), nyeri perut Nadi : 68 x/m
- Ketorolac
kanan atas (+), nyeri RR : 16 x/m
- Vit K
epigastrium (+) TD: 120/90 mmHg
- Diet rendah lemak
BB= 88,5 kg
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
LP= 112 cm
- Paracetamol 1x 500 mg
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
- vit c 3 x 100mg
12/5 /2014
- Istirahat
Perut terasa begah, mual Suhu : 36,6˚ C
- Infuse RL 20 tpm
(+) demam (-), nyeri perut Nadi : 92 x/m
- Ketorolac
kanan atas (+), nyeri RR : 18 x/m
- Vit K
epigastrium (+), pusing (+) TD: 120/70 mmHg
- Diet rendah lemak
BB= 89 kg
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
LP= 115 cm
- Paracetamol 1x 500 mg
Ekstremitas bawah=
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
edema/edema
- vit c 3 x 100mg
13/5 /2014
Koledolitiasis - Istirahat
Perut terasa begah, mual Suhu : 36,42 C DD:koledosititis
- Infuse RL 20 tpm
(+) demam (-), nyeri perut Nadi : 86 x/m
- Ketorolac
kanan atas (+), nyeri RR : 18 x/m
- Vit K
epigastrium (+), pusing (-) TD: 100/70 mmHg
- Diet rendah lemak
BB= 88 kg
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
LP= 111 cm
- Paracetamol 1x 500 mg
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
- vit c 3 x 100mg
14/05/2014 Koledolitiasis
DD:koledosititis - Istirahat
Perut terasa begah, mual Suhu : 36,4˚ C
- Infuse RL 20 tpm
(+) demam (-), nyeri perut Nadi : 88 x/m
- Ketorolac
kanan atas (+), nyeri RR : 18 x/m
- Vit K
epigastrium (+), pusing (-) TD: 100/60 mmHg
- Diet rendah lemak
BB= 89 kg
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
LP= 110 cm
- Paracetamol 1x 500 mg
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
- vit c 3 x 100mg
Tinjauan Pustaka
Kolelitiasis
DEFINISI

 Cholelithiasis atau batu empedu adalah istilah yang untuk penyakit adanya
batu yang ditrmukan pada kandung empedu atau di dalam duktus koledokus
atau di dalam keduanya. Sedangkan cholecistitis adalah penyakit radang pada
kandung emepedu
PATOGENESIS

 Fase Supersaturasi
Kolesterol, phospolipid (lecithin) dan garam empedu adalah komponen yang tak larut dalam air.
Ketiga zat ini dalam perbandingan tertentu membentuk micelle yang mudah larut. Di dalam kandung
empedu ketiganya dikonsentrasikan menjadi lima sampai tujuh kali lipat. Pelarutan kolesterol
tergantung dari rasio kolesterol terhadap lecithin dan garam empedu, dalam keadaan normal antara 1 :
20 sampai 1 : 30. Pada keadaan supersaturasi dimana kolesterol akan relatif tinggi rasio ini bisa
mencapai 1 : 13. Pada rasio seperti ini kolesterol akan mengendap.4
 Fase Pembentukan inti batu
Inti batu yang terjadi pada fase II bisa homogen atau heterogen. Inti batu heterogen bisa berasal
dari garam empedu, calcium bilirubinat atau sel-sel yang lepas pada peradangan. Inti batu yang
homogen berasal dari kristal kolesterol sendiri yang menghadap karena perubahan rasio dengan
asam empedu.1
 Fase Pertumbuhan batu menjadi besar.
 Untuk menjadi batu, inti batu yang sudah terbentuk harus cukup waktu untuk bisa berkembang
menjadi besar. Pada keadaan normal dimana kontraksi kandung empedu cukup kuat dan sirkulasi
empedu normal, inti batu yang sudah terbentuk akan dipompa keluar ke dalam usus halus. Bila
konstruksi kandung empedu lemah, kristal kolesterol yang terjadi akibat supersaturasi akan melekat
pada inti batu tersebut.1
MANIFESTASI KLINIS

 Penderita batu kandung empedu baru memberi keluhan bila batu tersebut
bermigrasi menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus, sehingga
gambaran klinisnya bervariasi dari yang tanpa gejala (asimptomatik), ringan
sampai berat karena adanya komplikasi.
 Dijumpai nyeri di daerah hipokondrium kanan, yang kadang-kadang disertai
kolik bilier yang timbul menetap/konstan. Rasa nyeri kadang-kadang
dijalarkan sampai di daerah subkapula disertai nausea, vomitus dan
dyspepsia, flatulen dan lain-lain. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
tekan hipokondrium kanan, dapat teraba pembesaran kandung empedu dan
tanda Murphy positif. Dapat juga timbul ikterus. Ikterus dijumpai pada 20 %
kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin < 4,0 mg/dl). Apabila kadar bilirubin
tinggi, perlu dipikirkan adanya batu di saluran empedu ekstra hepatic
DIAGNOSIS

1. Pemeriksaan laborarotorium
2. Pemeriksaan foto polos abdomen
3. Kolestistografi
4. Ultrasonografi
Penatalaksaan

 Tindakan operatif : Kolesistektomi, kolesistostomi


 Tindakan non-operatif:
1. Terapi disolusi : Pengobatan dengan asam empedu ini dengan sukses melarutkan
sempurna batu pada sekitar 60 % penderita yang diobati dengan CDCA oral dalam
dosis 10 – 15 mg/kg berat badan per hari selama 6 sampai 24 bulan. Penghentian
pengobatan CDCA setelah batu larut sering timbul rekurensi kolelitiasis.
 Terapi dietetic:Syarat-syarat diet pada penyakit kandung empedu yaitu:
Rendah lemak dan lemak diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna.
Cukup kalori, protein dan hidrat arang. Bila terlalu gemuk jumlah kalori
dikurangi.Cukup mineral dan vitamin, terutama vitamin yang larut dalam
lemak.Tinggi cairan untuk mencegah dehidrasi. 5. Makanan yang tidak
merangsang
KESIMPULAN

 Mengingat pengobatan sirosis hati hanya merupakan simptomatik dan


mengobati penyulit, maka prognosa Sirosis Hepatis bisa buruk. Umumnya
menegakkan diagnosis diperlukan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan
laboratorium terhadap sirosis hepatis tersebut. Namun penemuan sirosis hati
yang masih terkompensasi mempunyai prognosa yang baik. Oleh karena itu
ketepatan diagnosa dan penanganan yang tepat sangat dibutuhkan dalam
penatalaksanaan sirosis hati.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rosenack,J, Diagnosis and Therapy of Chronic Liver and Biliarry Diseases


2. Hadi.Sujono, Gastroenterology,Penerbit Alumni / 1995 / Bandung
3. Sherlock.S, Penyakit Hati dan Sistim Saluran Empedu, Oxford,England Blackwell
1997
4. Hakim Zain.L, Penatalaksanaan Penderita Sirosis Hepatis
5. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam jilid I, Edisi II, Penerbit Balai FK UI, Jakarta
1987
6. Anonymous http://alcoholism.about.com/library/blcirrosis.htm
7. Lesmana.L.A, Pembaharuan Strategi Terapai Hepatitis Kronik C, Bagian Ilmu
Penyakit Dalam FK UI. RSUPN Cipto Mangunkusumo
8. Maryani, Sutadi. 2003. Sirosis hepatic. Medan : Bagian ilmu penyakit dalam USU.
9. Guyton &Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
10. Stephen J. McPhee, dkk. 2013. Current Medical Diagnosis and Treatment. California: Lange.

Anda mungkin juga menyukai