Laporan Kasus Kolelitiasis
Laporan Kasus Kolelitiasis
KOLELITIASIS
Pembimbing:dr.IHSANIL HUSNA Sp.PD
Dian Indrayani
Identitas Pasien
Nama : Ny.D
TTL : Pemalang, 28 Agustus 1981
Umur : 32 tahun
Alamat : Kec.Cakung Barat, Jakarta Utara
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Tanggal MRS : 07-05-2014
No. RM : 00.83.54.18
Dokter yang Merawat : Prof Nurul, dr.Ihsanil Husna, Sp.PD
Anamnesis
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
Keadaan umum:
tampak sakit sedang
Kesadaran:
composmentis
• Suhu : 38,5oC
Tanda vital • Nadi : 120 x/menit
• RR : 20 x/menit
• TD : 110/80 mmHg
• BB : 50 kg
Status Gizi • TB : 150 cm
• IMT : Normal
Kepala • Norrmochepal
Mata • Konjungtiva Anemis (+/+), Sklera Ikterik (+/+), Refleks Cahaya (+/+),
Pupil Isokor
Mulut • Bibir Pucat (-),Bibir Kering (-), Sianosis (-),Gusi berdarah(-) Lidah
tremor (-), Lidah kotor (-) Tonsil ( T1 / T1) Faring Hiperemis (-)
Leher • Pembesaran KGB (-), Pembesaran Kelenjar Tiroid (-) JVP 5 +1 cmH2O
Dada: Normochest
• Pulmo:
• Inspeksi: Dada simetris (+), Retraksi Dinding Dada (-), Bagian yang tertinggal saat
inspirasi (-)
• Palpasi: Vocal fremitus sama kanan dan kiri (+)
• Perkusi: Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi: Vesikuler (+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
• Jantung:
• Inspeksi: Ictus Cordis Terlihat (-)
• Palpasi: Ictus Cordis Teraba (+) di ICS V linea Midclavicula sinistra
• Perkusi: batas kanan jantung relatif di ICS V linea parasternal dextra. Batas kiri
jantung relatif di ICS V linea midclavicula sinistra
• Auskultasi: Bunyi Jantung I dan II Murni (+), Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi: Datar.Distensi (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) 6x/m
• Palpasi : nyeri tekan epigastrium (+), tidak teraba adanya benjolan, hepar dan lien
tidak teraba.Nyeri tekan di daerah hipokondrium dextra (+).Murphy sign (+)
• Perkusi : timpani
• Ascites : Shifting dullnes (-)
Ekstremitas Atas:
Ekstremitas Bawah:
Anti HAV IgM 0,38 non reaktif Non reaktif < 0.80
Grayzone 0.80-1.20
Reaktif > 1.20
8,5 11,7-15,5
Hemoglobin g/dl
15.46 3,60-11.00
Leukosit Ribu/µl
768 185-402
Trombosit 103 /uL
28 % 35-47
Hematokrit %
4.04 10^6/ µl
Eritrosit 380-520
MCV 70 80-100
Fl
MCH 21 26-34
Pg
MCHC 30 32-36
g/dL
Laboratorium tanggal 11-05-2014 jam
09.42 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi
Hematokrit 34 % 35-47 %
MCH 22 26-34 Pg
MCHC 32 32-36 g/dL
Laboratorium tanggal 13 Mei 2014 pukul
22.30 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
KIMIA KLINIK
2994 4900-11900
Kolinesterase U/L
Tanda vital:
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 102x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 38,5 oC
Antropometri
BB : 50 kg
TB : 150 cm
IMT : 22,2 (Berat badan normal)
Hasil pemeriksaan lab tanggal 07 Mei 2014
Kolelitiasis
DD:Kolesistitis
Daftar Masalah
Suspect kolisistitis
DD : Suspect gastritis erosif
Dispepsia
Febris
Anemia
Assessment Kolelitiasis
S:Nyeri perut kanan atas
Murphy sign (+)
S: dari anamnesis didadapatkan nausea (+),vomitus (-), nyeri ulu hati (+), dan
ada riwayat maag.
O: Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 102x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 38,5 oC
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik
(+/+) nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan
atas. Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+)
A : dispepsia ec gastritis
P : Rencana diagnosa:
USG abdomen, endoskopi
Rencana terapi :
terapi medikamentosa:
1. rantin injeksi 150 mg 2 x 1
terapi non medikamentosa:
1. edukasi ( jaga pola hidup sehat )
2. makan yang sehat dan teratur
3. kontrol emosi
Assessment Febris
S: Panas badan dirasakan pasien sejak 1 minggu SMRS.Panas badan panas naik
perlahan-lahan namun suhu tidak sempat diukur oleh pasien.Demam membaik
setelah minum obat paracetamol, namun kemudian naik lagi.Demam dikatakan
mulai turun sejak 2 hari sebelum masuk RS.
O: Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 102x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 38,5 oC
Dari pemriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis (+/+), sclera ikterik (+/+),
nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas
(+).Ektremitas atas ikterik (+/+), ekstremitas bawah ikterik (+/+).
Penatalaksanaan :
Rencana Terapi :
Antipiretik : Paracetamol 1x 500 mg
Assessment anemia
8/05 /2014
- Istirahat
Demam (+), nyeri perut Suhu : 37,6˚ C Koledolitiasis
DD:koledosititis - Infuse RL 20 tpm
kanan atas (+), mual (+), Nadi : 83 x/m
- Ketorolac
nafsu makan menurun RR : 18 x/m
- Vit K
TD: 120/80
- Diet rendah lemak
Nyeri tekan epigastrium
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
(+)
- Paracetamol 1x 500 mg
Nyeri tekan kudran
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
kanan atas (+)
- vit c 3 x 100mg
9/05 /2013
- Istirahat
Demam (-), sesak (-), batuk Suhu : 36˚ C Koledolitiasis
DD:koledosititis - Infuse RL 20 tpm
(-), nyeri perut (-), Perut Nadi : 81 x/m
- Ketorolac
terasa begah, BAB cair RR : 18 x/m
- Vit K
berwarna hitam TD: 110/70 mmHg
- Diet rendah lemak
Nyeri tekan epigastrium
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
(+)
- Paracetamol 1x 500 mg
Nyeri tekan kuadran
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
kanan atas (+)
- vit c 3 x 100mg
10/ /2013
Koledolitiasis - Istirahat
Cepat lelah saat Suhu : 36˚ C DD:koledosititis
- Infuse RL 20 tpm
berjalan(+), demam (-), Nadi : 89 x/m
- Ketorolac
BAB (-), nyeri epigastrium RR : 18 x/m
- Vit K
(+), nyeri tekan kudran TD: 130/90 mmHg
- Diet rendah lemak
kanan atas (+)
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
- Paracetamol 1x 500 mg
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
- vit c 3 x 100mg
11/5 /2014
Koledolitiasis - Istirahat
Perut terasa begah, mual Suhu : 36,4˚ C DD:koledosititis
- Infuse RL 20 tpm
(+) demam (-), nyeri perut Nadi : 68 x/m
- Ketorolac
kanan atas (+), nyeri RR : 16 x/m
- Vit K
epigastrium (+) TD: 120/90 mmHg
- Diet rendah lemak
BB= 88,5 kg
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
LP= 112 cm
- Paracetamol 1x 500 mg
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
- vit c 3 x 100mg
12/5 /2014
- Istirahat
Perut terasa begah, mual Suhu : 36,6˚ C
- Infuse RL 20 tpm
(+) demam (-), nyeri perut Nadi : 92 x/m
- Ketorolac
kanan atas (+), nyeri RR : 18 x/m
- Vit K
epigastrium (+), pusing (+) TD: 120/70 mmHg
- Diet rendah lemak
BB= 89 kg
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
LP= 115 cm
- Paracetamol 1x 500 mg
Ekstremitas bawah=
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
edema/edema
- vit c 3 x 100mg
13/5 /2014
Koledolitiasis - Istirahat
Perut terasa begah, mual Suhu : 36,42 C DD:koledosititis
- Infuse RL 20 tpm
(+) demam (-), nyeri perut Nadi : 86 x/m
- Ketorolac
kanan atas (+), nyeri RR : 18 x/m
- Vit K
epigastrium (+), pusing (-) TD: 100/70 mmHg
- Diet rendah lemak
BB= 88 kg
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
LP= 111 cm
- Paracetamol 1x 500 mg
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
- vit c 3 x 100mg
14/05/2014 Koledolitiasis
DD:koledosititis - Istirahat
Perut terasa begah, mual Suhu : 36,4˚ C
- Infuse RL 20 tpm
(+) demam (-), nyeri perut Nadi : 88 x/m
- Ketorolac
kanan atas (+), nyeri RR : 18 x/m
- Vit K
epigastrium (+), pusing (-) TD: 100/60 mmHg
- Diet rendah lemak
BB= 89 kg
- rantin injeksi 150 mg 2 x 1
LP= 110 cm
- Paracetamol 1x 500 mg
- ferrous sulphat 3 x 200 mg
- vit c 3 x 100mg
Tinjauan Pustaka
Kolelitiasis
DEFINISI
Cholelithiasis atau batu empedu adalah istilah yang untuk penyakit adanya
batu yang ditrmukan pada kandung empedu atau di dalam duktus koledokus
atau di dalam keduanya. Sedangkan cholecistitis adalah penyakit radang pada
kandung emepedu
PATOGENESIS
Fase Supersaturasi
Kolesterol, phospolipid (lecithin) dan garam empedu adalah komponen yang tak larut dalam air.
Ketiga zat ini dalam perbandingan tertentu membentuk micelle yang mudah larut. Di dalam kandung
empedu ketiganya dikonsentrasikan menjadi lima sampai tujuh kali lipat. Pelarutan kolesterol
tergantung dari rasio kolesterol terhadap lecithin dan garam empedu, dalam keadaan normal antara 1 :
20 sampai 1 : 30. Pada keadaan supersaturasi dimana kolesterol akan relatif tinggi rasio ini bisa
mencapai 1 : 13. Pada rasio seperti ini kolesterol akan mengendap.4
Fase Pembentukan inti batu
Inti batu yang terjadi pada fase II bisa homogen atau heterogen. Inti batu heterogen bisa berasal
dari garam empedu, calcium bilirubinat atau sel-sel yang lepas pada peradangan. Inti batu yang
homogen berasal dari kristal kolesterol sendiri yang menghadap karena perubahan rasio dengan
asam empedu.1
Fase Pertumbuhan batu menjadi besar.
Untuk menjadi batu, inti batu yang sudah terbentuk harus cukup waktu untuk bisa berkembang
menjadi besar. Pada keadaan normal dimana kontraksi kandung empedu cukup kuat dan sirkulasi
empedu normal, inti batu yang sudah terbentuk akan dipompa keluar ke dalam usus halus. Bila
konstruksi kandung empedu lemah, kristal kolesterol yang terjadi akibat supersaturasi akan melekat
pada inti batu tersebut.1
MANIFESTASI KLINIS
Penderita batu kandung empedu baru memberi keluhan bila batu tersebut
bermigrasi menyumbat duktus sistikus atau duktus koledokus, sehingga
gambaran klinisnya bervariasi dari yang tanpa gejala (asimptomatik), ringan
sampai berat karena adanya komplikasi.
Dijumpai nyeri di daerah hipokondrium kanan, yang kadang-kadang disertai
kolik bilier yang timbul menetap/konstan. Rasa nyeri kadang-kadang
dijalarkan sampai di daerah subkapula disertai nausea, vomitus dan
dyspepsia, flatulen dan lain-lain. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
tekan hipokondrium kanan, dapat teraba pembesaran kandung empedu dan
tanda Murphy positif. Dapat juga timbul ikterus. Ikterus dijumpai pada 20 %
kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin < 4,0 mg/dl). Apabila kadar bilirubin
tinggi, perlu dipikirkan adanya batu di saluran empedu ekstra hepatic
DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan laborarotorium
2. Pemeriksaan foto polos abdomen
3. Kolestistografi
4. Ultrasonografi
Penatalaksaan