KEBUDAYAAN MASYARAKAT ALOR

(MOKO)
Nama Anggota Kelompok :

1. Tapingtaro Agariang Haan NIM: 1803030126

2. Camil C. Kamaleng NIM: 1803030126
3. Emerinsian Maufa NIM: 1803030123
4. Elen L. Mabilehi NIM: 1803030110
 SEJARAH SINGKAT MOKO
Pada abad 18-19 Dan pada tahun 1900 Pada tahun 1914

nekara-nekara pada pengrajin logam pemerintah

perunggu ini dari Gresik (Jawa colonial Belanda
mulai mengalir Timut) membuat mendatangkan
masuk ke pulau jiblakan terhadap mata uang perak
Alor. benda-benda dan tembaga
perunggu ini yang sebagai penganti
kemudian diekspor mata uang Moko
kepulau Alor
.

PERAN MOKO

Moko berperan Dalam adat Dalam

sebagai alat perkawinan Moko kehidupan
pemersatu orang merupakan media status sosial
perorangan atau utama Moko berperan
suku pembayaran belis menunjukan
atau mas kawin status social
diikuti oleh benda yaitu tidak
ikutan lainnya membedakan
sebagai sehat da cacat
penunjang seseorang dalam
perkawinan
 Sebagai Lambang atau Identitas

Sebagai Lambang Status Sosial

Sebagai Benda Religius Magis:

Sebagai Alat Penyelesaian Adat

FUNGSI MOKO Sebagai Benda Ekonomi

Sebagai Mas Kawin(Belis):

Sebagai Bagian Utama dari

Rangkian Gong Pusaka

Sebagai Alat Pemersatu

Sebagai Alat Musik

Sebagai Pengganti Nyawa

Manusia
 Bentuk Moko
Moko yang berbentuk dandang yang
ditunggingkan dibagi atas tiga bagian yaitu:
– Bagian atas; pada bagian atas dibagi dua bagian
yaitu:
• Bagian bidang pukul
• Bagian bahu
– Bagian tengan
– Bagian bawah/kaki
 Tata Cara Pemanfaatan Moko

1. Mempergunakan standar nilai yang sudah diakui

sejak nenek moyang untuk wilaya pemakai
tertentu.
2. Tata cara penyerahan dengan bahasa adat dan
syarat lain yang ada kaitan.
3. Cara membunyikan Moko
4. Tata cara memegang, memikul, menjinjing,
membawa dan menyerahkan Moko utuk
penyelesaian adat atau kegiatan-kegiatan yang
mempergunakan moko.
 cara memegang memikul menjinjing
membawa dan menyerahkan Moko

Untuk meminang,
menyerahkan Pihak atau orang
Posisi menabu
pokok belis, antar yang menerima
Moko
nona dan tukar moko
moko