Suku Tolaki adalah etnis terbesar yang berada di provinsi
Sulawesi Tenggara. Suku Tolaki merupakan etnis yang berdiam di jazirah tenggara pulau Sulawesi. Suku Tolaki merupakan suku asli daerah Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka.Suku Tolaki tersebar di 7 kabupaten/kota di provinsi Sulawesi Tenggara yang meliputi Kota Kendari, Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Konawe Utara, Kolaka, Kolaka Utara dan Kolaka Timur. 01 Sosial Bahasa & Religi Bahasa & Kepercayaan Suku tolaki menggunakan Bahasa Tolaki. Orang Tolaki telah sejak lama memeluk Bahasa Tolaki adalah bahasa mayoritas di agama Islam, akan tetapi sisa-sisa Provinsi Sulawesi Tenggara. Bahasa kepercayaan sebelum Islam masih dimiliki Tolaki dituturkan di Kabupaten Kolaka, oleh beberapa kelompok kecil masyarakat. Kolaka Utara, Konawe, Konawe Utara, Kepercayaan animisme Tolaki meyakini dan Konawe Selatan.Bahasa Tolaki adanya roh-roh yang mendiami semua tergolong dalam kelompok bahasa- benda, yang disebut sanggelo. Makhluk halus bahasa Bungku-Laki, bahasa ini memiliki yang mereka padang sebagai dewa disebut beberapa dialek seperti dialek Mekongga, sangia, baik sanggelo maupun sangia ada Konawe, Nawoni, Moronene, Kalisus dan yang baik dan ada pula yang jahat. Sanggelo Kabaena. yang baik disebut sanggelo mbae dan sangia yang jahat disebut sangia mbongae. Sistem Kekerabatan 02 Kekerabatan Orang Tolaki menganut sistem hubungan kekerabatan yang parental sifatnya, keluarga baru segera membentuk rumah tangga sendiri tak lama setelah pernikahan. Pihak laki-laki harus menyediakan mas kawin yang besarnya disesuaikan dengan kedudukan pihak wanita dalam masyarakat, selain itu mas kawin untuk anak perempuan yang paling tua juga lebih besar jumlahnya. Pada masa dulu dalam sistem perkawinan Tolaki ini dikenal pula adat memberi jasa kepada mertua untuk waktu tertentu. Karena itu ada kesan adat menetap sesudah menikah yang matrilokal, tapi segera dilanjutkan dengan adat neolokal. Pengaruh sistem pemerintahan kerajaan tradisional zaman dulu menyebabkan orang Tolaki pernah mengenal pelapisan sosial yang cukup tajam. Golongan bangsawan keturunan raja atau pembesar negeri disebut anakia, rakyat biasa disebut maradika dan dibawah sekali terdapat golongan budak tawanan perang dan hamba sahaya. 03 Sistem Pengetahuan PENGETAHUAN Seperti halnya dengan banyak suku bangsa di dunia, orang Tolaki juga mengenal adanya klasifikasi simbolik. Bentuk klasifikasi simbolik yang paling mendasar pada banyak suku bangsa adalah klasifikasi dua (dual classification), misalnya klasfikasi dua berdasarkan Yang (laki-laki) dan Ying (perempuan) dalam kebudayaan cina, klasifikasi dua dalam air dan tanah pada orang miwok di California, dan sebagainya. Mula-mula mereka membagi manusia ke dalam dua unsur, yakni o kanda (tubuh kasar, jasmani) dan penao (tubuh halus, jiwa, rohani). Kedua unsur dasar ini masing-masing dibagi lagi dalam beberapa unsur. Jasmani terdiri dari dua unsur, yakni unsur yang kuat dan unsur yang lemah. Unsur yang kuat adalah o wuku (tulang), o uha (urat), o wu (rambut), dan o kuku (kuku). Sedangkan unsur yang lemah adalah o beli (darah), o eme (kencing), o undo (sumsum, otak), o ramo (daging). Mereka mengajarkan bahwa unsur-unsur yang kuat berasal dari laki-laki dan dari ayah, sedangkan unsur-unsur yang lemah berasal dari perempuan dan dari ibu, dan bahwa kedelapan unsur ini diikat, dipertemukan dan di persatukan oleh o ani (kulit). A
Mata Pencaharian 04 Pencaharian
Mata pencaharian pokok orang Tolaki ialah bertanam padi disawah
dan ladang. Sagu masih dimanfaatkan sebagai salah satu bahan makanan pokok pengganti. Ternak yang banyak mereka pelihara ialah kerbau dan sapi. Mata pencaharian lain seperti meramu hasil hutan, berburu binatang liar dengan tombak dan sumpit serta menangkap ikan di sungai dan laut juga banyak dilakukan. 05 Kesenian Tarian Suku Tolaki Tari Monotambe atau tari penjemputan misalnya merupakan tarian khas Suku Tolaki yang kerap ditampilkan saat ada event berskala besar untuk menjemput tamu besar. Tarian ini dilakoni oleh 12 penari perempuan muda dan 2 penari lelaki sebagai pengawal. Para penari perempuanyya mengenakan busana motif Tabere atau hiasan, sarung tenun Tolaki, dan aksesoris seperti Ngaluh atau ikat kepala, dan kalung. Tarian Molulo Tari Molulo atau bisa disebut dengan Lulo adalah tari adat tradisional dari Sulawesi Tenggara dari suku Tolaki di Kendari. Tari persahabatan yang ditujukan untuk muda-mudi sebagai ajang pencarian jodoh. Tarian Molulo Rumah Adat Laika merupakan nama rumah adat milik suku Tolaki yang bertempat tinggal di provinsi Sulawesi Tenggara. Sebutan rumah adat tersebut untuk suku Tolaki yang berada di Konawe. Sedangkan penduduk Mekongga, kabupaten Konawe Utara menyebutnya dengan Raha yang berarti rumah. Rumah adat Laika adalah rumah panggung yang disangga dengan tiang-tiang kayu. Bagian bawah rumah yang tidak terpakai biasanya digunakan sebagai tempat tinggal untuk hewan ternak seperti ayam dan babi. Pakaian Adat Babu Nggawi merupakan pakaian adat khas Sulawesi Tenggara, khususnya dari Suku Tolaki. Pakaian tradisional ini sering dikenakan dalam upacara adat, upacara resmi, seperti pernikahan ataupun lainnya, pakaian adat suku Tolaki dibagi menjadi dua jenis, yakni Babu Nggawi untuk perempuan dan Babu Nggawi Langgai untuk pria. Alat Musik
OreOre Mbondu Kanda Wuta Gong
Makanan Tradisional
Sinonggi adalah makanan khas suku
Tolaki dari Sulawesi Tenggara, Indonesia, yang terbuat dari pati sari sagu. Suku Tolaki memiliki tradisi menyantap sinonggi bersama-sama yang disebut mosonggi. Bagi Suku Tolaki, sinonggi merupakan makanan pokok yang kini telah mengalami pergeseran makna dan bersaing dengan nasi. Lagu Daerah
Wulele Sanggula merupakan lagu daerah dari suku tolaki