Anda di halaman 1dari 14

Mengenal Suku Tolaki

PUTRI LAILATUL BADRIA (N1D122038)


Sastra Indonesia
KEBUDAYAAN SULTRA
Suku Tolaki
Suku Tolaki adalah salah satu suku yang terdapat di Provinsi Sulawesi
Tenggara. Masyarakat Suku tolaki mendiami daerah sekitar Kabupaten
Kendari an Konawe. Berdasarkan asal usulnya, suku Tolaki berasal dari
Kerajaan Konawe. Raja Konawe yang terkenal yaitu Haluoleo (Delapan hari).

Masyarakat suku Tolaki percaya bahwa mereka berasal dari Yunan yang
berasimilasi dengan penduduk setempat.
Simbol Suku Tolaki

Simbol Suku Tolaki adalah Kalosara.


Berdasarkan Sejarah keberadaan suku Tolaki tidak dapat dipisahkan dari Kalo atau
Kalosara, sebagai benda yang disakralkan Masyarakat hukum adat suku Tolaki.
Kalosara merupakan lambang pemersatu dan perdamaian yang sangat sakral dalam
kehidupan suku Tolaki bahkan selalu digunakan dalam setiap upacara suku Tolaki,
misalkan dalam pernikahan, penyambutan tamu, penyelesaian konflik, hingga
penyampaian undangan lisan.
Kalosara

Secara fisik Kalosara berupa rotan berbentuk lingkaran yang dililitkan


sebanyak tiga lilit dan salah satu ujung rotan yang dililitkan disimpulkan
dan diikat sehingga ujung rotan tersebut tersembunyi dalam simpul.
Rotan dililitkan memutar searah jarum jam. Salah satu ujung rotan yang
lain dibiarkan mencuat keluar tanpa diikat dan disembunyikan dalam
simpul yang memiliki makna.
Makna rotan tersebut adalah jika dalam menjalankan adat terdapat
kekurangan, maka kekurangan tersebut tidak boleh disampaikan kepada
orang banyak.
Tokoh Adat
Tolea dan Pabitara
Tokoh adat dalam suku Tolaki disebut Tolea dan Pabitara. Tokoh ini
merupakan juru penerang adat yang bertugas menyampaikan
pemberitahuan kepada Masyarakat.
Tokoh ini menyampaikan berbagai urusan-rusan penting dalam keseharian
misalnya berhak membawa Kalo atau Kalosara atas nama hukum adat dan
menguunakannya di Masyarakat Suku Tolaki.
Bahasa Tolaki
Bahasa Tolaki tergolong dalam kelompok bahasa-
bahasa Bungku-Laki dengan beberapa dialek seperti
dialek Mekongga, Konawe, Wawoni, Moronene, Kalisus,
dan Kabaena.
Kepercayaan Suku Tolaki

Agama Islam
Suku Tolaki memeluk agama Islam, namunkepercayaan sebelum Islam masih
dimiliki oleh sebagian kecil Masyaraka. Kepercayaan Animisme Tolaki meyakini
adanya roh-roh yang mendiami benda-benda disebut Sanggelo. Makhluk halus
yang dipandang sebagai dewa disebut Sangia. Sanggeo baik disebut Sanggelo
Mbae dan Sangia jahat disebut Sangia Mbongae.
Mata Pencaharian
Mata Pencaharian suku Tolaki umumnya adalah
Petani dan Peladang. Mereka hidup dari hasil
ladang dan sawah yang dilakukan secara gotong
royong dan kekeluargaan.
Peralatan dan Teknologi
Alat-alat Produktif:

1. Alat Bertani ladang: o pade (parang), o pali (kampak), rambaha (batu asahan),
saira (sabit)
2. Alat menokok sagu: o suli dan tarasulu (untuk memecah bulir sagu), landaka
(keranjang besar untuk memeras air sagu), o ani (tempat pengendapan sagu)
3. Alat berburu: karada (tombak), o sungga (bambu runcing), o taho, ohotai,
ohopi (untuk menangkap ayam hutan), tu’oi (ranjau)
4. Alat beternak: walaka (tiang tambatan kerbau), o lo (tali), selekeri dan
kalelawu (cincin hidung kerbau)
5. Alat Penangkap ikan: o kabi (kail), o pimbi (bubu), sa’ulawi (anyaman bambu), o
pape (panah), lupai (tubah)
Peralatan dan Teknologi
Senjata: Senjata utamanya adalah ta’awu (parang Panjang), kinia (perisai),
karada (tombak), kasai (tombak berkait). O piso (pisau) dipakai oleh Wanita.

Wadah: kombilo (tempat menyimpanan barang anyaman), mangisa (tempat


menyimpan barang perhiasan), o bungge (tempat menyimpan pakaian Wanita),
burua (peti penyimpanan pakaian pria), o basu (basung)

Alat membuat dan menyalakan api: O tinggu (alat membuat api dari batu dan
waru) dan O eri (alat membuat api dari bambu). Peahi (alat meniup api dari
pelepah sagu), tulali (alat peniup api dari bambu), dan sosoa (alat peniup api dari
potongan kayu bulat yang dilubangi)
Peralatan dan Teknologi
Alat makan dan minum: siwole (anyaman untuk nasi), o aha (tempat lauk pauk)
odula (tempat makanan dari sagu), o boku (tempat kuah)

Pakaian dan Perhiasan: Tenun tradisional Tolaki disebut sawu ulu (sarung kepala,
sarung utama, sarung pokok), o songgo (songko), usu-usu (penutup kepala),
saluaro (celana), pebo (ikat pinggang), kalunggalu (ikat kepala Wanita), andi-andi
(anting-anting), sambiala (kalung pada badan)

Alat perlindungan: pineworu (perlindungan sementara), o boru (tudung), laika


(tempat tinggal)

Alat transportasi: kapinda (alat alas kaki), o soda (alat pikulan dibahu), kalata
(aat usungan orang sakit), o tigo (alat berjalan di lumpur)
Organisasi masyarakat
Bawaa Pobende Sarano Tolaki (BANDERANO TOLAKI) adalah sebuah
organisasi yang dbentuk oleh para tokoh pemuda dan adat tolaki
sebagai salah satu wadah Tamalaki untuk berkumpul dalam satu
komando. Dideklarasikan pada tanggal 11 Juli 2014 dan sampai saat ini
masih konsisten menjaga adat istiadat, tanah leluhur dan Marwah suku
Tolaki.
Kesenian Suku Tolaki

Pakaian Adat: Babu Nggawi yang digunakan dalam upacara adat


atau upacara resmi seperti pernikahan. Babu Nggawi untuk
Perempuan dengan atasan disebut lipa hinoru dan bawahannya
berebntuk rok Panjang hingga mata kaki. Babu Nggawi Langgai untu
laki-laki dengan atasan baju lengan Panjang bermotif pada bagian
depan dan bawahan celana Panjang yang memiliki warna dan motif
serupa.

Tari Tradisional: Tari Omura (Menceritakan perang atau tarian


menyambut tari agung pernikahan/jenazah bangsawan), Tari Dinggu
(Tari menyambut panen padi), Tari Mondotambe (tari penjemputan
para tamu atau berkunjung di kabupaten Kolaka-Bumi Mekongga),
Tari Monotambe (Tari penjemputan)
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai