Anda di halaman 1dari 14

SUKU

MENTAWAI
Bahasa
 Bahasa Mentawai
Bahasa serumpun Austronesia yang penuturan bahasa tersebut
ada di masyarakat Mentawai, lepas pantai
BilanganSumatera Barat.
Sara : Satu
Agai : Tahu, mengerti Dua : Dua
Aiyat : Datang Telu : Tiga
Akkelak : daging
Epat : empat
Aku : saya
Lima : Lima
Alai : Rambut
Api : Api Enem : Enam
Asak : hidung Pitu : Tujuh
Bogat : Merah Balu : Delapan
Cak piga moi : Kapan? Siba : sembilan
Ekeu : engkau Sapuluh : Sepuluh
Enungan : jalan/jalur
Gogioi : hari
Iba : ikan
Sistem Pengetahuan
Sejak dahulu masyarakat mentawai selalau
memberikan pengetahuan secara turun temurun
dari pendahulu mereka. Karena peradaban suku
mentawai yang cenderung menutup dari
modernisasi dunia luar jadi tentu saja yang
diajarkan pada leluhur, orang tua kepada anak
anaknya hanya seperti sitem religi mereka, cara
berburu dan berladang
Sistem Kemasyarakatan
Bersifat patrinial Kebersamaan Bersifat egalitarian
Mereka tinggal di Setiap anggota dewasa
rumah besar yang dalam uma mempunyai
Kehidupan sosialnya
disebut juga "uma" kedudukan yang sama
dalam suku disebut yang berada di tanah- kecuali "sikerei" (atau
"uma". tanah suku. Seluruh dukun) yang
makanan, hasil hutan mempunyai hak lebih
dan pekerjaan dibagi tinggi karena dapat
dalam satu uma. menyembuhkan
penyakit dan
memimpin upacara
keagamaan.
Sistem Peralatan Hidup & Teknologi
a. Alat Produksi
Suku Mentawai masih menggunakan
alat tradisional untuk berladang,bertani,dan
beburu. Dan contoh alatnya yaitu busur
panah untuk berburu dan
tegle,suki,lading,kampak untuk berladang.
b. Senjata
1. Koraibi adalah tameng yang terbuat dari kayu sepanjang 1
m dan lebar 30 cm. Koraibi ini dulu dipergunakan untuk
menangkis serangan panah, tombak dan parang dari
musuh. Orang Mentawai memakai koraibi untuk menjaga
diri dari serangan musuh, baik musuh yang langsung
berhadapan maupun musuh yang sembunyi-sembunyi.
Bentuk koraibi seperti motif kepala buaya dan diukir
sedemikian rupa sehingga tampak gagah dan cocok untuk
koraibi. Secara umum koraibi dihiasi dengan pola
geometris yang dilukis di perisai.
2. Lelaki dewasa di Mentawai akrab
dengan silogui atau anak panah.
Silogui disimpan dalam bukbuk.
Panah digunakan untuk berburu
babi hutan. Seorang laki-laki
Mentawai dewasa, terutama
menyandang tugas sebagai
seorang sikerei atau dukun wajib
membawa silogui kemanapun
pergi.
Silogui dibawa saat berladang
maupun berburu. Bagi
masyarakat Mentawai tradisi
berburu dilakukan
setiap punen atau pesta adat.
c. Wadah
d. Alat - Alat Menyalakan Api
Sistem Mata Pencaharian

1. Berburu
Mereka menggunakan peralatan seperti busur dan
panah, dimana alat-alat tersebut dibuat sendiri dari kayu-
kayu yang ada di hutan dengan cara-cara yang tradisional
dan dilumuri dengan racun buatan mereka sendiri.
2. Berladang
Dalam berladang, khususnya dalam berladang
sagu, suku Mentawai juga menggunakan peralatan-
peralatan tertentu. Seperti yang kita ketahui sebelumnya,
dalam menanam sagu harus disertai dengan tahapan-
tahapan tertentu.
Sistem Religi
Agama/kepercayaan masyarakat Mentawai adalah Arat
Sabulungan. Arat berartiadat dan Sabulungan berarti bulu.
Agama ini memiliki pandangan bahwa segala sesuatu yang
ada, benda mati atau hidup memiliki roh yang terpisah dari
jasad dan bebas berkeliaran di alam luas. Saat ini agama
masyarakat Mentawai sudah bervariasi. Hal ini mengingat
sudah banyak yang memeluk agama Islam atau Kristen. Dalam
pemahaman masyarakat Mentawai bukan manusia saja yang
memiliki jiwa. Hewan, tumbuh-tumbuhan, batu, air terjun
sampai pelangi, dan juga kerangka suatu benda memiliki jiwa.
Selain jiwa, ada berbagai macam ruh yang menempati seluruh
alam semesta, seperti di laut, udara, dan hutan belantara.
Kesenian
1. Seni Tato Mentawai
Kedudukan tato untuk menunjukkan jati diri dan perbedaan
status sosial atau profesi. Tato dukun sikerei, misalnya, berbeda
dengan tato ahli berburu. Ahli berburu dikenal lewat gambar
binatang tangkapannya, seperti babi, rusa, kera, burung atau
buaya. Sikerei diketahui dari tato bintang sibalu-balu di badannya.
Kedudukan tato diatur oleh kepercayaan suku Mentawai, ‘’Arat
Sabulungan’’. Istilah ini berasal dari kata sa (se) atau sekumpulan,
serta bulung atau daun. Sekumpulan daun itu dirangkai dalam
lingkaran yang terbuat dari pucuk enau atau rumbia, diyakini
memiliki tenaga gaib kere atau ketse.
Inilah yang kemudian dipakai sebagai media pemujaan Tai
Kabagat Koat (Dewa Laut), Tai Ka-leleu (roh hutan dan gunung),
dan Tai Ka Manua (roh awang-awang).
2. Nyanyian
Masyarakat Mentawai memiliki suatu bentuk nyanyian atau seni berolah vokal yang
disebut sebagai urai. Urai dibedakan atas nyanyian ritual seperti Urai Simaggere (nyanyian jiwa)
serta Urai Ukkui (nyanyian leluhur) dan nyanyian non ritual seperti Urai Goatbaga (nyanyian
sedih) serta Urai Paoba (nyanyian cinta). Secara umum masyarakat Mentawai lebih
mengutamakan syair dalam urai, sehingga hanya ada satu urai yaitu Urai Popoet yang diiringi alat
musik sebagai satu kesatuan. Sedang urai yang lain, sekalipun dilagukan dengan musik sambil
menari, tetapi alat musik atau ‘gajeuma’ bukan menjadi bagian dari urai melainkan bagian dari
tari atau ‘muturuk’. Jumlah urai ritual di Mentawai jauh lebih banyak dari urai non ritual karena
semua mantra dari Sikerei berbentuk urai. Misal mantra untuk pengobatan yang disebut
‘mulaggek’ atau ‘pabetei’, mantra untuk memanggil roh atau ’simaggere’, dan mantra untuk
memuji roh leluhur atau ‘ukkui’.
Urai ritual milik para Sikerei itu merupakan suatu mantra yang diwariskan secara
turun-temurun sehingga syairnya bersifat tetap. Urai ritual itu biasanya diwariskan secara resmi
oleh para Sikerei Siburuk atau para guru Sikerei kepada Sipukerei Sibau atau calon Sikerei pada
upacara Mukerei yang bertujuan untuk melantik para Sikerei muda. Karena masyarakat mentawai
menganggap bahwa urai ritual besifat mistis maka tidak semua orang mampu menjadi Sikerei,
tetapi hanya orang-orang tertentu yang memiliki bakat, keturunan Sikerei, atau mampu
berkomunikasi dengan makhluk gaib. Sementara itu syair pada urai non ritual tidak selalu persis
sama, biasanya hanya tema saja yang sama tetapi syairnya dapat berbeda tergantung dari siapa
yang membawakan, misal pada lagu-lagu yang bertemakan cinta kasih.

Anda mungkin juga menyukai