Anda di halaman 1dari 12

TUGAS EKSEGESE WAHYU

FR. THOMAS KAMPUR


FR. PAULUS DIXEL SUSANG
FR. MARIO P. N. RUSAE
FR. ANTONIUS WEA, CMF
Jemaat Laodikia dan Relevansinya Bagi Gereja Masa Kini
A. Pengantar
Surat kepada jemaat di Laodikia adalah surat yang paling keras dan sangat keras, lebih
keras dan sadis dari surat kepada jemaat di Sardis. Seluruh surat dari gereja di Laodikia adalah
teguran yang sangat keras dan menggetarkan hati dari Sang Amin, saksi yang setia itu, seperti
yang dikatakan dari ayat 16 dan 17 di kitab Wahyu bab 3.
Kota Laodikia mempunyai masalah besar, adalah air. Sungai Laikus yang mengalir di
kota Laodikia adalah percampuran dari sumber air panas yang mempunyai nilai pengobatan dari
kota Hirapolis di sebelah utaranya kota Laodikia dan sumber air dingin yang segar dan murni
dari pegunungan di sekitar kota Kolose di sebelah timurnya kota Laodikia. Percampuran air
panas dan air dingin di sungai Laikus itu menghasilkan airnya yang butek dan mirip dengan
lumpur putih, sehingga air di kota Laodikia tidak bisa diminum karena rasanya sangat tidak enak
dan membuat mual. Konteks ini adalah gambaran dari Tuhan pada waktu itu untuk para jemaat
di kota Laodikia, seperti yang dimaksud dari ayat 16.
Jemaat di kota Laodikia adalah jemaat yang sangat terpengaruh. Kota Laodikia saat
dilanda gempa pada waktu itu, tidak memerlukan bantuan dalam bentuk apapun. Itu dikarenakan
oleh kekayaan yang sangat besar yang dihasilkan dari perekonomian kota itu. Dengan kekayaan
yang sangat besar itu serta kekuatan sendiri, kota itu mempunyai abilitas untuk bisa membangun
kotanya sendiri tanpa bantuan apapun dari luar dan tidak membutuhkan apa-apa lagi. Dengan
adanya kekayaan yang sangat besar itu, mereka merasa hebat dan tidak kekurangan apapun. Ini
adalah suatu kondisi sosial yang disebut dengan “affluenza”. Penulis bernama Anne Surkanov
menulis bahwa “affluenza” adalah suatu penyakit sikis, seperti  merasa terisolasi, kehidupan
yang membosankan, tidak ada tujuan hidup dan kehilangan motivasi yang terjadi kepada orang-
orang dewasa, remaja dan anak-anak dikarenakan mereka mempunyai kekayaan yang sangat
besar. Dengan kekayaan, mereka bisa membeli apapun dan tidak membutuhkan apa-apa. Tarikan
oleh uang itu, “the power it gives, the pride it feeds” memberikan suatu arti bahwa dengan
kekuatan uang itu, perkara / masalah akan selesai. Itu juga adalah suatu kesombongan yang
dirasakan oleh jemaat di kota Laodikia.

B. Pembahasan
1. Laodikia Secara Geografis
Laodikia terletak di perbukitan memanjang yang diapit sungai Asopus dan Caprus, yang
bermuara ke sungai Lyous. Kota ini semula disebut Diospolis atau “Kota Zeus”. Kota Laodikia
didirikan oleh Antiokhus dari Siria untuk istrinya, Laodike pada tahun 261-253 SM. Di kota ini
berdiri salah satu gereja di Asia Kecil yang terdapat di Kitab Wahyu.1

Di Peta Alkitab kota Laodikia terletak di Asia Kecil. Kota ini hanya berjarak 40 mil dari
kota Efesus. Kota Laodikia juga termasuk kota yang kaya pada saat pemerintahan Romawi.
Sekarang kota ini berada di wilayah Negara Turki, dan kalua kita melihat reruntuhan kota
Laodikia sekarang, kita dapat memjumpai bekas reruntuhan 3 gereja yang cukup besar dari
peninggalan Romawi.

Dari bekas peninggalan gereja di Laodikia itu kita dapat melihat bahwa gereja-gereja saat
itu adalah gereja-gereja yang kaya. Tetapi di samping kekayaannya, tidak ada satu pun kita baca
di Alkitab yang menceritakan pelayanan-pelayanan dari kota Laodikia. Tetapi justru kota di
tetangganya yaitu Efesus yang banyak tercatat di Alkitab tentang pelayan-pelayanannya. Kota
Laodikia yang terletak di sebelah tenggara Efesus juga terletak di wilayah gempa bumi. Di
daerah itu rupanya pernah ada sebuah jemaat dari zaman Paulus (Kol. 4 :13).2

2. Situasi Politik Ekonomi Jemaat Laodikia

Sejak didirikan, Laodikia segera berkembang menjadi kota yang besar, ramai dan
terkenal. Ada tiga ciri khas kota ini yang membuatnya terkenal kemana-mana.

1. Laodikia terkenal sebagai salah satu pusat kegiatan perbankan dan keuangan terbesar.
Karenanya, ia juga merupakan sebuah kota yang termakmur dan terkaya di dunia. Pada tahun 61,
terjadi gempa bumi yang hebat dan sebagian kota ini hancur, ia menolak bantuan dari luar karena

1
William Smith (editor); Dictionary of Greek and Roman Geography, "Laodiceia", London, (1854), hlm.
1140.

2
Dianne Bergant dan Robert J. Karris (Edt.), Dianne Bergant dan Robert J. Karris (Edt.), Tafsir Alkitab
Perjanjian Baru, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), hal. 488.
.
merasa cukup kaya untuk membangun kembali dirinya sendiri. Itulah “mentalitas Laodikia”,
mareka tidak butuh siapa-siapa, kecuali dirinya sendiri.
2. Laodikia termasyhur karena pakaian jadinya, khususnya yang terbuat dari wol. Bulu domba eks
Laodikia terkenal lembut, mengkilap, serta berwarna hitam keungu-unguan. Bulu domba ini
amat indah dan anggun, terutama bila dikenakan sebagai jubah kebesaran. Inilah “mentalitas
Laodikia” yang lain, begitu bangga dan yakin diri akan kecantikan dan ketampanannya.
Obsesinya adalah dikagumi orang.
3. Laodikia terkenal karena mutu sekolah kedokterannya. Dua dokter alumni sekolah ini, Zeuxis
dan Aleksander Filalethes, begitu menjulang reputasinya sehingga wajah dan nama mereka
diabadikan di atas uang logam mereka. Namun yang membuat prestasi medis kota ini lebih
melambung lagi adalah salep mata dan salep telinga yang mereka produksi. Tidak heran, orang-
orang Laodikia merasa diri sehat selalu. Pendengaran dan penglihatan mereka istimewa.3

3. Persoalan Aktual Jemaat Laodikia

Terletak di sebelah tenggara Filadelfia, Laodikia merupakan kota perdagangan penting


pada abad pertama Masehi. Karena tidak jauh dari hierapolis, air terjun yang menumpahkan air
hangat ke kota itu dapat di lihat dari Laodikia. Di bawah pemerintahan Roma kota ini
berkembang menjadi pusat industri pakayan dan karpet yang dibuat dari sejenis wool hitam yang
dihasilkan oleh daerah itu. Laodikia mempunyai sekolah kedokteran yang terkenal untuk
penyembuhan penyakit-penyakit mata dan pusat pusat perbankan yang penting sekaligus kaya
raya.

Dengan segala kekayaan yang ada jemaat Laodikia menipu diri sendiri karena
beranggapan bahwa meraka tergolong dalam kelompok elit secara spiritual, kelompok yang tidak
kekurangan apa-apa. Situasi inilah yang membuat jemaat Laodikia menjadi lupa diri. Pada waktu
Laodikia didirikan, air minum tidak menjadi masalah, tetapi setelah kota berkembang, maka air
bersih yang ada di situ tidak cukup. Pada musim panas, sungai yang ada di situ bisa kering. Di
Denizli, 10 kilometer dari Laodikia, ada mata air. Jadi mereka menyalurkan air dari sana ke
Laodikia. Ternyata air yang disalurkan itu sama sekali tidak enak untuk diminum. Juga,
walaupun letak Kota Laodikia baik untuk pertahanan militer, namun kota itu mudah dikalahkan,
3
https://petaalkitab.wordpress.com/laodikia/, diakses pada 20/03/2023.
karena saluran yang ada mudah dibongkar. Kalau saluran itu dibongkar, penghuni Kota Laodikia
akan mati kehausan. Oleh karena itu, maka Laodikia tidak menonjol sebagai kota militer. Orang
Yahudi di Yerusalem mengeluh karena banyak orang Yahudi meninggalkan Yerusalem untuk
tinggal di Laodikia. Mereka merasa nyaman tinggal di kota yang begitu maju, dengan anggur
yang enak dan tempat pemandian umum yang mewah

Dengan demikian, surat ini dimaksudkan sebagai sebuah teguran yang kasar untuk
membangun Jemaat Laodikia. Dengan strategi yang ironis, pesan dengan cepat berubah menjadi
penghiburan. Kemiskinan kerohanian mereka disembuhkan dengan anugerah api yang
memurnikan (3:18). Gambaran ini berasal dari perjanjian lama untuk melukiskan efek
menyucikan penderitaan (Mal 3:2). Jemaat Laodikia dibebaskan dari ketelanjangan mereka
dengan pakayan kemenangan. Mereka menerima penglihatan baru melalui pengurapan yang
dibawa Yesus (3:18). Hal inilah yang kemudian membuat kota ini dikenal yakni kekayaan,
pakayan yang indah dan pengorbanan untuk penyakit mereka.4

4. Pesan Teologis: tanggapan Yesus yang aktual terhadap kota Laodikia

Jemaat Laodikia adalah Jemaat terakhir dari ketujuh Jemaat di Kitab Wahyu yang
mendapatkan surat dari Tuhan. Dikatakan bahwa Jemaat laodikia adalah Jemaat yang suam-suam
kuku. Tidak ada tantangan yang mempengaruhi hidup mereka sehingga mereka menjadi suam-
suam kuku. Mereka adalah jemaat yang sombong dan angkuh. Dengan segala sesuatu yang
mereka miliki mereka merasa hebat dan paling kaya.5

Kemakmuran kota ini menjadi sangat terkenal karena industri pakaiannya, pusat Bank,
serta sekolah kedokteran khusus penyakit mata. Masalah Jemaat kota ini terkait erat dengan
kemakmuran materi di mana orang Kristen hidup. Jemaat di kota ini tidak miskin dan juga tidak
menderita, tetapi kemakmuran yang mereka alami membahayakan hidup rohani mereka.6

4
(Catherine A. Cory, The New Collegivile Bible Commentary dalam Daniel Durken (penerj), Jogjakata :
Kanisius, 2018), hlm. 1340

5
Ranto Sari Siahaan, Penyingkapan Kita Wahyu, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2015), hal. 127
6
Dianne Bergant dan Robert J. Karris (Edt.), Op. Cit., hal. 489
Dengan segala sesuatu yang mereka miliki, membuat mereka kehilangan semangat
rohani. Kenyamanan yang mereka alami membuat mereka tidak menyadari bahwa kebutuhan
rohani sangat penting. Hidup rohani mereka menjadi sangat kering dan tidak semangat karena
fokus perhatian mereka tertuju pada hasil karya yang mereka kerjakan.Seakan-akan bahwa
mereka diselamatkan oleh harta benda duniawi yang mereka kumpulkan. Mereka dibutakan oleh
kepunyaan mereka dan mengabaikan hal yang paling mendasar dari hidup ini yakni bersyukur
atas semua yang mereka miliki di dunia dan menyerahkan semuanya itu kepada Tuhan.

Kepada jemaat Laodikia, Tuhan Yesus memperkenalkan diri sebagai inilah firman dari
“Amin, saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah.” Amin menunjuk kepada
Yesus sebagai Allah yang benar, yang memberikan kepastian. Dia dapat dipercayai dan tidak
pernah salah. Ungkapan “saksi yang setia” menunjuk kepada pribadi Tuhan Yesus yang tidak
akan pernah meninggalkan Jemaatnya. Ungkapan “benar” menunjuk pada tindakan Tuhan Yesus
yang dalam keadaan apapun selalu menghukum kejahatan. Dia tidak pernah berkompromi
dengan dosa. Itulah artinya Dia benar dan adil. Tuhan Yesus akan selalu hadir sebagai sahabat
pada saat kita sedang membutuhkan pertolongan-Nya karena selain Dia adil, Dia adalah pribadi
yang setia.7

Melihat perilaku suam-suam kuku yang ditampilkan oleh jemaat di Laodikia, Yesus
menasihati mereka untuk membeli emas dari-Nya, “maka Aku menasihatkan engkau, supaya
engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi
kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan
ketelanjanganmu yang memalukan. Dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau
dapat melihat.” (Why 3:18). Pernyataan tersebut mau mengungkapkan bahwa, mereka kaya
tetapi miskin, mereka melihat tetapi sesungguhnya buta. Arti sesungguhnya dari semuanya itu
ialah mereka miskin dan buta secara rohani.

Dengan nasehat yang diberikan Yesus kepada jemaat di Laodikia, sesungghnya Yesus
sangat mencintai mereka. Berdasarkan kasihnya Tuhan Yesus meminta agar jemaat Laodakia
merelakan hatinya untuk bertobat. Kristus rindu bersekutu dengan gereja-Nya. Hal ini menunjuk
kepada persekutuan yang intim dengan Kristus. Tuhan sendiri berjanji bahwa bagi mereka yang
menang, mereka akan duduk bersama dengan Tuhan di atas tahta-Nya yang mulia. Janji ini
7
Ranto Sari Siahaan, Op. Cit., hal. 128
adalah janji yang paling indah jika dibandingkan dengan janji-janji yang lain, karena ada
pernyataan kuasa dan kemenangan didalamnya.8

5. Relevansi Bagi Gereja Masa Kini

Surat kepada jemaat di Laodikia dalam kitab Wahyu 3:14-22 merupakan surat yang
berisikan pesan Yesus yang sangat relevan bagi gereja saat ini. Jemaat di Laodikia mewakili
persekutuan gereja dalam banyak masalah yang dihadapi oleh gerej hari-hari ini. Masalah-
masalah ini termasuk kelemahan iman dalam merawat persaudaraan dan sikap pertobatan
sebagai jalan memulihkan hubungan dengan Tuhan.

a. Beriman yang Teguh dalam Merawat Persaudaraan

Surat ini dimulai dengan suatu penggambaran dari Sang Juruselamat sebagai “Amin”,
Saksi yang setia dan kebenaran pribadi Allah” (ayat. 14). Penggambaran ini menunjukkan betapa
pentingnya kebenaran dan kesetiaan dalam Gereja.Tuhan mengajarkan agar gereja mengikuti
teladan-Nya yang memegang teguh kebenaran dan kesetiaan kepada Allah. Kebenaran dan
kesetiaan adalah nilai prinsipil yang menjaga keutuhan relasi antara manusia dengan Allah.
Ketika dua prinsip ini diabaikan maka relasi terhadap sesama manusia juga akan rusak. Dalam
konteks Gereja maka persekutuan antara sesama pribadi manusia menjadi hancur.

Dalam dokumen Fratelli Tutti,9 Paus Fransiskus mempertegas bahwa hubungan antar
manusia haruslah didasarkan pada rasa persaudaraan dan kasih sayang, dan bahwa manusia
memiliki kewajiban untuk membantu sesama manusia yang sedang mengalami kesulitan. Hal ini
sangat relevan dengan pesan dalam Surat Kepada Jemaat di Laodikia, di mana Tuhan
menekankan pentingnya kerja sama dan solidaritas dalam menghadapi tantangan hidup.

Paus Fransiskus juga menegaskan bahwa keyakinan pada Tuhan adalah landasan bagi
menjaga persaudaraan dan solidaritas antar manusia.“Dalam konteks ini, pesan dalam Surat
Kepada Jemaat di Laodikia, yang menekankan pentingnya iman yang kuat dan penuh semangat,

8
Ibid., hal. 136
9
Dokumen “FratelliTuti” diterbitkanoleh Paus Fransiskus pada Oktober 2020. Ini adalah sebuah ensiklik
yang membahas topic persaudaraan sejati dan isu-isu sosial saat ini. Dalam dokumen ini, Paus Fransiskus
memperjuangkan persaudaraan universal antara semua orang dan mengkritik budaya individualism dan
konsumerisme modern yang membuat banyak orang merasa terisolasi dan kehilangan arah dalam hidup mereka.
Paus Fransiskus juga membahas isu-isu sosial seperti kemiskinan, ketidak setaraan, rasisme, dan konflik.
dapat menjadi inspirasi bagi umat Katolik untuk memperkuat hubungan mereka dengan Tuhan
dan sesama manusia.

Dalam Fratelli Tutti, Paus Fransiskus juga menyoroti peran teknologi dan globalisasi
dalam mengubah dunia kita. Sementara teknologi dan globalisasi memiliki banyak manfaat,
namun jika digunakan dengan cara yang tidak tepat, dapat mengancam persaudaraan dan
keadilan sosial. Oleh karena itu, Paus Fransiskus menekankan pentingnya penggunaan teknologi
dan globalisasi yang bertanggungjawab dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.10

Secara keseluruhan, dokumen Fratelli Tutti memiliki banyak kesamaan dengan pesan
dalam Surat Kepada Jemaat di Laodikia, terutama dalam hal pentingnya solidaritas sosial dan
kepercayaan pada Tuhan. Dokumen ini dapat menjadi panduan bagi umat Katolik masa kini
untuk memperkuat iman mereka dan menjaga persaudaraan dengan sesama manusia, serta
menghadapi tantangan zaman modern dengan cara yang bertanggung jawab dan berorientasi
pada keadilan sosial.

b. Pertobatan: Upaya Menghadirkan Sikap Batin dalam Persekutuan

Kita telah mengetahui bahwa Jemaat Laodikia ditegur Yesus oleh karena sikap mereka
yang “suam-suam kuku”. Artinya jemaat ini menolak dan apatis akan kekayaan mereka melalui
cara hidup. Pada dasarnya mereka memiliki kemampuan baik secara finansial, kemakmuran dan
kesejahteraan hidup. Akan tetapi Yesus menilai bahwa sikap mereka tidak menunjukkan suatu
kejelasan yang bermartabat. Kejelasan yang bermartabat di sini yaitu suatu sikap batin yang
menunjukkan bahwa kemampuan itu bisa dinyatakan dalam kebersamaan demi merawat
kesatuan iman yang teguh. Jemaat Laodikia layaknya kehilangan mutu iman dalam berbagi
pelayanan antar sesama jemaat serta tidak menyelaraskan kasih dan persaudaran berdasarkan
segala kelimpahan yang mereka miliki.

Yesus menegur mereka bahkan memerintah supaya mereka “membeli dar ipada-Ku emas
yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya
engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan, dan lagi minyak
untuk melumas matamu supaya engkau dapat melihat” (ayat. 18). Di sini Yesus hendak

10
Paus Fransiskus. "Fratelli Tutti." Terjemahan ke Bahasa Indonesia oleh Pastor T. Krispurwanda
Cahyadi , S.J, Vatikan: Santa Sede, 2020, hal. 27. pdf
menyampaikan pesan penting supaya kekayaan dan segala kelimpahan pada mereka
harusnyadigalipadakekayaandankelimpahan di dalam Kristus.

Nampaknya ada suatu bahaya keterputusan antara kekayaan manusiawi mereka dengan
Yesus sebagai sumber dari segala kelimpahan dan kekayaan. Maka Yesus secara jelas mendesak
mereka untuk berbalik. Dalam konteks itu mereka membutuhkan jalan pulang yang kita sebut
pertobatan. Pertobatan di sini sebagai jalan memulihkan kembali relasi yang putus antara Tuhan
dan mereka. Lebih jauh dari pada itu pertobatan memberikan jaminan kekayaan dan kelimpahan
yang esensial yakni keselamatan. Menyadari dosa, menyesalinya dan memohon ampun,
ketiganya adalah rangkaian penting pertobatan yang menjadi kunci masuk dalam kerajaan
Allah.11

Dalam konteks Gereja saat ini, pertobatan amat penting akibat dosa manusia yang kian
hari semakin parah. Di tengah kemajuan dunia yang pesat, orang tidak sadar lagi akan makna
esensial dirinya sebagai bagian dari perutusan Yesus. Kehilangan kesadaran ini menciptakan
ironi. Gereja kian sibuk dengan urusan dunia, menghabiskan waktu untuk hal-hal dunia dan
melupakan panggilan nurani keselamtan umat manusia.

Dalam Gereja Katolik komunitas Gereja terbentuk dari keluarga, komunitas basis sampai
pada tingkat Gereja secara universal perlu terus menghadirkan misi keselamatan panggilan
nurani ini. Misalkan dalam komunitas umat basis, perlu dihadirkan kembali semangat Gereja
Perdana yang saling member dalam kekurangan untuk membangun semangat kasih di dalamnya.
Untuk sampai pada tahap ini Gereja perlu menghadirkan situasi pertobatan bagi umatnya.

Membaca kembali sejarah bangsa Indonesia pada zaman Soeharto ketika terdapat banyak
keluhan dan persoalan, Konferensi Wali Gereja Indonesia menulis surat pastoral pada tahun
1997. Para uskup mencatat bahwa ada kemerosotan moral yang sangat serius di Negara ini di
semua bidang kehidupan. Dan para uskup menilai Gereja Katolik juga demikian terlibat dalam
krisis moral ini12 Kemudian melalui Surat Pastoral padaPaskah 2000, para Uskup menyerukan
upaya rekonsiliasi sebagai jalan pulang atas masalah moral ini. Solusi atas masalah itu Gereja
dalam Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) mengusulkan pembentukan komunitas

11
Hertanto Dwi Wibowo, Gregorius., Mengubah HatiPenindas – Jalan Perdamaian Melalui Pertobatan
Hati dari Sudut Pandang Teologi Dramati, Yogyakarta : Kanisius , 2020, hlm. 459
12
Ibid.,hlm. 461-462
basis (Communion de Base) sebagai jalan menguatakan kebersamaan iman berdasarkan wilayah
atau kategori (pekerjaan, minat khusus, atau kualitas lain).13Meskipun era itu sudah berlalu
begitu lama tapi kondisi Gereja saat ini masih sama seperti yang terjadi saat itu.

Dalam konteks membaca jemaat Laodikia, Gereja Katolik perlu mengambil spirit nasihat
Yesus Kristus supaya menggerakan iman dan martabat komunitas basis Gereja untuk
mendapatkan kelimpahan dalam Kristus. Jemaat Laodikia memiliki kualitas sumber daya
manusia yang berlimpah namun hal itu didiamkan bahkan kelimpahan esensial di dalam Kristus
juga diabaikan. Maka upaya relevan atas pembacaan teks ini ialah menghadirkan kembali situasi
kesadaran batin yang diperoleh melalui pertobatan supaya segala sumber daya Gereja hidup dan
terus diberdayakan. Prinsipnya mengambil bagian dalam persatuan dengan Yesus “Lihat, Aku
berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan
membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan
dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

C. Penutup

Laodikia terletak di perbukitan memanjang yang diapit sungai Asopus dan Caprus, yang
bermuara ke sungai Lyous. Kota ini semula disebut Diospolis atau “Kota Zeus”. Kota Laodikia
didirikan oleh Antiokhus dari Siria untuk istrinya, Laodike pada tahun 261-253 SM. Di kota ini
berdiri salah satu gereja di Asia Kecil yang terdapat di Kitab Wahyu. Jemaat Laodikia
dibebaskan dari ketelanjangan mereka dengan pakayan kemenangan. Mereka menerima
penglihatan baru melalui pengurapan yang dibawa Yesus (3:18). Hal inilah yang kemudian
13
Ibid.
membuat kota ini dikenal yakni kekayaan, pakayan yang indah dan pengorbanan untuk penyakit
mereka

Dengan nasehat yang diberikan Yesus kepada jemaat di Laodikia, sesungghnya Yesus
sangat mencintai mereka. Berdasarkan kasihnya Tuhan Yesus meminta agar jemaat Laodakia
merelakan hatinya untuk bertobat. Kristus rindu bersekutu dengan gereja-Nya. Hal ini menunjuk
kepada persekutuan yang intim dengan Kristus. Tuhan sendiri berjanji bahwa bagi mereka yang
menang, mereka akan duduk bersama dengan Tuhan di atas tahta-Nya yang mulia. Janji ini
adalah janji yang paling indah jika dibandingkan dengan janji-janji yang lain, karena ada
pernyataan kuasa dan kemenangan di dalamnya

Kita mengetahui bahwa Jemaat Laodikia ditegur Yesus oleh karena sikap mereka yang
“suam-suam kuku”. Artinya jemaat ini menolak dan apatis akan kekayaan mereka melalui cara
hidup. Pada dasarnya mereka memiliki kemampuan baik secara finansial, kemakmuran dan
kesejahteraan hidup. Akan tetapi Yesus menilai bahwa sikap mereka tidak menunjukkan suatu
kejelasan yang bermartabat. Kejelasan yang bermartabat di sini yaitu suatu sikap batin yang
menunjukkan bahwa kemampuan itu bisa dinyatakan dalam kebersamaan demi merawat
kesatuan iman yang teguh. Jemaat Laodikia layaknya kehilangan mutu iman dalam berbagi
pelayanan antar sesama jemaat serta tidak menyelaraskan kasih dan persaudaran berdasarkan
segala kelimpahan yang mereka miliki.

Daftar Pustaka

Alkitab Deuterokanonika, Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), Lembaga Biblika Indonesia (LBI),
Jakarta, 2008.

Paus Fransiskus. "Fratelli Tutti." Terjemahan ke Bahasa Indonesia oleh Pastor T. Krispurwanda
Cahyadi , S.J, Vatikan: Santa Sede, 2020.

Bergant, Dianne dan Karris J Robert., (Edt.), Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, Yogyakarta:
Kanisius, 2002.
Cory, A Catherine., The New Collegivile Bible Commentary dalam Daniel Durken (penerj),
Jogjakata : Kanisius, 2018. Siahaan, Sari Ranto., Penyingkapan Kita Wahyu, Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2015

Wibowo, Dwi Hertanto., Gregorius., Mengubah HatiPenindas – Jalan Perdamaian Melalui


Pertobatan Hati dari Sudut Pandang Teologi Dramati, Yogyakarta : Kanisius , 2020

Smith, William (editor); Dictionary of Greek and Roman Geography, "Laodiceia", London,


1854

https://petaalkitab.wordpress.com/laodikia/, diakses pada 20/03/2023.

Anda mungkin juga menyukai