Anda di halaman 1dari 13

cover

LATAR BELAKANG

Negara sebagai organisasi kekuasaan yang merepresentasikan rakyat semestinya memberikan


jaminan yang tegas terhadap kehidupan yang layak bagi rakyatnya.
Hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan jaminan
konstitusional negara bagi setiap orang yang termaktub dalam Pasal 28H ayat (1) UUD 1945.

Di indonesia telah menunjukan tingkat yang mencemaskan dan mengakibatkan munculnya


berbagai penyakit dimasyarakat dan pada tahun 2015.
Sudah lebih dari tiga bulan pula jutaan manusia didera penderitaan tak terperikan akibat
bencana yang dalam 18 tahun terakhir menjadi ritual tahunan.

Bencana kabut asap telah merusak kualitas udara menjadi tidak sehat bahkan masuk kategori
berbahaya. Dampak kabut asap dirasakan diwilayah Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei
Darusalam. Bencana kabut asap ini merupakan bencana yang serius sehingga perlu
penanganan yang serius juga dalam hal menghentikan bencana kabut asab serta dalam hal
penegakan hukumnya
IDENTIFIKASI MASALAH

 Siapakah yang memiliki kewenangan dalam mengatasi


permasalahan kebakaran hutan yang terjadi di wilayah
sumatera dan kalimantan?

 Siapakah yang memiliki kewenangan dalam mengatasi


permasalahan efek dari kabut asap yang timbul dari
kebakaran hutan dimana dampak dari kabut asap tersebut
dirasakan oleh negara tetangga?

 Bagaimana upaya hukum negara indonesia dalam


menerapkan sanksi terhadap pelaku pembakaran hutan?
PEMBAHASAN
Kewenangan yang mengatasi permasalahan kebakaran hutan
diwilayah sumatera dan kalimantan

Data yang dirilis oleh Wahana Ada juga perusahaan lain yang ikut
Pembakaran adalah tindakan sengaja Lingkungan Hidup (Walhi) mengenai
membakar suatu dengan maksud melakukan suatu pembakaran hutan
kebakaran hutan dan lahan terjadi diriau, yaitu: PT. Antang sawit
tertentu. dikawasan-kawasan yang telah perkasa, PT. LIH, PT. PLM, dan PT.
Kebakaran adalah terbakarnya diberikan izin pengelolaan atau Panunited.
sesuatu yang menimbulkan bahaya pamanfaatan kepada perusahaan-
atau mendatangkan bencana, dalam perusahaan.
Daftar itu hasil analisis kebakaran hutan
hal ini kebakaran yang terjadi ini dan lahan di Riau, Jambi, Sumatera
bukan karena hal yang tidak Selatan, Kalimantan Barat, dan
disengaja melainkan memang Kalimantan Tengah. "Hasil analisis
sengaja melakukan pembakaran menunjukkan mayoritas titik api di
hutan. dalam konsesi perusahaan”
Terdapat beberapa instansi atau lembaga yang memiliki kewenangan terkait pembakaran
hutan.

Kementerian Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kementerian Energi dan Sumber Daya
Hidup dan Kehutanan (KLHK) Mineral (ESDM)
Setiap daerah/provinsi memiliki BLH sendiri
Dipimpin oleh seorang menteri dan bertanggung jawab kepada kepala Bekerja sama dengan KLHK dalam
dan bertanggung jawab langsung daerah/provinsi masing-masing. pengawasan lingkungan hidup berskala
kepada Presiden. Fungsinya Fungsinya kurang lebih sama, yakni
membantu Presiden dalam nasional dengan mencegah terjadinya
membantu kepala daerah dalam
penyelenggaraan urusan kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan
penyelenggaraan perlindungan dan
pemerintahan di bidang
pelestarian lingkungan hidup di lingkup
kekayaan alam negara
lingkungan hidup dan kehutanan.
daerah masing-masing secara otonomi.

Kementerian Dalam Negeri Badan Informasi Geospasial (BIG) Badan Restorasi Gambut (BRG)
Membuat peraturan dan Geospasial adalah lokasi atau posisi objek Dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
menerapkan kebijakan yang berada di bawah, pada, atau di atas RI No. 1/2016, lembaga non-struktural ini
pengelolaan barang permukaan bumi yang mengacu pada bertanggung jawab kepada Presiden dan
milik/kekayaan negara. sistem koordinat nasional. Sebelumnya, dipimpin oleh seorang kepala. Fungsi BRG
Setelah itu, bertanggung BIG bernama Badan Koordinasi Survei dan ialah untuk koordinasi dan fasilitasi restorasi
jawab dalam pengawasan dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). lahan gambut di berbagai provinsi di
pelaksanaan peraturan Indonesia
tersebut.

Dirjen Pajak Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Perencanaan Pembangunan
Badan Pertanahan Nasional Nasional (Bappenas)

Sumber dana yang digunakan Fungsinya sebagai perumus dan pelaksana Menyusun rencana pembangunan
untuk perlindungan dan kebijakan nasional di bidang tata ruang,
infrastruktur keagrariaan/pertanahan, nasional sebagai acuan penetapan
pelestarian lingkungan hidup hubungan hukum keagrariaan/pertanahan, program dan kegiatan yang diadakan oleh
bersumber dari pajak yang penataan agraria/pertanahan, pengadaan kementerian/lembaga/pemerintah daerah
dibayarkan oleh masyarakat. tanah, pengendalian pemanfaatan ruang dan yang berkaitan dengan lingkungan.
penguasaan tanah.
KLHK memiliki beberapa Direktorat Jenderal yang mengurus bidang berbeda,
diantaranya:

Konservasi
Planologi Kehutanan Sumber Daya
dan Tata Lingkungan Alam dan
Ekosistem

Pengendalian Daerah
Aliran Sungai dan
Hutan Lindung

Pengelolaan
Penegakan Hutan Produksi
Hukum Lestari
Lingkungan Hidup
dan Kehutanan

Pengendalian
Pencemaran
dan Kerusakan
Pengelolaan Lingkungan
Sampah, Limbah,
dan Bahan Beracun
Berbahaya
PEMBAHASAN

Kewenangan mengatasi permasalahan antara yurisdiksi indonesia


dengan negara lain dalam efek kabut asap kebakaran hutan.

Menurut ASEAN Agreement on International Law Commision (Komisi Kabut asap yang terjadi di Indonesia
Transboundary Haze Pollution, yang Hukum Internasional) dalam laporannya sangat mungkin dikategorikan sebagai
dimaksud dengan pencemaran udara lintas pada tahun 1962 mengatakan bahwa transboundary haze polution karena
batas adalah “Transboundary haze tindakan yang merugikan negara lain asal muasal kabut yang berasal dibawah
adalah tindakan-tindakan yang dapat yurisdiksi negara Indonesia lalu tertiup
pollution” means haze pollution whose angin muson melintasi batas negara ke
menimbulkan kerugian secara langsung
physical origin is situated wholly or in part arah timur yang berada dibawah
(directly) melalui tindakan satu atau
within the area under the national beberapa organ negara, dan kerugian yurisdikisi negara-negara Asia Tenggara
jurisdiction of one Member State and which secara tidak langsung (indirectly) melalui lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan
is transported into the area under the tindakan-tindakan warga negara suatu Brunei Darussalam.
jurisdiction of another Member State. negara.
Menurut International Law Commision dalam
laporannya tentang pertanggungjawaban negara
pada tahun 1973, tindakan yang dapat dilimpahkan
pada negara diantaranya:

Dalam laporan International Law


• Tindakan organ negara dalam Comission ada beberapa bentuk
kapasitas resmi jabatannya pertanggungjawaban negara yang dikenal
• Tindakan organ-organ yang bukan yaitu restitution (pemulihan kembali),
merupakan bagian dari struktur compensation (pembayaran ganti rugi),
formal pemerintah tetapi diberi
kekuasaan secara sah untuk
dan satisfaction (permintaan maaf).
melakukan tugas-tugas pemerintah Khusus kabut asap ini bentuk
• Tindakan perorangan atau pertanggungjawaban berupa satisfaction
sekelompok individu yang biasanya akan dipilih, yaitu melalui
bertindak atas nama negara atau perundingan diplomatik dan diwujudkan
dalam kenyataanya melaksanakan dengan permohonan maaf secara resmi
tindakan-tindakan pemerintah
dalam keadaan penguasa resmi,
serta jaminan akan melakukan tindakan-
dan di dalam situasi yang tindakan pencegahan agar tidak terjadi
membenarkan aktivitas tersebut . hal serupa adalah hal yang paling tepat.

Instansi atau lembaga yang memiliki


kewenangan dalam mengatasi
permasalahan yang terjadi antara
indonesia dengan negara lain adalah yang
terkait dengan menteri luar negeri dan
menteri lingkungan hidup dan kehutanan.
PEMBAHASAN

Menindak Pelaku Pembakaran Lahan Dan Hutan Secara Hukum Menggunakan Pendekatan Dari Undang-
Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 Tentang
Perkebunan Dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Panduan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

Pasal 1 ayat (1) UU PPLH menyatakan Dengan kawasan terpapar bencana Polisi telah menetapkan 12
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang kabut asap yang luas hingga malampaui perusahaan sebagai tersangka dalam
dengan semua benda, daya, keadaan, dan batas negara tentunya butuh sebuah kasus kebakaran hutan dan lahan.
mahkluk hidup termasuk manusia dan upaya kongkrit untuk mengakhiri berdasarkan data bareskrim Polri, ada
perilakunya yang mempengaruhi alam itu bencana kabut asap akibat pembakaran 223 tersangka perorangan dan
sendiri, kelangsungan perikehidupan dan lahan dan hutan. Salah satunya dengan perusahaan dalam kasus tersebut.
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup melakukan penegakan hukum terhadap Terakhir, polisi menetapkan dua
lain. pelaku pembakaran hutan dan lahan perusahaan penanam modal asing
secara pidana, baik individu maupun sebagai tersangka.
Penerbitan izin terhadap pengelolaan dan perusahaan.
pemanfaatan hutan dan lahan merupakan Sebagai institusi yang berwenang, Tindakan kepolisian tersebut
sebuah langkah ekonomis dalam rangka kepolisian telah melakukan proses setidaknya telah menunjukan adanya
memenuhi kebutuhan masyarakat banyak yang hukum terhadap perorangan dan upaya penegakan hukum terhadap
dilaksanakan oleh korporasi. Namun dalam perusahan pelaku pembakaran hutan pelaku pembakaran hutan dan lahan.
proses pengelolaan dan pemanfaatan hutan
tersebut mulai dari tahap praperizinan, saat izin
telah diterbitkan dan setelah masa berlakuknya
izin habis diberikan batasan-batasan yang jelas.
Ketentuan pidana bagi pelaku pembakaran
hutan dan lahan sesuai dengan tiga undang-
undang :

• Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan


Pasal 49 UU Kehutanan menyatakan bahwa, Pemegang hak atau izin bertanggung jawab atas terjadinya kebakaran hutan di areal
kerjanya. Dan Pasal 50 ayat (3) huruf d menyatakan setiap orang dilarang membakar hutan.
diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar
rupiah).

• Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan


Pasal 48 ayat (1) UU Perkebunan menyatakan setiap orang yang dengan sengaja membuka dan/atau mengolah lahan dengan cara
pembakaran yang berakibat terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26,
diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah).

• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Panduan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Jika merujuk pada penjelasan Pasal 21 ayat (3) huruf c UU PPLH menyatakan yang dimaksud dengan "kerusakan lingkungan hidup
yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan" adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang berupa
kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan kebakaran hutan dan/atau lahan yang diakibatkan oleh
suatu usaha dan/atau kegiatan.
UU PPLH secara khusus mengatur pasal tentang pembakaran lahan pada Pasal 108 yang berbunyi “Setiap orang yang melakukan
pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
KESIMPULAN

 Beberapa instansi atau lembaga yang memiliki kewenangan  Upaya hukum negara indonesia dalam menerapkan sanksi
terkait peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Riau, Jambi, terhadap pelaku pembakaran hutan dengan menindak pelaku
Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah pembakaran lahan dan hutan secara hukum. pendekatan Dari
ini, yaitu : Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
1. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Pasal 78 ayat (3) diancam dengan pidana penjara paling lama
2. Badan Lingkungan Hidup (BLH) 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.
3. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
4. Badan Restorasi Gambut (BRG)  Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan
5. Badan Informasi Geospasial (BIG) Pasal 49 ayat (1) diancam dengan pidana penjara paling lama
6. Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp 3.000.000.000,00
Nasional (tiga miliar rupiah).
7. Kementerian Dalam Negeri  Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Panduan dan
8. Dll Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 108 diancam dengan
 Dalam laporan International Law Comission ada beberapa pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama
bentuk pertanggungjawaban negara yang dikenal yaitu 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp
restitution (pemulihan kembali), compensation (pembayaran 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
ganti rugi), dan satisfaction (permintaan maaf). Khusus kabut
asap ini bentuk pertanggungjawaban berupa satisfaction
biasanya akan dipilih, yaitu melalui perundingan diplomatik
dan diwujudkan dengan permohonan maaf secara resmi serta
jaminan akan melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar
tidak terjadi hal serupa adalah hal yang paling tepat.
SARAN
 Diharapkan instansi atau  Indonesia diwakili oleh  Hakim dapat
lembaga yang memiliki instansi atau lembaga menjatuhkan
kewenangan terkait negara dapat mengatasi hukuman yang tepat
peristiwa kebakaran permasalahan yang kepada para pelaku
hutan dan lahan di terjadi antara indonesia pembakaran hutan ini
Indonesia ini dapat dengan negara lain dengan tegas dan
menindak dengan cepat
untuk seadil-adilnya
dan tegas dalam
mempertanggungjawab berdasarkan
melaksanakan
an melalui perundingan perbuatan yang telah
inventarisasi terhadap
diplomatik dan dilakukan. Dimana
perusahaan, baik itu
diwujudkan dengan telah merugikan
usaha atau kegiatan yang
permohonan maaf negara baik itu
potensial menimbulkan
secara resmi serta
kerusakan dan martabat negara di
pencemaran lingkungan jaminan akan
mata dunia,
hidup yang berkaitan melakukan tindakan-
pendapatan negara,
dengan kebakaran hutan tindakan pencegahan
agar tidak terjadi hal kerugian negara,dll.
dan atau lahan
khususnya terhadap serupa.
kegiatan peladangan.

Anda mungkin juga menyukai