LAPORAN KASUS
• Laki laki buta, 65 th,warga Iran, tinggal di pemukiman pedesaan
tinggal sendiri, rwyt : memelihara binatang,.
Ax :
• demam, sesak, penurunan nafsu makan, myalgia sejak 1
minggu sebelum kunjungan.
• RPD : COPD
• Rtx : antibiotic rawat jalan tdk membaik
• Rwyt : kontak +
PD :
• Vital sign :
BP : 120/80 mmHg
RR : 24 per minute,
Nadi : 90 beats per minute
Temperature : 37.6 °C.
Kep : mata : ict –, an - LANJUTAN…
Leher : kgb: dbn, kaku kuduk : -
Thorax : Pulmo : Rh + kasar
Abd : dbn
Extremitas : dbn
Ro Thorax : Normal
Lab :
DARAH RUTIN : Leukosit : 7.3 × 103/µL; Neutrophils : 85 %,
Hemoglobin : 13.2 g/dl, Hematocrit : 42.2 %, Platelet : 137 × 103/µL, ESR : 19,
CRP : 2+
Urine analysis = normal.
• TATA LAKSANA ;
1. CIPROFLOXACIN
2. CLINDAMICIN
3. PENICILLIN
KOMPLIKASI :
• Muncul pada hari ke 3 tx antharx
• JAUNDICE, PENINGKATAN ENZIM HEPAR, HB TURUN, HCT TURUN, PLATELET
TURUN, RESPIRATORY DISTRESS, SEPSIS MENINGGAL SETELAH 1 MGG
PERAWATAN
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
• Antraks adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh
Bacillus anthracis yang menyerang hewan dan juga bisa
menyerang manusia (zoonosis)
• Penyakit ini dapat menyerang hewan domestik maupun
liar, terutama hewan herbivora, seperti sapi, domba,
kambing, beberapa spesies unggas dan dapat menyerang
manusia
• undang-undang Nomor 4 Tahun 1984Tingkat kematian
karena antraks sangat tinggi terutama pada hewan
herbivora, mengakibatkan kerugian ekonomi dan
mengancam keselamatan manusia.
ETIOLOGI
• Bacillus anthracis
batang ujungnya persegi dengan sudut-sudut tersusun
berderet sehingga nampak seperti ruas bambu atau
susunan bata
is a Gram-positive, aerobic or facultatively anaerobic,
endospore-forming, rod-shaped bacterium approximately 4
µm by 1 µm, although under the microscope it frequently
appears in chains of cells
SUMBER DAN CARA PENULARAN
• Pembahasan : hasil tsb sebagian besar sesuai dgn gambaran biakan bacillus
antracis, tetapi gambaran seperti ubur ubur menunjukan jika bakteri tsb bergerak.
Padahal disebutkan dalam literature bahwa basil anthrax tdk bergerak. Untuk itu
perlu dilakukan lagi serangkain tes untuk mendukung penegakan dx anthrax pada
pasien tsb. Tindakan untuk melakukan tes lanjutan sudah tepat, karena apabila
dalam biakan tidak ditemukan bacillus anthraccis, maka perlu di dukung dua atau
lebih tes tes yang lain. Bacillus anthraccis ini tdk ditemukan kemungkinan karena px
sdh mendapat tx antibiotic sbelumnya.
KESIMPULAN
• Anthrax adalah penyakit zoonosis yang sering dikaitkan dgn bioterrorism
kejadian meningkat KLB fatality rate tinggi
• Manifestasi klinis ada 4 type yaitu : kulit, pencernaan, paru, dan meningitis