Hubungan Struktur Aktivitas Obat-Obatan Kardiovaskuler
Hubungan Struktur Aktivitas Obat-Obatan Kardiovaskuler
OBAT-OBATAN KARDIOVASKULER
KELOMPOK 2
1. DADAN BADRUDIN
2. GINA FEBRILIANA
3. MILA FITRIADEWI
4. RIZZA LUTFIYAN
KARDIOVASKULER
Contoh senyawa obat glikosida jantung yang termasuk dalam kelompok perangsang
β-adrenoseptor adalah salbutamol, dobutamin HCl, dopamin HCl, oksifedrin, dan
terbutalin sulfat.
Oksifedrin, merupakan agonis parsial β-adrenergik, dapat menimbulkan efek
vasodilatasi koroner dan inotropik positif.
a. Amrinon laktat, untuk pengobatan payah jantung kongestif kronik berat dan payah
jantung akut yang disebabkan oleh kegagalan jantung. Pada pemberian secara oral,
amrinon mempunyai masa kerja ± 6 jam.
b. Salmazol, untuk pengobatan payah jantung kongestif karena reaksi sampingnya lebih
ringan.
Terazosin 1 – 2 mg
Prazosin 1-3 mg
Doksazosin 1-2 mg
c.Vasodilator arteri
Mekanisme kerjanya adalah secara langsung mengadakan relaksasi
otot polos arteriola sehingga terjadi vasodilatasi buluh arteri perifer yang
menyebabkan penurunan tekanan darah.
Contoh : hidralazin HCl, dihidralazin sulfat
d. Vasodilator vena dan arteriola
Mekanisme kerjanya adalah secara langsung mengadakan relaksasi
otot polos vena dan arteriola sehingga terjadi vasodilatasi buluh vena dan
arteri perifer yang menyebabkan penurunan tekanan darah.
Contoh : natrium nitroprusida
e. Antagonis kalsium selektif
Bekerja secara selektif pada otot polos vaskular, yaitu menurunkan
tonus otot polos arteriola sehingga terjadi vasodilatasi buluh arteri perifer
yang menyebabkan penurunan tekanan darah.
Contoh : diltiazem, felodipin, nikardipin, nifedipin, verapamil.
3. Antihipertensi yang mekanisme Senyawa antihipertensi yang bekerja
kerjanya pada humoral pada humoral berdasarkan mekanisme kerjanya
Mekanisme antihipertensi pada dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
humoral berhubungan dengan kerja obat a. Senyawa penghambat ACE
sebagai antagonis angiotensin. Resin Senyawa penghambat ACE seperti
bekerja pada globulin darah yaitu pada kaptopril, enalapril, lisinopril merupakan
angiotensinogen, menghasilkan antihipertensi yang kuat dengan efek
angiotensin I, yang oleh angiotensin samping relatif ringan, seperti kelesuan,
converting enzyme (ACE) diubah menjadi sakit kepala, diare, batuk dan mual
angiotensin II. Peredaran angiotensin II Kaptopril mengandung gugus SH yang dapat
menyebabkan secara langsung konstriksi berinteraksi membentuk kelat dengan ion
arteriola, menghasilkan secara cepat Zn dalam tempat aktif ACE, terjadi
kenaikan tekanan darah. Angiotensin II hambatan secara kompetitif ACE sehingga
dapat merangsang pengeluaran peredaran angiotensin II dan kadar
aldosteron, suatu hormon yang aldosteron menurun. Akibatnya, tidak
menimbulkan retensi Na, sehingga terjadi terjadi vasokonstriksi dan retensi Na,
peningkatan volume cairan ekstra sel dan sehingga tekanan darah menurun.
menyebabkan kenaikan tekanan darah.
Hubungan struktur-aktivitas senyawa b. Senyawa antagonis reseptor AT1
penghambat ACE angiotensin II
Model tempat aktif pada ACE Kelompok obat ini merupakan obat
ditunjukkan oleh adanya : antihipertensi baru yang bekerja secara
1. Ion Zn++ yang dapat membentuk selektif sebagai antagonis reseptor AT1
kompleks dengan ligan dengan gugus angiotensin II, dengan memblok sumber
sulhidril (SH) dari kaptopril, gugus atau jalur sintesis angiotensin II,
menurunkan kadar rennin, angiotensin II
karboksi dari enalapril, lisinopril,
dan aldosteron dalam plasma, sehingga
perindopril, ramipril, delapril, imidapril
terjadi penurunan tekana darah. Obat
serta gugus fosforus dari fosinopril. tidak bekerja sebagai penghambat ACE,
2. Gugus yang dapat membentuk ikatan dan tidak mempengaruhi kecepatan
hidrogen dengan gugus karbonil konstraksi jantung. Contoh : losartan,
3. Gugus yang bermuatan positif yang irbestan, kandesartan, valdastran
terikat melalui ikatan ion dengan gugus
karboksilat yang bermuatan negatif