Anda di halaman 1dari 19

MANAGEMENT OF CHANGE

(MOC) ATAU MANAGEMEN


PERUBAHAN
 PROGRAM Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak hanya
mengupas masalah tentang kepedulian keselamatan pekerja
dari sisi cara dan peralatan keselamatan kerja yang tepat untuk
perlindung diri saat pekerja melakukan suatu pekerjaan.
 Namun juga membahas tentang perundang-undangan yang
berlaku tentang K3, behavior/perilaku pekerja, kesehatan
lingkungan kerja dan lingkungan alam sekitar operasional industri
serta cara pengolahan limbah/racun yang dihasilkan agar
sesuai dengan standar baku mutu serta sistem management
keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).
 Selain program di atas, salah satu program yang juga dibahas
dalam sistem keselamatan dan kesehatan kerja adalah progam
Proses Safety Manajemen/Manajemen Keselamatan Proses,
program ini membahas tentang standar khusus untuk keamanan
proses industri umum (industri kimia, petrokimia, minyak dan gas
bumi) serta industri sektor konstruksi.
 Keamanan Proses Industri adalah standar pendekatan sistem
manajemen terpadu untuk mengevaluasi proses yang
berpotensi menyebabkan insiden bencana pada suatu industri
seperti bencana kebakaran, ledakan, atau pelepasan zat
beracun yang dapat mengakibatkan kerugian baik harta
benda, lingkungan dan manusia.
 Program ini dirancang untuk mengurangi risiko operasional yang
berfokus pada: teknologi, fasilitas / peralatan, personal, prosedur
dan praktek manajemen.
 Salah satu bagian elemen program Proses Safety
Manajemen/Manajemen Keselamatan Proses adalah
Management Of Change/Majemen Perubahan. Suatu
perubahan yang tidak terkoordinasi, terplanning, terdokumentasi
dan tersosialisasikan dengan baik dalam suatu industri akan
beresiko tinggi.
 Resiko yang dimaksut bisa kecelakaan kerja yang dapat
menyebabkan kerugian baik kepada pekerja, lingkungan, aset
yang berdampak kepada reputasi perusahaan. Perubahan
yang dimaksut bisa saja terjadi pada pola sistem operasional
proses, peralatan dan material yang digunakan.
 Hal ini sering kurang disadari oleh para karyawan ataupun
operator industri bahkan sampai ketahap manajemen level.
 Management Of Change (MOC) atau Manajemen Perubahan
adalah suatu proses kerja yang terstruktur untuk mengidentifikasi
suatu perubahan yang terjadi, di mana di dalam suatu
perubahan perlu dilakukan kajian potensi bahaya dan risiko
yang terkait dengan perubahan tersebut.
 Selain itu juga untuk mengkaji bagaimana mengelola risiko yang
ditimbulkan dari suatu perubahan tersebut ke tingkat yang
dapat diterima. Penilaian resiko yang dimaksut dapat dilakukan
dengan Ceklist, (Hazard Operability-HAZOP), (Layer Of
Protection Analysis-LOPA), (Pre Start Up Safety Review-PSSR).
 Proses perubahan mengatur tentang alasan mengapa
perubahan dilakukan, tujuan dilakukannya perubahan serta
perubahan seperti apa yang sesuai yang akan dilakukan.
 Tujuan dari manajemen perubahan ini adalah untuk memastikan
perubahan yang terjadi berjalan dengan baik dan
terdokumentasikan, tersosialisasikan bahkan bila
diperlukan dilakukan training atau refreshing training terhadap
karyawan yang akan menjalankan perubahan tersebut.
 Sehingga perubahan-perubahan yang dilakukan tidak
menimbulkan bahaya baru atau tidak meningkatkan risiko yang
sudah ada secara tidak disadari, sehingga risiko yang akan
timbul dari perubahan tersebut dapat dikelola dengan baik.
 Perubahan yang dilakukan dapat bersifat sementara
(temporary), tetap (permanent) ataupun darurat (emergency).
 Dalam suatu perubahan tentu akan melibatkan banyak pihak
dari berbagai lini departemen didalam suatu industri,
departemen yang dimaksut antara lain: Project development,
Engineering, Operation and Maintenance, Safety Health and
Environment (SHE), Supply Chain, dan Finance.
 iap departemen akan mengambil perannya masing-masing
apabila suatu perubahan akan dilakukan. Klasifikasi
management of change (MOC)/managemen perubahan yang
dimaksud berdasarkan sifat, ruang lingkup, skala dan
kompleksitas perubahan, antara lain: Minor modification, Facility
Upgrade, Major Project Expansion, Development Project
Change, Facility Decommissioning, Wells Abandon, Temporary
Equipment or Emergency Repairs, System Software
Revisions/Upgrades, Control system set point changes,
Organizational Changes, Policy & Procedural Change.
 Didalam suatu proses perubahan yang akan dilakukan, ada
beberapa tahapan ketentuan yang akan dilalui, diantaranya :
 Membuat implementasi perubahan yang konsisten
- Perubahan harus didokumentasikan sesuai dengan kebijakan dan
standar MOC dengan tingkat detailnya ke dalam prosedur atau
program tertulis.
- Ruang lingkup dari sistem MOC harus membahas semua tipe dari
perubahan (Teknis dan Non Teknis)
- Menentukan sebuah proses atau mekanisme untuk mengidentifikasi,
melacak, menerapkan, dan memonitor pengendalian risiko yang
terkait dengan perubahan sementara, permanen atau darurat.
 Melibatkan personil yang berkompeten
– Semua personil yang dilibatkan dari berbagai lini departemen
harus memiliki pengetahuan dasar untuk sistem MOC.
– Karyawan yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan MOC
harus memiliki pelatihan yang lebih terperinci mengenai sistem
MOC
 Pengesahan perubahan
 – Personil yang ditunjuk untuk mengizinkan perubahan
harus ditetapkan secara jelas dan minimal, persetujuan MOC
dilakukan oleh facility owner dan subject matter expert di aspek
terkait (organisasi dan engineering) dan aspek SHE.
 Informasi yang cukup untuk mengelola perubahan
– Pada setiap perubahan yang diusulkan harus dilakukan peninjauan
dampak yang mungkin terjadi (penilaian risiko) secara terperinci, yang
mana peninjauan tersebut harus dilakukan berdasarkan gambar dan
prosedur yang akurat dan lengkap.
– Seluruh hasil dari proses peninjauan harus didokumentasikan
didalam sistem baku yang dimiliki oleh perusahaan tersebut seperti SAP
(System Application and Product in data processing).
– Ketegasan teknis yang sesuai pada proses peninjauan MOC
– Proses peninjauan (safety review) yang tepat harus dibuat untuk
setiap tipe perubahan yang akan dilakukan. Minimal, dilakukannya
safety-related checklist untuk setiap tipe perubahan.
 Memastikan pemeriksa MOC memiliki kompetensi.
– Pemeriksa harus memiliki pengalaman teknis yang cukup
dan sesuai dengan tipe perubahan dan risiko yang akan ditangani
untuk memudahkan peninjauan risiko yang lengkap.
– Penilaian risiko harus dilaksanakan oleh ahli dari
perusahaan tersebut dan/atau ahli dari pihak luar/ketiga.
 Memperbaharui dokumen
– Beberapa dokumen terkait seperti prosedur, informasi
keselamatan proses, dan lainnya yang terkait kegiatan MOC harus
diperbaharui sebelum desain dan sesudah perubahan dilakukan
(as-built).
 Mengkomunikasikan perubahan ke personil
– Karyawan dan kontraktor yang dapat terpengaruh
karena perubahan harus diinformasikan dan dilatih dalah prosedur
terkait sebelum dan sesudah perubahan dilakukan.
 Memastikan efektivitas pelaksanaan MOC
– Indikator kinerja dan efisiensi sistem MOC harus
dilaksanakan untuk mengevaluasi status MOC kapanpun
diperlukan.
– Audit MOC harus dilaksanakan untuk memantau kinerja
dari pelaksanaan MOC secara berkelanjutan.
– Kekurangan yang ditemukan dalam sistem MOC
sebaiknya dilakukan tindakan perbaikan dengan tepat waktu dan
benar.

Anda mungkin juga menyukai