Anda di halaman 1dari 15

ELECTROKARDIOGRAFI

Oleh :
Sidik Teghar Sanyadi 21604101061
Dokter pembimbing :
dr. I Dewa Gede Trisna Rismantara, Sp.An

LABORATORIUM ILMU ANASTESI DAN REANIMASI


RSUD BLAMBANGAN BANYUWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
BANYUWANGI
2017
Definisi
 EKG atau elektrokardiografi adalah alat pemeriksa kondisi
jantung yang berfungsi untuk membuat grafik rekaman arus
listrik jantung yang disebabkan oleh denyut jantung.
 Seluruh gelombang yang terlihat pada EKG adalah manifestasi
dari depolarisasi dan repolarisasi
Depolarisasi dan Repolarisasi
 Gelombang depolarisasi mendekati elektroda positif akan
menghasilkan lonjakan (defleksi) positif, sedangkan gelombang
depolarisasi yang menjauhi elektroda positif akan menghasilkan
lonjakan negatif
 Saat gelombang repolarisasi mendekati gelombang postif maka akan
menghasilkan lonjakan negatif pada EKG. Sedangkan, jika
gelombang repolarisasi menjauhi gelombang positif makan akan
menghasilkan gelombang positif.
Sadapan/Elektroda
Interpretasi EKG

Gelombang P (P Wave) Interval PR


 Defleksi positif pada sadapan lateral (L1, Interval PR ini normalnya antara 0.12 – 0.2 detik ( 3
aVL, V5, V6) dan sadapan inferior (aVF) – 5 kotak kecil )
 Defleksi negatif pada sadapan aVR
 Tingginya kurang dari 2.5 mm ( 2.5 kotak Interval QRS
kecil ) Interval QRS normalnya kurang dari 3 kotak kecil
 Lebarnya kurang dari 2.5 mm ( 2.5 kotak atau 0.12 detik
kecil )
Sistematika Interpretasi EKG
Irama
 Pertama tentukan irama sinus atau bukan. Apabila setiap kompleks QRS
didahului oleh gelombang P berarti irama sinus, kalau tidak berarti irama
asinus.
Laju QRS (QRS rate)
 Pada irama sinus laju QRS normal berkisar antara 60 – 100 kali/menit,
kurang dari 60 kali disebut sinus bradikardi, sedangkan lebih dari 100 kali
disebut sinus takikardi.
Regularitas
 EKG normal selalu regular. Irama yang tidak reguler ditemukan pada
fibrilasi atrium atau pada keadaan banyak ditemukan ekstrasistol. Regularitas
ditentukan dengan kesamaan jarak antara puncak R ke R’ gelombang
selanjutnya.
Aksis
 Aksis normal selalu terdapat antara -30° sampai +110°. Lebih
dari -30 disebut deviasi aksis kiri, lebih dari +110 disebut
deviasi aksis kanan, dan bila lebih dari +180 disebut aksis
superior.
Gelombang P
 Perhatikan apakah kontur gelombang P normal atau tidak. Normalnya 2.5 mm x 2.5 mm (2.5
kotak kecil x 2.5 kotak kecil). Apakah ada P pulmonal atau P mitral.
Interval PR
 Interval PR normal adalah kurang dari 0.2 detik. Lebih dari 0.2 detik disebut AV blok derajat
satu
Kompleks QRS
 Adanya gelombang Q patologis menandakan old myocardial infarction. Gelombang R yang tinggi
di sadapan V1 dan V2 menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan atau infrak dinding posterior.
Gelombang R yang tinggi di sadapanV5 danV6 dengan gelombang S yang dalam di sadapanV1
danV2 menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri.
Segmen ST
 Elevasi segmen ST menandakan infark miokard akut (tentukan bagian jantung sesuai hasil
bacaan tiap sadapan). Depresi segmen ST menandakan iskemia.5
GelombangT
 GelombangT yang datar (Flat T) menandakan iskemia. GelombangT terbalik (T-inverted)
menandakan iskemia atau mungkin suatu aneurisma. GelombangT yang runcing menandakan
hiperkalemia.
Gelombang U
 Gelombang U yang sangat tinggi (> gel. T) menunjukkan hipokalemia. Gelombang U yang
terbalik menunjukkan iskemia miokard yang berat.8
Abnormalitas EKG
HipertrofiVentrikel Kiri (LVH)
 Ditandai dengan :
 Gelombang R pada V5/ V6 lebih dari 27 mm atau gel S di V1
+ gel R di V5 lebih dari 35 mm.
 Depresi segmen ST dan gel T terbalik di V5/ V6
 Peningkatan voltage QRS
Kelainan Segmen ST
 Elevasi segmen S-T pada sandapan prekordial menunjukkan
adanya infark dinding anterior, sedangkan infark dinding
inferior dapat diketahui dengan adanya elevasi segmen S-T
pada sandapan II, III, dan aVF
Gangguan Impuls
 SA Node
 Sinus Bradikardi

Sinus Takikardi
Sinus Arrest

Sinus Aritmia

Atrial Flutter
Atrial Fibrilasi

Atrial Takikardi

VentrikelTakikardi
Ventrikel Fibrilasi

Ventrikel Flutter
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai