Anda di halaman 1dari 53

IKTERUS NEONATORUM PRESEPTOR :

dr. Yusri Dianne Jurnalis, Sp.


ARISTYA RAHADIYAN BUDI 1840312410
A (K)
PENDAHULUAN IKTERUS NEONATORUM
ARISTYA RAHADIYAN BUDI
IKTERUS NEONATORUM
IKTERUS didefinisikan sebagai keadaan klinis yang ditandai dengan pewarnaan
kekuningan pada kulit dan sklera akibat akumulasi kadar bilirubin darah 5 – 7
mg/dL.
Ikterus merupakan suatu kondisi klinis neonatus yang paling sering memerlukan
perhatian medis.
Ikterus nenonatorum sangatlah umum dikarenakan hampir semua neonatum yang
dapat memproduksi lebih dari 1.8 mg/dL.
Diestimasikan sekitar 50% - 80% bayi preterm akan mengalami ikterus neonatal,
umumny apada umur 2 – 4 hari pasca melahirkan.
TINJAUAN PUSTAKA IKTERUS NEONATORUM
ARISTYA RAHADIYAN BUDI
DEFINISI
Ikterus neonatorum adalah keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin
tak terkonjugasi yang berlebih.

Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin
darah sebesar 5-7 mg/dl.
KLASIFIKASI
A. Ikterus fisiologis
•Terjadi setelah 24 jam pertama
•Bayi lahir dengan kadar unconjugated bilirubin <2 mg/dL
•Bayi cukup bulan dengan susu formula dengan kadar bilirubin 6 – 8 mg/dL
•Bayi cukup bulan mendapat ASI dengan kadar bilirubin 7 – 14 mg/dL
•Bayi kurang bulan dengan kadar bilrubin 10 – 12 mg/dL
•Akumulasi bilirubin <5 mg/dL
KLASIFIKASI
B. Ikterus patologis
•Terjadi sebelum 24 jam kehidupan bayi
•Peningkatan total bilirubin serum > 5 mg/dL/hari
•Bilirubin total serum > 17 mg/dL pada bayi baru lahir yang mendapat ASI
•Ikterus menetap setelah 14 hari pada bayi cukup bulan atau setelah 21 hari pada
bayi kurang bulan.
•Disertai tanda – tanda penyakit lain (muntah, letargi, bayi malas menyusu,
penurunan BB, apnu, takipnu, fluktuasi suhu)
KLASIFIKASI
C. Ikterus Terkait ASI
• Early neonatal jaundice / Breast feeding Jaundice
Disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari pertama. Biasanya
timbul pada hari ke-2 atau ke-3 pada waktu ASI belum banyak.
• Late neonatal jaundice / Breast milk Jaundice
Karakteristik kadar bilirubin indirek yang masih meningkat setelah 4-7 hari pertama.
Kondisi ini berlangsung lebih lama daripada hiperbilirubinemia fisiologis dan dapat
berlangsung 3-12 minggu tanpa ditemukan penyebab hiperbilirubinemia lainnya.
NORMOGRAM BHUTANI
EPIDEMIOLOGI
RS Cipto Mangunkusumo, 2003 :
 Ikterus pada bayi baru lahir sebesar 58% untuk kadar bilirubin di atas 5 mg/dL dan 29,3% dengan
kadar bilirubin di atas 12 mg/dL pada minggu pertama kehidupan.

RS Dr. Sardjito, 2003:


• 85% bayi cukup bulan sehat mempunyai kadar bilirubin di atas 5 mg/dL dan 23,8% memiliki kadar
bilirubin di atas 13 mg/dL
METABOLISME BILIRUBIN
ETIOLOGI

PRODUKSI BERLEBIHAN GANGGUAN EKSKRESI GANGGUAN KOMBINASI

• HDN • Obstruksi • Infeksi Prenatal dan


• Inkompabilitas Perinal
RH/ABO • Sepsis
• Defisiensi G6PD • Ibu DM
• Defisiensi Piruvat Kinase
• Kelainan Eritrosit
Kongenital
• Polisitemia
• Peningkatan Sirkulasi
Enterohepatik
PEMERIKSAAN FISIK
KRAMER SCORE

Perkiraan
Derajat
Daerah Ikterus Kadar
Ikterus
Bilirubin
I Kepala dan leher 5,0 mg/dL
II Sampai badan atas (di atas umbilikus) 9,0 mg/dL
Sampai badan bawah (di bawah umbilikus)
III 11,4 mg/dL
hingga tungkai atas (di atas lutut)
IV Sampai lengan, tungkai bawah lutut 12,4 mg/dL
V Sampai telapak tangan dan kaki 16,0 mg/dL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan tambahan yang sering dilakukan untuk evaluasi menentukan penyebab
ikterus antara lain:
1. Golongan darah
2. Coombs test
3. Darah lengkap dan hapusan darah. Pemeriksaan hapusan darah diperlukan untuk
membedakan kelainan hemolitik.
4. Hitung retikulosit. Jumlah retikulosit yang > 6% setelah tiga hari kehidupan bayi,
biasanya menandakan proses hemolitik yang abnormal.
5. Skrining G6PD
TATALAKSANA
IKTERUS FISIOLOGIS
• Rawat jalan, edukasi untuk kembali apabila berlangsung lebih lama dari 14 / 21
hari
•Anjurkan ASI Eksklusif (langsung / via NGT / sendok)
•Jemur bayi dibawah sinar matahari 30 menit selama 3 – 4 hari.
TATALAKSANA
IKTERUS PATOLOGIS
Prinsip tatalaksana :
1. Mempercepat metabolisme dan pengeluran bilirubin
2. Mengubah bilirubin menjadi bentuk yang tidak toksik agar dapat dikeluarkan
melalui ginjal dan usus, misalnya dengan terapi sinar (fototerapi)
3. Mengeluarkan bilirubin dari peredaran darah, yaitu dengan tranfusi tukar darah
PENANGANAN IKTERUS BERDASARKAN KADAR
SERUM BILIRUBIN
Terapi sinar Transfusi tukar
Usia Bayi sehat Faktor Risiko* Bayi sehat Faktor Risiko*
mg/dL μmol/L mg/dL μmol/L mg/dL μmol/L mg/dL μmol/L
Hari 1 Setiap ikterus yang terlihat 15 260 13 220
Hari 2 15 260 13 220 25 425 15 260
Hari 3 18 310 16 270 30 510 20 340
Hari 4 dst 20 340 17 290 30 510 20 340
*Faktor risiko:
•usia kehamilan < 37 minggu, berat badan lahir < 2.500 g
•penyakit hemolitik
•bayi tampak kuning sebelum usia 24 jam
•infeksi berat (sepsis)
•saat lahir tidak bernafas spontan (memerlukan tindakan resusitasi)
FOTOTERAPI
Pemberian sinar blue spectrum intensitas tinggi, bertujuan untuk memicu ekskresi
lumirubin.
TRANSFUSI TUKAR
Dilakukan apabila fototerapi intensif gagal.
Indikasi:
1. Diberikan kepada semua kasus ikterus dengan kadar bilirubin indirek > 20 mg/dL
2. Pada bayi prematur tranfusi tukar darah dapat diberikan walaupun kadar albumin
kurang dari 3,5 gram per 100 ml.
3. Pada kenaikan yang cepat bilirubin indirek serum bayi pada hari pertama (0,3–1
mg/dL/jam). Hal ini terutama terdapat pada inkompatibilitas golongan darah.
4. Anemia yang berat pada neonatus dengan tanda-tanda dekompensasi jantung.
5. Bayi penderita ikterus dan kadar hemoglobin darah tali pusat kurang dari 14 mg/dL dan
Coombs test langsung positif.
TRANSFUSI TUKAR
METALLOPORFIRIN
Metalloporfirin sn-mesoporfirin (SnMP)
Farmakokinetik : Inhibitor enzimatik kompetitif dari enzim heme-
oksigenase
Mengubah protein heme menjadi biliverdin
KOMPLIKASI
KERNIKTERUS
Suatu sindrom neurologik yang timbul sebagai akibat penimbunan
bilirubin tak terkonjugasi dalam sel-sel otak.
Dapat menimbulkan kerusakan otak dengan gejala gangguan
pendengaran, keterbelakangan mental dan gangguan tingkah
laku.
Dapat terjadi apabila kadar bilirubin mencapai 20mf/dL (cukup
bulan) / 18 mg/dL (kurang bulan).
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada penyebab utama ikterik.
Biasanya baik jika ditangani secara tepat dan
cepat. Namun jika komplikasi telah terjadi,
prognosis memburuk.
LAPORAN KASUS IKTERUS NEONATORUM
ARISTYA RAHADIYAN BUDI
IDENTITAS PASIEN
NAMA : Bayi HS
NO. RM : 01.04.34.75
JENIS KELAMIN : Laki – laki
UMUR : 3 hari
Alamat : Bukit Gadang, Padang
KELUHAN UTAMA
Telah dirawat seorang bayi laki-laki berusia 3 hari
pada tanggal 18 Maret 2019 pukul 21.30 WIB di
ruang rawat inap Perinatologi RSUD Dr. M. Djamil
Padang dengan keluhan utama Bayi Nampak
Kuning
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
oNeonatus berat badan lahir cukup 3260 gram, panjang badan 49 cm, lahir SC atas
indikasi oligohidramnion, ditolong dokter spesialis, langsung menangis, tidak ada
jejas kelahiran, APGAR score 6/7, ibu baik, warna ketuban kehijauan. Bayi lahir
pada tanggal 15 Maret 2019.
oKuning sejak usia 3 hari, awalnya kuning hanya tampak di muka, kemudian
menyebar sampai ke tungkai.
oDemam tidak ada, Kejang tidak ada
oSesak napas tidak ada, kebiruan tidak ada
oInjeksi vitamin K sudah diberikan setelah lahir
oMuntah tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
oBuang air kecil sudah keluar, warna dan jumlah biasa
oBuang air besar sudah keluar, warna dan konsistensi biasa, dempul tidak ada
oRiwayat ibu sering demam selama hamil tidak ada
oRiwayat ibu keputihan yang banyak, berbau dan gatal selama hamil dan menjelang
persalinan tidak ada
oRiwayat ibu nyeri saat buang air kecil selama hamil dan menjelang persalinan tidak
ada.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Bayi merupakan pasien pindahan rawatan dari NICU RSUP Dr. M.
Djamil padang dengan diagnosis Respiratory Distress e.c. Suspect
Transient Tachypnea of Newborn yang telah teratasi, dirawat di
NICU selama 3 hari sejak lahir.
RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG
oG2, P0, A1, H0
oPemeriksaan antenatal ke dokter spesialis kandungan, teratur 2x sebulan
oRiwayat anemia, hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, penyakit ginjal
selama kehamilan tidak ada
oTidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol
oGongan ayah AB, golongan darah ibu O
oKualitas dan kuantitas makanan baik
oKehamilan cukup bulan
oKontrol teratur ke dokter spesialis kandungan dan kebidanan
RIWAYAT PERSALINAN
Persalinan di RSUP Dr. M. Djamil Padang, dipimpin oleh dokter
spesialis Obgyn. Lahir tanggal 15 Maret 2019 dengan sectio
caesaera atas indikasi oligohidramnion, high risk pregnancy, dan
IVF. Kelahiran tunggal, kondisi saat lahir hidup, A/S 6/7, langsung
menangis, ibu baik, warna ketuban kehijauan.
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : sakit sedang, Sianosis : tidak ada
cukup aktif
Ikterik : ada sampai tungkai bawah kaki
Frekuensi jantung : 150 x /menit
Frekuensi nafas : 65 x/ menit
Suhu : 36,9°C
Panjang badan : 49 cm
Berat badan : 3260 gram
PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala: Mulut :
Bulat, simetris sianosis sirkum oral tidak ada
Ubun-ubun besar : 2 ,5x 1,5 cm Telinga :
Ubun-ubun kecil : 1,5 x 1,5 cm tidak ditemukan kelainan
Jejas persalinan : tidak ada Hidung :
Mata: napas cuping hidung tidak ada
konjungtiva tidak anemis (-/-), sklera ikterik Leher :
(+/+)
tidak ditemukan kelaianan
PEMERIKSAAN KHUSUS
Toraks Abdomen
Bentuk : normochest, Permukaan : datar
retraksi epigastrium tidak ada
Kondisi : lemas
Jantung : irama teratur,
bising tidak ada, gallop tidak ada Hati : sulit dinilai
Paru : bronkovesikuler, Limpa : sulit dinilai
ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada Tali Pusat : Sudah puput
Umbilikus : tidak ditemukan
kelainan
PEMERIKSAAN KHUSUS
Genitalia : testis desensus bilateral
Ekstremitas
Atas : akral hangat, refilling kapiler baik
Bawah : akral hangat, refilling kapiler baik
Kulit : ikterik ada, sianosis tidak ada
Anus : ada
Tulang-tulang : tidak ditemukan kelainan
PEMERIKSAAN KHUSUS
Refleks neonatal: Ukuran :
 Moro : +  Lingkaran kepala : 35 cm
 Rooting : +  Lingkaran dada : 34 cm
 Isap : +  Lingkaran perut : 32 cm
 Pegang : +  Kepala-simpisis : 33 cm
 Simpisis-kaki : 16 cm
 Panjang lengan : 16 cm
 Panjang kaki : 18 cm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Darah Bilirubin (18/03/2019, 23.00)
Hb : 14,6 g/dL Bilirubin Total : 11,6 mg/dL
Hematokrit : 38,9 % Bilirubin Direk : 0,6 mg/dL
Leukosit : 27.530/mm3 Bilirubin Indirect : 11,0 mg/dL
Trombosit : 324.000/mm3
Diff. Count : 0/3/9/59/25/4
DIAGNOSIS KERJA
•Ikterus Neonatorum e.c. suspect Sepsis dd suspect
Inkompabilitas ABO
•Respiratory Distress e.c. suspect Transient Tachypnea
of Newborn (Perbaikan)
•NBBLC 3260 gram
PENATALAKSANAAN
- ASI OD
- Ampicilin sulbactam 2 x 165 mg (IV)
- Gentamicin 1 x 16 mg (IV)
- Foto terapi
- IVFD PG2
FOLLOW UP
TANGGAL PERJALANAN PENYAKIT TATALAKSANA 19 Maret 2019 S/ : anak post fototerapi, nampak kuning sampai ASI OD
18 Maret 2019 Pasien masuk ruang SCN Perina RSUP Dr. M. ASI OD dada, tidak ada demam, sesak nafas, kejang, biru, Foto terapi
Djamil Padang dengan diagnosis Ikterus Ampicilin sulbactam
Neonatorum + RD ec. Susp. TTN. + NBBLC 3260 2x165mg iv asi ibu masuk, BAB/BAK ada Gentamicin 1x16mg iv
gram. Gentamicin 1x16mg iv Ampicilin sulbactam
Keadaan saat diterima: Foto terapi
S/ : demam (-) O/ : KU : sakit sedang, Cukup aktif 2x165mg iv
Kuning ada, sampai tungkai bawah kaki HR 146 x/ menit, RR 44 x /menit, T 37 oC
sesak napas tidak ada
kejang tidak ada Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera
BAK ada, warna dan jumlah biasa Ikterik
Mekonium belum keluar
Kulit: ikterus kremer grade II
O/ : KU : sakit sedang, cukup aktif Hidung : Nafas cuping hidung (-)
HR 150 x/ menit, RR 65 x /menit, T 36,9oC
BB: 3260 gram, PB: 49 cm
Toraks : simetris, retraksi (-)
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera Abdomen: distensi (-),
Ikterik (-/-)
Kulit: ikterus kremer grade IV
Ekstemitas: akral hangat, CRT<2s
Hidung : Nafas cuping hidung (-) Hasil pemeriksaan laboratorium (18/03/2019,
Toraks : simetris, retraksi (-)
- cor : irama teratur, bising (-)
23.00)
- pulmo : bronkhovesikuler, ronkhi (-), Bilirubin Direk : 0,6 mg/dl
wheezing (-)
Abdomen: distensi (-), bising usus (+) normal
Bilirubin Indirect : 11,0 mg/dl
Ekstemitas: akral hangat, CRT<2s Bilirubin Total : 11,6 mg/dl
A/ Ikterus neonatorum grade V ec.susp.sepsis dd
inkompabilitas ABO + RD e.c. susp. TTN A/ Hiperbilirubinemia ec.susp.sepsis dd susp.
(perbaikan) + NBBLC 3260gr inkompabilitas abo
P/ pemeriksaan bilirubin (direct, indirect, total) RD ec. Susp TTN (perbaikan)
Fototherapy NBBLC 3260 gr
Pantau vital sign
FOLLOW UP
20 Maret 2019 S/ Anak nampak kuning, tidak ada sesak nafas, ASI OD 21 Maret 2019 S/ Anak nampak kuning sampai paha, tidak ada ASI OD
demam, muntah, BAB BAK ada Gentamicin 1x16 mg iv demam, kejang, sesak nafas, muntah, biru. BAB Gentamicin 1x16mg iv
Ampicilin sulbactam BAK ada, Ampicilin sulbactam
O/ Ku sedang, kurang aktif 2x165mg iv 2x165mg iv
O/ KU: Sakit sedang, kurang aktif Fototerapi
HR : 140x/menit, RR: 45x/menit, T: 36,9 oC
Nampak ikterik kramer II - III
Mata : konj. Tidak anemis, sklera ikterik HR 142x/i, RR 42x/i, T 36,8˚C
Thorax : retraksi (-) Thorax : simteris, retraksi (-)
Abdomen : distensi (-) Abdomen : distensi (-)
Akral : Hangat, CRT<2s Akral : hangat, crt<2s
Coombs test (-)
A/ Hiperbilirubinemia e.c. susp. Sepsis dd susp.
Inkompabilitas ABO (perbaikan) A/ Hiperbilirubinemia III ec susp. Sepsis
RD ec. Susp. TTN (perbaikan) (perburukan)
RD ec susp TTN (perbaikan)
NBBLC 3260 gram
NBBLC 3260g
P/ Awasi vital sign P/Fototerapi
Awasi kuning bayi Cek bilirubin direct, indirect, total
Rencana Coombs test Pantau vital sign
FOLLOW UP

22 Maret 2019 S/ Anak tidak nampak kuning, tidak ada demam, ASI OD
kejang, sesak nafas, muntah, biru. BAB BAK ada Gentamicin 1x16mg iv
Ampicilin sulbactam
O/Ku sedang, cukup aktif 2x165mg iv
HR 136x/i RR 30x/i T 37,0˚C
Mata: konj. Anemis(-/-), sklera ikterik (-/-)
Thoraks : retraksi (-)
Abdomen : distensi (-)
Eks. : akral hangat, crt<2s

A/ Ikterus neonatus susp. Sepsis (perbaikan)


RD ec susp TTN (perbaikan)
NBBLC 3260g

P/ Pantau vitalsign
Awasi kuning bayi
DISKUSI IKTERUS NEONATORUM
ARISTYA RAHADIYAN BUDI
DISKUSI
Telah dilaporkan seorang pasien bayi laki – laki berusia 3 hari
dirawat di SCN Perina RSUD Dr. M. Djamil Padang pada tanggal
18 Maret 2019 dengan keluhan menguning sejak 12 jam yang lalu
dengan diagnosis kerja Ikterus Neonatorum grade V et causa
suspek sepsis dd inkompabilitas ABO, Respiratory Distress et causa
suspek Transient Tachypnea of Newborn, dan Neonatus Berat
Badan Lahir Cukup 3260 gram.
DISKUSI
Pasien merupakan pindahan dari NICU RSUD Dr. M. Djamil
Padang dengan diagnosis Respiratory Distress et causa suspek
Transient Tachypnea of Newborn yang telah teratasi.
DISKUSI
Pemeriksaan fisik pasien :
Ditemukan sklera ikterik pada kedua mata dan nampak kuning
hingga kedua tungkai pasien.
Pemeriksaan laboratorium :
Hb 14,6 g/dL, hematokrit 38,9 %, leukosit 27.530/mm3,
thrombosit 324.000/mm3, dan pemeriksaan hitung jenis leukosit
0/3/9/59/25/4. Pemeriksaan bilirubin pada tanggal 19 Maret
2019 didapatkan Bilirubin total 11,6 mg/dL, bilirubin direct 0,6
mg/dL, bilirubin indirect 11,0 mg/dL.
DISKUSI
Diagnosis pasien : Hiperbilirubinemia e.c. Susp. Sepsis
Pertimbangan:
Pemeriksaan fisik : nampak sklera ikterik dan badan kekuningan -> ikterus
neonatorum
Pertimbangan Sepsis :
-Ketuban warna kehijauan saat lahir
- Hitung jenis leukosit Shift to the left mengindikasikan adanya proses
imunologis, meningkatnya nilai neutrofil batang pada pemeriksaan hitung jenis
leukosit = indikasi early onset sepsis
 (9/68 = 0,13. Normal dibawah 0,12)
DISKUSI
Diagnosis banding : inkompabilitas ABO
 Dicurigai karena golongan darah ibu O, total 75% pada pasien bayi dari
ibu bergologan darah tersebut lahir dengan ikterus patologis
 Kecurigaan ini disingkirkan dari kemungkinan diagnosis dari hasil coombs
test negatif
DISKUSI
Tatalaksana pasien :
ASI On Demand = sebagai intake pasien
Ampicilin sulbactam + gentamicin = antibiotik
Fototerapi = tatalaksana ikterik
Observasi
TERIMA KASIH IKTERUS NEONATORUM
ARISTYA RAHADIYAN BUDI

Anda mungkin juga menyukai