Anda di halaman 1dari 77

Disampaikan dalam Pelatihan Keselamatan Pasien 27 Januari 2017

Hotel Pemier Bekasi


 Keselamatan pasien (patient safety) telah menjadi isu
global
 Semakin berkembangnya ilmu dan teknologi,
pelayanan kesehatan menjadi semakin kompleks dan
berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan – KTD
(adverse event) apabila tidak dikelola dengan baik.
 Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan, dan hal tersebut terkait dengan isu
mutu dan citra rumah sakit
RUMAH SAKIT

 Padat Modal
 Padat Teknologi
 Padat Karya
 Padat Profesi BERPOTENSI
 Padat TERJADI
Sistem/Prosedur KEJADIAN
 PadatKeluhan/Masal
YANG TIDAK
DIHARAPKAN
ah
 PadatRisiko
 Padat“Error “
(ROOT CAUSE ANALYSIS / RCA)
Analisa akar masalah adalah sebuah alat kerja yang sangat
berguna untuk mencari akar masalah dari suatu insiden yang telah
terjadi.
 RCA hanya dilaksanakan bila hasil investigasi masalah masuk
dalam kategori tinggi atau Ekstrim
BAND RESIKO: KUNING DAN MERAH

(FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS)FMEA


Untuk menganalisa masalah yang belum terjadi, kita
menggunakan alat yang disebut FMEA.
 Tanpa mengetahui akar masalahnya, suatu insiden tidak dapat
ditanggulangi dengan tepat, yang berakibat pada berulangnya
kejadian insiden tersebut dikemudian hari
RUMAH SAKIT
RCA FMEA
Sebuah analisis retrospeksi melihat FMEA merupakan metode sistematik
di mana kemungkinan kesalahan mengidentifikasi dan mencegah
bermula dari sebuah kejadian tidak masalah proses dan produk sebelum
diharapkan (sentinel?) yang telah mereka terjadi.
terjadi di rumah sakit.
RCA diterapkan pada kejadian Dunia kesehatan terutama fasilitas
resiko tinggi, berdampak luas yaitu
pelayanan kesehatan merupakan area
semua KTD dan Sentinel. padat karya dan padat ahli yang setiap
sistem dan hasil akhirnya selalu
berisiko terjadi kegagalan
RCA bertujuan mengetahui semua Kegagalan dapat dicegah jika bisa
faktor kemungkinan terkait dengan diprediksi lebih awal terjadinya.
sebuah kejadian, dan apa yang Pada akhirnya, peningkatan sasaran
bisa dilakukan untuk mencegahnya keselamatan pasien pada fasilitas
1. Identifikasi Insiden Yang Akan Di Investigasi
2. Tentukan Tim Investigator
3. Kumpulan Data dan Informasi
 Observasi, Dokumentasi, Interview
4. Petakan Kronologi Kejadian
 Narrative Chronology, Timeline, Tabular Timeline, Time Person
Grid
5. Identifikasi CMP (Care Management Problem)
 Brainstroming, brainwriting
6. Analisis Informasi
 5 Why's, Analisis Perubahan, Analisis Penghalang, Fishbone /
Analisis Tueang Ikan
7. Rekomendasi dan Rencana Kerja Untuk Improvement
 Grade Biru : Investigasi sederhana oleh atasan
langsung, waktu maksimal 1 minggu
 Grade Hijau: Investigasi sederhana oleh atasan
langsung, waktu maksimal 2 minggu
 Grade Kuning : Investigasi komprehensif / Analsis
akar masalah / RCA oleh tim Keselamatan pasien di
rumah sakit, waktu maksimal 45 hari
 Grade Merah : Investigasi komprehensif / Analisi
akar masalah / RCA oleh tim Keselamatan pasien di
rumah sakit, waktu maksimal 45 hari
Tahapan Melakukan Root Cause Analysis (RCA)
INSIDEN :
Kesalahan pemberian obat Nebulizer secara injeksi

KETUA :
Anggota : 1. . 4.
2. 5.
3. 6.

Apakah semua area yang terkait sudah terwakili ?


YA TIDAK
Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan yang berbeda, sesudah diwakili
dalam tim tersebut ?
YA TIDAK
Siapa yang menjadi Notulen ?
Tanggal dimulai Tanggal dilengkapi
LANGKAH 3
Kumpulkan data & informasi
Dengan menggunakan form seperti dibawah ini :

Observasi langsung : Ruang jaga, tempat meletakkan


macam-macam injeksi

Dokumentasi : 1.Rekam Medik


2. S.P.O Memberikan obat injeksi
. Interview (Dokter/Staf yang terlibat) :
1. Kepala Ruang Al insan
2. Perawat Jaga yang bertugas
3. Ka Bid Keperawatan
NARASI
PUKUL 05.45
Pasien mengeluh muntah-muntah (3x), perawat A lapor dr Jaga, dan
mendapat terapi ranitidine injeksi 1 ampul

PUkUL 06.30
Perawat B menyiapkan obat ranitidine dan akan disuntikkan ke pasien.
Sampai di ruang pasien, pasien baru ke kamar mandi. Kemudian perawat
B kembali ke ruangan. Di pintu keluar ruangan bertemu dengan perawat
A, tempat injeksi (bak) ranitidine injeksi diberikan kepada perawat A,
karena perawat B akan membuang urine di ruang 21 (R21). Tempat injeksi
oleh perawat A ditaruh di meja perawat karena Perawat A mendatangi
ruang 18 yang membunyikan bel.
Pasien Tn.M (R.15) membunyikan bel, di datangi perawat C dan pasien
bilang, “ tadi suruh ngebel, katanya mau disuntik”. Perawat C kembali ke
ruangan, bertanya kepada perawat B,” R.15 katanya mau disuntik”,
perawat B menjawab ,” suntik ranitidine”. Perawat C mengambil spuit 3 cc
yang ada di meja injeksi (isi nampan injeksi: masker nebulizer, pulmicort,
spuit 3 ml, bertuliskan nebulizer yang berisi farbivent
Perawat C bertanya kepada perawat B, apakah ini obatnya, sambil
menunjukkan spuit yang diambil dari nampan

Perawat B menjawab “Iya”


Perawat C menyuntikkan ke pasien Tn.M (R.15).
Tidak lama kemudian perawat A mendatangi R.15 sambil membawa injeksi
ranitidin
 Perawat B : ,” iya, sudah diinjeksi oleh perawat C”
 Perawat A, : “ Lha ini ranitidinnya?”
 Perawat A dan B mengkroscek obat ke meja injeksi, ternyata spuit 3
ml yang berisikan farbivent sudah tidak ada
Perawat C lapor ke dokter jaga, kemudian dokter jaga memeriksa.
Dokter jaga segera lapor ke Spesialis penyakit dalam .
Pasien mendapat terapi : Oksigenasi 3 Lpm, Loading NaCl 500 ml, Farsik 1
ampul, Bisoprolol 1 tablet, Ukur Vital sign,
Hasil : Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi > 100x/menit, frekuensi ireguler,
laju pernafasan 28x/menit

PUKUL 07.15
Hasil pengukuran tekanan darah 130/70 mmHg, Laju nadi>100X/ menit,
ireguler, Laju respirasi 22x/menit. Infus NaCl 30 tpm. B.a.k banyak,
dilakukan EKG ulang hasilnya SVT (supra ventrikuler tachicardi)
PUKUL 08.30

Pasien menyatakan sudah tidak berdebar-debar, kesadaran compos mentis

Vital sign Normal . Tidak masuk ICU


TIME LINE

Pasien muntah- Perawat lapor dr Jaga dan Karena pasien mandi,


muntah pasien diberikan terapi obat diserahkan ke
Ranitidin perawat B

Pasien berdebar-debar Perawat C menyuntik tetapi Karena perawat B


setelah disuntik obat yang diberikan lain, menangani pasien lain,
tanpa melakukan cek thd obat diletakkan dimeja
jenis obat dan yang menyuntik
perawat C

Pasien ditangani dengan Keadaan pasien


Perawat Lapor dr Jaga, dan
obat-obatan dan membaik
dr Jaga memeriksa pasien.
dimonitor keadaan
Kemudian dikonsulkan
Sp.PD
WAKTU / 5-8-2012 5-8-2012
KEJADIAN 05.45 06.30

KEJADIAN Pasien R.15 mengeluh Perawat B menyiapkan ranitidin untuk


muntah-muntah disuntikkan dan mendatangi pasien

INFORMASI Keluarga menghubungi perawat -Pasien baru kekamar mandi


TAMBAHAN -Perawat B mau membuang urine pasien lain
- Perawat B menyerahkan obat ke perawat A tapi
perawat A menaruh obat di meja perawat karena
pasien R.18 memanggil

GOOD Perawat lapor dr jaga Pelayanan ke pasien cepat


PRACTICE

MASALAH Komunikasi antar perawat kurang baik


PELAYANAN -
WAKTU / 5-8-2012 5-8-2012
KEJADIAN 06.35 06.40

KEJADIAN Pasien R 15 memanggil minta Pasien berdebar-debar setelah disuntik


disuntik

INFORMASI Perawat C menanyakan obatnya Hal ini diketahui waktu perawat A mau menyuntikkan
TAMBAHAN pada perawat B, dan dijawab ranitidin yang dia siapkan , pasien bilang kalau sudah
dengan “ya” tanpa mengecek disuntik oleh perawat lain
obatnya Perawat A mengecek obat nebulizer yang sudah tidak ada
Perawat C datang ke pasien di bak injeksi
membawa obat untuk
disuntikkan
Obat disuntikkan ke pasien

GOOD Perawat lapor dr jaga


PRACTICE Dr jaga memeriksa pasien, dan dilaporkan ke Spesialis penyakit
dalam
Pasien mendapat teraphy

MASALAH
PELAYANAN
Salah dalam memberikan obat injeksi
WAKTU / 5-8-2012 5-8-2012
KEJADIAN 07.15 07.30

KEJADIAN Pasien masih berdebar- debar Kondisi pasien membaik

INFORMASI Hasil EKG VS ada tachicardi


TAMBAHAN Ada SVT (supra Ventrikuler Dilakukan ulang EKG lead II tiap 1 jam
Tachicardi)
Monitor V.S
GOOD Penanganan diberikan segera oleh Pasien diberikan penanganan
PRACTICE Tim dokter dan perawat segera dengan obat-obatan dan
monitor keadaan dengan baik

MASALAH
PELAYANAN
FORM MASALAH / CARE MANAGEMENT PROBLEM (CMP)
Masalah Instrumen

• Komunikasi antar perawat kurang baik Teknik 5 Why

• Salah dalam memberikan obat injeksi Fishbone diagram


Analisis perubahan
 ALASAN CMP I MENGGUNAKAN 5 WHY:
- Masalah yang pertama sederhana
- Teknik ini bisa untuk mengidentifikasi faktor yang
memperngaruhi / penyebab masalah
 ALASAN CMP II MENGGUNAKAN FISH BONE:
Karena masalah kedua ada multifaktor yang diperkirakan bisa
menjadi kontribusi dalam masalah tersebut
 ALASAN CMP II MENGGUNAKAN ANALISIS PERUBAHAN
Karena jika dalam sistem atau prosedur terjadi peru
FORM TEKNIK (5) MENGAPA
Masalah Komunikasi antar perawat kurang baik

Mengapa komunikasi antar perawat Serah terima obat tidak dilaksanakan dengan
kurang baik baik

Mengapa serah terima obat tidak Petugas tidak menerapkan budaya safety
dilaksanakan dengan baik dengan baik

Mengapa tidak menerapkan buadaya Petugas terbiasa dengan rutinitas lama, dan
safety dengan baik belum memahami pentingnya budaya safety
Mengapa terbiasa dengan rutinitas Belum adanya kesadaran untuk berubah ke
perilaku safety
Mengapa belum ada kesadaran untuk Belum optimalnya sistem monitoring dan
berubah evaluasi tentang penerapan budaya safety
Task factor
Faktor Pasien Faktor Staf/ Individu
-Desain tugas & pelaksanaan
- Pasien kekamar tindakan
- Kurang ketelitian dan hati-hati
mandi - Ketersediaan SPO dan ketaatan
pelaksanaan

Kesalahan dalam
penyuntikan

Team & social


Faktor Komunikasi Faktor Organisasi
factor
Budaya safety belum optimal
-Kepemimpinan&Ta Komunikasi saat serah terima obat -
-
- pengaturan sistem
nggung jawab tim kurang efektif
penugasan/tindakan
--Supervisi
ANALISIS PERUBAHAN

PROSEDUR YANG PROSEDUR YG APA TERDAPAT BUKTI APA PERUBAHAN


NORMAL DILAKUKAN SAAT PERUBAHAN MENYEBAB
INSIDEN KAN MASALAH

IDENTIFIKASI TIDAK MENGIDENTIFI YA MASALAH


KEBENARAN JENIS KASI JENIS OBAT DAN
OBAT, DOSIS, DOSISNYA
ORANGNYA
1. Dampak (seberapa berat akibat yang dialami
pasien mulai dari tidak ada cedera sampai
meninggal)
2. Probability (seberapa seringnya insiden
tersebut terjadi)
PENILAIAN DAMPAK KLINIS/ KONSEKUENSI/SEVERITY
PADA KASUS INI :

 Tingkat resiko : 2
 Deskripsi : Minor
 Dampak : Ada tachicardi, tapi bisa diatasi dengan pertolongan
pertama
 Kejadian serupa pernah terjadi pada 1 bulan sebelumnya di ruangan lain. Pada
kejadian 1 bulan sebelumnya peristiwa tertukarnya obat Nebulizer
 Resiko pada kejadian ini dapat diatasi dengan pertolongan pertama, kerugian
keuangan sedang
Penilaian tingkat probability adalah seberapa
seringnya insiden tersebut terjadi, pada kasus ini :
- Tingkat resiko :4
pernah terjadi kasus serupa dalam tahun tersebut di
bangsal lain
- Deskripsi : Sering ( beberapa kali/ tahun)
MATRIKS Grading Risiko

Level/ Bands Tindakan

Ekstrim/sangat tinggi Resiko ekstrim,dilakukan RCA paling lama 45


hari membutuhkan tindakan segera,perhatian
sampai direktur
High/Tinggi Resiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari,
kaji dengan detil & perlu tindakan segera serta
membutuhkan perhatian top manajemen

Moderate/ Sedang Risiko sedang, dilakukan investigasi aederhana


paling lama 2 minggu. Manajer/ pimpinan klinis
sebaiknya menilai dampak terhadap biaya dan
kelola resiko

Low/ Rendah Risiko rendah dilakukan investigasi sederhana paling


lama 1 minggu diselesaikan dengan prosedur rutin
MATRIKS Grading Risiko
Dampak Keuangan
Level/ Bands Contoh deskripsi

1 < 1.000.000

2 1.000.000 – 5.000.000

3 5.000.000 – 25.000.000

4 25.000.000 – 50.000.000

5 > 50.000.000
1. Penyusunan sistem monitoring dan evaluasi budaya safety
2. Pengawasan pelaksanaan tindakan terutama perawat yang baru/
yunior
3. Dibudayakan identifikasi pasien dan obat sebelum melakukan
tindakan
4. Budayakan Komunikasi efektif
5. Pembagian tugas yang lebih dioptimalkan
6. Pelatihan/ sosialisasi penerapan budaya safety beserta sistem
evaluasinya
7. Manajemen membuat kebijakan tentang resiko biaya akibat masalah
yg timbul
REREKOMENDASI & RENCANA TINDAKAN

AKAR MASALAH TINDAKAN TINGKAT PENANGGUNG WAKTU SUMBER DAYA BUKTI PARAF
REKOMENDASI JAWAB PENYELESAIA
N

BELUM PENYUSUNAN INSTALASI MANAJER 2 MINGGU PENGADAAN


OPTIMALNYA SITEM RANAP RANAP SETELAH LEMBAR
SISTEM MONITORING INVESTI GASI MONITO RING
MONITORINN & EVALUASI
G& BUDAYA
EVALUASI SAFETY
PENERAPAN
BUDAYA
SAFETY
Matur nuwun
FORM TABULAR TIMELINE
WAKTU/KEJADIAN

KEJADIAN

INFORMASI

TAMBAHAN

Good Practice

MASALAH

PELAYANAN
MASALAH INSTRUMENT/TOOLS

1.

2.

3.

4.

5.
MASALAH INSTRUMENT/TOOLS

1. Mengapa

2. Mengapa

3. Mengapa

4. Mengapa

5. Mengapa
SUMBER DAYA
AKAR TINGKAT
TINDAKAN PJ WAKTU YANG BUKTI PENYELESAIAN PARAF
MASALAH REKOMENDASI
DIBUTUHKAN
PROSEDUR PROSEDUR YANG APAKAH TERDAPAT
YANG NORMAL DILAKUKAN SAAT BUKTI PERUBAHAN
(SOP) INSIDEN DALAM PROSES
PROSEDUR PROSEDUR YANG APAKAH TERDAPAT
YANG NORMAL DILAKUKAN SAAT BUKTI PERUBAHAN
(SOP) INSIDEN DALAM PROSES
 Laporan dituliskan untuk mengkomunikasikan temuan-
temuan, kesimpulan dan rekomendasi hasil investigasi RCA.
 Laporan disusun oleh komite peningkatan mutu dan
keselamatan Pasien setelah semua solusi telah
dipertimbangkan dan direkomendasikan untuk tindakan
koreaktif yang ditetapkan
1. Memilih proses yang berisiko tinggi
2. Membuat diagram proses atau alur proses dengan flow chart
yang rinci
3. Untuk setiap kemungkinan kegagalan (failure mode), identifikasi
efek yang mungkin terjadi ke pasien (the effect)
4. Menetapkan kemungkinan tingkat keparahan dari efek tersebut
ke pasien (RPN)
5. Melakukan root cause analysis dari failure mode
6. Desain ulang proses
7. Analisa dan ujicobakan proses yang baru
8. Terapkan dan awasi proses yang sudah didesain ulang tadi
LANGKAH 1:
PILIH SEBUAH PROSES UNTUK DIKAJI
Pilih proses yang beresiko tinggi dan bentuk
TIM
1. Pilih proses yang akan dianalisa.
2. Proses yang dipilih dapat berupa proses klinis
dan berhubungan langsung dengan perawatan
kepada pasien atau yang tidak berorientasi
klinis dan tidak berhubungan dengan
perawatan pasien.
3. Tentukan salah satu proses / sub proses bila
prosesnya kompleks.
Judul Proses :
1. Risiko jatuh (skor 16)
2. Tertusuk jarum (skor16)
3. Pelayanan apotik (skor 12)

Bentuk TIM
• Ketua :
• Anggota 1. 4.
2. . 5.
3. 6.

• Apakah semua area yang terkait sudah terwakili ?


YA TIDAK
• Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan yang berbeda, sudah diwakili didalam tim
tersebut?
YA TIDAK
• Siapa yang menjadi Notulen ?
• Tanggal dimulai Tanggal dilengkapi
 LANGKAH 2A : GAMBARKAN ALUR PROSES

Tahapan Proses :

Jelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur yang berlaku.

Jika proses terlalu kompleks, pilih satu proses atau sub proses untuk di tindak
lanjuti.

1 2 3 4 5 6
Keamana
n Pemberia
Assesmen Intervensi
lingkunga n
t risiko pada evaluasi
n dari identifika
jatuh pasien
risiko si
jatuh
Sub Proses
lingkungan assesment identifikasi Intervensi evaluasi

• Lantai baik • SPO mengenai • Pemberian tanda • Orientasi kamar • Melakukan


(bersih,tidak licin, risiko jatuh khusus (klip pada pasien asesmen ulang
tidak berlubang) kuning) pada
• Petugas melakukan • Penempatan • Pemantauan
pasien dgn risiko
• Kamar mandi asesmen pasien barang keperluan berkala sesuai SPO
dilengkapi rel risiko jatuh jatuh pasien di dekat
pengaman & bel • monitoring • Pemberian tanda pasien
• Penerangan penerapan SPO risiko jatuh di • Memposisikan
ruangan baik • Pelaporan kejadian tempat tidur, alat tempat tidur
• Akses pasien ke jatuh bantu gerak, dan rendah dan roda
kamar mandi pintu kamar terkunci
berada dalam satu • Memasang bed
ruangan rail side
• Tempat tidur • Edukasi pasien
terpasang tentang efek
pengaman, dan bel obat/anestesi pada
di sisi pasien keluarga/pasien
• Edukasi pasien dan
keluarga tentang
risiko jatuh
(brosur).
I II III IV V
Petugas tidak melakukan
Tidak memasang
Orientasi ruangan pd
klip risiko jatuh
Lantai licin pasien&keluarga Tidak dilakukan
pada gelang
Lantai rusak monitoring
Belum ada SPO identitas
Pengisian dokumen risiko jatuh berkala
risiko jatuh
Tidak tersedia tidak lengkap
Persediaan klip
Rel pengaman Dokumentasi
Belum semua risiko jatuh
kmr mandi & bel Tdk menempatkan bel dan evaluasi (-)
petugas dpt terbatas
barang keperluan pasien pd
melakukan
Tanda posisi dekat pasien
assesment risiko Penanda risiko
peringatan area
jatuh jatuh tidak
dgn risiko jatuh Posisi roda tdk terkunci dan
dipasang di
posisi tempat tidur tinggi
Kesalahan dlm kmr/bed psn
Penerangan
melakukan
ruangan tdk baik Bed side rail tdk terkunci, tempat
asesment risiko Belum tersedia
tidur tdk memiliki bed rail side
jatuh tanda risiko jatuh
Akses psn ke
utk bed/kmr
kamar mandi Kurang jelas dalam pemberian
pasien
jauh. edukasi risiko jatuh ke pasien
&keluarga
1 2 3 4 5
S=Severity Minor Moderate Minor Mayor Terminal
(Keparahan) : Injury Injury injury/deat
h)

O= Hampir jarang kadang- sering sangat


Occurence tidak kadang sering dan
(Keseringan) : pernah pasti
terjadi
D= selalu sangat 3 (Mungkin Kemungkin Tidak
Detectable terdeteksi mungkin terdeteksi), an kecil mungkin
(Terdeteksi) terdeteksi terdeteksi terdeteksi
Proses kemungkinan kegagalan Penyebab kegagalan S O D RPN
Keamanan Lantai licin Ada kobocoran 3 3 2 18
lingkungan dari Hujan 3 2 3 18
risiko jatuh Lantai berlubang Ubin pecah 3 2 3 18
Kamar mandi tidak dilengkapi rel Belum menjadi standar 4 5 2 40
pengaman Belum terpasang pd semua unit perawatan 4 4 3 48
Kamar mandi tidak dilengkapi bel Belum menjadi standar 4 5 2 40
Belum terpasang pd semua unit perawatan 4 4 3 48
Penerangan dalam ruangan tidak
baik Lampu redup/mati 2 2 1 4
Akses pasien ke kamar mandi jauh Posisi bed yang jauh 2 3 1 6
Tidak ada tanda peringatan area Petugas tidak melakukan memberi tanda
dgn risiko tinggi jatuh peringatan 4 2 2 16
Tidak tersedia barang 'tanda peringatan' 4 2 2 16
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain
ulang)
Proses Kemungkinan kegagalan Penyebab kegagalan S O D RPN
Belum semua petugas dapat Petugas tidak paham mengenai SPO risiko jatuh
mengidentifikasi pasien
risiko jatuh 4 2 2 16
Tidak dilakukan asesmen Petugas tidak mengetahui SPO asesmen risiko jatuh 4 2 2
pada pasien rawat inap 16
Petugas belum paham mengenai SPO risiko jatuh 4 3 3
36
Asesmen risiko Form asesmen tidak ada 3 2 2 12
jatuh
SDM tidak memadai 3 3 2 18

PPJP sibuk 3 3 3 27

Petugas tidak melakukan 4 2 2 16


Kesalahan dalam melakukan Petugas tidak paham 4 2 3 24
asesmen Petugas terburu-buru dalam melakukan asesmen 4 3 2 24
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain
ulang)
Proses Kemungkinan kegagalan Penyebab kegagalan S O D RPN
Pemberian Tidak dilakukan pemasangan tanda tanda khusus (klip kuning) tidak ada
identifikasi khusus (klip kuning) (persediaan ruangan habis)
3 3 3 27
Petugas tidak melakukan melakukan 4 2 1 8
Ketersediaan klip sbg tanda risiko jatuh
belum memadai
Pengadaan belum mencukupi 4 3 3 36
Tidak dilakukan pemasangan tanda risiko Tanda tidak tersedia/habis
jatuh di kamar/bed pasien 3 2 1 6

Petugas tidak melakukan 4 2 1 8


Ketersediaan tanda risiko jatuh untuk di Persediaan di ruang rawat habis
kamar/ bed pasien belum memadai 3 2 2 12
Tidak dipasang label Label tidak tersedia 3 2 1 6
Petugas tidak melakukan/tidak
melakukan 4 2 1 8
Ketersediaan tanda risiko jatuh untuk RM Persediaan di ruang rawat habis
pasien belum memadai 3 2 2 12
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain
ulang)
Intervensi pada pasien Kemungkinan kegagalan Penyebab kegagalan S O D RPN
Orientasi kamar kepada Tidak dilakukan orientasi Petugas tidak melakukan ORIENTASI
pasien ruang rawat pada 4 2 2 16
pasien/keluarga Petugas sibuk/SDM tidak memadai
3 3 2 18
Keluarga terlalu banyak 3 3 2 18
Tidak ada keluarga pasien 3 2 2 12
Dilakukan, ttp tidak Petugas tidak melakukan 3 3 2 18
didokumentasikan Form tidak ada 3 2 2 12
Pemberian informasi tidak Petugas terburu-buru 3 3 3 27
jelas Cara menjelaskan kurang adekuat 3 3 3 27
Pendidikan pasien/keluarga kurang 3 3 1 9
Menempatkan Bel pada Tidak menempatkan bel Bel belum terpasang 4 2 2 16
posisi dekat pasien Bel rusak 4 3 1 12
Petugas tidak melakukan 3 2 2 12
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain
ulang)
Intervensi pada pasien Kemungkinan kegagalan Penyebab kegagalan S O D RPN
Menempatkan barang Tidak menempatkan barang Petugas tidak melakukan melakukan
keperluan pasien di dekat keperluan pasien di dekat pasien 3 2 2 12
pasien Petugas tidak menanyakan kepada pasien
barang keperluannya 3 2 3 18
Memposisikan tempat tidur Posisi roda tidak terkunci dan Roda rusak
rendah dan roda terkunci tempat tidur tinggi 4 2 2 16
Handle putar bed rusak 4 2 2 16

Petugas tidak melakukan melakukan 3 2 2 12


Bed side rail Bed side rail tidak terpasang
Tempat tidur tidak ada bed side rail 4 3 3 36
Bed side rail rusak 4 3 3 36

Keluarga tidak paham kegunaan bed side rail 3 2 3 18


Keluarga tidak tahu cara penggunaan bed side
rail 3 2 2 12

Bed side rail tidak terkunci sempurna 4 2 3 24


Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain
ulang)
Intervensi pada pasien Kemungkinan kegagalan Penyebab kegagalan S O D RPN
Edukasi pasien tentang efek Tidak dilakukan edukasi baik Petugas tidak melakukan melakukan edukasi
obat/anestesi pada pada pasien/keluarga 3 2 2 12
keluarga/pasien
Penunggu pasien bergantian 3 3 2 18
Edukasi diberikan pada
keluarga, keluarga tidak paham petugas terburu-buru melakukan 3 3 3 27
pendidikan pasien/kelaurga rendah 3 3 1 9
Penunggu pasien bergantian 3 3 2 18
Edukasi pasien dan keluarga Edukasi diberikan pada petugas terburu-buru melakukan
tentang risiko jatuh keluarga, keluarga tidak paham 3 3 3 27
pendidikan pasien/keluarga rendah 3 3 1 9
Penunggu pasien bergantian 3 3 2 18
Edukasi tidak diberikan kepada Keluarga banyak dan yang menunggu
keluarga bergantian 3 3 2 18

Petugas tidak melakukan memberikan edukasi 3 2 2 12


Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek kegagalan dengan
menghitung Risk Priority Number (sebelum desain ulang)
RP
Evaluasi Kemungkinan kegagalan Penyebab kegagalan S O D N
Melakukan asesmen Tidak dilakukan asesmen Petugas belum mengetahui SPO 3 2 3 18
ulang ulang
Petugas tidak melakukan melakukan 3 2 2 12
Pergantian shift tidak dioperkan 4 2 2 16
Petugas sibuk 3 3 2 18
Evaluasi tidak
didokumentasikan Petugas tidak melakukan melakukan 3 2 2 12
Pemantauan berkala Evaluasi tidak
sesuai SPO didokumentasikan Petugas tidak melakukan melakukan 3 2 2 12
Tidak dilakukan
pemantauan secara Petugas tidak melakukan melakukan 3 2 2 12
berkala Pergantian shift tidak dioperkan 4 2 2 16
Petugas sibuk 3 2 2 12
Melakukan Root Cause Analysis dan Rencana Tindak Lanjut dari Penyebab
Kegagalan dengan RPN 20 -48

Penyebab Kegagalan RCA RTL PJ


Rel pengaman/bel di kamar Belum masuk dalam Pengadaan rel Bagian
mandi belum dipasang perencanaan pengadaan pengaman /bel di Penunjang
seluruh kamar mandi Sarana
Persediaan tanda khusus (klip Pengadaan belum Pengadaan disesuaikan apotik
kuning) belum mencukupi mencukupi kebutuhan dan ada stok

Petugas belum sepenuhnya Persepsi petugas belum Sosialisasi SPO Ka Ruangan


paham mengenai SPO risiko sama
jatuh karena sosialisasi SPO ttg
resiko pasien jatuh belum
optimal
Melakukan Root Cause Analysis dan Rencana Tindak Lanjut dari
Penyebab Kegagalan dengan RPN 20 -48
Penyebab Kegagalan RCA RTL PJ
Petugas terburu-buru dalam Beban pekerjaan tinggi Edukasi petugas Ka Ruangan
melakukan melakukan secara efektif
asesmen/edukasi/orientasi dan efisien
Cara menjelaskan/edukasi Petugas terburu-buru dalam Edukasi petugas Diklat
kurang adekuat memberikan edukasi dan mengenai komunikasi
belum semua petugas efektif
mendapatkan IHT mengenai
Komunikasi efektif yg masuk
dalam service excelent
Bed side rail rusak Maintence barang/alat Maintenance barang IPSRS
belum maksimal secara berkala
Bed side rail tidak terkunci Petugas tidak melakukan Review ttg penggunaan Ka Ruangan
sempurna sesuai prosedur alat bagi petugas
NO MASALAH RTL
1 Keamanan Standarisasi fasilitas kamar mandi (menggunakan rel pengaman, bel dan lantai
Lingkungan tidak boleh licin)
Dari Risiko
Jatuh
Penempatan pasien di ruang dekat dengan nurse station dan kamar mandi
dipertimbangkan untuk pasien dengan risiko jatuh
Standarisasi bel pasien di dekat bed dan kamar mandi
Pemantauan sarana prasarana oleh Koord Logistik pada ruang rawat dan
lingkungan rumah sakit oleh petugas IPS RS secaraberkala dan terdokumentasi
dengan baik
Asesmen Standarisasi petugas yang melakukan asesmen dan re-asesmen  Pembuatan SPO,
Resiko Jatuh sosialisasi dan evaluasi implementasi secara berkala

PemberianId Persediaan Label/klip kuning/penanda bed atau kamar


entifikasi Semua pasien yang sudah teridentifikasi risiko jatuh menggunakan klip kuning

Tahapan orientasi dilakukan sesuai prosedur


Identifikasi kebutuhan pasien
Pemantauan oleh Petugas
Edukasi secara efektif
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek kegagalan dengan
menghitung Risk Priority Number (sebelum desain ulang)
Desain Lama Desain Baru
Proses Kemungkinan Kegagalan Penyebab Kegagalan
S O D RPN S O D RPN
Ada kobocoran 3 3 2 18 3 1 2 6
Lantai licin
Hujan 3 2 3 18 3 1 3 9
Lantai berlubang Ubin pecah 3 2 3 18 3 1 3 9
Belum menjadi standar 4 5 2 40 4 1 2 8
Kamar mandi tidak dilengkapi
Belum terpasang pd semua unit
rel pengaman 4 4 3 48 4 1 3 12
perawatan
Belum menjadi standar 4 5 2 40 4 1 2 8
Keamanan Kamar mandi tidak dilengkapi
Belum terpasang pd semua unit
lingkungan bel 4 4 3 48 4 2 3 24
perawatan
dari risiko
Penerangan dalam ruangan
jatuh Lampu redup/mati 2 2 1 4 2 1 1 2
tidak baik
Akses pasien ke kamar mandi
Posisi bed yang jauh 2 3 1 6 2 2 1 4
jauh
Petugas tidak melakukan memberi
4 2 2 16 4 1 2 8
Tidak ada tanda peringatan area tanda peringatan
dgn risiko tinggi jatuh Tidak tersedia barang 'tanda
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain ulang)
Desain Lama Desain Baru
Proses Kemungkinan Kegagalan Penyebab Kegagalan
S O D RPN S O D RPN
Belum semua petugas dapat Petugas tidak paham
4 2 2 16 4 1 2 8
mengidentifikasi pasien resiko jatuh mengenia SPO risiko jatuh
Petugas tidak mengetahui
4 2 2 16 4 1 2 8
SPO assesment risiko jatuh
Petugas belum paham
4 3 3 36 4 2 2 16
mengenai SPO risiko jatuh
Tidak dilakukan assesment pada
Assesment Form asesmen tidak ada 3 2 2 12 3 1 2 6
pasien rawat inap
Risiko Jatuh SDM tidak memadai 3 3 2 18 3 3 2 18
DPJP sibuk 3 3 3 27 3 3 2 18
Petugas tidak melakukan
4 2 2 16 4 1 2 8
assesment
Petugas tidak paham 4 2 3 24 4 1 3 12
Kesalahan dalam melakukan asesmen Petugas terburu-buru dalam
4 3 2 24 4 2 2 16
melakukan asesmen
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain ulang)

Pemberian Desain Lama Desain Baru


Kemungkinan Kegagalan Penyebab Kegagalan
identifikasi S O D RPN S O D RPN
tanda khusus (klip kuning)
Tidak dilakukan pemasangan tidak ada (persediaan 3 3 3 27 3 1 3 9
Penambahan ruangan habis)
tanda khusus (klip kuning)
tanda khusus
Petugas tidak memasang klip 4 2 1 8 4 1 1 4
(klip kuning)
Ketersediaan klip sbg tanda
Pengadaan belum mencukupi 4 3 3 36 4 1 3 12
risiko jatuh belum memadai

Tidak dilakukan pemasangan Tanda tidak tersedia/habis 3 2 1 6 3 1 1 3


tanda risiko jatuh di Petugas tidak memasang
Pemberian 4 2 1 8 4 1 1 4
kamar/bed pasien penanda
tanda di bed
atau pintu
Ketersediaan tanda risiko
kamar Persediaan di ruang rawat
jatuh untuk di kamar/ bed 3 2 2 12 3 1 2 6
habis
pasien belum memadai
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain ulang)
Intervensi Kemungkinan Desain Lama Desain Baru
Penyebab Kegagalan
pada pasien Kegagalan S O D RPN S O D RPN

Tidak dilakukan Petugas tidak melakukan orientasi 4 2 2 16 4 1 2 8


orientasi ruang Petugas sibuk/SDM tidak memadai 3 3 2 18 3 2 2 12
rawat pada Keluarga terlalu banyak 3 3 2 18 3 3 2 18
pasien/keluarga Tidak ada keluarga pasien 3 2 2 12 2 1 2 4
Orientasi
kamar kepada Dilakukan, ttp tidak Petugas tidak melakukan dokumentasi 3 3 2 18 2 2 2 8
pasien didokumentasikan Form tidak ada 3 2 2 12 2 1 2 4
Petugas terburu-buru 3 3 3 27 2 2 3 12
Pemberian
Cara menjelaskan kurang adekuat 3 3 3 27 2 1 3 6
informasi tidak jelas
Pendidikan pasien/keluarga kurang 3 3 1 9 2 1 1 2
Menempatka Bel belum terpasang 4 2 2 16 3 1 2 6
n Bel pada Tidak menempatkan Bel rusak 4 3 1 12 4 2 1 8
posisi dekat bel
Petugas tidak melakukan 3 2 2 12 3 1 1 3
pasien
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain ulang)

Intervensi pada Kemungkinan Desain Lama Desain Baru


Penyebab Kegagalan
pasien Kegagalan S O D RPN S O D RPN
Petugas tidak menempatkan barang
Menempatkan barang Tidak menempatkan 3 2 2 12 3 1 2 6
keperluan pasien di dekat pasien
keperluan pasien di barang keperluan
Petugas tidak menanyakan kepada
dekat pasien pasien di dekat pasien 3 2 3 18 3 1 3 9
pasien barang keperluannya
Roda rusak 4 2 2 16 3 1 2 6
Memposisikan tempat Posisi roda tidak
Handle putar bed rusak 4 2 2 16 3 1 2 6
tidur rendah dan roda terkunci dan tempat
Petugas tidak mengunci dan
terkunci tidur tinggi 3 2 2 12 3 1 2 6
menempatkan tempat tidur tinggi
Tempat tidur tidak ada bed side rail 4 3 3 36 3 2 3 18
Bed side rail rusak 4 3 3 36 4 2 3 24
Keluarga tidak paham kegunaan bed side
Bed side rail tidak 3 2 3 18 2 1 3 6
Bed side rail rail
terpasang
Keluarga tidak tahu cara penggunaan
3 2 2 12 3 2 2 12
bed side rail
Bed side rail tidak terkunci sempurna 4 2 3 24 3 2 3 18
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain ulang)

Intervensi pada Kemungkinan Desain Lama Desain Baru


Penyebab Kegagalan
pasien Kegagalan S O D RPN S O D RPN
Tidak dilakukan edukasi Petugas tidak melakukan edukasi 3 2 2 12 2 1 2 4
Edukasi pasien baik pada pasien/keluarga Penunggu pasien bergantian 3 3 2 18 3 2 2 12
tentang efek
petugas terburu-buru melakukan 3 3 3 27 3 2 2 12
obat/anestesi pada Edukasi diberikan pada
keluarga/pasien keluarga, keluarga tidak pendidikan pasien/kelaurga rendah 3 3 1 9 3 2 1 6
paham Penunggu pasien bergantian 3 3 2 18 3 2 2 12

petugas terburu-buru melakukan


Edukasi diberikan pada 3 3 3 27 3 2 2 12
edukasi ke keluarga tentang risiko jatuh
keluarga, keluarga tidak
Edukasi pasien dan paham pendidikan pasien/keluarga rendah 3 3 1 9 3 2 1 6
keluarga tentang Penunggu pasien bergantian 3 3 2 18 3 2 2 12
risiko jatuh Keluarga banyak dan yang menunggu
3 3 2 18 3 2 2 12
Edukasi tidak diberikan bergantian
kepada keluarga Petugas tidak melakukan memberikan
3 2 2 12 3 1 2 6
edukasi
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek
kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number (sebelum desain ulang)
Desain Lama Desain Baru
Evaluasi Kemungkinan Kegagalan Penyebab Kegagalan
S O D RPN S O D RPN
Petugas belum mengetahui
3 2 3 18 3 1 2 6
SPO
Petugas tidak melakukan
Tidak dilakukan asesmen 3 2 2 12 3 1 2 6
melakukan
Melakukan asesmen ulang
Pergantian shift tidak
ulang 4 2 2 16 3 1 2 6
dioperkan
Petugas sibuk 3 3 2 18 3 2 2 12
Evaluasi tidak Petugas tidak melakukan
3 2 2 12 3 1 2 6
didokumentasikan melakukan
Evaluasi tidak Petugas tidak melakukan
3 2 2 12 3 1 2 6
didokumentasikan melakukan
Petugas tidak melakukan
Pemantauan berkala 3 2 2 12 2 1 2 4
melakukan
sesuai SPO Tidak dilakukan
Pergantian shift tidak
pemantauan secara berkala 4 2 2 16 3 1 2 6
dioperkan
Petugas sibuk 3 2 2 12 3 1 2 6
SUB POKOK PELAKSANAAN HASIL MONEV
BAHASAN
Keamanan Sudah dilakukan standarisasi fasilitas kamar Pengadaan rel pengaman
Lingkungan Dari mandi (menggunakan rel pengaman, bel dan lantai dan bel kamar mandi
Risiko Jatuh tidak licin) belum terlaksana pada
semua ruangan  kendala:
biaya
Penempatan pasien di ruang dekat dengan nurse
station dan kamar mandi untuk pasien dengan
risiko jatuh
Standarisasi bel pasien di dekat bed dan kamar
mandi
Pemantauan sarana prasarana oleh Koord Logistik
pada ruang rawat dan lingkungan rumah sakit oleh
petugas IPS RS secara berkala dan terdokumentasi
dengan baik
Sudah dilakukan masukan dalam pembuatan SPO
penatalaksanaan risiko jatuh
Melakukan Sosialisasi SPO risiko jatuh
evaluasi penilaian keberhasilan penerapan SPO
SUB POKOK PELAKSANAAN HASIL MONEV
BAHASAN
Pemberian Persediaan Label/klip kuning/penanda bed atau Perlu bantuan perwakilan dari tiap
identifikasi kamar  perlu diperbanyak  sedang proses ruangan utk ikut bertanggung jawab
pemesanan terhadap implementasi risiko jatuh di
ruangan
Semua pasien yang sudah teridentifikasi risiko jatuh
menggunakan klip kuning dan penanda risiko jatuh 
belum semua petugas mengimplementasikan
penatalaksanaan risiko jatuh
Intervensi Tahapan orientasi dilakukan sesuai proseduR
Identifikasi kebutuhan pasien
Pemantauan oleh Petugas
Edukasi secara efektif  brosur risiko jatuh sedang
dalam proses penggandaan oleh humas
Pemenuhan standarisasi fasilitas pasien

Anda mungkin juga menyukai