Anda di halaman 1dari 71

ANTENATAL CARE

Dr. Aryani Aziz, SpOG

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR.MOH.HOESIN PALEMBANG
PENDAHULUAN
 Pemeriksaan antenatal adalah :
Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin
secara berkala, yang diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan.
 Tujuan:

Untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui


masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan
baik dan selamat, serta mendapatkan bayi yang
sehat.
 Maureen T. Shannon

Asuhan antenatal  penilaian dan perawatan klinik


yang sedang berjalan pada seorang wanita hamil, janin
dan keluarganya.

 Stanley C. Clayton

Asuhan antenatal  suatu bagian dari ilmu kedokteran


pencegahan dengan tujuan menyelaraskan kesehatan
jiwa dan raga ibu hamil, menyiapkan kehamilan sampai
saat cukup bulan, mengantisipasi kesulitan dan
komplikasi pada saat persalinan meyakinkan bahwa
akan,lahir bayi hidup dan sehat, membantu ibu untuk
merawat bayi.
Objek asuhan antenatal terfokus pada ibu :

 Meningkatkan kesejahteraan ibu sebelum, selama dan


setelah kehamilan dan meningkatkan keyakinan dan
perawatan diri ibu sendiri.

 Menurunkan kesakitan dan kematian ibu, kehilangan


janin dan intervensi yang tak penting pada masa
kehamilan.

 Menurunkan risiko masalah kesehatan ibu yang


pertama untuk dapat terjadi pada kehamilan yang
berikutnya sebelum melahirkan

 Meningkatkan keahlian orang tua


Objek asuhan antenatal terfokus pada janin
 Meningkatkan kesejahteraan janin

 Menurunkan kelahiran preterm, Janin Mati Dalam


Rahim(JMDR), anomali kongenital dan kegagalan tumbuh
kembang janin.

 Pertumbuhan dan perkembangan kesehatan, imunisasi,


pengawasan kesejahteraan janin.

 Menurunkan kelainan neurologi, kelainan perkembangan dll

 Menurunkan kesakitan yang membutuhkan perawatan setelah


persalinan.
Objek asuhan antenatal yang terfokus pada masa kehamilan
dan tahun pertama kehidupan bayi

 Meningkatkan perkembangan keluarga


dalam interaksi antara orang tua–janin
yang optimal.

 Menurunkan kehamilan
yang tak dikehendaki

 Mengidentifikasi penyimpangan kebiasaan


pada anak dan kekerasan dalam keluarga.
Pelayanan antenatal
 Dapat dilakukan oleh :
* tenaga pelayanan kesehatan profesional
- dokter
- dokter muda
- bidan
- perawat yang sudah terlatih

 Tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi


SEJARAH ASUHAN ANTENATAL
 Thn 1788  mulai dikenal di Paris
Layanan sosial utk wanita yg memp.
Kesulitan baik akibat kehamilannya
maupun krn kemiskinannya

 Thn 1913  Ballantyne (Univ. of


Edinburgh) – tingginya kematian ibu dan
perinatal krn tdk adekuatnya perawatan
selama kehamilan & kurangnya
pengawasan kemajuan persalinan
 Th 1941  dr. Alice Stewart
efek sinar X pada janin & me  kejadian
leukemia pd akhir masa kanak-kanak

 Th 1961  deformitas janin 


Thalidomide (sbg sedatif & anti emetik) 
ES a.l. amelia, pocomelia, hemimelia,
abnormalitas pd mata, hidung, hati, usus,
tr.genitalis, tr.urinarius
Kunjungan Pertama
 Sebaiknya : 1x/bulan sampai usia kehamilan
32 mgg

 Bbrp senter :
setelah usia kehamilan >28 mgg
2x/minggu sampai usia kehamilan 36 mgg
1x/minggu pd usia kehamilan aterm
Kunjungan pertama…
 Kebijakan nasional  4x slama kehamilan
1x : triwulan pertama
1x : triwulan kedua
2x : triwulan ketiga

Idealnya  ketika terlambat haid


sekurang-kurangnya 1 bulan
Pelayanan Standar Minimal (7T)
1. (Timbang) berat badan
2. Ukur (Tekanan) darah
3. Ukur (Tinggi) fundus
4. Pemberian (Tetanus Toxoid) TT lengkap
5. Pemberian (Tablet) zat besi, minimum 90
tab selama kehamilan
6. (Tes) terhadap PMS
7. (Temu wicara) dalam rangka persiapan
rujukan
Pemeriksaan dalam asuhan antenatal
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan Penunjang lain
 Imunisasi
ANAMNESIS
 Riwayat Kehamilan
◦ Usia ibu
◦ HPHT
◦ Siklus haid termasuk umur ketika menars
◦ Karakteristik siklus haid
 Interval siklus
 Lama haid
 Jumlah perdarahan
 Abnormal menstruasi (metroragia dll)
◦ Gejala yang berhub. dg haid (dismenorrhea,
premenstrual sindrom)
◦ Perdarahan pervaginam
◦ Keputihan
◦ Mual dan Muntah
◦ Penggunaan kontrasepsi sebelum HPHT atau
mungkin selama masa konsepsi

 Masalah kelainan pada kehamilan sekarang


 Riwayat obstetrik lalu :
◦ Jumlah kehamilan
◦ Jumlah persalinan
◦ Tanggal persalinan lalu
◦ Jumlah persalinan cukup bulan
◦ Jumlah persalinan prematur
◦ Jumlah anak hidup
◦ Jumlah keguguran baik abortus spontan
maupun terapeutik dan cara terminasinya
maupun komplikasi yg tjd.
◦ Perdarahan pada kehamilan & persalinan
◦ Nifas terdahulu
◦ Pemakaian obat-obatan & merokok

 Riwayat Penyakit
◦ Penyakit jantung
◦ Hipertensi
◦ DM
◦ TBC
◦ Pernah Operasi ??
◦ Alergi obat & makanan
◦ Peny. Ginjal & asma
◦ Epilepsi
◦ Peny. Hati
◦ Pernah mengalami kecelakaan
 Riwayat Sosial Ekonomi
◦ Siapa yg membuat keputusan dalam keluarga
◦ Status perkawinan
◦ Pekerjaan
◦ Bahasa ibu
◦ Umur & pekerjaan orang tua (ayah) janin
◦ Respon ibu & keluarga thd kehamilan
◦ Jumlah keluarga di rumah yang membantu
◦ Pilihan tempat utk melahirkan
 Riwayat Nutrisi
◦ Tinggi dan Berat Badan sebelum hamil
◦ Pertambahan berat badan pada saat datang
◦ Kebiasaan makan & minum
◦ Adakah intake nutrisi yang adekuat
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum
◦ Tekanan darah
◦ Nadi
◦ Pernafasan
◦ Berat Badan
◦ Tinggi Badan
◦ Muka : edema? Pucat?
◦ Mulut dan gigi : Karies
 Tiroid
 Tulang belakang : skoliosis?
 Payudara
 Putting susu
 Tumor
 Abdomen : bekas operasi?

 Inspeksi
◦ Mengukur tinggi fundus uteri
Usia Tinggi fundus uteri Dalam cm Tinggi fundus uteri Menggunakan
Kehamilan penunjuk-penunjuk badan

12 minggu - Teraba diatas sympisis pubis

16 minggu - Di tengah , antara simfisis pubis dan


umbilicus

20 minggu 20 cm. (±2 cm) Pada umbilicus

22-27 minggu Usia kehamilan dalam minggu = -


cm
28 minggu 28 cm (±2 cm) Di tengah , antara umbilicus dan
prosesus sifoideus

29-35 minggu Usia kehamilan dalam minggu = -

cm (±2 cm)

36 minggu 36 cm, (±2 cm) Pada prosesus sifoideus


 Pd usia kehamilan 18-32 minggu

◦ Terdapat korelasi yg baik antara usia


kehamilan janin dlm minggu dg tinggi fundus
uteri dlm cm dg mengukur jarak diatas dinding
abdomen dari atas simfisis sampai dg puncak
fundus dg kandung kemih yg sdh dikosongkan

 Palpasi  utk menentukan letak janin


(usia >28 mgg)
 Auskultasi DJJ

◦ Pertama kali dpt didengar  usia kehamilan 16-


19 mgg dg delee fetal stethoscope

◦ Kemampuan utk mendengar DJJ tgt dr bbrp


faktor :
 Pasien yang gemuk
 Kelainan pendengaran pemeriksanya sendiri

◦ Herbert dkk  DJJ dpt didengar :


 80% : usia 20 mgg
 95% : usia 21 mgg
 100% : usia 22 mgg
 Menilai kesejahteraan janin

◦ Dpt dilakukan berbagai jenis pemeriksaan/pengumpulan


informasi baik dr ibu hamil/pemeriksaan oleh petugas kes.

◦ CTG  pencatat DJJ

◦ USG  profil biofisik

◦ Pengukuran tinggi fundus uteri yg akan disesuaikan dg usia


khamilan saat pem. dilakukan

◦ Gerakan menendang atau tendangan janin (10 gerakan / 12


jam)

◦ Gerakan janin
◦ Gerakan janin yg menhilang dlm wkt 48 jam
dikaitkan dg hipoksia berat atau JMDR

◦ Bila usia kehamilan memasuki 37 mgg selain


pem. diatas juga dilakukan pem. ttg:
 Penilaian besar janin, letak dan presentasi
 Penilaian luas panggul
Pemeriksaan Laboratorium
 Pem. Hemoglobin / hematokrit

 ABO dan Rhesus

 Pemeriksaan serologis :
◦ Sifilis  pd kelompok risiko tinggi & hrs diulang pd usia
khamilan 28-32 mgg
◦ Rubella

 Negara maju  konsentrasi AFP pd usia 16-18 mgg


(atau dpt pula usia 15-20 mgg)  dianjurkan utk
skrining neural tube defect & bbrp klainan kromosom
Tes diagnostik
untuk wanita hamil segala usia
CVS 10-12 minggu  Diagnosis 98% sindroma Down dan
kehamilan kerusakan kromosom lainnya
 Bukan tes untuk neural tube defects, jadi tes
AFP yang dianjurkan pada usia kehamilan
15-20 minggu
 Risiko terjadinya keguguran 1-2%

Amniosintesis Dini 12-14 minggu  Diagnosis 99% sindroma Down dan


kehamilan kerusakan kromosom lainnya
 Belum dapat mendiagnosis neural tube
defects jadi test AFP yang dianjurkan pada
usia kehamilan 15-20 minggu
 Risiko terjadinya keguguran sekitar 1%

Amniosintesis 15-20 minggu  Diagnosis 99% sindroma Down dan


kehamilan kerusakan kromosom lainnya
 Juga mendiagnosis neural tube defects,
defek dinding abdomen dan beberapa defek
lahir lainnya
 Risiko terjadinya keguguran kurang dari 1%
Pemeriksaan Penunjang lain
 Semua wanita hamil dilakukan skrining thd
infeksi virus hepatitis B & wanita hamil dg
kecurigaan terinfeksi HIV  dilakukan
skriningthd HIV pd kunjungan pertama
Pemeriksaan Fisik Inspekulo serviks

GS:intrauterin
CRL :Taksiran partus
BPD :struktur otak
USG Transvaginal Diameter YS 3-6 mm
Tujuan : DJJ > 90 dpm
1. Deteksi kelainan kepala NT < 3 mm (11-14 minggu) + nasal bone
Basic
2. Pemastian usai hamil 4 Chamber (optional)
Abdomen omfalokel fisiologis harus hilang > 11 minggu
Panjang serviks (bila riw. Inkompetensia serviks & persalinan
preterm)

DPL (Hb, Ht, L,Tr, E, Rt, MCV, MCH, MCHC, RDW) ABO+Rh
Laboratorium Ferritin
Progesteron (< 10 minggu, bila ada risiko)

+ GTT,TSH+FT4, HbsAg+anti HBsAg, HIV, HCV (riw. IDU,


Medium + Laboratorium transfusi, rawat operatif)
Serum Protein elektroforesa
Optimum + Laboratorium + Insulin 0/2jam, hsCRP,TORCH, PAPP-A+Free Beta-HCG
Fetal growth chart, kelainan kongenital (struktur), 4
chamber view, genitalia
a.uterina (notching)
Basic USG
Panjang serviks
Lokalisasi plasenta (implantasi plasenta terutama bekas
SC, clear zone/batas plasenta & miometrium jelas)

DPL
Feritin
Laboratorium
TTGO
HbsAg, HIV

Medium +Laboratorium GTT + Insulin resistensi


Ulang serologi : serokonversi
Optimum +Laboratorium + Insulin 0/2 jam
+ hsCRP
Fetal growth chart, kelainan kongenital (struktur)
tertentu (mis.: obstruksi usus), 4 chamber view,
Indeks air ketuban
Plasenta (Lokalisasi plasenta implantasi plasenta
terutama bekas SC)
Basic USG
Arteri umbilikus (+ a.serebri media + ductus
venosus)
Tebal SBU pada bekas SC (32 minggu)
Fetal well being (FDJP) hanya dikerjakan pada kasus-
kasus tertentu

Cek ulang DPL, ferritin


+Laboratorium
Kultur urin bila terdapat nitrit & bakteri pada UL

Medium + Laboratorium Hs CRP

+ Laboratorium TTGO + Insulin + SPE + APTT + PT


Imunisasi
 Selain MR atau MMR tidak ada
kontraindikasi imunisasi thd kehamilan
Difteri-Tetanus (dT) Toksoid Rekomendasi: Boster setiap 10
tahun untuk orang dewasa yang
telah lengkap mendapatkan
pemberian imunisasi sebelumnya

Dosis : 0,5 mL IM (pada


m.deltoideus)

Jika sebelumnya belum


mendapatkan imunisasi.
Diberikan 3 seri imunisasi (0,5
mL per dosis) dengan pemberian
dosis kedua dan ketiga pada 4-8
minggu dan 6-12 bulan sejak
peberian dosis pertama.
Hepatitis B Rekomendasi: Remaja, dewasa
(Recombivax HB, Engerix-B) muda, dan orang dewasa yang
mempunyai risiko tinggi terpapar
hepatitis B/infeksi

Dosis: 3 seri suntikan di


m.deltoideus

Catatan: wanita > 19 tahun: 1.0


mL IM; suntikan kedua dan
ketiga diberikan 1 dan 6 bulan
setelah pemberian dosis pertama.
Wanita ≤ 19 tahun : 0.5 mL per
dosis Recombivax HB atau 1.0
mL (20µg) per dosis Engerix-B.
harus didokumentasi Antigen
permukaan dan status antibodi
hepatitis B negative
Influenza Rekomendasi: Pemberian tiap tahunnya
untuk usia kehamilan > 14 minggu
Dosis: 0,5 cc IM
Bila diperlukan bisa diberikan bersama-
sama dengan vaksin pneumokokus

Pneumokokus Rekomendasi: Setiap 10 tahun untuk


individu yang mempunyai risiko tinggib
untuk infeksi pneumokokus
Dosis: 0,5 mL Subkutan atau IM
Bila diperlukan bisa diberikan bersama-
sama dengan vaksin influenza

Rubella Rekomendasi: Kontraindikasi selama


Measles, Rubella (MR) kehamilan
Mumps, Measles, Rubella (MMR) Dapat diberikan pada wanita
postpartum yang mempunyai imunitas
yang rendah
Dosis: 0,5 mL subkutan
Imunisasi TT
Antigen Interval Lama %
(selang waktu perlindungan perlindungan
minimal)
TT1 Pada kunjungan - -
antenatal pertama

TT2 4 minggu setelah 3 tahun* 80


TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur 99
hidup

Keterangan: * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi yang
dilahirkan akan terlindung dari tetanus neonatorum.
Waktu asuhan antenatal berdasarkan intervensi yang
diberikan (usia kehamilan dlm minggu)
Kunjungan 6-8 16-18 26-28 32 36 38 39 40
Pertama
Riwayat
Kesehatan X X
Psikososial X X
Update X X X X X X X X
Pemeriksaan Fisik X
Umum X
Tekanan darah X X X X X X X X X
Tinggi badan X
Berat badan X X X X X X X X X
IMT X
Pemeriksaan Panggul X
Pemeriksaan Payudara X X
Tinggi fundus X X X X X X X
Posisi janin X X X X X X
Denyut Jantung Janin X X X X X X X X
Pemeriksaan Serviks X X
Kunjungan 6-8 16-18 26-28 32 36 38 39 40
Pertama
Laboratorium
Hemoglobin/Hematokrit X X X
Rh Faktor X
Golongan darah X
Antibodi X X
Pap smear X
DM Gestasional X
Pemeriksaan janin untuk X
Aneuploidi (12 minggu)
Urin
Dipstik X X X X X X X X
Protein X X X X X X X X
Glukosa X X X X X X X X
Kultur/urinalisa X X X
Infeksi
Rubella X
Sifilis X
Hepatitis B X
HIV X
Genetik X X
Kunjungan Ulang
 Tujuan :
◦ Mengevaluasi kemajuan kehamilan
◦ Memberi informasi dan dukungan yg
dibutuhkan bagi ibu dan keluarganya
◦ Membuat rujukan bila diperlukan

 Pemeriksaan yg dilakukan meliputi :


◦ Pem. Subjektif
◦ Pem. Objektif
 Pem. Subjektif

◦ Evaluasi gejala-gejala yg dihubungkan dg


kehamilannya
◦ Masalah atau keluhan pada kunjungan lalu atau
kunjungan awal
◦ Mendiskusikan ttg persiapan kehamilan, bayi
baru lahir & persalinan
 Pem. Objektif

◦ Pemantauan pertambahan berat badan ibu

◦ Tekanan darah

◦ Penilaian laboratorium urin


 Kadar glukosa
 Protein dan keton

◦ Gangguan psikis mis. cemas, stress / depresi


◦ Pem. Abdomen :
 Menentukan tinggi fundus uteri
 Memantau denyut jantung janin
 Apakah ada edema tungkai? Varises? Dll

◦ Pem.fisik lain yg berkaitan dg keluhan ibu

◦ Evaluasi hasil Lab


 Penilaian yg dilakukan adalah
◦ usia kehamilan
◦ adakah pem.fisik & lab. yg abnormal
◦ Apakah pertambahan berat badan ibu & status
gizinya cukup
◦ Evaluasi penerimaan ibu & keluarganya thd
janin
◦ Masalah sosial
SKRINING SELAMA KEHAMILAN
 Selama kehamilan perlu dilakukan uji skrining
pada wanita dengan usia 35 tahun atau lebih
dengan adanya riwayat abnormal kromosom
pada keluarga ditawarkan untuk dilakukan
chorionic villus sampling (CVS) pada usia
gestasi antara 10-12 minggu ataupun
pemeriksaan amniosintesis pada usia gestasi
antara 15-18 minggu.

 Pada usia gestasi 15-20 minggu dilakukan


konseling untuk pemeriksaan triple marker.
 Pada usia gestasi antara 24-28 minggu
dilakukan skrining terhadap adanya diabetes
gestational, mengulang penilaian terhadap
kadar hemoglobin (Hb) / hematokrit(Ht)
atau pemeriksaan darah lengkap.

 Penilaian antibodi test untuk menilai sensitasi


ibu terhadap Rh negatif, khususnya apabila
diketahui ayah janin mempunyai Rh negatif.

 Penilaian terhadap adanya penyakit menular


seksual.
Skrining Tes
Pada wanita berisiko tinggi mengalami cacat lahir atau
Wanita berusia 35 tahun atau lebih
Program skrining AFP Usia kehamilan 15-20  Perkiraan wanita yang
(tes darah) minggu berpeluang memiliki
janin dengan sindroma
Down atau Trisomi 18
 Juga mendeteksi
kebanyakan neural tube
defects dan defek dinding
abdomen
 Jika hasilnya positif,
program selanjutnya
melakukan amniosintesis
 Secara akurat dapat
memprediksi 70% - 90%
janin dengan sindroma
Down pada wanita usia
35 tahun atau lebih
Faktor Risiko yg umumnya didapat pd saat skrining
antenatal
1. Faktor Demografis
◦ Usia ibu
◦ Etnis
◦ Status sosioekonomi
◦ Status perkawinan
◦ Pengaruh paternal (umur, kebiasaan, obat-
obatan, alkohol, etnis)
◦ Riwayat nutrisi (vegetarian, anoreksia, diet,
vitamin)
◦ Pekerjaan dan kemungkinan risiko paparannya
2. Riwayat obstetri
◦ Paritas
◦ Kehamilan ektopik atau keguguran
◦ Jenis persalinan
◦ Hasil luaran bayi, kehamilan, berat, normalitas
◦ Komplikasi lain dari kehamilan
◦ Depresi postpartum
3. Riwayat Kesehatan
◦ Merokok
◦ Penyalahgunaan alkohol
◦ Penyalahgunaan obat
◦ Gangguan kesehatan ibu
◦ Pembedahan sebelumnya
◦ Masalah anestesi sebelumnya
◦ Transfusi darah sebelumnya
4. Riwayat ginekologi
◦ Infertilitas
◦ Kontrasepsi
◦ Keteraturan menstruasi
◦ Masalah khusus
◦ Infeksi (HIV, sifilis, HPV, gonorrhea, hepatitis B dan C,
Klamidia)

5. Riwayat keluarga
◦ Anomali congenital
◦ Diabetes
◦ Hipertensi
◦ Penyakit ginjal
◦ Penyakit tromboemboli
6. Pemeriksaan fisik
◦ Berat badan ibu
◦ Tinggi badan ibu
◦ Pemeriksaan umum
◦ Pemeriksaan panggul

7. Faktor kehamilan
◦ Kehamilan multiple
◦ Perdarahan pervaginam
◦ Berkurangnya atau abnormalitas gerak janin
◦ Abnormalitas ukuran uterus atau volume cairan
amnion
◦ Masalah lainnya
8. Pemeriksaan penunjang
◦ Urinalisa (glukosa, protein, darah, keton)

◦ Pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, dan kadar antibody

◦ Pemeriksaan serologis terhadap rubella, sifilis, dan infeksi lainnya,


berdasarkan prevalensi (hepatitis B dan C, HIV, toksoplasmosis,
sitomegalovirus)

◦ Pemeriksaan biokimia untuk anomaly congenital (Sindroma


Down, neural tube defects)

◦ Pemeriksaan fungsi tiroid


◦ USG rutin
◦ Apusan serviks
◦ Tekanan darah
◦ Status karier grup B streptokokus
Kehamilan Risiko Tinggi
 Preeklampsia
 Diabetes mellitus dan intoleransi glukosa
dalam kehamilan
 Perdarahan trimester II
 Abortus habitualis; 3 atau lebih abortus
pada usia kehamilan dibawah 16 minggu
 Diketahui sebagai penyalahgunaan obat-
obatan
 Rhesus sensitisasi
 Post maturitas
 Hemoglobinopati
 Anemia
 Hamil ganda
 Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
(KPSW)
 Janin Mati Dalam Rahim (JMDR)
 Polihidramnion
 Malnutrisi berat
 Penyakit jantung pada ibu
 Penyakit darah tinggi
 Penyakit ginjal atau infeksi traktus
urinarius yang berulang
 Penyakit kolagen
 Triple marker abnormal pada ibu
 Malpresentasi janin pada usia kehamilan
lebih dari 35 minggu
 Riwayat kelainan kongenital yang berat
atau abnormalitas kromosom pada
keluarga
 Penyakit jiwa
 Positif HIV
NUTRISI SELAMA KEHAMILAN
 Untuk seorang wanita dengan berat badan
normal sebelum hamil, pertambahan berat
badan kurang dari 11,5 kg selama kehamilan
dihubungkan dengan luaran kehamilan yang
aman

 Total penambahan berat badan selama masa


kehamilan yang direkomendasikan adalah 9-
14 kg, rata-rata pertambahan berat badan ibu
selama kehamilan dapat di lihat pada tabel
Kenaikan rata-rata berat badan pada
ibu hamil
Minggu ke Kg
6 0,2
8 0,5
10 0,8
12 1,1
14 1,7
16 2,4
18 3,1
20 3,9
22 4,7
24 5,5
Minggu ke Kg

26
6,2

28 7
30
7,7

32 8,4
34
9,1

36 9,8

38 10,4
40 10,9
 Kalori penting untuk energi, apabila intake
kalori tidak adekuat maka protein akan di
metabolisme menjadi energi.

 Diet kalori yang berlebihan , bahkan untuk


wanita yang obese sekalipun, tidak baik untuk
janin dan ibunya

 Ketoasidosis selama kehamilan dapat


menyebabkan gangguan neuropsikologi pada
anak seperti pada kematian janin. Apabila diet
kalori ketat akan diberikan, harus dilakukan
pemeriksaan kadar keton pada ibu hamil.
Protein
 Kebutuhan protein pada kehamilan meningkat sekitar 10
gram/hari dari kebutuhan normal seorang wanita yang tidak
hamil yaitu 55-65 gram/hari.

 Kebutuhan tersebut digunakan untuk pertumbuhan dan


perkembangan janin, plasenta, uterus dan mammae juga
karena meningkatnya volume darah ibu.

 Konsentrasi asam amino pada plasma ibu tidak komplit antara


lain ornithin, glisine, taurine dan proline, kecuali ada
peningkatan pada konsentrasi asam glutamat dan alanin.

 Sumber protein berasal dari daging, susu, telur, keju, ayam, itik
dan kan
Vitamin dan Mineral
 Suplemen rutin multivitamin tidak dianjurkan tetapi
apabila wanita hamil tersebut mempunyai resiko
kekurangan nutrisi antara lain kehamilan ganda,
penyalahgunaan substansi tertentu, vegetarian murni,
epilepsi dan wanita dengan hemoglobinopati.

 Pada wanita dengan risiko tinggi ini, suplemen


multivitamin harian dianjurkan pada trimester kedua.
Komposisi suplemen multivitamin yang
direkomendasikan adalah 30-60 mg besi, 15 mg zinc,
2 mg tembaga, 250 mg kalsium,10µg(400 IU)
vitamin D, 50 mg vitamin C,2 mg vitamin B6, 300 µg
folat dan 2 µg vitamin B12
Nutrien Wanita Wanita hamil Peningkatan Wanita Sumber
tidak hamil (%) menyusui
Energi 2200 kkal 2500 kkal +14 2640 kkal Protein, lemak,
karbohidrat
Protein 50 mg 60 mg +20 65 g Daging, ikan,
susu,
Vitamin yang
larut dalam
lemak

Vitamin A 800 mg 800 mg Tidak ada 1300 mg Buah –buahan,


perubahan sayur-sayuran,
hati

Vitamin D 5 mg 10 mg +100 10 mg Pruduk susu


yang telah
difortifikasi

Vitamin E 8 mg 10 mg +25 12 mg Minyak sayur,


kacang, sayur-
sayuran hijau

Vitamin K - 65 mg - 65 mg Sayur-sayuran
hijau, produk
susu
Nutrien Wanita Wanita Peningkatan Wanita Sumber
tidak hamil hamil (%) menyusui
Vitamin yang
larut dalam air

Vitamin C 60 mg 70 mg +17 95 mg Jeruk, tomat

Tiamin 1,1 mg 1,5 mg +36 1,6 mg Gandum, beras

Riboflavin 1,3 mg 1,6 mg +23 1,8 mg Daging, hati,


beras

Niasin 15 mg 17 mg +13 20 mg Daging,


kacang-
kacangan

Vitamin B6 1,6 mg 2,2 mg +37 2,1 mg Telur, hati,


ikan,
Folat 180 mg 1g 280 mg Sayur-sayuran
berdaun, hati

Vitamin B12 2,0 mg 2 mg +10 2,6 mg Protein hewani


Nutrien Wanita Wanita Peningkatan Wanita Sumber
tidak hamil hamil (%) menyusui

Mineral

Kalsium 800 mg 1200 mg +50 1200 mg Produk susu

Fosfor 800 mg 1200 mg +50 1200 mg Daging

Magnesium 280 mg 320 mg +14 355 mg Makanan laut,


beras, gandum

Besi 15 mg 300 mg +100 15 mg Daging, telur,


beras, gandum

Seng 12 mg 15 mg +25 19 mg Daging,


makanan laut,
telur

Iodium 105 mg 175 mg +17 200 mg Garam iodium,


makanan laut

Selenium 55 mg 65 mg +18 75 mg Makanan laut,


hati, daging
Yang harus juga diperhatikan
 Perawatan payudara
 Perawatan gigi
 Kebersihan tubuh dan pakaian
Penutup
 Setiap wanita hamil diharapkan akan
memeriksakan kehamilannya sekurangkurangnya
setelah satu bulan terlambat haid.

 Tujuan asuhan antenatal yang bertindak sebagai


ilmu kedokteran pencegahan adalah mencegah
komplikasi pada wanita hamil sehingga dapat
melahirkan bayi hidup dan sehat.

 Sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan


antenatal yang cukup baik pada ibu adalah cukup
baik pula untuk memenuhi kebutuhan janin untuk
kesejahteraannya
T
E K
R A
I S
M I
A H

Anda mungkin juga menyukai