Anda di halaman 1dari 28

SOSIOLOGI PERTANIAN

KELOMPOK 1
1. AFIF ALI YAHYA (058)
2. EVA DELIANTI (004)
3. LENI AFRIDA (005)
4. M. SYAHDAN I (059)
5. SALSABILA (009)
6. SHAFIRA AL ZAHRA (069)
7. YULIA RAHMASARI (124)

DESA
dan
P E R TA N I A N
Desa dan Pertanian
Desa sebagai tempat untuk menetap
/bermukim erat hubungannya
dengan pertanian. Eratnya kaitan
antara eksistensi desa dan pertanian
menyebabkan orang cenderung
mengidentifikasikan desa dengan
pertanian.

Pendapat umum cenderung


menyatakan bahwa masyarakat desa
adalah petani dan petani adalah
masyarakat desa. Kenyataannya ada
pula desa-desa non-pertanian,
seringkali agak diabaikan.
Dalam perkembangan yg terjadi saat ini,
di negara-negara industri maju (seperti
Amerika Serikat dan beberapa negara
Eropa Barat), semakin terlihat adanya
kecenderungan bahwa desa tidak lagi
identik dengan pertanian. Dikawasan ini,
kebanyakan desa tidak lagi tergantung
pada sektor pertanian.

Beberapa diantara desa-desa itu ada yg


petaninya tinggal sepersepuluh dari seluruh
penduduk desa. Bahkan ada petani-petani yg
berasal dari kota. Sifat pertaniannya pun
telah bergeser menjadi suatu bisnis modern,
dalam mana pertanian lebih merupakan
sarana untuk mengejar keuntungan daripada
sebagai suatu cara hidup (way of life).
Sosiologi Pertanian : Digunakan
terutama bila berkaitan dengan
analisa mengenai pengaruh sistem
produksi terhadap kehidupan
sosial-budaya masyarakat desa
(termasuk sistem nilai, norma dan
lembaganya).

Sosiologi Perdesaan : Digunakan


bila berkaitan dengan analisa
mengenai pengaruh sosial-budaya
terhadap sistem (produksi)
pertanian.
Dalam sosiologi terdapat 2 perspeksi teori yg
bertentangan satu sama lain yaitu:

Perspeksi Ekologisme : Lebih menekankan


pentingnya peranan ekologi bukannya
teknologi dalam menentukan corak kehidupan
manusia.

Perspeksi Teknologisme : Lebih menekankan


teknologi sebagai faktor determinan bagi
terciptanya suatu corak kehidupan manusia.
Perspeksi Ekologisme : Untuk
masyarakat petani yg belum
memiliki tingkat teknologi yg tinggi
(modern).

Perspeksi Teknologisme: Untuk


masyarakat petani yg telah
menggunakan sistem pertanian dan
teknologi modern dan yg orientasinya
pada keuntungan.
Sitem pertanian : Yakni mencakup
seperangkat gagasan, elemen-elemen
kebudayaan, keterampilan, teknik, praktek,
prasangka dan kebiasaan yg terintegrasi
secara fungsional dalam suatu masyarakat
berkaitan dengan hubungan mereka dengan
tanah /pertaniannya.(Smith and Zopf)
Satuan-satuan fungsional dalam
hubungannya manusia dengan tanah
D.Whittlesey (dalam Koentjaraningrat,1972:59)
mengemukakan
9 corak sistem pertanian yaitu :

1 2 3 4 5

Bercocok Bercocok Bercocok tanam yg Bercocok tanam Bercocok


tanam di tanam tanpa menetap dan yg tepat dan tanam sekitar
ladang (shifting irigasi yg intensif dengan intensif dengan Lautan Tengah
irigasi sederhana irigasi sederhan (Mediterranian
cultivation) menetap
berdasarkan tanpa padi agriculture)
(rudimentary (intensive
tanaman pokok
sedentary padi (intensive subsistence
cultivation) subsistence tillage, tillage, without
rice dominant) rice)
6 7 8 9

Pertanian Pertanian komersial Pertanian komersial Pertanian


buah-buahan dengan mekanisasi dengan mekanisasi perkebunan dengan
(specialized brdasarkan (commercial mekanisasi
horticulture) tanaman gandum livestock and crop (commercial
(commercial grain farming) plantation crop
farming) tillage)
Struktur Pertanian

Struktur Pertanian : Pola institusi,


ekonomi, organisasi sosial, dan etika
yg terdapat dalam sektor pertanian
dan daerah perdesaan yg berorientasi
pada sistem sosial dan ekonomi.
(Frithjof Kuhren (dalam Ulrich Planck,
1990:14-25).
(Frithjof Kuhren (dalam Ulrich Planck, 1990:14-25)
mengemukakan 9 tipe struktur pertanian yaitu :

1. Penggembalaan berpindah
2. Perladangan berpindah
3. Pertanian feodalistik
4. Feodalisme persewaan
5. Latifundia (hacienda)
6. Pertanian keluarga  Lahan dimiliki oleh keluarga, pemodal (lahan
sempit ). Lahan pada umumnya luas.
7. Pertanian kapitalistik 
8. Pertanian sosialistik  Lahan dimiliki komunal(Kelompok-kelompok
masyarakat). Individu tidak berhak atas lahan.
9. Pertanian komunistik 
Ngomong bareng
Smith and Zopf menunjukkan variasi lain dari tipologi
komunitas petani yg didasarkan pada sistem pertanian
yaitu :

1. Cocok tanam di tepian sungai (riverbank


plantings)
2. Sistem bakar (fire agriculture)
3. Sistem tajak (hoe culture)
4. Sistem bajak yg bersahaja (rudimentary plow
culture)
5. Sistem bajak yg telah maju (advanced plow
culture)
6. Pertanian mekanik (mechanized farming)
Sistem bajak yang maju
• Hewan yang digunakan • Produktivitas dan efisiensinya
adalah kuda masih kalah jauh dibanding
sistem pertanian mekanis
• Kuda adalah binatang mahal (mesin traktor)
dan di Eropa waktu itu
umumnya merupakan • Tipologi sistem pertanian yang
lambang status bangsawan. ditunjukkan smith dan zopf
tersebut disamping
• Maka dengan digunakannya menunjukkan ragam sistem
kuda dalam pertanian, tidak pertanian juga menunjukkan
hanya meningkatkan mutu perkembangannya, dari tahap
teknologi pertanian tetapi yang paling bersahaja sampai
juga martabat sosial petani. (modern).
Tipe Sistem Pertanian

Tipe bercocok tanam sekitar laut tengah

• Hanya eksis di sekitar lautan tengah atau daerah


lain yang kondisinya sama

Tipe tanaman gandum komersial dengn


mekanisasi

• Belum lazim di indonesia


Tipe Pertanian Oleh Frithjof Kuhren
Yang Tidak Terlihat Di Indonesia

• Penggembalan berpindah (dalam skala kegiatan


besar)
• Feodalisme persewaan
• Latifundia (hacienda)
• Pertanian sosialistik
• Pertanian komunistik

Cocok ditanam di tepian sungai sebagaimana


digambarkan oleh Smith dan Zopf. Ada juga yang
terdapat di beberapa daerah di indonesia, misalnya
petani yang menanam tanaman sayur mayur dan
tanaman pangan.
Variasi Tipe Sistem Pertanian Di Indonesia
Secara lebih khusus dapat dilihat lewat tipologi
pertanian yang dikemukakan oleh mubyarto (1973)

Perusahaan
Pertanian rakyat
pertanian
• Diusahakan sebagai • Usaha yang
pertanian keluarga, baik sepenuhnya bersifat
yang subsisten maupun komersial. Seperti
setengah subsisten. dalam perkebunan
• Berskala kecil untuk modern
kepentingan keluarga
Hubungan Masyarakat Desa Dengan Tanah
Hubungan antara manusia dengan tanah ini mencakup sejumlah
bentuk dan sifat hubungan. Yang terpenting adalah berkaitan dengan :

Pembagian & Pemilikkan serta Luas sempitnya


penggunaan berbagai bentuk penguasaan
tanah penguasaan tanah
(land division tanah (size of land
and lant use) (land tenure) holding)
• Hampir semua aspek sistem sosial
masyarakat desa dipengaruhi oleh
pola LD dan LU yang ada.
• Besaran pengaruhnya tergantung
kepada tingkat perkembangan
masyarakatnya.

• Untuk masyarakat yang masih bersahaja maka


LD dan LU tidak begitu terlihat bentuk maupun
peranannya. Sebaliknya, dalam masyarakat
desa pertanian yang telah maju, maka LD dan
LU-nya memiliki bentuk serta peranan yang
sangat jelas.
• Dalam masyarakat desa yang sudah maju,
terdapat pola yang jelas mengenai pembagian
tanah diantara penduduk dan yang untuk
kepentingan umum (untuk jalan dan bangunan
umum) di samping pola penggunaannya.
Fenomena lainnya dalam hubungan orang dengan tanah terlihat
dalam konsep pemilikan dan penguasaan tanah (land tenure=LT)
LT menurut smith dan zof adlah hak-hak yang dimiliki seseorang atas
tanah, yakni hak sah untuk menggunakannya, mengolahnya,
menjualnya, dan memanfaatkan bagian-bagian tertentu dari
permukaan tanahnya itu.

Pokok embicaraan LT menurut Smith dan Zopf


(1970) terutama bepngkal pada dua hal, yakni:

Sifat dari hak-hak Klasifikasi dari


atas kekayaan tanah mereka yang terlibat
beserta cara dalam dalam proses
mana sifat itu pertanian berdasar
tercipta siistem LT yang ada.
Sistem yang dikembangkan
di negara-negara komunis
atau yng serupa, dalam
mana pemilikan dan
pengendalian hak atas tanah
berada di tangan negara

Sistem yang dalam berbagai


variasinya menempatkan hak
atas tanah dibawah
kepemilikan orang-perorang.
Perbedaan status LT ke dalam pemilahan

Farmer Farm
Operators Laborers
Owners Wage Lands

Managers or
Sharecroppers
administrators

Renters (Cash,
Standing, Colony
Share)
Gambaran tentang Hubungan Masyarakat Desa
dengan Tanahnya di Indonesia

Heteroginitas desa-desa yang ada di Indonesia dengan sendiri akan


mempersulit usaha untuk mendapatkan gambaran umum (general)
mengenai system hubungan antara masyarakat desa dengan tanahnya.

- Desa pertanian berbeda dengan desa non pertanian


- Desa di daerah pegunungan berbeda dengan desa yang di daerah
dataran rendah.
- Desa di tepian pantai berbeda dengan desa di pedalaman,
- Desa di daerah maju (dengan orbitas tinggi) berbeda dengan masih
yang terbelakang (dengan orbitas rendah)
Sebelum Indonesia Merdeka  kondisi grafik masih sangat berat
disertai belum hadirnya teknologi. Sehingga terjadilah isolasi phisik
antara daerah satu dengan lainnya

Setelah Indonesia Merdeka  menetapkan peraturan-perundangan yang


mengatur tata-milik dan tata-guna tanah secara nasional  terjadi
sejumlah masalah yang bersumber pada perbenturan antara ketentuan
adat setempat dengan ketentuan legal-formal itu.

Pemegang HPH
Pelbagai proyek pembangunan pemerintah
( Hak Pengsahaan Hutan)
(khususnya industry)
Vs.
Vs.
Penduduk setempat
Penduduk setempat
(khususnya petani lading
(kasus penggusuran)
berpindah
Faktor-Faktor masyarakat sudah tidak mengalami
masalah LD dan LU

1 2 Jumlah penduduk saat itu


Telah ada pengaturan adat belum padat, sehingga belum
atau tradisi setempat yang menjadi pangkal penyebab
telaj melembaga jauh sebelum timbulnya permasalahan
Indonesia merdeka.
“lapar tanah”
Fenomena LT di Indonesia

BENTUK

1 2 3 4 5

Sewa menyewa Pergadaian Penyakapan Tebasan Ijon


(system bagi hasil)
Pelbagai bentuk hubungan antara masyarakat desa dengan tanah di
Indonesia tidak hanya menggambarakan pola kehidupan social-
ekonomi masyarakat desa secara statis, tetapi juga dapat dijadikan
indicator dari perubahan-perubahan yang sedang terjadi akibat
semakin merasuknya system ekonomi uang.
JALAN JALAN NAIK MOTOR RYAN
BONCENGANNYA SAMA ASIH

DARI KAMI CUKUP SEKIAN


MOHON MAAF DAN TERIMA KASIH
TANYA TANYA YUUUKS

1. ATQAH : Maksud Tebasan dan Ijon


2. DIAZ : Mengapa orientasi kepada keuntungan ?
Bukan ke masyarakat ? Mengapa tertujunya ke
keuntungan ?

Anda mungkin juga menyukai