0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
25 tayangan4 halaman
Perubahan Sosial adalah suatu perubahan pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial termasuk didalamnya aspek kebudayaan seperti nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan, kepercayaan, tradisi, sikap dan pola tingkah laku dalam masyarakat.
Perubahan Sosial adalah suatu perubahan pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial termasuk didalamnya aspek kebudayaan seperti nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan, kepercayaan, tradisi, sikap dan pola tingkah laku dalam masyarakat.
Perubahan Sosial adalah suatu perubahan pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial termasuk didalamnya aspek kebudayaan seperti nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan, kepercayaan, tradisi, sikap dan pola tingkah laku dalam masyarakat.
Perubahan Sosial adalah suatu perubahan pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial termasuk didalamnya aspek kebudayaan seperti nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan, kepercayaan, tradisi, sikap dan pola tingkah laku dalam masyarakat. Sebab-sebab terjadinya perubahan : Faktor Biologis Apabila jumlah penduduk besar sedangkan luas tanah terbatas akan terjadi pengganguran. Para pengganguran kemudian mencari pekerjaan kedaerah perkotaan sehingga menimbulkan urbanisasi. Faktor Teknologi Dalam masyarakat terutama masyarakat yang telah maju biasanya perubahan sosial berjalan dengan cepat karena proses perubahannya melalui perkembangan teknologi yang dihasilkan dari hasil penemuan, penciptaan bentuk baru dan melalui proses penyebaran penemuan-penemuan baru yang disebut proses difusi. Faktor Kebudayaan Masuknya suatu kebudayaan asing ke dalam suatu masyarakat yang telah memiliki kebudayaan, akan menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Perubahan terbagi menjadi 2 macam yaitu, Perubahan yang dikehendaki (intented change), biasanya dirumuskan dalam perubahan yang direncanakan (planed change) melalui usaha-usaha pembangunan (development change). Dari perubahan yang dikehendaki dapat saja terjadi perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change). Perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change), berlangsung di luar jangkauan yang menghendaki akan adanya perubahan dalam masyarakat. Faktor- faktor yang memudahkan terjadinya perubahan sosial Penyebaran kebudayaan lain Masuknya kebudayaan lain Pendidikan yang tinggi Sikap yang menerima pada hal-hal yang baru Stratifikasi atau lapisan masyarakat yang terbuka Adanya rasa tidak puas dalam masyarakat Faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan Adanya isolasi dari masyarakat lainnya Pendidikan yang rendah Sifat yang tradisional Adanya vested interests (kepentingan yang tertanam kuat pada suatu kelompok) Teori-teori Perubahan Sosial Auguste Comte melihat bahwa perubahan sosial pada hakikatnya adalah perubahan cara berpikir yang melalui tiga tahap yaitu teologis, metapisik, dan positif. Herbert Spencer mengembangkan teori perubahan sosial didasarkan atas adanya proses perubahan dari masyarakat yang heterogen yang mencerminkan meningkatnya diferensiasi dari struktur dan fungsi. Menurut J.A Ponsioen dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial dapat pula diartikan sebagai suatu modernisasi. Oleh karena itu, modernisasi dapat dikatakan sebagai suatu proses dimana individu-individu mengalami perubahan dari cara hidup yang tradisisonal ke cara hidup yang lebih kompleks dan menggunakan teknologi modern serta berubahnya gaya hidup mereka.
Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Pedesaan
Masyarakat desa yang tradisional mulai mengalami perubahan akibat adanya benturan- benturan sendi-sendi masyarakat desa ketika masuknya pengaruh kebudayaan barat sekitar abad ke-19 dengan berbagi macam peraturan-peraturan untuk kepentingan para penjajah seperti peraturan tanam paksa landrente, kultur stelsel, dan lain-lainnya. Contoh kelembagaan/organisasi yang berperan dalam perubahan sosial masyarakat pedesaan, a. Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP) Merupakan suatu sistem pembangunan desa-desa dalam wilayah kecamatan dengan pendekatan menyeluruh (komprehensive) dan terpadu dibidang perencanaan, pelaksanan, pengendalian serta evaluasi pelaksanaannya. Tujuan UKDP yaitu untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta tata lingkungan hidup yang baik di pedesaan dalam rangka mempercepat tercapainya Desa swasembada. Fungsi UKDP, antara lain: Mengkomunikasikan aspirasi dan kebutuhan nyata masyarakat desa. Menginformasikan data dan permasalahan desa. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembangunan sectoral, regional, inpres, dan swadaya masyarakat desa. Mewujudkan percepatan (akselarasi) pembangunan dan pemerataan hasil- hasilnya bagi seluruh masyarakat desa. b. Lembaga Ketahanan masyarakat Desa (LKMD) Merupakan lembaga masyarakat didesa/kelurahan yang tumbuh dari, oleh, atau kelurahan dalam meningkatkan pelayanan pemerintah. Tujuan pokok LKMD : Merencanakan pembangunan yang didasarkan atas musyawarah Menggerakkan dan meningkatkan Prakarsa dan partisipasi masyarakat. Menumbuhkan koordinasi dinamis masyarakat untuk mengembangkan ketahanan di desa atau kelurahan Fungsi LKMD, antara lain: Sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. Membina dan menggerakkan potensi pemuda untuk pembangunan Menggali, memanfaatkan potensi dan menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat untuk pembangunan. c. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Merupakan suatu gerakan dan sekaligus suatu wadah bersama untuk menampung aspirasi dan inisiatif masyarakat dalam usaha menciptakan/meningkatkan kesejahteraan keluarga. PKK mempunyai tujuan untuk mewujudkan suatu keluarga yang sejahtera yaitu yang menikmati ketenangan, ketentraman, dan kesejahteraan hidup lahir maupun batin dalam tata kehidupan masyarakat yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tabel Bentuk Perubahan Sosial Masyarakat Desa (Agraris) menjadi Masyarakat Kota (Industri)
No. Karakteristik Kehidupan Masyarakat Proses Perubahan
Masyarakat Asli Masyarakat Pendatang Sosial yang Terjadi 1. Wilayahnya berbentuk Wilayah berbentuk Wilayah sebagian besar rawa-rawa, sawah, bangunan-bangunan rumah, telah berubah menjadi perkebunan, perikanan, pepohonan sedikit dari hasil areal perumahan, pohon rindang, jalan tanam, suasana panas, jalan perkantoran, dan jasa setapak, alat transportasi banyak, alat transportasi (perdagangan). minim, masih berbentuk kendaraan pribadi, angkot, Wilayah asli masih ada warung-warung kecil, dan tempat belanja di tapi sedikit. masih berjalan kaki. supermarket, toko serta menggunakan motor untuk berkendaranya. 2. Masih bertahan pada Menempati Sebagian menempati daerahnya dan masih perumahan. daerah asli, pindah menempati wilayah daerah (lokasi) serta asli daerah tersebut. ada yang menempati perumahan. 3. Masyarakat Rumah dalam bentuk Banyak masyarakat membangun model minimalis atau yang mengubah rumah sesuai tradisi bentuk perumahan rumahnya dalam dan adat, dan rumah sangat padat model perumahan antara satu dengan berdempet. (minimalis) dan yang lainnya, tidak sedikit dijumpai berdempet-dempet. rumah masih adat lama. 4. Pekerjaan dan Bekerja pada sektor Tidak ada pekerjaan penghasilan pada jasa dan perdagangan sebagai petani karena sektor pertanian seperti pegawai banyak masyarakat sebagai tani, buruh, kantor, karyawan bekerja sebagai dagang sebagian pabrik, PNS, dan karyawan pabrik, kecil, ngojeg, dan pramuniaga. PNS, kantor, dan wiraswasta lainnya. lainnya. 5. Menggunakan Menggunakan bahasa Menggunakan bahasa bahasa daerah Indonesia murni dan Indonesia dalam sebagai bahasa bahasa dearah sudah interaksi sehari-hari. kampung (daerah) mulai ditinggalkan Bahasa daerah untuk komunikasi oleh para pendatang. sedikit dipakai, dengan orangtua, hanya dilakukan anak-anak, tetangga, oleh orangtua dulu dan lainnya. yang masih hidup. Anak-anak lebih suka bahasa Indonesia murni. 6. Proses siklus hidup Proses pernikahan Untuk kelahiran (lahir, pernikahan, menggunakan adat sudah jarang kematian) masih masing-masing sesuai dilakukan adat menggunakan adat tradisi daerahnya. setempat, atau dan tradisi daerah Begitupun untuk lainnya, begitupun setempat. adat kelahiran dan dengan kematian. kematian sesuai Akan tetapi, untuk agama masing-masing pernikahan apabila berbeda etnis disesuaikan dengan kesepakatan kedua belah pihak. 7. Budaya atau Budaya dan kesenian Jarang dijumpai kesenian modern seperti saat hajatan menggunakan dangdut, organ, (pernikahan, sunatan) adat dan tradisi kesenian modern, menggunakan adat daerah setempat degung Sunda, setempat seperti (topeng, wayang calung, dan band. topeng, tanjidor, dan golek, tanjidor, dan lainnya. Masyarakat lainnya). sudah menggunakan kesenian modern seperti band, dangdut, dan lainnya. 8. Makanan adat Makanan Makanan tradisional setempat seperti Supermarket. adat setempat sudah sayur pucung, semur jarang ditemukan,serta jengkol, dodol, kue masyarakat lebih bugis, apem, dan dominan menggunakan lainnya. makanan siap saji. 9. Agama seluruhnya Campur Islam, Masyarakat asli muslim (Islam). Kriten, Hindu, masih tetap beragama Buddha. Islam. Berdasarkan tabel di atas, proses perubahan sosial terjadi dalam berbagai sisi kehidupan, baik struktur (kondisi daerah atau infrastruktur) maupun kultur (norma, perilaku, dan nilai) dari wilayah pedesaan ke wilayah perkotaan. Hal ini memperkuat teori, sebagaimana dijelaskan oleh S. Meno dan Mustamin Alwi serta Elly M. Setiadi, bahwa salah satu ciri wilayah perkotaan adalah secara fisik memiliki infrastruktur seperti bangunan perumahan, sarana dan prasarana serta fasilitas jasa lainnya, seta memiliki perubahan tata nilai dan perilaku yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Artinya, ada sisi pengotaan fisik (inftrastruktur) dan pengotaan mental (mentalitas dan perilaku masyarakat).