Learning
Theory
“SATU KESULITAN DENGAN BANYAK TEORI
BELAJAR ADALAH MEREKA HANYA MEMBERI
PENEKANAN SECARA EKSKLUSIF TERHADAP
PROSES PENCAPAIAN DAN PERFORMA
PERILAKU, DAN MEREKA HAMPIR-HAMPIR
MENGABAIKAN ISI KEPRIBADIAN
Kelebihan: “Scientific”
Berurusan dengan fenomena yang nampak dan
dapat diukur
Metode penelitian sangat jelas
Kelemahan: Mengabaikan hal-hal yang
membuat manusia sebagai “manusia” seperti
faktor kognitif, emosi dan “Free Will”
Therefore….
Teori Social Cognitive Theory dari
Albert Bandura’s (1960s +) berusaha
mengembalikan individu pada “personality”
dengan menekankan saling pengaruh
antara
faktor kepribadian, lingkungan dan perilaku
4th most influential psychologist of the 20th century
Distinguished Professor at Stanford
Past President of the American Psychological Association (APA)
Bandura’s Triadic Model of
Reciprocal Determinism
Overt Environmental
Behavior Influences
Personal Factors
(beliefs, expectations,
self-perceptions)
4 Principles of
Observational Learning
1. Manusia dapat belajar dengan cara
mengamati perilaku orang lain
MODELING
IMITATION
INDIVIDU MEMILIKI
KEMAMPUAN UNTUK
BELAJAR DARI ORANG LAIN
Modeling
Kita mempelajari lebih
banyak hal yang kita
lakukan melalui
pengamatan dan
pembicaraan dengan
orang lain (models),
daripada melalui
pengalaman pribadi
Kita mengembangkan
gambaran kognitif
tentang bagaimana
melakukan suatu perilaku
melalui modeling, dan
menggunakan
gambaran ini sebagai
panduan kita untuk
perilaku yang akan
datang
Desain Penelitian Bandura Ross & Ross
The BOBO doll study (1961)
Subjek:72 anak (Stanford University nursery
school), 36 lelaki & 36 perempuan
Usia antara 37 - 69 bulan (rerata 52 bulan)
Bandura et al., 1961
12 lelaki perempuan
Anak-anak memperhatikan
10 model berperilaku agresif
terhadap Bobo doll
8
Kemudian model diberi
6 reward atau diberi
4
punishment
Kemudian anak-anak dibuat
2
frustrasi dan dibiarkan diberi
0 jalan masuk ke ruangan yang
model model
rewarded punished memiliki berbagai permainan
termasuk Bobo doll
Hasil Penelitian:
Anak-anak dengan contoh model/kondisi agresif meniru banyak
perilaku agresif fisik dan verbal dari model
Mereka juga menirukan perilaku non-aggressive model
Anak-anak dalam kondisi Non- aggressive hanya menirukan
sedikit perilaku yang dicontohkan model (70% tidak menirukan
apa-apa)
NON-IMITATION Anak-anak dalam kondisi agresif
memperlihatkan banyak perilaku agresif yang baru (non-
imitative/non-copied)
Bandura Ross & Ross
The BOBO doll study
Anak-anak dalam kondisi non-agresif
melakukan banyak hal untuk bermain
ataupun tidak melakukan apa-apa
Anak lelaki menirukan lebih banyak perilaku
agresif fisik (but not verbal)
Anak lelaki lebih agresif setelah melihat model
lelaki agresif
Anak perempuan lebih agresif setelah melihat
model perempuan agresif
Kesimpulan: belajar dapat dilakukan melalui
observasi (no classical or operant
conditioning)
Anak-anak cenderung belajar dari model
yang memiliki kesamaan gender
PERAN MODELS
Personal Factors
(beliefs, expectations,
self-perceptions)
Contoh Triadic Reciprocity: Behavior,
the Person, & the Environment
Seorang anak lelaki yang menyukai acara TV
yang bermuatan kekerasan (person variable)
memilih untuk menghabiskan sore harinya untuk
menonton tayangan kekerasan (an environment
variable) [P→E].
Ketika memperhatikan dengan penuh perhatian
(a behavior variable), anak lelaki itu mempelajari
satu cara baru untuk menyerang orang lain dan
juga belajar bahwa agresivitas biasanya
memberikan hasil (mendapat apa yang mereka
inginkan) [B→P].
Harapan yang baru diperoleh ini (a person
variable) kemudian dapat mengarahkan anak
lelaki itu untuk mencoba mempraktekkan perilaku
agresif yang baru dipelajarinya tadi…[P→B]
INTERNAL SELF-REGULATION
INDIVIDU
MEMILIKI
KEMAMPUAN
UNTUK
MENGATUR
PERILAKU
MEREKA
SENDIRI
SUBFUNCTIONS OF
SELF-REGULATION
• SELF-OBSERVATION
(self-monitoring)
• PERFORMANCE JUDGMENT
(dibandingkan dengan referensi)
• SELF-REACTION
(self-satisfaction, self-worth,
distress)
Self-regulation
1. Self-observation.
Mengetahui pencapaian kita sendiri dapat
membantu meningkatkannya.
Contoh: Memberi tanda bintang untuk semua tugas
yang dikerjakan, mencatat semua buku yang kita
baca, mencatat berapa kilometer kita berlari…
2. Performance judgement
Dapat menilai diri sendiri dibandingkan dengan
standard kita ataupun model.
Standar tinggi yang tidak realistik dapat
menyebabkan kecemasan
3. Self reaction
Menentukan konsekuensi untuk diri sendiri
Aplikasi
INDIVIDU MEMILIKI
KEMAMPUAN UNTUK
MELAKUKAN REFLEKSI DIRI
SELF-EFFICACY
SELF-EFFICACY
“Self-efficacy adalah
kepercayaan dalam diri
seseorang tentang
kemampuannya untuk
mengatur dan memutuskan
sumber-sumber tindakan
yang diperlukan untuk
menghadapi situasi yang
akan datang.”
Bandura, 1986
SELF-EFFICACY
DARIMANA ASALNYA?
PENGALAMAN KEBERHASILAN
(MASTERY EXPERIENCE)
KONDISI FISIOLOGIS
(PHYSIOLOGICAL STATES)
Tahap perkembangan modelling
Modelling berkembang dari waktu ke
waktu sejalan dengan tingkat umur dan
kematangan
Bayi & anak-anak perilakunya dikuatkan
oleh stimuli fisik langsung seperti: makanan,
hukuman atau kasih sayang
Semakin tua umur, reinforcement
diasosiasikan dengan tanda persetujuan
dari model dan sebaliknya
Memodifikasi perilaku yang telah dipelajari
Menangani simtomnya = menangani
gangguannya
Guided participation: Prosedur modelling dg
melihat perilaku model kemudian ikut
berpartisipasi aktif melakukan perilaku dg
model
Covert modelling: modelling dg hanya
membayangkan apa yang dilakukan model
Desensitisasi modelling: mengajari klien untuk
menguasai tingkah laku yang sebelumnya tidak
bisa dilakukan. Dimulai dengan relaksasi
mendalam kemudian klien diminta menirukan
perilaku model secara bertahap