Anda di halaman 1dari 54

Diet Orang Sakit

Dr Brain Gantoro, MGizi, SpGK


MENYIAPKAN DAN MENYAJIKAN
HIDANGAN DIET

A. Pendahuluan
B. Diet untuk Berbagai Penyakit
C. Jenis Makanan untuk Diet
D. Evaluasi

Seni Kerajinan dan Pariwisata


A. Background

Seni Kerajinan dan Pariwisata


4 faktor yang mempengaruhi kesehatan
seseorang adalah :
1) Perilaku kesehatan atau gaya hidup (51%).
2) Heredity (19%) .
3) Environment (20%).
4) Quality of health service Provided (10%)

Seni Kerajinan dan Pariwisata


Diet untuk penderita campak

 Makanan lunak,
 Kebutuhan kalori lebih tinggi,
Sumber protein 1½ x kebutuhan
normal,
Makanan diberikan dalam porsi
kecil tetapi lebih sering yaitu 5-6
kali sehari.

Seni Kerajinan dan Pariwisata


Diet Rendah Purin
diberikan kepada penderita gout.
Gout adalah suatu penyakit yang berhubungan
dengan kelebihan kadar asam urat dalam tubuh.
Kadar purin (asam urat) dalam makanan sehari-hari
dengan mengganti daging dengan:
tempe, telur, susu dan keju.
Diet rendah purin :
cukup kalori, protein, mineral dan vitamin. Hidratarang
tinggi dan lemak sedang.
Banyak minum dapat membantu mengeluarkan asam
urat yang berlebihan.
Seni Kerajinan dan Pariwisata
Diet Diabetis Mellitus (DM)
Tujuannya
supaya makanan yang disajikan sesuai dengan
kesanggupan tubuh
Hal yang perlu diperhatikan
Jumlah kalori sesuai dengan berat badan, tinggi
badan, jenis kelamin, aktifitas, kelainan
metabolik dan suhu tubuh.
Gula murni tidak boleh digunakan dan jumlah
karbohidrat disesuaikan
Seni Kerajinan dan Pariwisata
Diet Tinggi Serat
 Tujuan
merangsang peristaltik usus agar dapat normal
kembali.
makanan diperuntukkan bagi penderita obtivasi
dan penyakit vertikular.
 Syarat
diet ini cukup kalori dan vitamin banyak cairan (2-
2½ liter kalori).
 Jenis bahan makanan yang dianjurkan
beras tumbuk, beras ketan hitam, kacang-
kacangan, sayuran mentah, dan buah yang
dimakan dengan kulitnya.
Seni Kerajinan dan Pariwisata
Diet Rendah Kalori
Tujuan untuk menurunkan berat badan.
Syarat nya makanan kalori dikurangi 500-
1000 kalori dibawah kebutuhan normal.
Pengurangan dilakukan pada karbohidrat
dan lemak.
Bagaimana Protein ?

Seni Kerajinan dan Pariwisata


Diet Penyakit Jantung
• Bertujuan untuk memberi makanan
secukupnya tanpa memberatkan
pekerjaan jantung,
• mencegah penimbunan garam dan air.
• Syarat utama :
1. rendah kalori,
2. protein dan lemak sedang,
3. vitamin dan mineral cukup
4. rendah garam.
Seni Kerajinan dan Pariwisata
Diet Untuk Penderita Batu
Empedu
tujuan
• memberikan istirahat pada kantong empedu,
• mengurangi rasa sakit,
• memelihara berat badan normal
• keseimbangan cairan tubuh.
Syarat
• lemak yang diberikan harus yang mudah dicerna,
• kalori, protein dan karbohidrat cukup,
• tinggi vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K),
• cukup mineral, banyak air dan bumbu yang tidak merangsang.
• Porsi yang diberikan kecil tetapi sering.
Seni Kerajinan dan Pariwisata
Diet Hati Rendah Garam
Tujuannya
• memperbaiki gangguan pada fungsi hati.
Syarat
• Karbohidrat tinggi, lemak dan protein disesuaikan
dengan kondisi tubuh,
• Cukup mineral dan vitamin.
• Hindari makanan yang menggandung gasal
(singkong, ketan, ubi dan talas) dan makanan
yang menggandung bumbu yang merangsang.
Tipe Terapetik Diet
Kelainan Treatment
Kurang gizi Tinggi energi, tinggi protein dengan gizi
seimbang.

Dehidrasi Rendah serat, semi liquid, minum yang


banyak,
beri larutan 2% glukosa dan 0,3% garam.

Kegemukan Rendah energi, protein sedang dengan


keseimbangan nutrisi lainnya

Kerusakan hati Rendah energi untuk yang kegemukan,


rendah
sodium, rendah lemak hewani
Seni Kerajinan dan Pariwisata
Diabetes Rendah gula, rendah karbohirat, protein
sedang, lemak sedang. Treatmen dengan
pengaturan insulin.

Penyakit empedu: a) Rendah protein dan masukan energy


a) Nephritis yang sedang.
b) Nephrotic syndrome b) Tinggi protein dan rendah sodium.
c) Kidney stones and gout c) Rendah purine.

Gut disorder: a) Makanan lunak, rendah serat, energi


a) Indigestion, stomach dan protein sedang.
ulcer b) High protein, low dietary fibber,
b) Colitis, large intestine increased vitamin B group intake. Tinggi
colon inflammation protein, rendah serat, tinggi vitamin B.
c) Constipation very c) Diet tinggi serat.

Liver Sangat rendah lemak, karbohidrat tinggi.

Seni Kerajinan dan Pariwisata


Makanan biasa
Makanan khusus
(tidak
(memerlukan
memerlukan diet
diet khusus)
khusus)
Makanan khusus
• makanan lunak, makanan saring, makanan
Perubahan konsistensi cair, diet serat rendah & diet serat tinggi

Penambahan / pengurangan • diet kalori rendah


energi • diet tinggi kalori

Penambahan / pengurangan • diet garam rendah, diet laktosa rendah, diet


jenis makanan albumin tinggi

Perubahan komposisi zat • diet diabetes melitus, diet ketogenic, diet


gizi jantung, diet hati

Perubahan jumlah dan • diet lambung & diet DM


frekuensi makan

Penghilangan/pantangan • diet alergi, diet asma


makanan spesifik
Rendah Rendah
TETP Rendah sisa
kalori garam

Komplikasi Saluran
Tinggi serat Perioperatif
kehamilan cerna

Penyakit
hati & sal. DM Jantung Stroke
Empedu

Gout Gangguan
Kanker Batu ginjal
arthritis ginjal
Berbasis
Makanan biasa
nasi

Makanan lunak

Makanan saring enteral

Makanan cair

parenteral
Diet Makanan Biasa
• Susunan makanan mengacu pada Pola Menu Seimbang
dan Angka
• Syarat-syarat diet makanan biasa adalah :
(1) energi sesuai
(2) protein 10-15% dari kebutuhan energi
(3) lemak 10-25% dari energi total
(4) karbohidrat 60-75% energi total
(5) cukup mineral, vitamin dan kaya serat
(7) makanan sehari-hari beraneka ragam dan bervariasi.

Seni Kerajinan dan Pariwisata


Makanan biasa

• Merupakan dasar untuk modifikasi makanan khusus.

• Dapat memenuhi kebutuhan gizi pasien

• Susunan makanan sama dengan makanan orang sehat


di rumah

• Susunan zat gizi seimbang : mengandung semua


golongan zat gizi

• Mengandung serat dalam jumlah cukup.

• Bentuk makanan pokok nasi


Tujuan  mencegah & mengurangi kerusakan
jaringan tubuh

• Syarat diet :
– Energi sesuai kebutuhan normal
– Protein 10-15% (≈1 g/kg BB/hr)
– Lemak 10-25%
– KH 60-75%
– Cukup mineral, vitamin, kaya serat
– Tidak merangsang saluran cerna
– Makanan harian, beraneka ragam,
bervariasi
Diet Makanan Lunak
Makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah, ditelan,
dan dicerna dibandingkan makanan biasa.
• Tujuan
Memberikan makanan mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan
keadaan penyakit.
• Syaratnya :
(1) energi, protein, dan zat gizi lain cukup,
(2) keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien,
(3) makanan diberikan dalam porsi sedang,
(4) makanan mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung
bumbu yang tajam.
Makanan lunak diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu,
pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu
tinggi, pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta sebagai
perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.

Seni Kerajinan dan Pariwisata


• Susunan zat gizi seimbang

• Kandungan serat selulosa lebih rendah dari pada makanan


biasa

• Makanan mudah cerna dan tidak merang sang saluran


cerna (kembung, diare)

• Bentuk makanan pokok tim atau bubur nasi  menurunkan


variasi makanannya

• Indikasi: untuk pasien dg gangguan saluran cerna ringan


(mekanis  mulut dan lambung) dan demam ringan

• Makanan ini biasanya u/ lansia pasca store, fever


Tujuan  mudah ditelan & dicerna  sesuai
kebutuhan gizi & keadaan penyakit

• Syarat diet :
– Energi, protein, & zat gizi lainnya cukup
– Bentuk makanan cincang/lunak
• Sesuai kemampuan makan & penyakit
pasien
– Porsi sedang  3x makan utama + 2x
makan selingan
– Makanan mudah dicerna, rendah serat,
& tidak mengandung bumbu “tajam”
Diet Makanan Saring
• Makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih halus dari pada makanan lunak,
sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna.

• Menurut keadaan penyakit, makanan saring dapat merupakan perpindahan dari


makanan cair kental ke makanan lunak.
Tujuan memberikan makanan dalam bentuk semi padat sejumlah
yang mendekati kebutuhan gizi.

• Syarat-syaratnya :
(1) hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 Hari
(2) rendah serat , diberikan dalam bentuk disaring atau diblender
(3) diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari
(4) diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, pada mengunyah
dan menelan, atau sebagai perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak.

Seni Kerajinan dan Pariwisata


• Susunan zat gizi seimbang

• Kandungan serat rendah

• Makanan mudah cerna dan tidak merangsang saluran


cerna (kembung, diare)

• Bentuk makanan lumat/halus

• Indikasi: untuk pasien dg gangguan saluran cerna sedang


(mekanis) dan suhu tubuh tinggi (390C). contoh : pasien yg
tdk bisa mengunyah.

• Makanan ini memiliki kandungnya gizi lebih rendah


dibandingkan jenis makanan lain
Tujuan  makanan semi-padat  sejumlah yang mendekati
kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu pendek 
adaptasi thd bentuk makanan lebih padat

• Syarat diet :
– Hanya untuk jangka waktu singkat (1-3
hari)
• Kurang memenuhi gizi (energi, serat, vit C,
& thiamin)
– Rendah serat  bentuk saring/di-
blender
– Porsi kecil & sering  6-8x/hari
Evaluasi
1. Hal-hal apa saja yang diperhatikan dalam
penyusunan diet untuk makanan khusus ?
2. Apa perbedaan makanan biasa dengan
makanan untuk diet penyakit tertentu ?
3. Jelaskan tahap-tahap dalam penyusunan
hidangan untuk diet ?

Seni Kerajinan dan Pariwisata


Makanan cair jernih

Makanan cair penuh

Makanan cair pekat


Diet Makanan Cair
• Makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental.
• Untuk pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan
dan mencernakan makanan
• Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri 3 jenis,
yaitu:
1. Makanan cair jernih
2. Makanan cair penuh
3. Makanan cair kental
• Tujuan :
(1) memenuhi kebutuhan cairan tubuh
(2) mencegah dehidrasi yang menghilangkan rasa haus.

Seni Kerajinan dan Pariwisata


Syarat diet :
(1) makanan diberikan dalam bentuk cair jernih
(2) bahan makanan hanya terdiri dari sumber karbohidrat
(3) Tidak merangsang saluran cerna dan mudah diserap
(4) sangat rendah sisa
(5) diberikan hanya selama 1-2 hari; (6) porsi kecil dan diberikan sering.

Makanan cair jernih diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah


operasi tertentu, keadaan mual, muntah dan sebagai makanan tahap
awal pasca pendarahan saluran cerna. Nilai gizinya sangat rendah
karena hanya terdiri dari sumber karbohidrat.
Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain teh, sari buah,
kaldu, air gula, serta cairan mudah cerna. Makanan dapat ditambah
dengan suplemen energi tinggi dan rendah sisa.

Seni Kerajinan dan Pariwisata


• Indikasi: untuk pasien yang tidak dapat makan
melalui mulut karena disfagia, postoperasi
mulut, gangguan kesadaran, tidak mau
makan.

• Berupa cairan pekat dibuat dari campuran


beberapa golongan bahan makanan, seperti
makanan pokok, lauk-pauk, minyak/lemak,
buah, sayuran dan gula
• Tujuan  makanan yang tidak membutuhkan
proses mengunyah, mudah ditelan, mencegah
aspirasi, meningkatkan status gizi
• Syarat
– Mudah ditelan

– Tidak merangsang GI tract

– Cukup energi & protein

– Diberikan secara bertahap menuju makanan lunak

– Porsi kecil & sering  tiap 2-3 jam


• Bentuk cair / semi cair

• Kandungan serat “minimal”

• “tidak tembus pandang”  bila diletakkan


pada wadah bening

• Diberikan :
– Secara langsung

– Perpindahan makanan cair jernih  makanan


cair kental
• Tujuan
– Memenuhi kebutuhan gizi dg makanan bentuk cair
& semi cair
– Meringankan kerja GI tract

• Syarat
– Tidak merangsang GI tract

– Bila diberikan > 3 hari  harus dapat memenuhi


kebutuhan E & protein

– Energi minimal 1 kkal/mL


• Konsentrasi bertahap  ½, ¾, penuh
– Berdasarkan masalah px
• formula rendah / bebas laktosa dg MCT

• Formula dengan protein terhidrolisa

• Formula tanpa susu

• Formula tanpa serat

• etc

– Untuk memenuhi kebutuhan vitamin & mineral


 + suplemen ferosulfat, vit B komplex, vit C

– Osmolaritas < 400 osm


Formula ruah sakit (FRS)

Dengan susu • lambung, usus, kolon


(whole cream) normal
Makanan • Memerlukan makanan
blender tambahan

Rendah • Tidak tahan terhadap


laktosa laktosa

• Tidak tahan protein susu


Tanpa susu
Bahan makanan yang dianjurkan
Jenis FRS Bahan makanan
Dengan susu penuh / Susu penuh, maizena, telur ayam, margarin,
krim minyak, gula, sari buah
Makanan di blender Nasi tim, telur ayam, daging giling, ikan, tahu,
tempe, wortel, labu kuning, sari buah
Rendah laktosa Susu rendah laktosa, maizena, telur ayam,
margarin, minyak, gula, sari buah
Tanpa susu Kacang hijau, tahu, tempe, wortel, sari buah,
telur, tepung serealia
Formula komersial (FK)

Jenis FK Indikasi pemberian Contoh


Rendah / bebas Tidak tahan laktosa Nutramigen, nutrilon low lactose
laktosa
Dengan MCT Malabsorbsi lemak Portagen, pregestimil, nutrilon
(as. Lemak rantai soya
sedang)
Dengan BCAA Sirosis hati
Protein tinggi Katabolisme meningkat
Protein rendah Gangguan ginjal Nephron
Protein terhidrolisa Alergi protein
Tanpa susu Tidak tahan protein susu
Dengan serat Perlu suplemen serat
Rendah sisa Reseksi usus
IG rendah DM Glucerna®
• Indikasi: untuk pasien postoperasi sebagai
awal pemberian makanan oral.

• Kandungan zat gizi sangat rendah, residu


minimal disarankan untuk pemberian jangka
waktu pendek

• Jenis minuman yang diberikan: teh manis,


sirup, juice buah, kaldu ayam dan susu
diencerkan.
• Tujuan
– Memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang
mudah diserap & hanya sedikit
meninggalkan sisa
– Mencegah dehidrasi & menghilangkan
rasa haus
• Indikasi
– Px sebelum & sesudah operasi tertentu
– Keadaan mual & muntah
– Makanan tahap awal post pendarahan
GI tract
– Nilai gizi RENDAH  hanya sumber KH
• Syarat
– Bentuk cair jernih yang tembus pandang

– Hanya sumber KH

– Tidak merangsang GI tract & mudah


diserap

– Sangat rendah residu

– Hanya untuk 1-2 hari

– Porsi kecil & sering


Diet untuk pemeriksaan

• Pemeriksaan benzidin
• Pemeriksaan pielografi intravenus
• Pemeriksaan kolesistografi
• Pemeriksaan toleransi glukosa
• Pemeriksaan keseimbangan lemak
• Pemeriksaan kolonoskopi
MAKANAN ENTERAL &
PARENTERAL
Parenteral Nutrition
• Peripheral (PPN) • Central or Total (TPN)
– Short term parenteral support – For long term use,
(up to 2 weeks)
catheters are surgically
– Hypertonic solutions (> 900
placed
mOsm/L) may cause phlebitis;
– May have surgically
thus must limit PPN solution’s
osmolarity implanted catheters which

– Energy and protein provided by lie beneath the skin and are

PPN are limited because accessed by special needle


dextrose and amino acids to decrease risk of infection
contribute significantly to – Can add solution of higher
osmolarity
osmolarity into central vein
– Electrolytes also contribute to
(larger lumen)
osmolarity
Makanan enteral
• Metode pemberian/suplai zat gizi (kental dan/atau cair)
melalui saluran pencernaan, biasanya menggunakan
pipa makanan.

• Tujuan memacu sekresi enzim pencernaan,


mencegah atrofi vili usus, menghambat pertumbuhan
bakteri dan translokasi bakteri

• Rute pemberian :
a) Nasogastric, nasoduodenal

b) Gastrostomi

c) Jejunostomi
Metode pemberian

• Bolus: periode waktu pendek, toleransi tergantung fungsi usus,


risiko aspirasi, berhubungan dengan tingginya komplikasi mual,
muntah, diare, distensi abdomen

• Bolus intermiten: berdasarkan gravitasi, formula diberikan selama


30 menit setiap 3-6 jam, toleransi dan komplikasi sama dengan
bolus

• Continuous, jika bolus dan intermiten tidak dapat ditoleransi oleh


pasien, menggunakan pompa, berhubungan dg penurunan: insiden
residu (sisa lambung), refluks dan aspirasi, pemberian antara 10-25
ml/jam setiap 8-24 jam.
Nutrisi enteral pasien dewasa

Panduan penggunaan enteral via pipa

• Fungsi saluran cerna tidak terganggu


(percernaan & kapasitas absorbsi) tetapi
pasien tdk mau atau tdk bisa makan via oral,
spt: disfagia berat, luka bakar berat, trauma,
gagal hepar, gagal ginjal, radioterapi/
kemoterapi
• Nutrisi enteral merupakan bagian rutin dari
asuhan pasien, spt: Pasien KEP dengan
asupan defisit 5 hari, Asupan oral defisit 7 – 10
hari, disfagia berat pada stroke, tumor otak,
cedera kepala, reseksi usus halus.

• Kontra indikasi: Obstruksi saluran cerna, ileus,


perdarahan saluran cerna berat, diare berat,
enterokolitis berat.
Nutrisi enteral anak

INDIKASI:
• Kegagalan pemenuhan asupan via
oral:
a) Kebutuhan metabolik meningkat,spt: luka
bakar, sepsis, trauma, jantung bawaan
b) Anoreksia karena penyakit kronik, spt:
kanker, liver, ginjal
c) Gangguan psikologis, spt: anorexia
nervosa
• Gangguan absorbsi & metabolisme, spt:
diare kronis, short bowel sindrome, reflux
gastro-esofagus

• Gangguan neurologis, spt koma, cedera


kepala, cerebral palsy yang membatasi
kemampuan motorik oral

• Cedera mulut atau esofagus

Anda mungkin juga menyukai