Anda di halaman 1dari 11

PERDAGANGAN KARBON

KELOMPOK II :
z - Getar Dimas 2013-12-069
- Agi Tri 2015-12-027
- Stevany Yoga P 2016-12-041
- T Zidan Farhan 2016-12-042

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN


JAKARTA
z
Apa itu perdagangan karbon?
 Dalam konteks perdagangan tentu ada penjual, pembeli dan barang
dagangan itu sendiri, yang diperankan secara berturut turut adalah negara-
negara pemilik hutan (penyerap karbon, carbon sink), negara-negara
industri (penghasil karbon, emitor), dan karbon (dalam senyawa CO2).
Jual-beli karbon ini akan dilakukan melalui suatu bentuk skim yang
disepakati bersama secara standar internasional dan sebagai
konsekwensinya negara penjual wajib mempertahankan dan menjaga
kondisi hutannya.

 Mengapa karbon diperdagangkan?

 Di satu sisi negara-negara ini dipaksa untuk mempertahankan kondisi


hutannya agar tetap berfungsi menyerap karbon di udara sekaligus
menjaga karbon yang ada di dalam tanah agar tidak lepas ke udara, tapi di
sisi lain negara-negara industri kaya terus saja melepas CO2 melalui
kegiatan industri mereka.
z
Perdagangan karbon

 Perdagangan karbon adalah mekanisme berbasis pasar yang


memungkinkan terjadinya negosiasi dan pertukaran hak emisi
gas rumah kaca. Mekanisme pasar yang diatur dalam Protokol
Kyoto ini dapat terjadi pada skala nasional maupun internasional
sejauh hak-hak negosiasi dan pertukaran yang sama dapat
dialokasikan kepada semua pelaku pasar yang terlibat.
z Perencanaan perdagangan karbon dalam 3 layer
• Masih dinegosiasikan
Multilateral • Kalau “robust” pasti akan
“complicated”
carbon market • Mensyaratkan kriteria lingkungan
dan SD internasional

• Antara Indonesia dan beberapa


Bilateral and negara
• Diharapkan akan menjadi
regional carbon carbon offset internasional
market • Japan dan Australia adalah dua
negara yang sangat berminat

• Bersifat voluntary
Domestic carbon • Dikembangkan dan
diperdagangkan di Indonesia
market • Simple dan robust
• Bisa digunakan untuk NAMAs
z
 Indonesia, sebagai negara Pihak pada UNFCCC, telah memberikan
komitmen untuk menurunkan emisi GRK 29% dari skenario emisi GRK
secara BAU, dimana pada tahun 2030 emisi GRK diproyeksikan
sekitar 2.881 GtCO2e. Dengan terus dibukanya peluang perdagangan
karbon global sebagaimana ditetapkan pada Paris Agreement, maka
pemerintah Indonesia perlu mengkaji peluang pasar ke depan dan
offset yang aman bagi Indonesia untuk melakukan perdagangan
karbon dan dalam waktu yang sama memenuhi komitmen untuk
berkontribusi dalam upaya global memenuhi target penurunan emisi
GRK.

 Pada tahun 2015, tercatat nilai perdagangan karbon global sekitar


US$ 50 milyar, dimana 70% dari total tersebut dihasilkan dari Emission
Trading System dan 30% dihasilkan dari Carbon Tax. Indonesia
memiliki cukup pengalaman dalam perdagangan karbon, baik secara
global maupun bilateral.
z
SKEMA KARBON NUSANTARA

 Skema Karbon Nusantara (SKN) merupakan salah satu alternative mekanisme


yang dapat menjadi alat bantu kebijakan dalam penurunan emisi GRK. SKN
memberikan peluang kepada pihak swasta untuk berperan aktif dalam penurunan
emisi GRK. Kredit karbon dari SKN dapat digunakan untuk meng-
offset/kompensasi emisi GRK pembeli/pengguna. Dalam hal ini, pemerintah
Indonesia diharapkan dapat memberikan insentif kepada pihak swasta yang terlibat
dalam SKN, baik kepada pihak penyedia karbon ataupun pembeli karbon.

 Dalam hal pemerintah Indonesia mampu membeli karbon dari pihak tersebut, maka
dapat dihitung sebagai kontribusi dalam komitmen pemerintah Indonesia dalam
penurunan emisi GRK 29%. Untuk mendorong pasar karbon domestik, Pemerintah
Indonesia perlu membuat instrument carbon pricing yang menggabungkan sistem
cap and trade dan carbon tax.

 Pada prinsipnya untuk mengembangkan perdagangan karbon perlu


mempertimbangkan opsi-opsi yang aman bagi Indonesia mengingat pasca 2020
telah memiliki komitmen yang mengikat.
z
Skema Karbon Nusantara
Perdagangan karbon
bilateral dan regional

Pasar domestik negara


lain

Pemenuhan komitmen
Skema pengurangan emisi
CDM Karbon (NAMAs)

Nusantara Pasar karbon sukarela


Voluntary
Carbon domestik di Indonesia
Market

Skema perdagangan
karbon baru lainnya
(REDD+, NMM, FVA)
z
Pasar Karbon Sukarela
pasar dimana terdapat perjual-belian kredit karbon yang tidak terikat oleh
peraturan-peraturan dan target pengurangan emisi sebuah negara tertentu. Skala pasar
karbon ini jauh

lebih kecil dibandingkan dengan pasar karbon konvensional, namun berpotensi untuk
berkembang dengan signifikan.

Di dalam pasar ini, pembeli adalah individu, organisasi, perusahaan atau badan lainnya
yang membeli kredit karbon dengan tujuan mengimbangi emisi gas rumah kaca mereka
secara sukarela. Pendapatan hasil penjualan kredit karbon biasanya dipakai untuk
mendanai proyek-proyek yang mengurangi emisi gas rumah kaca, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Beberapa contoh populer adalah program penanaman pohon,
reforestasi, efisiensi energi, dan proyek energi terbarukan.

Untuk memverifikasi pengurangan emisi karbon, terdapat standar formal seperti VCS
(Voluntary Carbon Standard), yang mengeluarkan sebuah sertifikasi berdasarkan
kolaborasi dengan pihak emitor, regulator, ahli lingkungan dan pengembang proyek.
z
Kenapa harus ada pasar karbon sukarela?

• Untuk pembentukan pasar karbon domestik guna menjaga


momentum dari pengembangan pasar karbon yang saat ini
sudah berjalan dengan baik.
• Sebagai katalis dari bentuk pasar lain yang sedang dibangun
kemudian.
• Menjaga agar keberlanjutan lingkungan dan pembangunan
dalam kegiatan pengurangan emisi karbon tetap terjaga.
• Menjadi alternatif mekanisme pembiayaan bagi mitigasi
perubahan iklim dan pencapaian target pengurangan emisi di
Indonesia.

Pasar Karbon Sukarela menjamin akan


tercapainya pengurangan emisi dengan tetap menjaga
kaidah-kaidah integritas lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan yang dipersyaratkan
z
Kesimpulan
Perdagangan karbon ini diharapkan dapat:
1. Menjadi skema insentif untuk pembangunan rendah karbon.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan emisi GRK dan cara-cara mitigasinya.
3. Ajang pembelajaran teknik dan manajemen aset karbon.
4. Menjadi milik bersama dan dapat digunakan sebagai instrumen pembiayaan
mitigasi perubahan iklim.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai