Anda di halaman 1dari 17

PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI 1

(Perencanaan, Pemesanan, Pengadaan, Penerimaan “Narkotika dan


Psikotropika”)

DOSEN : Dr. Dra. Lili Musnelina, M.Si., Apt


Jenny Pontoan , M.Farm.,Apt

Nama Kelompok :
1. M. Taufik (19340019)
2. Ratna Gumilang (19340016)
3. Toni Erfandi (19340018)
4. Winda juhadi (19340017)
Pengelolaan Sediaan Farmasi

Pengelolaan
sediaan
Farmasi 1

Penerimaan Perencanaan

Pengadaan Pemesanan
Perencanaan Obat Di Apotek

Hal-hal yang perlu


diperhatikan

Pola Budaya
Penyakit Kemampuan Masyarakat
Masyarakat
Metode Dalam Perencanaan

1. Metode Epidemiologi : penyebaran penyakit, wabah, atau penyakit yang paling banyak diderita di
daerah itu.
2. Metode Konsumsi : berdasarkan pengeluaran barang periode sebelumnya.
3. Metode Kombinasi epidemiologi dan konsumsi : berdasarkan apa saja yang banyak keluar dan
epidemologi saat itu.
4. Metode JIT (Just In Time) : Jika sedang butuh, baru memesan atau membeli.
Metode V-E-N

o Analisis VEN mengelompokan obat berdasarkan tingkat kegawatdaruratan


untuk pengobatan pasien. Pembagian VEN adalah sebagai berikut :
a) Kategori V adalah obat vital dengan jumlah sedikit tetapi harus selalu
disediakan untuk menyelamatkan jiwa pasien
b) (life-saving drug), misalnya insulin, heparin, adrenalin, atropin sulfat, albumin
dan obat-obat pelayanan kesehatan standar, misalnya serum antibisa ular.
c) Kategori E adalah obat esensial yang umum digunakan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, misalnya obat jantung, obat hipertensi, obat diabetes.
d) Kategori N adalah obat non-esensial yang boleh disediakan atau boleh tidak
disediakan karena tidak membahayakan nyawa bila tidak tersedia, misalnya
food suplement dan vitamin (Quick,1997).
Metode ABC

o Analisis ABC/Paretto mengelompokkan obat berdasarkan volume and value of consumption


obat, yaitu sebagai berikut:
a) Kelompok A adalah obat yang berharga mahal dan sering ditulis dengan resep dokter,
menyerap dana sebesar ± 80% dari total dana dengan jumlah item ± 20% dari total item obat
yang ada
b) Kelompok B adalah obat yang dibutuhkan dalam banyak kasus dan sering keluar, menyerap
dana sebesar ± 15% dari total dana dengan jumlah item ± 60% total item obat yang ada.
c) Kelompok C adalah kelompok obat yang hanya sebagai suplemen saja. Menyerap dana
sebesar ± 5% dari total dana dengan jumlah item± 20% total item obat yang ada
(Quick,1997).
Pemesanan (order)

Membuat Bon Permintaan Barang Apotek (BPBA) kemudian BPBA tersebut


diisi dan dikirimkan ke distributor
Obat dipesan dari PBF dengan disertai SP (surat pesanan) yang ditandatangani
oleh apoteker sehingga ada tanggung jawab penuh terhadap obat yang akan
dibeli
PENGADAAN
Merelisaikan kebutuhan yang telah direncanakan dan
disetujui

Produksi /
Sumbangan/droping/
Pembelian pembuatan
hibah
sendiri

Untuk mencapai 1. Mutu produk


keseimbangan yang tepat 2. Reputasi produsen
antara mutu dan biaya 3. Harga
4. Tepat waktu kirim
5. Mutu pelayanan
pemasok
6. Dapat dipercaya
Dibeli dengan penawaran yang 7. Layanan purna
kompetitif jual
Metode pengadaan

Tender
tebuka

Pembelian Metode Tender


langsung pengadaan terbatas

Negosiasi
kompetitif
Penerimaan

• Perbekalan Farmasi yang dating diperiksa kesesuaianya antara faktur dengan barang yang ada dan
surat PO yang dibuat.
• Yang diperiksa antara lain :
1. Nama obat dan jenis obat/sediaan
2. Jumlah obat
3. No,batch dan Expire Date
• faktur ditandatangani Apoteker /AA (nama terang, SK, cap apotek), dan faktur asli akan diperoleh
jika sudah melunasi pembayaran obat. Obat yang diperoleh dicatat di buku penerimaan/ED,
menyangkut nama PBF yang mengirim barang, harga barang, dan no.batch. No.batch penting
karena sewaktu-waktu BPOM bisa menarik obat tertentu dengan no.batch tertentu
Narkotika Dan Psikotropika
Pengelolaan sediaan narkotika
Pengadaan/Pemesanan Narkotika
a) Apoteker hanya dapat memesan narkotika melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang
telah ditunjuk khusus oleh Menteri, yaitu PT. Kimia Farma Trading and Distribution
(KFTD) dengan tujuan untuk memudahkan pengawasan peredaran narkotika.
b) Pemesanan narkotika dilakukan dengan membuat surat pesanan narkotika asli berupa
formulir beli di KFTD yang ditandatangani oleh Apoteker Penanggung jawab Apotek di
Apotek yang dilengkapi dengan nama, nomor Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) di
apotek,tanggal dan nomor surat, alamat lengkap, dan stempel apotek.
c) Satu surat pesanan hanya untuk satu jenis narkotika, satu kekuatan obat dan dibeli dengan
cara pembayaran Cash on Demand (COD). Surat Pemesanan Narkotika Terdiri 5 rangkap :
Satu SP hanya untuk 1 item obat, Form SP langsung dari KF
Contoh surat pemesanan narkotika
Pengelolaan Sediaan Psikotropika
1. Pemesanan psikotropika dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan
Psikotropika yang ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nomor
SIK, SIA, dan stempel apotek

2. Surat pesanan tersebut dibuat rangkap tiga dan setiap


3. surat dapat digunakan untuk memesan beberapa jenis psikotropika. SP
Psikotropika Terdiri 2 atau 3 rangkap, Satu SP bisa lebih dari 1 item obat
contoh surat pemesanan Psikotropika
Penerimaan Sediaan Narkotika dan Psikotropika

 Saat penerimaan harus dilakukan pemeriksaan terhadap:


Kebenaran nama, jenis, nomor batch, ED, jumlah dan kemasan harus sesuai dengan
surat pengantar atau pengiriman barang dan atau faktur penjualan.
Kondisi kontainer pengiriman dan atau kemasan termasuk segel, label dan atau
penandaan.
Kebenaran nama, jenis, jumlah dan kemasan dalam surat pengantar atau pengiriman
barang dan atau faktur penjualan harus sesuai dengan arsip surat pesanan
Setelah dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan telah sesuai, penanggung jawab
fasilitas distribusi harus menandatangani surat pengantar atau pengiriman barang dan
atau faktur penjualan dan dibubuhi stempel fasilitas distribusi. Kemudian dicatat
pada kartu stock.

Anda mungkin juga menyukai