Anda di halaman 1dari 25

KLASIFIKASI TENOSYNOVITIS

 De Quervain tennosynovitis
 Volar Flexor tennosynovitis

 Gonococcal tennosynovitis

 Nongonococcal tennosynovitis

1
1. DE QUERVAIN TENNOSINOVITIS
 peradangan sarung tendon otot, membran sendi,
ruang tendon dan bursa otot. Nama lainnya
adalah stenosis tennosynovitis
 tendovaginitis kronik →penyempitan sarung
tendo + penebalan tendo.
 tendovaginitis kronik → sarung tendon m.
abductor policis longus dan tendon m.ekstensor
policis brevis setinggi radius distal.

2
3
GEJALA
 nyeri, terutama pada gerakan kedua otot
tersebut → menggerakkan ibu jari.
 Kadang dapat diraba atau dilihat penebalan
sarung tendon → proksimal prosessus stiloideus
radius.
 Gerakan ekstensi aktif menimbulkan nyeri yang
terus menerus, bengkak, dan dapat diraba
krepitasi, sedangkan gerakan pasif tidak.
 nyeri tekan +

 Tes Finkelstein biasanya positif.

4
 Umumnya pasien memiliki sejarah gerakan
repetitive jepitan dari ibu jari dan jari
 Sakit di aspek radial pergelangan tangan
memburuk dengan kegiatan dan istirahat
dengan lebih baik.
 Mulai sakit biasanya bertahap

 umumnya trauma akut (-)

5
PEMERIKSAAN FISIK

 Rasa nyeri di aspek radial pergelangan tangan


 Sakit pasif terjadi dengan berbagai gerakan yang
praktis
 Filkenstein test (+).

 Terjadi penebalan pada kompartemen 1 di


daerah atas proc. Styloideus radius → sensitive
dan mudah nyeri.
 Biasanya tampak ada massa fusiform.

6
7
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Dapat dilakukan foto rontgen → menyingkirkan
causa lain

8
2. VOLAR FLEXOR TENNOSYNOVITIS
 juga disebut jari pelatuk atau jari picu (trigger
finger)
 Keluhan tersering pasien

 ♀: ♂ = 6:1

 Jari terkunci dalam posisi fleksi dan perlu


passive ekstensi untuk meluruskannya

9
10
KLASIFIKASI
 Grade I (pre trigger)
 Riwayat jari terkunci namun nyeri (-) diatas pulley
 Grade II (active)
 Penguncian (+), ekstensi aktif (+)
 Grade III ( passive)
 Penguncian perlu ekstensi pasif
 Grade IV ( contracture )
 Penguncian dg kontraktur menetap di PIP joint

11
3. ACUTE FLEXOR TENNOSYNOVITIS
 Kondisi ketidaknormalan tendon fleksor di
tangan
 Biasanya terjadi akut → infeksi

 Bisa juga peradangan kronis

12
ETIOLOGI
 Tersering luka tusuk → infeksi :
 Staphylococcus, streptococcus

 Luka gigit :
 Haemophilus spp, bakt anaerob dan gram negatif
 Perhematogen
 Mycobacterium tb, nisseria gonorrhea
 Miscelenous :
 Pseudomonas aerogenosa

13
TAHAP TERJADINYA FLEXOR
TENNOSYNOVITIS
 Tahap inflamasi.
 Dimulai segera setelah luka→rilis kemotatik dan zat
vasoaktif. → inflamasi → rasa sakit, bengkak, eritema,
dan panas.
 Tahap ini dapat terjadi 48 jam dari 2 bulan, kecuali jika
terjadi overuse atau kecelakaan lebih lanjut.

 Tahap Proliferatif
 Tahap ini berlangsung hingga 2 bulan
 produksi kolagen dan zat-zat lainnya → Tendon rentan
kecelakaan
 Tahap pematangan
 Tahap ini berlangsung hingga 12 minggu
 hindari kegiatan yang dapat menganggu proses
penyembuhan. 14
15
DITANDAI DENGAN 4 TANDA KANAVEL

 Jari posisi fleksi


 Bengkak Fusiformis

 Nyeri pada sepanjang tendon flexor tangan

 Sakit secara pasif pada tendon.

16
17
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 DL : leukosit ↑, shift to the left, LED
 HistoPA: tanda radang akut dan kronik

 Kultur mikrobiologi

 Pencitraan : Rontgen, MRI

18
19
3. GONOCOCCAL TENNOSYNOVITIS
 jenis radang paling sering mempengaruhi remaja
dan dewasa muda.
 Lebih sering terjadi pada perempuan →
kehamilan atau sesudah menstruasi
 Interval dari sexual transmited → gejala
diseminasi → 1 hari - beberapa minggu

20
GEJALA SISTEMIK
 penile/vaginal discharge biasanya tidak ada
 bisa ada demam, menggigil, rasa tidak enak

 polyartalgia umum

21
GEJALA LOKAL
 Biasa ruang yang terkena pada tangan adalah
dorsum dari pergelangan tangan, tangan dan
bisa juga kaki
 Pada pemeriksaan fisiknya didapatkan
 Eritema
 nyeri yang hilang timbul pada rabaan
 nyeri pada gerakan pasif
 Demam biasa terjadi
 infeksi kulit (2/3 infeksi gonococcal) → makula
hemoragik atau papul pada distal kaki

22
23
4. NONGONNOCOCCAL TENOSYNOVITIS

 Staphylococcus aureus dan Streptococcus spesies yang paling


umum terjadi, tetapi infeksi dapat juga bercampur ( kuman
aerobik dan anaerobik).

 Faktor presdiposisi termasuk Diabetes Mellitus, dari darah,


Penyalahgunaan narkoba (IV), kesakitan dan arteriosklerosis
obliterans.

 Pemeriksaan fisik:
Pasien biasa kesakitan, eritema, nyeri dan berbagai gerakan yang
terlibat tendon yang hadir.

24
 Tanda-tanda kanavelnya meliputi :
1. adanya fusiformis pembengkakan pada jari
(pembengkakkan pada seluruh jemari)
2. posisi jari flexi, sakit sekali pada sekitar jari
jemari, terjadi kesakitan
3. bengkak pada flexor tendon.

25

Anda mungkin juga menyukai