GASTROINTESTINAL 2019
NAMA KELOMPOK :
Pasien belum mengkonsumsi obat apapun untuk keluhan tinja berdarah ini.
Pasien meminum obat sakit perut yang dijual di toko obat dan vitamin untuk
badannya supaya tidak terlalu lemas. Pasien memiliki riwayat darah tinggi
dan penyakit gula. Pasien mengatakan bahwa ada keluarganya yang sakit
seperti pasien, tetapi belum pernah diperiksakan dan sakitnya hilang timbul
seperti yang pasien ini rasakan.
Pemeriksaan fisik didapatkan: BB 55 kg, TB 165 cm, TD 160/100 mmHg, Nadi 82
x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 37,4 derajat celcius, keadaan compos
mentis, keadaan umum tampak lemas dan sakit sedang, konjunctiva tidak
anemis, thorax dalam batas normal, terdapat nyeri tekan di region abdomen
inferior dextra et sinistra, peristaltic menurun =, tidak ada benjolan atau luka di
daearah anus
KATA KUNCI
a. Tinja berdarah a. BB 55 kg
b. Sakit saat BAB b. TB 165 cm
c. Tinja dirasa keras sehingga c. TD 160/100 mmHg
sulit dikeluarkan d. Nadi 82x/menit
d. Lemas e. Kesadaran kompos mentis
e. Kurang napsu makan f. Konjungtiva non anemis
f. Keluarga mengalami juga g. Thorax dalam batas normal
g. Makan seadanya h. Nyeri tekan abdomen regio
h. Minum alkohol inferior destra et sinistra
i. Tidak berolahraga
j. Belum mengonsumsi obat
DK : Kanker Kolorektal
DD :
a. Hemoroid
b. Konstipasi
c. Angio Displasia
Tatalaksana
HIPOTESIS
2. Kanker Kolorektal
a. Definisi
b. Etiologi
c. Epidemiologi
d. Patogenesis
e. Manifestasi klinis
f. Faktor resiko
g. Diagnosis
h. Tatalaksana
i. Prognosis
PERTANYAAN DISKUSI
3. Hemoroid
a. Definisi
b. Etiologi
c. Klasifikasi
d. Manifestasi klinis
e. Patogenesis
f. Diagnosis
4. Konstipasi
a. DefinisiEtiologi
b. Manifestasi klinis
c. Patogenesis
d. Diagnosis
PERTANYAAN DISKUSI
5. Studi Kasus
a. Bagaimana hubungan merokok dan alkohol terhadap penyakit
pasien ?
b. Bagaimana hubungan diet kurang serat dan kurang olahraga
terhadap konsistensi tinja ?
c. Bagaimana hubungan usia dan faktor genetik terhadap sistem
pencernaan ?
Kolon adalah organ pengering dan penyimpan. Fungsi utama usus besar
adalah untuk menyimpan tinja sebelum defekasi. Selulosa dan bahan lain
yang tak tercerna di dalam diet membentuk sebagian massa dan karenanya
membantu mempertahankan keteraturan buang air.
Kanker kolorektal adalah suatu tumor malignan yang muncul dari jaringan
epitel dari kolon atau rectum. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas
yang ditemukan di kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari
usus besar pada sistem pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal.
Etiologi
Data dari American Cancer Society pada tahun 2006, menyebutkan bahwa
ada dua golongan besar faktor risiko terjadinya kanker kolorektal, yaitu faktor
yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang
tidak dapat dimodifikasi meliputi usia, ras dan riwayat keluarga. Sedangkan
faktor risiko yang dapat dimodifikasi meliputi penggunaan rokok, diet yang
buruk, aktifitas fisik yang rendah dan konsumsi alkohol jangka lama 8 . Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Emilia dkk. menyebutkan bahwa angka
kejadian kanker kolorektal lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
mungkin disebabkan karena faktor umur, obesitas, kurangnya aktivitas fisik,
diet tinggi lemak dan rendah serat, atau makan makanan yang diawetkan
dan juga penggunaan pewarna sintetik 9
Diagnosis
Konstipasi dapat terjadi jika tinja terlalu kering. Jika defekasi ditunda terlalu
lama, dapat terjadi konstipasi. Ketika isi kolon tertahan lebih lama daripada
normal, H2O yang diserap dari tinja meningkat sehingga tinja menjadi kering
dan keras.
Manifestasi Klinis
Konstipasi umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam kolon atau
pada fungsi anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas primer,
penggunaan obat-obat tertentu atau berkaitan dengan sejumlah besar
penyakit sistemik yang mempengaruhi traktus gastrointestinal. Statis tinja di
kolon menyebabkan proses pengeringan tinja yang berlebihan dan
kegagalan untuk memulai reflek dari rektum yang normalnya akan memicu
evakuasi.
Diagnosis
Diagnosis konstipasi ditegakkan melalui kriteria rome yaitu terdapat dua atau
lebih gejala sebagai berikut:
BAB kurang dari 3 kali seminggu
Mengejan pada setidaknya lebih dari seperempat defekasi
Sensasi buang air besar yang tidak lampias setidaknya lebih dari
seperempat buang air besar.
Sensasi bab terhambat lebih dari seperempat defekasi.
Hubungan merokok dan alkohol terhadap penyakit pasien
Makanan berserat terbagi atas serat tidak larut air dan serat larut air. Serat
tidak larut air merupakan tipe serat yang menarik air ke usus, membuat feses
menjadi berat dan lunak. Serat jenis ini mempercepat gerakan makanan
melalui saluran pencernaan. Oleh karena itu, serat tidak larut air dapat
mencegah penyakit divertikular, kanker kolon, hemoroid, dan konstipasi.