PENYAKIT ANTRAKOSIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian/SMF IlmuKesehatan Masyarakat FakultasKedokteran
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Disusun oleh :
Khaziatun Nur
1807101030059
Dokter Pembimbing:
dr. Liza Salawati, M.Kes, FISPH,FISCM
Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan referat
yang berjudul “Penyakit Antrakosis ”. Shalawat beriring salam penulis
sampaikan kepada nabi besar Muhammad SAW atas semangat perjuangan dan
panutan bagi umatnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Liza Salawati, M.Kes,
FISPH,FISCM yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan
bimbingan dalam menyelesaikan tugas ini. Referat ini diajukan sebagai salah satu
tugas dalam menjalankan kepaniteraan klinik senior pada bagian/SMF Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Saran
dan kritik dari dosen pembimbing dan teman-teman akan kami terima dengan
tangan terbuka, semoga dapat menjadi bahan pembelajaran dan bekal di masa
mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 6
A. Antrakosis ..................................................................... 6
B. Riwayat Alamiah Penyakit ............................................ 7
C. Pencegahan .................................................................... 9
D. Dignosis ........................................................................ 15
E. Pengobatan .................................................................... 15
BAB III KESIMPULAN........................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
A. Antrakosis
Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu
batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara
atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti
pengumpa batubara pada tanur besi, lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut
bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan
bakar batubara. Jika pada debu batubara terkadang juga terdapat debu silikat maka
penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silicosis. Bila hal ini
terjadi maka penyakitnya disebut silikoantrakosis.3
Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu penyakit antrakosis murni,
penyakit silikoantraksosis dan penyakit tuberkolosilikoantrakosis. Sebenarnya
antara antrakosis murni dan silikoantraksosi sulit dibedakan, kecuali dari sumber
penyebabnya. Sedangkan paenyakit tuberkolosilikoantrakosis lebih mudah
dibedakan dengan kedua penyakit antrakosis lainnya. Perbedaan ini mudah dilihat
dari fotothorax yang menunjukkan kelainan pada paru-paru akibat adanya debu
batubara dan debu silikat, serta juga adanya baksil tuberculosis yang menyerang
paru-paru. Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara
dalam jangka waktu yang lama.3,4
Paru-paru hitam simplek biasanya tidak menimbulkan gejala. Tetapi banyak
penderita yang mengalami batuk menahun dan mudah sesak nafas karena mereka
juga menderita emfisema ( karena merokok ) atau bronkitis ( karena merokok
atau terpapar polutan industri toksik lainnya). Fibrosis masif progesif yang berat
juga menyebabkan batuk dan sesak nafas.5
Gambar 1. Histopatologis paru terpapar debu batubara
B. Riwayat alamiah penyakit
c. Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip
kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari
bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka
debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah. Untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah
digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip kerja
tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.9
e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang
kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya
adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat
dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih. Alat pengendap
elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan
antara 25 – 100 kv. Alat pengendap ini berupa tabung silinder di mana
dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di tengah ada sebuah kawat
yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan
negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup besar akan menimbulkan
corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan
udara kotor seolah – olah mengalami ionisasi. Kotoran udara menjadi ion
negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan
menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan
ditarik oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-
tengah silinder dan kemudian terhembus keluar. 8,9
Gambar 5. Pengendap Elektrostatik
D. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan rotgen dada dan tes
fungsing paru.8
E. Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati
komplikasi lainnya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru ). Jika terjadi
gangguan pernafasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran. Dianjukan
untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.8
BAB III
KESIMPULAN