Anda di halaman 1dari 74

CEFTIZOXIME

By: Scientific & Medical Development


CEPHALOSPORIN
• Cephalosporin dihasilkan oleh jamur
Cephalosporium. Senyawa ini mirip dengan
Penicillin namun lebih resisten terhadap β-
Lactamase dan cenderung lebih aktif terhadap
bakteri gram (+) maupun gram (-).
Struktur Kimia
Cephalosporin
Spektrum Cephalosporin
Generasi Spektrum Parenteral Oral
1 Stafilococci (kec. MRSA) Cephalothin Cephalexin
Streptococci (bukan Enterococci) Cefazolin Cepharidine
E.Coli, Proteus Cefadroxil
Klebsiella

2 Seperti generasi pertama ditambah Cefamanole Cefaclor


Haemophilus (termasuk penghasil beta- Cefuroxime Cefprozil
laktamase) Cefuroxime
Loracarbef

2 Sama seperti diatas ditambah Bakteroides Cefoxitin

3 Sama seperti generasi kedua ditambah basil Cefotaxime Cefpoxidime


Gram negative kecuali Pseudomonas Ceftriaxone Ceftibuten
Ceftizoxime Cefixime

3/4 Sama seperti generasi ketiga termasuk Ceftazidime


Pseudomonas Cefepime
Cefpirome
Mekanisme Kerja
• Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan
berikatan dengan satu atau lebih ikatan protein-
penisilin (penicillin-binding proteins-PBPs)
sehingga menghambat tahap transpeptidasi
sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga
menghambat biosintesis dinding sel.
• Bakteri akan mengalami lisis karena aktivitas
enzim autolitik (autolisin dan murein hidrolase)
saat dinding sel bakteri terhambat.
http://www.wiley.com/college/pratt/0471393878/student/activities/bacterial_drug_resistance
http://www.webmedcentral.com/article_view/2776
Ceftizoxime
• Ceftizoxime adalah sefalosporin generasi ketiga intravena atau
intramuskular. Seperti sefalosporin generasi ketiga lainnya
Ceftizoxime memiliki spektrum yang luas dari aktivitas in vitro
terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif, sangat aktif
terhadap Enterobacteriaceae (termasuk strain β-laktamase
positif), dan tahan terhadap hidrolisis oleh β-laktamase. Namun,
sefalosporin generasi ketiga kurang aktif dibandingkan
sefalosporin sebelumnya terhadap staphylococcus sehingga
tidak bisa dianggap sebagai obat pilihan.
• Seperti banyak sefalosporin generasi ketiga saat ini yang
tersedia, ceftizoxime memiliki aktivitas terbatas terhadap
Pseudomonas aeruginosa, dan dengan demikian tidak dapat
direkomendasikan sebagai pengobatan tunggal diketahui atau
diduga infeksi saluran kemih non-pseudomonas
CEFTIZOXIME
• Ceftizoxime tampaknya sama efektifnya dengan
beberapa sefalosporin lainnya dalam pengobatan infeksi
saluran pernapasan bawah pada pasien usia lanjut dan /
atau kondisi lemah, dan infeksi saluran kemih kronis dan
/ atau komplikasi, dua situasi klinis di mana sefalosporin
generasi ketiga mungkin memiliki peran utama.
Ceftizoxime juga efektif secara klinis dan bakteriologis
pada kulit, jaringan lunak, infeksi tulang dan sendi,
septikemia / bakteremia, meningitis dan infeksi
neonatal. Namun, perlu dirancang dengan baik
perbandingan klinis keberhasilan aminoglikosida,
sebelum ceftizoxime dapat direkomendasikan sebagai
alternatif pada pasien yang potensial kekhawatiran akan
toksisitas aminoglikosida.
• Dosis tunggal intramuskular ceftizoxime sama
efektifnya dengan penisilin prokain G cair
pada gonorrhoeae karena nonpenicillinase-
memproduksi Neisseria gonorrhea, dan
ceftizoxime juga sangat efektif terhadap
penisilinase-memproduksi strain kuman.
Meskipun hanya beberapa infeksi telah diobati
sampai saat ini, ceftizoxime mungkin berguna
dalam pengobatan gonore di tempat-tempat
penisilinase penghasil strain.
Aktivitas antibakteri
• Ceftizoxime adalah sefalosporin aminothiazolyl
syn - methoxyimino yang memiliki spektrum
yang luas dari aktivitas antibakteri in vitro,
termasuk Gram - positif dan Gram -negatif
aerobik dan beberapa bakteri anaerob.
• ceftizoxime adalah inhibitor yang sangat
ampuh terhadap β-laktamase-negatif dan β-
laktamase-positif Haemophilus influenzae,
Neisseria gonorrhoeae, dan Neisseria
meningitidis (MIC 90 < 1 mg / L).
MIC (Minimum Inhibitory
Concentration)
• Merupakan konsentrasi terendah dari antibiotika
atau antimikrobial yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba tertentu.
• Nilai MIC adalah spesifik untuk tiap-tiap kombinasi
dari antibiotika dan mikroba.
• MIC dari sebuah antibiotika terhadap mikroba
digunakan untuk mengetahui sensitivitas dari
mikroba terhadap antibiotika.
• Nilai MIC berlawanan dengan sensitivitas mikroba
yang diuji.
• Semakin rendah nilai MIC dari sebuah antibiotika,
sensitivitas dari bakteri akan semakin besar.
Seberapa Efektif Antibiotik

Konsentrasi Dependent Killing Time Dependent Killing

Khasiat ditentukan oleh besarnya Khasiat ditentukan oleh


konsentrasi serum di atas MIC durasi waktu yang
misalnya Aminoglikosida, kuinolon, konsentrasi serum melebihi
azalides MIC misalnya b-laktam,
makrolid, kotrimoksazol
C Max
• Cmax adalah istilah yang digunakan dalam
farmakokinetik mengacu pada maksimum (atau
puncak) konsentrasi obat yang mencapai di daerah
diuji setelah obat tersebut telah diadministrasikan
dan sebelum pemberian dosis kedua.
• Cmax adalah kebalikan dari Cmin, yang merupakan
minimum (atau palung) konsentrasi obat yang
mencapai setelah pemberian dosis.
• Cmaks ini sering diukur dalam upaya untuk
menunjukkan bioekuivalensi antara produk obat
generik dan inovator.
http://www.ghis.ca/pharma.htm
PROTEIN BINDING
• Efisiensi sebuah obat dapat dipengaruhi oleh
sejauh mana ia mengikat protein dalam plasma
darah. Semakin sedikit terikat suatu obat, semakin
efisien dapat melintasi membran sel atau
menyebar. Biasanya protein darah mengikat obat
pada albumin serum manusia, lipoprotein,
glikoprotein, dan α, β, dan γ globulin.
DESKRIPSI
• Komposisi : Ceftizoxime Sodium Serbuk Injeksi 1 g, tiap vial
mengandung : Ceftizoxime sodium setara dengan Ceftizoxime
1 g.
• Struktur Kimia

• Nama Kimia
Sodium salt of [6R[6a,7β(Z)]]7[[(2,3dihydro-2-imino-4-
thiazolyl) (methoxyimino) acetyl] amino] 8-oxo-5-thia -1-
azabicyclo [4.2.0]oct-2-ene-2-carboxylicacid.
INDIKASI
• Penyakit infeksi berikut yang disebabkan oleh bakteri yang peka
terhadap Ceftizoxime :
– Septikemia, endokarditis bakteri.
– Infeksi sekunder pada luka bakar.
– Bronkitis, infeksi sekunder penyakit saluran pernapasan kronis,
bronkiektasis yang terinfeksi, pneumonia, supurasi pulmonari,
piotoraks.
– Kolangitis, kolesistitis.
– Peritonitis.
– Pielonefritis, sistitis, prostatitis.
– Meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae
FARMAKOLOGI
Farmakodinamik :
• Aktivitas antibakteri
Ceftizoxime sodium mempunyai aktivitas spektrum luas terhadap kuman
gram positif dan negatif khususnya terhadap gram positif antara lain
Streptococcus pneumoniae, Streptococcus sp. (kecuali Enterococcus) dan
gram negatif antara lain E. coli, Klebsiella sp., Proteus mirabilis (indol
positif), Proteus sp., Haemophilus influenzae. Ceftizoxime sodium juga
aktif terhadap Citrobacter sp., Serratia sp., dan kuman anaerob termasuk
Bacteroides sp., yang resisten terhadap beberapa Cephalosporin lain.
Aktivitasnya adalah sebagai bakterisid. Ceftizoxime stabil terhadap β-
laktamase, sehingga aktif terhadap mikroorganisme penghasil enzim
tersebut. Stabil terhadap β-laktamase yang diproduksi oleh beberapa
kuman dan aktif melawan β-laktamase tersebut.
Cont . . .
Mekanisme kerja
• Mekanisme kerja Ceftizoxime sodium yaitu dengan menghambat
pembentukan dinding sel bakteri dan mempunyai aktivitas yang
tinggi terhadap PBP (Penicillin Binding Protein). Ceftizoxime
sodium dapat menembus dinding luar kuman gram negatif
Farmakokinetik
Konsentrasi serum :
Intravena
• Kadar Ceftizoxime serum pada orang dewasa setelah diberikan 0,5 g atau 1 g secara
IV masing-masing adalah 58,9 µg/ml dan 114,8 µg/ml dalam 5 menit. Dan 1 µg/ml
dan 2,1 µg/ml dalam 6 jam. Waktu paruh Ceftizoxime adalah 1,21 jam (0,5 g IV)
dan 1,29 jam (1 g IV). Kadar serum maksimal adalah 57,9 µg/ml (setelah 1 jam
pemberian infus 1 gram) dan 34,6 µg/ml (setelah 2 jam pemberian infus 1 g), 123,7
µg/ml (setelah 1 jam pemberian infus 2 g) dan 79,3 µg/ml (setelah 2 jam pemberian
infus 2 g).
• Pemberian 20 mg/kg BB dan 30 mg/kg BB pada penderita pediatrik dengan fungsi
ginjal normal, kadar serum adalah 61,1 µg/ml dan 95,9 µg/ml, setelah masing-
masing pemberian 15 menit dan 3,3 µg/ml dan 1,9 µg/ml secara berurutan setelah 6
jam pemberian. Waktu paruh adalah 1,4 jam (20 mg/kg BB, IV) dan 1,06 jam (30
mg/kg BB, IV).
Intramuskular
• Kadar serum maksimal pada orang dewasa setelah diberikan
0,25 g atau 0,5 g IM masing-masing adalah 10,1 µg/ml dalam
15 menit dan 17,9 µg/ml dalam 30 menit. Waktu paruh adalah
1,21 jam (0,25 g, IM) dan 1,51 jam (0,5 g, IM). Pada penderita
dengan gangguan fungsi ginjal, waktu paruh akan meningkat
sesuai dengan meningkatnya kerusakan ginjal.
Distribusi :
• Distribusi melalui cairan tubuh cukup baik, misalnya sputum, efusi
pleura, cairan empedu, cairan otak dan penetrasi ke jaringan misalnya
tonsil, kandung empedu, uterus dan prostat.

Metabolisme :
• Tidak ditemukan metabolit dalam urin.

Ekskresi :
• Ceftizoxime sodium diekskresikan terutama melalui ginjal. Kecepatan
ekskresi dalam urin (hingga 6 jam setelah pemberian) pada orang
dewasa sehat adalah 80 - 90% setelah pemberian IV dan 60 - 70%
setelah pemberian IM. Konsentrasi Ceftizoxime dalam urin adalah 2,66
µg/ml (0 - 2 jam) dan 1,175 µg/ml (2 - 4 jam) dengan pemberian IV 1 g,
1,179 µg/ml (0 - 2 jam) dan 739 µg/ml (2 - 4 jam) dengan pemberian
IM 0,5 g. Setelah 6 jam pemberian IV 30 mg/kg BB pada penderita
pediatrik dengan fungsi ginjal normal, kecepatan ekskresi dalam urin
adalah 77,5%. Konsentrasi dalam urin adalah 4,834 µg/ml (0 - 2 jam)
dan 1,154 µg/ml (2 - 4 jam).
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
Injeksi intravena (IV)
• Dewasa : 0,5 – 2 g/hari yang dibagi dalam 2 – 4 dosis terbagi. Untuk kasus-kasus yang berat,
dosis dapat ditingkatkan sampai 4 g/hari sesuai umur dan kondisi penderita.
• Anak-anak ≥ 6 bulan : 40 – 80 mg/kg BB/hari yang terbagi dalam 2 – 4 dosis. Untuk kasus-
kasus yang berat, dapat ditingkatkan sampai 120 mg/kg BB/hari sesuai umur dan kondisi
penderita.
Injeksi intramuskular (IM)
• Dewasa : 0,5 – 2 g/hari terbagi dalam 2 – 4 dosis, sesuai umur dan kondisi penderita.

Rekonstitusi :
• Injeksi intravena :
Larutkan dengan 10 ml aqua pro injeksi, kemudian disuntikan perlahan-lahan.
• Injeksi intramuskular :
Larutkan dengan 2 ml aqua pro injeksi.
Serbuk injeksi yang sudah direkonstitusi harus digunakan selambat-lambatnya setelah 7 jam
bila disimpan pada suhu di bawah 30C dan 48 jam bila dalam lemari pendingin (± 5C),
untuk menghindari terjadinya endapan bila disimpan terlalu lama. Obat dapat digunakan
dengan aman jika larutan berwarna jernih.
KONTRAINDIKASI

• Penderita dengan riwayat syok yang disebabkan oleh Ceftizoxime sodium.


• Penderita dengan riwayat alergi terhadap Lidocaine atau anestesi lokal lainnya
(jika Lidocaine atau anestesi lokal lain digunakan untuk rekonstitusi sebelum
injeksi IM).
• Penderita dengan riwayat alergi terhadap Penicillin/Cephem.
• Penderita dengan riwayat (dalam keluarga penyakit) alergi misalnya asma
bronkial, rash atau urtikaria.
• Penyakit ginjal yang serius bila kadar Ceftizoxime serum tetap tinggi dalam
jangka waktu lama. Dosis dianjurkan untuk diturunkan atau interval pemberian
diperpanjang, disesuaikan terhadap tingkat keparahan penyakit ginjal tersebut.
• Penderita dengan nutrisi oral yang buruk, nutrisi parenteral, usia lanjut atau
debil harus diobservasi dengan seksama karena dikhawatirkan terjadi
defisiensi vitamin K.
PERINGATAN DAN PERHATIAN

• Hati-hati bila diberikan pada penderita yang mempunyai riwayat alergi.


Oleh karena itu sebelum diberikan, dianjurkan melakukan uji
sensitivitas kulit untuk menghindari reaksi syok anafilaktik.
• Penggunaan pada bayi : Belum ada data yang cukup mengenai khasiat
dan keamanan untuk bayi sampai umur 6 bulan.
• Untuk ibu hamil : Data keamanan untuk ibu hamil belum mencukupi,
namun obat dapat diberikan dengan mempertimbangkan manfaat
dibandingkan dengan risikonya.
• Efek dalam tes laboratorium : Dapat terjadi hasil positif palsu dalam tes
glukosa urin dengan menggunakan Benedict, Fehling dan Clinitest®.
Dapat terjadi hasil positif palsu untuk pemeriksaan “direct Coombs
test”.
• Pemberian secara intravena harus dengan perlahan-lahan, sebab
kemungkinan dapat terjadi nyeri atau tromboflebitis setelah pemberian
IV dosis tinggi.
Cont. . .
• Pemberian injeksi IM harus memperhatikan hal-hal :
• Penggunaan injeksi IM ini sebaiknya dihindari, kecuali jika
tidak ada cara lain yaitu hindari pemberian ini pada tempat
yang sama.
• Jangan diberikan dengan cara IM pada bayi baru lahir,
prematur, bayi menyusui dan pediatrik.
• Hindari injeksi pada daerah saraf.
• Jika penderita mengeluh sangat nyeri pada daerah
penyuntikan, jarum suntik harus segera ditarik dan dicari
tempat yang lain.
• Penggunaan Lidocaine sebagai pelarut untuk pemberian IM
tidak boleh digunakan untuk pemberian IV.
• Pemberian IM dapat menyebabkan nyeri dan pengerasan pada
daerah penyuntikan.
EFEK SAMPING
• Syok : Jika timbul gejala-gejala antara lain perasaan tidak enak, tidak nyaman pada mulut,
stridor, dizziness, buang air besar yang tidak normal, tinitus atau keringat dingin, pemberian
obat harus segera dihentikan.
• Alergi : Jika tanda-tanda alergi terjadi misalnya rash, urtikaria, eritema, pruritus, demam,
pembesaran kelenjar limpa, obat harus segera dihentikan.
• Hematologi : Gejala-gejala abnormal pada hematologi antara lain granulositopenia,
eosinofilia, eritrositopenia, anemia hemolitik atau trombositopenia dapat terjadi. Obat harus
dihentikan bila ditemukan gejala-gejala tersebut.
• Hepar : Dapat terjadi peningkatan SGOT, SGPT, ALP, bilirubin dan gejala ikterik.
• Ginjal : Dapat terjadi peningkatan BUN atau kadar kreatinin serum, oliguria atau proteinuria.
Obat harus dihentikan bila timbul gejala-gejala tersebut.
• Saluran cerna : Dapat terjadi kolitis yang serius dengan gejala demam, nyeri perut,
leukositosis dan diare berat dengan darah/lendir pada feses. Dengan pemeriksaan endoskopi
dapat didiagnosis sebagai kolitis pseudomembran.
• Nyeri abdomen atau diare yang sering membutuhkan penilaian khusus, termasuk sampai
menghentikan obat. Disamping itu juga dapat timbul gejala mual sampai muntah.
• Karena kemungkinan terjadi perubahan flora bakteri, maka dapat berakibat timbulnya gejala
stomatitis atau kandidiasis.
• Defisiensi vitamin : Dapat terjadi defisiensi vitamin K (akibat hipoprotrombinaemia atau
tendensi pendarahan) atau defisiensi kompleks vitamin B yang dapat menyebabkan glositis,
stomatitis, anoreksia, neuritis.
• Lain-lain : Terjadi sakit kepala.
KEMASAN

• Ceftizoxime Sodium Serbuk Injeksi 1 g Dus, 1 Vial @ 1 g


• PENYIMPANAN :
• SIMPAN DI BAWAH SUHU 25OC DAN TEMPAT KERING,
TERLINDUNG DARI CAHAYA
• Serbuk injeksi yang sudah direkonstitusi harus digunakan selambat-
lambatnya setelah 7 jam bila disimpan pada suhu di bawah 30C dan
48 jam bila dalam lemari pendingin (± 5C), untuk menghindari
terjadinya endapan bila disimpan terlalu lama. Obat dapat digunakan
dengan aman jika larutan berwarna jernih
FEATURES AND BENEFITS
Features Benefits
Ceftizoxime adalah Memiliki spektrum yang luas dari aktivitas antibakteri in vitro, termasuk Gram-
sefalosporin positif dan Gram-negatif aerobik dan beberapa bakteri anaerob.
aminothiazolyl syn -
methoxyimino
Ceftizoxime Penyakit infeksi berikut yang disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap
Ceftizoxime :
– Septikemia, endokarditis bakteri.
– Infeksi sekunder pada luka bakar.
– Bronkitis, infeksi sekunder penyakit saluran pernapasan kronis,
bronkiektasis yang terinfeksi, pneumonia, supurasi pulmonari, piotoraks.
– Kolangitis, kolesistitis.
– Peritonitis.
– Pielonefritis, sistitis, prostatitis.
– Meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae.

Ceftizoxime memiliki Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang beermanfaat


waktu paruh panjang
Cephalosporin Yang khas untuk generasi ketiga adalah obat ini memiliki spektrum obat yang
luas
Jurnal Referensi

Taheri et al, Is Ceftizoxime an Appropriate Surrogate for Amikacin in Neonatal Sepsis Treatment? A Randomized
Clinical Trial, Acta Medica Irania, 2011, Vol 49.(8), pp. 499-503
Pembahasan
• Penelitian ini bertujuan untuk mencari kombinasi baru
untuk terapi Sepsis guna mencegah terjadinya resistensi
bakteri dan penelitian ini membandingkan kombinasi
antara grup 1 (Ampicillin+Ceftizoxime) dan grup 2
(Ampicillin+Amikacin) terhadap neonatal Sepsis.
• Dosis yang digunakan pada penelitian tersebut :
Hasil & Kesimpulan
• Dari 135 neonatus yang dievaluasi (65 amikacin &
70 ceftizoxime) didapatkan hasil, yang merespon
terapi pada kelompok amikacin sebanyak 54
(83,1%) dan ceftizoxime sebanyak 60 (85,7%).
Sebanyak 24 sampel darah yang masih terdapat
kultur positif.
• Kesimpulannya kombinasi Ceftizoxime dan
Ampicillin merupakan regimen yang tepat untuk
mencegah resistensi bakteri terhadap neonatal
Sepsis.
CONCLUSION
Our preliminary trial of iv ceftizoxime in the prevention and treatment of acute
bacterial peritonitis is satisfactory, and no serious adverse effects have been noted.
Our in-vitro study suggests that 3 g of ceftizoxime iv administered three times a day
providesexcellent antibiotic levels to eradicate Bact.fragilis. We recommend using 2
g iv initially as soon as the diagnosis of peritonitis has been reasonably established,
certainly prior to laparotomy, and adjusting the dosage according to operative
findings. If infection involving Bacteroides, such as colon or rectum injury, is
suspected, higher dosage may be more appropriate. Also, if this regimen of 2 g iv
twice a day fails, a higher dosage such as 3 g two or three times a day may be
considered.
By : Scientific & Medical Development
SEPTIKEMIA

• Septikemia adalah suatu keadaan dimana


terdapatnya multiplikasi bakteri dalam darah
(bakteremia). Istilah lain untuk septikemia
adalah Blood poisoning atau Bakteremia
dengan sepsis. Sepsis adalah istilah klinis yang
dipakai untuk suatu bakterimia yang bergejala.
• Septikemia merupakan suatu kondisi infeksi
serius yang mengancam jiwa, dan cepat
memburuk.
SEPTIKEMIA

http://www.documentingreality.com/forum/f149/sepsis-blood-infection-has-pics-28313/
ETIOLOGI
• Adanya fokal infeksi dalam suatu organ
• Karena adanya invasi dari mikroorganisme, biasanya yang
menyebabkan septikemia paling besar dari golongan gram
negatif (ex : E.coli, Pseudemoseugenosa, E.corrodens, S.aureus)
yang endotoksin, gram positif (ex : S. Epidermidis, Clostridium)
• Bisa juga dari infeksi alat-alat medik yang di tanamex : kateter
intravena (Pemasangan kateter intravena adalah menempatkan
cairan steril melalui jarum langsung ke vena pasien. Biasanya cairan
steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrien
(biasanya glukosa), vitamin atau obat. Pemasangan kateter
intravena digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak
dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan
garam yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme, atau
untuk memberikan medikasi)
GEJALA
• Demam
• Nafas cepat
• Tachicardi
• Menggigil
• Penurunan tekanan darah
• Penurunan suhu tubuh (hypotermi)
• Gangguan pembekuan darah sehingga timbul
bercak perdarahan di kulit (ecchymosis dan
pteachie)
PATOGENESIS
• Terjadi pada email gigi  karies bias menjalar hingga
pulpa ada foramen apical (terdapat pembuluh darah
dan saraf)  bakteri (streptococcus mutans dan
lactobacillus) masuk ke dalam pembuluh darah 
mengakibatkan penyakit sistemik
• Ada suatu infeksi / trauma  menjadi SIRS (ditandai
gejala suhu, nadi, respirasi, terjadi inflamasi)  sepsis
(adanya inflamasi yang berkelanjutan)  bisa menjadi
server sepsis (sepsis yang berat)  sepsis dapat
menyebabkan disfungsi organ  kematian.
http://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/lectures/lecture/sepsis.htm
http://duniaaskep.wordpress.com/2011/12/09/bakteremia-sepsis/
ENDOKARDITIS

• Endokarditis infektif adalah infeksi


endokardium (IE), biasanya melibatkan katup
jantung, terutama katup aorta dan mitral,
selanjutnya dapat mengakibatkan insufisiensi
katup dan gagal jantung.
ETIOLOGI

• Penyebab yang paling umum adalah bakteri.


Bakteri yang paling sering diisolasi dari penderita
IE adalah Streptococcus, Staphylococcus,
Klebsiella spp, dan Escherichia coli.
• Rute masuknya bakteri untuk mencapai dan
menginfeksi endokardium dapat melalui kontak
langsung dengan endokardium melalui pembuluh
darah atau melalui kapiler di dalam katup
(vaskulitis).
BRONKITIS

• Bronkitis adalah suatu peradangan dari selaput lendir


pada bronkus (saluran udara yang lebih besar dan
menengah yang membawa aliran udara dari trakea ke
dalam bagian yang lebih distal dari parenkim paru).
PENYEBAB

• Penyakit Bronkitis biasanya disebabkan oleh gaya


hidup yang kurang sehat. Sehingga imun tubuh
tidak terlalu bagus dan ketika virus penyebab
penyakit bronkitis masuk, imun tubuh tidak bias
menghadangnya.
• Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri
dan organisme yang menyerupai bakteri
(Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia).
• Serangan bronchitis berulang bias terjadi pada
perokok dan penderita penyakit paru-paru dan
saluran pernapasan menahun.
blog-rye.blogspot.com
semangatku.com
KLASIFIKASI
• Bronkitis dapat dibagi menjadi dua kategori :
akut dan kronis.
Bronkitis Akut

• Bronkitis akut adalah infeksi diri terbatas dari


saluran pernapasan bagian bawah
menyebabkan peradangan pada bronkus.
Bronkitis akut adalah penyakit akut
berlangsung kurang dari tiga minggu dengan
batuk sebagai gejala utama, dan setidaknya
satu gejala lain yang lebih rendah saluran
pernapasan seperti mengi, produksi sputum,
atau nyeri dada.
Penyebab

• Bronkitis akut dapat disebabkan oleh patogen


menular, paling sering virus. Virus khas
termasuk respiratori syncytial virus,
rhinovirus, influenza, dan lain-lain. Bakteri
patogen yang jarang terjadi tetapi mungkin
termasuk Mycoplasma pneumoniae,
Chlamydophila pneumoniae, Bordetella
pertussis, streptococcus pneumoniae, dan
Haemophilus influenzae.
Bronkitis Kronik

• Bronkitis kronis adalah peradangan kronis


pada bronkus (saluran udara ukuran sedang)
di paru-paru. Hal ini umumnya dianggap salah
satu dari dua bentuk penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK). Ini didefinisikan secara klinis
sebagai batuk terus-menerus yang
menghasilkan sputum (dahak) dan lendir,
setidaknya selama tiga bulan. Per tahun dalam
dua tahun berturut-turut.
Penyebab

• Merokok adalah penyebab paling umum.


Pneumokoniosis dan inhalasi uap jangka
panjang adalah penyebab lain.
Tanda dan gejala

• Bronkitis dapat ditunjukkan dengan batuk


(juga dikenal sebagai batuk produktif, yaitu
yang menghasilkan dahak), sesak napas
(dyspnea) dan mengi. Kadang-kadang nyeri
dada, demam, dan kelelahan atau malaise
juga dapat terjadi. Lendir sering hijau atau
kekuningan hijau dan mungkin juga oranye
atau merah muda, tergantung pada patogen
yang menyebabkan peradangan.
Patofisiologi

• Bronkitis kronis disebabkan oleh cedera berulang atau


iritasi pada epitel pernapasan pada bronkus, yang
mengakibatkan peradangan kronis dengan infiltrasi
CD8 + T sel, makrofag, dan neutrofil,edema
(pembengkakan), dan menebal dinding bronkial
fibrosis dengan penyempitan lumen. Peningkatan
jumlah sel yang memproduksi lendir di dalam bronkus
dan bronkiolus dan pembesaran kelenjar lendir hasil
trakea dalam peningkatan sekresi lendir. Airflow
resistensi karakteristik bronkitis kronis. terutama
disebabkan metaplasia piala sel menciptakan lendir
plugs di bronchioles dengan fibrosis bronchiolar
bersamaan dan peradangan.
MENINGITIS

• Meningitis adalah radang pada meningen


(membran yang mengelilingi otak dan medulla
spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri
atau organ-organ jamur. Meningitis
merupakan infeksi akut dari meninges,
biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari
mikroorganisme pneumococcus,
Meningococcus, Stafilococcus, Streptococcus,
Haemophilus influenza dan bahan aseptis
(virus).
• Meningitis
adalah peradangan
pada selaput
meningen, cairan
serebro spinal dan
spinal column yang
menyebabkan proses
infeksi pada system
saraf pusat. http://blogs.villagevoice.com/dailym
usto/2013/04/getting_the_men.php
ETIOLOGI
• Bakteri : Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumococcus), Neisseria meningitis (meningococcus),
Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas
aeruginosa.
• Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii danRicketsia.
• Faktor predisposisi : jenis kelamin laki laki lebih sering dibandingkan
dengan wanita.
• Faktor maternal : rupture membran fetal, infeksi maternal pada
minggu terakhir kehamilan.
• Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi
imunoglobulin.
• Kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injuri yang
berhubungan dengan system persarafan.
KLASIFIKASI
Meningitis serosa Meningitis purulenta

Adalah radang selaput otak araknoid dan Adalah radang bernanah arakhnoid dan
piameter yang disertai cairan otak yang piameter yang meliputi otak dan medulla
jernih. Penyebab terseringnya adalah spinalis. Penyebabnya antara lain :
Mycobacterium tuberculosa. Penyebab Diplococcus pneumoniae
lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii (pneumococcus), Neisseria meningitis
dan Ricketsia (meningococcus), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas
aeruginosa.
PATOFISIOLOGI

• Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari


orofaring dan diikuti dengan septikemia, yang
menyebar ke meningen otak dan medulla
spinalis bagian atas.
• Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan
nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain,
prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan
pengaruh imunologis.
http://ocw.tufts.edu/Content/6/lecturenotes/233769/233793
Gambar skema pathogenesis dan patofisiologi bakteri
meningitis

http://bacterial-meningitis.weebly.com/pathophysiology.html
http://www.metroweekly.com/news/last_word/2013/04/meningitis-is-no-more-a-gay-disease-than-
the-flu.html
REFERENSI
• http://link.springer.com/article/10.2165%2F00003495-198529040-00001
• http://faridaumi6.blogspot.com/2012/11/septikemia-infeksi-nifas.html
• http://www.scribd.com/doc/146248413/septikemia-docx
• http://krisnaerawan.files.wordpress.com/2009/11/penyakit-endokardium.pdf
• http://aac.asm.org/content/56/2/634.short
• en.wikipedia.org/wiki/Bronchitis
• id.wikipedia.org/wiki/Bronkitis.
• http://en.wikipedia.org/wiki/Acute_bronchitis.
• http://en.wikipedia.org/wiki/Chronic_bronchitis.
• http://www.scribd.com/doc/34180189/Meningitis.
• http://en.wikipedia.org/wiki/Cephalosporin
• http://link.springer.com/article/10.2165%2F00003495-198529040-00001
• http://duniakesehatan1.blogspot.com/2011/05/mic-minimum-inhibitory- concentration.html
• http://en.wikipedia.org/wiki/Cmax_%28pharmacology%29
• http://en.wikipedia.org/wiki/Plasma_protein_binding

Anda mungkin juga menyukai