• Nama Kimia
Sodium salt of [6R[6a,7β(Z)]]7[[(2,3dihydro-2-imino-4-
thiazolyl) (methoxyimino) acetyl] amino] 8-oxo-5-thia -1-
azabicyclo [4.2.0]oct-2-ene-2-carboxylicacid.
INDIKASI
• Penyakit infeksi berikut yang disebabkan oleh bakteri yang peka
terhadap Ceftizoxime :
– Septikemia, endokarditis bakteri.
– Infeksi sekunder pada luka bakar.
– Bronkitis, infeksi sekunder penyakit saluran pernapasan kronis,
bronkiektasis yang terinfeksi, pneumonia, supurasi pulmonari,
piotoraks.
– Kolangitis, kolesistitis.
– Peritonitis.
– Pielonefritis, sistitis, prostatitis.
– Meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae
FARMAKOLOGI
Farmakodinamik :
• Aktivitas antibakteri
Ceftizoxime sodium mempunyai aktivitas spektrum luas terhadap kuman
gram positif dan negatif khususnya terhadap gram positif antara lain
Streptococcus pneumoniae, Streptococcus sp. (kecuali Enterococcus) dan
gram negatif antara lain E. coli, Klebsiella sp., Proteus mirabilis (indol
positif), Proteus sp., Haemophilus influenzae. Ceftizoxime sodium juga
aktif terhadap Citrobacter sp., Serratia sp., dan kuman anaerob termasuk
Bacteroides sp., yang resisten terhadap beberapa Cephalosporin lain.
Aktivitasnya adalah sebagai bakterisid. Ceftizoxime stabil terhadap β-
laktamase, sehingga aktif terhadap mikroorganisme penghasil enzim
tersebut. Stabil terhadap β-laktamase yang diproduksi oleh beberapa
kuman dan aktif melawan β-laktamase tersebut.
Cont . . .
Mekanisme kerja
• Mekanisme kerja Ceftizoxime sodium yaitu dengan menghambat
pembentukan dinding sel bakteri dan mempunyai aktivitas yang
tinggi terhadap PBP (Penicillin Binding Protein). Ceftizoxime
sodium dapat menembus dinding luar kuman gram negatif
Farmakokinetik
Konsentrasi serum :
Intravena
• Kadar Ceftizoxime serum pada orang dewasa setelah diberikan 0,5 g atau 1 g secara
IV masing-masing adalah 58,9 µg/ml dan 114,8 µg/ml dalam 5 menit. Dan 1 µg/ml
dan 2,1 µg/ml dalam 6 jam. Waktu paruh Ceftizoxime adalah 1,21 jam (0,5 g IV)
dan 1,29 jam (1 g IV). Kadar serum maksimal adalah 57,9 µg/ml (setelah 1 jam
pemberian infus 1 gram) dan 34,6 µg/ml (setelah 2 jam pemberian infus 1 g), 123,7
µg/ml (setelah 1 jam pemberian infus 2 g) dan 79,3 µg/ml (setelah 2 jam pemberian
infus 2 g).
• Pemberian 20 mg/kg BB dan 30 mg/kg BB pada penderita pediatrik dengan fungsi
ginjal normal, kadar serum adalah 61,1 µg/ml dan 95,9 µg/ml, setelah masing-
masing pemberian 15 menit dan 3,3 µg/ml dan 1,9 µg/ml secara berurutan setelah 6
jam pemberian. Waktu paruh adalah 1,4 jam (20 mg/kg BB, IV) dan 1,06 jam (30
mg/kg BB, IV).
Intramuskular
• Kadar serum maksimal pada orang dewasa setelah diberikan
0,25 g atau 0,5 g IM masing-masing adalah 10,1 µg/ml dalam
15 menit dan 17,9 µg/ml dalam 30 menit. Waktu paruh adalah
1,21 jam (0,25 g, IM) dan 1,51 jam (0,5 g, IM). Pada penderita
dengan gangguan fungsi ginjal, waktu paruh akan meningkat
sesuai dengan meningkatnya kerusakan ginjal.
Distribusi :
• Distribusi melalui cairan tubuh cukup baik, misalnya sputum, efusi
pleura, cairan empedu, cairan otak dan penetrasi ke jaringan misalnya
tonsil, kandung empedu, uterus dan prostat.
Metabolisme :
• Tidak ditemukan metabolit dalam urin.
Ekskresi :
• Ceftizoxime sodium diekskresikan terutama melalui ginjal. Kecepatan
ekskresi dalam urin (hingga 6 jam setelah pemberian) pada orang
dewasa sehat adalah 80 - 90% setelah pemberian IV dan 60 - 70%
setelah pemberian IM. Konsentrasi Ceftizoxime dalam urin adalah 2,66
µg/ml (0 - 2 jam) dan 1,175 µg/ml (2 - 4 jam) dengan pemberian IV 1 g,
1,179 µg/ml (0 - 2 jam) dan 739 µg/ml (2 - 4 jam) dengan pemberian
IM 0,5 g. Setelah 6 jam pemberian IV 30 mg/kg BB pada penderita
pediatrik dengan fungsi ginjal normal, kecepatan ekskresi dalam urin
adalah 77,5%. Konsentrasi dalam urin adalah 4,834 µg/ml (0 - 2 jam)
dan 1,154 µg/ml (2 - 4 jam).
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
Injeksi intravena (IV)
• Dewasa : 0,5 – 2 g/hari yang dibagi dalam 2 – 4 dosis terbagi. Untuk kasus-kasus yang berat,
dosis dapat ditingkatkan sampai 4 g/hari sesuai umur dan kondisi penderita.
• Anak-anak ≥ 6 bulan : 40 – 80 mg/kg BB/hari yang terbagi dalam 2 – 4 dosis. Untuk kasus-
kasus yang berat, dapat ditingkatkan sampai 120 mg/kg BB/hari sesuai umur dan kondisi
penderita.
Injeksi intramuskular (IM)
• Dewasa : 0,5 – 2 g/hari terbagi dalam 2 – 4 dosis, sesuai umur dan kondisi penderita.
Rekonstitusi :
• Injeksi intravena :
Larutkan dengan 10 ml aqua pro injeksi, kemudian disuntikan perlahan-lahan.
• Injeksi intramuskular :
Larutkan dengan 2 ml aqua pro injeksi.
Serbuk injeksi yang sudah direkonstitusi harus digunakan selambat-lambatnya setelah 7 jam
bila disimpan pada suhu di bawah 30C dan 48 jam bila dalam lemari pendingin (± 5C),
untuk menghindari terjadinya endapan bila disimpan terlalu lama. Obat dapat digunakan
dengan aman jika larutan berwarna jernih.
KONTRAINDIKASI
Taheri et al, Is Ceftizoxime an Appropriate Surrogate for Amikacin in Neonatal Sepsis Treatment? A Randomized
Clinical Trial, Acta Medica Irania, 2011, Vol 49.(8), pp. 499-503
Pembahasan
• Penelitian ini bertujuan untuk mencari kombinasi baru
untuk terapi Sepsis guna mencegah terjadinya resistensi
bakteri dan penelitian ini membandingkan kombinasi
antara grup 1 (Ampicillin+Ceftizoxime) dan grup 2
(Ampicillin+Amikacin) terhadap neonatal Sepsis.
• Dosis yang digunakan pada penelitian tersebut :
Hasil & Kesimpulan
• Dari 135 neonatus yang dievaluasi (65 amikacin &
70 ceftizoxime) didapatkan hasil, yang merespon
terapi pada kelompok amikacin sebanyak 54
(83,1%) dan ceftizoxime sebanyak 60 (85,7%).
Sebanyak 24 sampel darah yang masih terdapat
kultur positif.
• Kesimpulannya kombinasi Ceftizoxime dan
Ampicillin merupakan regimen yang tepat untuk
mencegah resistensi bakteri terhadap neonatal
Sepsis.
CONCLUSION
Our preliminary trial of iv ceftizoxime in the prevention and treatment of acute
bacterial peritonitis is satisfactory, and no serious adverse effects have been noted.
Our in-vitro study suggests that 3 g of ceftizoxime iv administered three times a day
providesexcellent antibiotic levels to eradicate Bact.fragilis. We recommend using 2
g iv initially as soon as the diagnosis of peritonitis has been reasonably established,
certainly prior to laparotomy, and adjusting the dosage according to operative
findings. If infection involving Bacteroides, such as colon or rectum injury, is
suspected, higher dosage may be more appropriate. Also, if this regimen of 2 g iv
twice a day fails, a higher dosage such as 3 g two or three times a day may be
considered.
By : Scientific & Medical Development
SEPTIKEMIA
http://www.documentingreality.com/forum/f149/sepsis-blood-infection-has-pics-28313/
ETIOLOGI
• Adanya fokal infeksi dalam suatu organ
• Karena adanya invasi dari mikroorganisme, biasanya yang
menyebabkan septikemia paling besar dari golongan gram
negatif (ex : E.coli, Pseudemoseugenosa, E.corrodens, S.aureus)
yang endotoksin, gram positif (ex : S. Epidermidis, Clostridium)
• Bisa juga dari infeksi alat-alat medik yang di tanamex : kateter
intravena (Pemasangan kateter intravena adalah menempatkan
cairan steril melalui jarum langsung ke vena pasien. Biasanya cairan
steril mengandung elektrolit (natrium, kalsium, kalium), nutrien
(biasanya glukosa), vitamin atau obat. Pemasangan kateter
intravena digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak
dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan
garam yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
elektrolit, atau glukosa yang diperlukan untuk metabolisme, atau
untuk memberikan medikasi)
GEJALA
• Demam
• Nafas cepat
• Tachicardi
• Menggigil
• Penurunan tekanan darah
• Penurunan suhu tubuh (hypotermi)
• Gangguan pembekuan darah sehingga timbul
bercak perdarahan di kulit (ecchymosis dan
pteachie)
PATOGENESIS
• Terjadi pada email gigi karies bias menjalar hingga
pulpa ada foramen apical (terdapat pembuluh darah
dan saraf) bakteri (streptococcus mutans dan
lactobacillus) masuk ke dalam pembuluh darah
mengakibatkan penyakit sistemik
• Ada suatu infeksi / trauma menjadi SIRS (ditandai
gejala suhu, nadi, respirasi, terjadi inflamasi) sepsis
(adanya inflamasi yang berkelanjutan) bisa menjadi
server sepsis (sepsis yang berat) sepsis dapat
menyebabkan disfungsi organ kematian.
http://www.atsu.edu/faculty/chamberlain/Website/lectures/lecture/sepsis.htm
http://duniaaskep.wordpress.com/2011/12/09/bakteremia-sepsis/
ENDOKARDITIS
Adalah radang selaput otak araknoid dan Adalah radang bernanah arakhnoid dan
piameter yang disertai cairan otak yang piameter yang meliputi otak dan medulla
jernih. Penyebab terseringnya adalah spinalis. Penyebabnya antara lain :
Mycobacterium tuberculosa. Penyebab Diplococcus pneumoniae
lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii (pneumococcus), Neisseria meningitis
dan Ricketsia (meningococcus), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas
aeruginosa.
PATOFISIOLOGI
http://bacterial-meningitis.weebly.com/pathophysiology.html
http://www.metroweekly.com/news/last_word/2013/04/meningitis-is-no-more-a-gay-disease-than-
the-flu.html
REFERENSI
• http://link.springer.com/article/10.2165%2F00003495-198529040-00001
• http://faridaumi6.blogspot.com/2012/11/septikemia-infeksi-nifas.html
• http://www.scribd.com/doc/146248413/septikemia-docx
• http://krisnaerawan.files.wordpress.com/2009/11/penyakit-endokardium.pdf
• http://aac.asm.org/content/56/2/634.short
• en.wikipedia.org/wiki/Bronchitis
• id.wikipedia.org/wiki/Bronkitis.
• http://en.wikipedia.org/wiki/Acute_bronchitis.
• http://en.wikipedia.org/wiki/Chronic_bronchitis.
• http://www.scribd.com/doc/34180189/Meningitis.
• http://en.wikipedia.org/wiki/Cephalosporin
• http://link.springer.com/article/10.2165%2F00003495-198529040-00001
• http://duniakesehatan1.blogspot.com/2011/05/mic-minimum-inhibitory- concentration.html
• http://en.wikipedia.org/wiki/Cmax_%28pharmacology%29
• http://en.wikipedia.org/wiki/Plasma_protein_binding