Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 4:

 Chindy Oktavinita
 Deti Gusvena Sugiantari
 Isti Khomatul Masita
 Nurul Annisa
ANTIANGINA
Obat Antiangina
1. Gol Nitrat
Cara kerja : Mengakibatkan vasodilatasi / pelebaran
pembuluh darah perifer dan koronerEfek terhadap
jantung : Mengurangi kebutuhan oksigen,
miokard/jantung dan meningkatkansuplai oksigen
miokard/jantung
Indikasi : Antiangina, gagal jantung
Efek : Sakit kepala, pusing, muka merah
PERHATIAN :

- Untuk angina pektoris/sakit dada tablet 5 mg


letakan di bawah lidah (sublingual)
- Digunakan 3-4 kali sehari sesuai dosis yang
dianjurkan dokter
- Tab. Sublingual tdk boleh dibelah atau digerus
- Tab. Retard 2 x sehari pada pagi hari dan
malam seb. Tidur
- 15 menit setelah menggunakan obat sublingual
tdk ada efek, harus segera ke rumah sakit
2. Beta Bloker
Cara Kerja :
- Mengurangi konsumsi oksigen miokard
- Penggurangan kontraktilitas miokard
- Pengurangan denyut jantung (laju sinus)
- Pengurangan konduksi AV dan
- Pengurangan tekanan darah sistolik
Indikasi : Antiangina, Hipertensi, Gagal jantung
Efek :
- Nausea, muntah, diare ringan, konstipasi
- Mimpi buruk, insomnia, halusinasi, depresi mental
- Rasa lelah, rash, demam, purpura
Contoh Obat Beta Bloker
1. Asebutol
Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide.
Sediaan obat : tablet, kapsul
Mekanisme kerja : menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas
renin, menurunka outflow simpatetik perifer.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia,feokromositoma, kardiomiopati
obtruktif hipertropi, tirotoksitosis.
Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes mellitus,
bradikardia, depresi.
Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu
Interaksi obat : memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi bersama
insulin. Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam urat bila
diberi bersaa alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA meningkat bila
diberikan bersama dengan penghambat kalsium
Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).
2. Atenolol

Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin, internolol.


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer,
efek pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat
aktivasi adrenoseptor di ginjal.
Indikasi : hipertensi ringan – sedang, aritmia
Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi,
bradikardia, syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes.
Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur, kulit
kemerahan, impotensi.
Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan bersama
insulin. Diuretik tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam urat. Iskemia
perifer berat bila diberi bersama alkaloid ergot.
Dosis : 2 x 40 – 80 mg/hr
3. Metoprolol

Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi perifer, efek
pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi
adrenoseptor beta 1 di ginjal.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek,
dan dapat diberikan beberapa kali sehari.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik,
sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat
menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, miokard infard, angina pectoris
Kontraindikasi : bradikardia sinus, blok jantung tingkat II dan III, syok kardiogenik,
gagal jantung tersembunyi
Efek samping : lesu, kaki dan tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, diare
Interaksi obat : reserpine meningkatkan efek antihipertensinya
Dosis : 50 – 100 mg/kg
4. Propranolol

Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral


Sediaan obat : Tablet
Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan curah jantung,
menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat
vasomotor otak.
Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya pendek,
dan dapat diberikan beberapa kali sehari. Sangat mudah berikatan dengan protein dan
akan bersaing dengan obat – obat lain yang juga sangat mudah berikatan dengan protein.
Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan simpatik,
sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat beta dapat
menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI.
Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis subaortik
hepertrofi, miokard infark, feokromositoma
Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok jantung
tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati – hati pemberian pada penderita biabetes
mellitus, wanita haminl dan menyusui.
Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah, bronkospasme, agranulositosis,
depresi.
Interaksi obat : hati – hati bila diberikan bersama dengan reserpine karena menambah
berat hipotensi dan kalsium antagonis karena menimbulkan penekanan kontraktilitas
miokard. Henti jantung dapat terjadi bila diberikan bersama haloperidol. Fenitoin,
fenobarbital, rifampin meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin menurunkan
metabolism propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya.
Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan.
CALSIUM ANTAGONIS
INDIKASI :
Antiangina, Anti-Hipertensi
CARA KERJA :
- Menghambat kontraksi miokard dan otot polos pembuluh darah
- Melambatkan konduksi AV dan depresi nodus SA
- Vasodilatasi, inotropik, dll
EFEK :
- Mengurangi konsumsi oksigen jantung
- Memperbaiki toleransi pasien angina pektoris
- Mengurangi kebutuhan nitrogliserin dan perubahan iskemik jantung saat istirahat
danaktifitas
EFEK SAMPING :
- Hipotensi
- Nyeri kepala
- Muka merah
CONTOH: Amlodipin, Diltiazem
ANTIARITMIA
- Golongan obat antiaritmia tersedia dalam bentuk tablet atau
cairan suntik (infus). Konsumsi tablet antiaritmia biasa
digunakan untuk pengobatan jangka panjang, sedangkan cairan
suntik diberikan pada kondisi gawat darurat.
- Jenis-jenis obat antiaritmia dibagi ke dalam lima golongan
yaitu:
1. Antiaritmia golongan I: Lidocaine, Propafenone
2. Antiaritmia golongan II: Propranolol
3. Antiaritmia golongan III: Amiodarone
4. Antiaritmia golongan IV: Diltiazem, Verapamil
5. Antiaritmia golongan V: Digoxin
Mekanisme Kerja
- disebabkan aktivitas pacu jantung yang abnormal atu
penyebaran impuls abnormal.
- Pengobatan aritmia bertujuan mengurangi aktivitas
pacu jantung ektopik dan memperbaikihantaran atau
pada sirkuit reentry yang membandel ke pergerakan
melingkar yangmelumpuhkan.
- Mekanisme utama untuk mencapai tujuan adalah
1. Hambatan saluran natrium.
2. Hambatan efek otonom simpatis pada jantung.
3. Perpanjangan periode refrakter yang efektif
4. Hambatan pada saluran kalsium
Efek Samping :
- Batuk
- Nyeri dada
- Penglihatan kabur
- Hilang nafsu makan
- Diare atau Konstipasi
- Bengkak pada lengan dan tungkai
- Sensitif terhadap sinar matahari
- Sakit kepala, pusing, atau ingin pingsan
- Denyut jantung kian cepat atau melambat
- Gangguan indera pengecap, seperti timbul rasa pahit
atau rasa seperti logam
1. Lidocaine
Merek dagang Lidocaine: Bioron, Extracaine,
Lidocaine Compositum, Lidocaine HCL, Lidocaine
HCL (NAT) G, Lidodex, Lidox 2%, Pehacain,
Vitamin B Complex (IKA), Xylocaine.
Suntik
Dewasa: 1-1,5 mg/kgBB.
Dosis maksimal: 3 mg/kgBB. Dalam keadaan
darurat, dapat diberikan 300 mg disuntikkan ke otot
bahu. Penyuntikkan bisa diberikan kembali setelah
60-90 menit dari penyuntikkan pertama, jika
dibutuhkan
2. Propafenone
Merek dagang Propafenone: Rytmonorm
Tablet
Dewasa: dosis awal diberikan sebanyak 150 mg,
tiga kali sehari.
Dosis bisa ditingkatkan setiap 3-4 hari sekali,
dengan dosis maksimal hingga 300 mg, tiga kali
sehari.
Lansia: diskusikan dengan dokter.
3. Propranolol
Merek dagang Propranolol: Farmadral 10, Libok 10, Propranolol
Tablet
Dewasa: 30-160 mg per hari, dibagi ke dalam beberapa kali pemberian.
Anak-anak: 0,25-0,5 mg/kgBB, 3-4 kali sehari

4. Amiodarone
Merek dagang Amiodarone: Amiodarone HCL, Cordarone, Cortifib,
Kendaron, Lamda, Rexodrone, Tiaryt
Cairan suntik
Dewasa: dosis awal 5 mg/kgBB, disuntikkan selama 20-120 menit. Dosis bisa
diberikan lagi jika diperlukan dengan dosis maksimal 1.200 mg per hari.
Lansia: Dosis akan dikurangi dari dosis dewasa.
Tablet
Dewasa: dosis awal 200 mg, 3 kali sehari, untuk satu minggu. Dosis
selanjutnya bisa dikurangi menjadi 200 mg, 2 kali sehari, diturunkan perlahan
hingga kurang dari 200 mg per hari.
Lansia: Dosis akan dikurangi dari dosis dewasa.
5. Diltiazem
Merek dagang Diltiazem: Farmabes 5, Herbesser
Cairan suntik
Dewasa: dosis awal 250 mcg/kgBB, disuntikkan ke dalam
pembuluh darah vena selama kurang-lebih 2 menit. Dosis bisa
ditambahkan sebanyak 350 mcg/kgBB setelah 15 menit jika
diperlukan

6. Verapamil
Merek dagang Verapamil: Isoptin, Tarka, Verapamil HCL
Tablet
Dewasa: 120-480 mg per hari, dibagi ke dalam 3-4 kali
pemberian.
Anak usia 2 tahun atau kurang: 20 mg, 2-3 kali per hari.
Anak usia 3 tahun atau lebih: 40-120 mg, 2-3 kali per hari
7. Digoxin

Merek dagang Digoxin : Digoxin, Fargoxin


Tablet
Dewasa: dosis awal 0,75-1 mg diberikan dalam 24 jam sebagai dosis tunggal atau dibagi
tiap 6 jam. Dosis pemeliharaan adalah 125-250 mcg per hari.
Bayi dengan berat badan hingga 1,5 kg: dosis awal 25 mcg/kgBB per hari, dibagi menjadi
3 kali konsumsi Dosis lanjutan adalah 4-6 mcg/kgBB per hari, dibagi menjadi 1-2 kali
konsumsi.
Bayi dengan berat badan 1,5-2,5 kg: dosis awal 30 mcg/kgBB per hari, dibagi menjadi 3
kali konsumsi. Dosis lanjutan 4-6 mcg/kg/BB per hari, untuk 1-2 kali konsumsi
Bayi dengan berat badan di atas 2,5 kg dan balita usia 1 bulan-2 tahun: dosis awal 45
mcg/kgBB per hari, dibagi tiga kali pemberian. Dosis lanjutan 10 mcg/kgBB per hari, untuk
1-2 kali konsumsi.
Anak usia 2-5 tahun: dosis awal 35 mcg/kgBB per hari, dibagi menjadi 3 kali konsumsi.
Dosis lanjutan 10 mcg/kgBB per hari, untuk 1-2 kali konsumsi
Anak usia 5-10 tahun: dosis awal 25-750 mcg/kgBB per hari, dibagi menjadi tiga kali
konsumsi. Dosis lanjutan 6-250 mcg/kgBB per hari, untuk 1-2 kali konsumsi.
Anak usia 10-18 tahun: dosis awal 0,75-1,5 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 3 kali
konsumsi. Dosis lanjutan 62,5-750 mcg per hari, untuk 1-2 kali konsumsi.
Infus
Dewasa: 0,5-1 mg yang diinfuskan selama 2 jam sebagai dosis tunggal

Anda mungkin juga menyukai