Anda di halaman 1dari 36

STROKE ISKEMIK

Rizkiyah
1907101030002

Pembimbing: dr. SRI HASTUTI, Sp.S-K


PENDAHULUAN
– Stroke menduduki urutan ketiga sebagai
penyebab utama kematian setelah penyakit
jantung koroner dan kanker di negara-negara
berkembang
– Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka
8,3 per 1000 penduduk
– Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi
adalah Aceh (16,6 per 1000 penduduk)
– Di Indonesia stroke iskemik lebih sering
ditemukan dibandingkan stroke hemoragik
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

– Menurut WHO (World Health Organization) 2005 stroke adalah


suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak
dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat langsung
menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan
gangguan peredaran darah otak non traumatik.
– Stroke dibagi berdasarkan patologinya menjadi stroke infark
(trombotik atau emboli) sekitar 80% dan sisanya 20%
merupakan stroke hemoragik.
Klasifikasi

Stroke Trombotik
• Akibat tersumbatnya aliran darah oleh trombus yang terbentuk
intrakranial dan bersifat progresif

Stroke Embolik
• Berkembang karena oklusi arteri oleh embolus yang terbentuk
melalui aterosklerosis ekstrakranial, seperti infark miokard atau
fibrilasi atrium, atau embolus yang merusak arteri karotis komunis
atau aorta
FAKTOR RISIKO

– Usia lanjut (resiko meningkat setiap pertambahan


dekade)
– Hipertensi
– Merokok
– Penyakit jantung (penyakit jantung koroner, hipertrofi
ventrikel kiri, dan fibrilasi atrium kiri)
– Hiperkolesterolemia
– Riwayat mengalami penyakit serebrovaskuler
Pembuluh darah

PATOFISIOLOGI Trombus/embolus karena plak ateromatosa, fragmen,


lemak, udara, bekuan darah

Oklusi

Perfusi jaringan cerebral ↓

Iskemia

Hipoksia

Metabolisme anaerob Aktivitas elektrolit terganggu Nekrotik jaringan otak

Asam laktat ↑ Na & K pump gagal Infark

Na & K influk

Retensi cairan

Oedem serebral

Gg.kesadaran, kejang fokal, hemiplegia,


defek medan penglihatan, afasia
DIAGNOSIS
Anamnesis

• Penurunan kesadaran secara tiba-tiba


• Kelemahan anggota gerak
• Nyeri kepala
• Mual muntah
• Gangguan penglihatan
• Afasia
• Vertigo dll
Pemeriksaan Fisik
• Untuk mendeteksi penyebab stroke ekstrakranial, untuk mencari faktor resiko
stroke seperti obesitas, hipertensi, kelainan jantung dll, memisahkan stroke
dengan kelainan lain yang menyerupai stroke, dan menentukan beratnya defisit
neurologi yang dialami.

Pemeriksaan Penunjang
• - Hasil Laboratorium
• - CT-Scan Non-Kontras(gold standar) : terdapat daerah hipodense
• - MRA : Mengidentifikasi lesi vaskuler dan oklusi lebih awal pada stroke akut
• - USG
• - EKG
• - Echocardiografi: jika dicurigai emboli (kardiogenik)
Pemeriksaan Neurologi
• Komponen penting dalam pemeriksaan neurologi mencakup :
• Pemeriksaan tingkat kesadaran dan status mental
• Pemeriksaan nervus kranial,
• Fungsi motorik dan sensorik,
• Fungsi serebral,
• Gait
• Tengkorak dan tulang belakang, dan
• Tanda-tanda meningimus pun harus dicari.
Tatalaksana
• - Oksigen
Fase Akut • - Terapi Trombolitik
• - Anti koagulan
(hari ke 0 – 14 sesudah
• - Anti platelet
onset penyakit)
• - Anti oedema otak
• - Neuroprotektif

• - Rehabilitasi
• - Terapi preventif
Fase Pasca Akut
• -(Pengobatan Hipertensi, Diabetes Mellitus, Hiperkolesterol
menghindari rokok, obesitas, stress, berolahraga teratur
LAPORAN
KASUS
Identitas pasien
– Nama : Ny. NH
– Jenis Kelamin : Perempuan
– Usia : 56 tahun
– Tanggal Lahir : 04 Maret 1963
– Alamat : Aceh Besar
– Status Perkawinan : Menikah
– Agama : Islam
– Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
– Pendidikan : SLTA
– No. RM : 0-80-78-80
Anamnesis
– Keluhan Utama
Pusing berputar dan kelemahan anggota gerak
– Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ke IGD RSUDZA dengan keluhan pusing seperti berayun sejak 9 jam SMRS.
Pasien mengeluhkan terjadinya kelemahan anggota gerak. Pasien juga mengeluhkan
terdapatnya mual dan muntah. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan DM sejak 5 tahun
yang lalu. Pasien rutin meminum obat hipertensi dan memakai insulin.
– Riwayat Penyakit Dahulu
Stroke 2 bulan yang lalu
– Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien mengaku tidak ada keluarga yang mengalami hal yang serupa dengan pasien.
– Riwayat Pengobatan
Insulin dan amlodipin
– Riwayat Kebiasaan
Pasien jarang berolahraga
Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum
– Kesadaran : E4M6V5
– Tekanan Darah : 170/80 mmHg
– Nadi : 84x/menit
– Pernafasaan : 20x/menit
– Suhu : 36,6oC
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA : Normochephali, MATA
warna rambut hitam Konjungtiva palp. Inf. Pucat
(-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor,
RCL/RCTL (+/+)
LEHER : Pembesaran KGB (-)
TVJ: R-2cmH20
THORAX
Perkusi : Hipersonor kedua lapangan paru
ABDOMEN Auskultasi: vesikuler kedua lapangan paru,
simetris, distensi (-), Soepel, ronki (-/-), wheezing (-/-)
Lien, Hepar dan Ren tidak
teraba

COR
Batas Jantung :
atas ICS II LMCS
EXTREMITAS INFERIOR kanan ICS IV parasternal
Ekstremitas Inferior: akral hangat kiri1 jari lateral ICS V LMCS,
(+), sianosis (-) edema(-) Auskultasi: BJ I> BJ II, iregular,
murmur (-)
Status Neurologis
– GCS : E4M6V5
– Pupil : isokor Ø (3mm/3mm)
– Reflek cahaya langsung : (+/+)
– Reflek cahaya tidak langsung : (+/+)
– Tanda Rangsangan Meningeal
– Kaku kuduk : - (tidak ditemukan tahanan pada tengkuk)
– Brudzinski I : -/- (tidak ditemukan fleksi pada tungkai)
– Brudzinski II : -/- (tidak ditemukan fleksi pada tungkai)
– Kernig : -/- (tidak terdapat tahanan sblm mencapai 135º/tidak terdapat
tahanan sebelum mencapai 135º)
– Laseque : -/- (tidak timbul tahanan sebelum mencapai 70o/tidak timbul
tahanan sebelum mencapai 70o)

Motorik
– Pergerakan : (+/+)
– Kekuatan : Tidak dapat dinilai
– Tonus otot : 5555/4444
5555/4444
Reflek Patologis
– Atrofi otot : Negatif Tromner : (-/-)
Hoffman : (-/-)
Sensorik Babinski : (-/-)
Chaddok : (-/-)
– Sensasi raba : dalam batas normal Gordon : (-/-)
Oppenheim : (-/-)
Reflek Fisiologis Schaefer : (-/-)
Fungsi Otonom
– Biceps : (+/+) Miksi : Dalam batas normal
– Triceps : (+/+) Defekasi : Dalam batas normal
– Patella : (+/+)
– Achilles : (+/+)
Pemeriksaan penunjang
– Laboratorium
Pemeriksaan penunjang
– Laboratorium
CT Scan Kepala non Kontras

– Hasil : Tampak area hypodense, batas tegas di basal


ganglia kanan kiri, capsula eksterna kiri dan corona
radiata kanan kiri. System ventrikel dan cysterna
normal, sulcy dan gyri normal, ponds dan
cerebellum normal,tidak tampak adanya deviasi mid
line structure, tidak tampak calsifikasi abnormal,
orbita, mastoid kanan dan kiri normal, sinus
maksilaris,frontalis,eitmoidalis dan spenoidalis
kanan kiri normal, tampak deviasi septum nasalis ke
sisi kanan.
– Kesan : Chronis cerebral infarkction di basal
ganglia kanan kiri,capsula eksterna kiri dan corona
radiata kanan kiri, deviasi nasalis ke sisi kanan

EKG

– Irama : Sinus
– Heart Rate : 72 bpm
– Kesimpulan : Sinus ritme dengan HR 73 bpm, Lateral infarct, age undetermined
Ro Thorax

Hasil : Cor membesar, Pulmo tidak ada


infiltrate, sinus phrenicocostalis kanan kiri
tajam

Kesimpulan : Cardiomegali
Diagnosis Kerja

Diagnosis Kerja

– Diagnosis klinis : Hemiparesis Sinistra + paresis N VII,XII sinistra ec stroke iskemik


– Diagnosis topik : basal ganglia dextra sinistra, capsula eksterna sinistra dan corona radiata
dextra sinistra
– Diagnosis etiologi : Atherosclerosis RMCA
– Diagnosis patologis : Infark Cerebral
– Diagnosis sekunder : Hipertensi stage 2, DM tipe II
Tatalaksana
TerapI Suportif Medikamentosa

• Head lift 30’ • (Saraf) :


• Stabilisasi jalan napas dan pernapasan • IVFD NaCL 0,9% 20 tpm
• Stabilisasi hemodinamik/sirkulasi • IV Omeprazole 40mg /12jam
• Mobilisasi bertahap • IV Citicolin 500mg /12jam
• Clopidogrel 75mg /24jam
• Betahistine 6mg/8 jam
• Lovenox 0,6cc/12jam
• Fenofibrat 300mg/24jam
• Mecobalamin 500mg/12jam
• Gabapentin 100mg/12jam
• SC Lantus 0-0-0-10ui /24jam
• Flunarizine 10mg/12jam
Prognosis

– Ad vitam : Dubia ad bonam


– Ad fungsionam : Dubia ad bonam
– Ad sanationam : Dubia ad bonam
ANALISA
KASUS
– Pasien mengeluhkan muntah dikarenakan terjadi
– Pasien muntah-muntah gangguan pada pusat muntah yang terletak di
medula oblongata.
– Hipertensi merupakan salah satu faktor
risiko penyebab tersering serangan stroke
iskemik. Namun demikian tidak menutup
– Ditemukan faktor risiko kemungkinan stroke yang menyerang
stroke seperti Hipertensi pasien merupakan stroke hemoragik.
– Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik sebelum dilakukannya CT-scan dapat
dilakukan penegakkan diagnosis
berdasarkan sistem skoring
– Homunkulus motorik merupakan area pergerakan
tubuh yang dipresentasikan dengan bentuk terbalik di
– Pasien mengalami pusing berputar girus presentralis. Humunkulus menggambarkan area
yang diikuti kelemahan anggota gerak otak yang berfungsi menginervasi bagian tubuh
kiri yang terjadi secara tiba tiba. Mulut tertentu secara kontralateral.
tampak merot, Bicara pelo disangkal, – Pada kasus ini, pasien mengalami kelemahan anggota
nyeri kepala hebat disangkal, susah gerak kiri. Hal ini disebabkan oleh iskemia pada
menelan disangkal. cerebri kanan yang menyebabkan timbulnya
manifestasi hemiparese kiri pada pasien. Hemiparese
yang terjadi bersifat kontralateral terhadap lesi, karena
jaras motorik bersilang pada dekussasio piramidalis
– Parilisis N VII sentral sinsistra  Mulut merot
– Tatalaksana pada pasien stroke iskemik yang pertama adalah
oksigenasi yang adekuat untuk mencegah terjadinya hipoksia otak
– O2 2-4 liter/menit – Clopidogrel : antiplatelet berfungsi untuk mencegah trombosit
– IVFD NaCL 0,9% 20 tpm (platelet) saling menempel yang berisiko membentuk gumpalan darah
yang dapat menyebabkan stroke.
– IV Omeprazole 40mg /12jam – Citicolin memiliki sifat neuroprotektif dan neurorestoratif pada sel
– IV Citicolin 500mg /12jam saraf yang mengalami iskemi. Pemberian Citicolin diharapkan
mencegah kerusakan sel saraf lebih lanjut sekaligus mengembalikan
– Clopidogrel 75mg /24jam fungsi sel saraf yang mengalami iskemik.
– Betahistine 6mg/8 jam – Fenofibrat : Menurunkan kadar kolesterol “jahat” (LDL) dan
meningkatkan kolesterol “baik” (HDL) dalam darah sehingga
– Lovenox 0,6cc/12jam mengurangi kejadian pembentukan plak pada pembuluh darah.
– Fenofibrat 300mg/24jam – Lovenox : Obat ini menjaga aliran darah tetap lancar dengan
– Mecobalamin 500mg/12jam menurunkan aktivitas pembekuan protein dalam darah.

– Gabapentin 100mg/12jam – Betahistine : Betahistine berguna dalam menyebabkan vasodilasi


(peningkatan suplai darah) dari telinga bagian dalam dan mengurangi
– Flunarizine 10mg/12jam tekanan di telinga dalam.
– SC Lantus 0-0-0-10ui /24jam – Mecobalamin : Vitamin ini biasanya digunakan sebagai kombinasi obat
untuk mengatasi kekurangan vitamin B12.
– Gabapentin : Gabapentin diberikan untuk meredakan rasa sakit
berkelanjutan yang diakibatkan oleh gangguan saraf neuropati
– Flunarizine diberikan untuk gangguan sistem saraf yang mengatur
keseimbangan, koordinasi, serta gerakan tubuh (sistem vestibular).
KESIMPULAN
KESIMPULAN

• Stroke iskemik merupakan salah satu penyekit serebrovaskular yang paling


banyak terjadi.
• Penting untuk membedakan gejala klinis stroke hemoragik dan iskemik.
Pemeriksaan yang menjadi gold standar untuk mendiagnosa stroke iskemik
adalah CT-scan. Bila tidak dapat dilakukan CT-scan maka dapat dilakukan sistem
skoring untuk mengerucutkan diagnosa.
• Prinsip terapi dari stroke iskemik adalah perbaikan perfusi ke otak, mengurangi
oedem otak, dan pemberian neuroprotektif, serta fisioterapi secara menyeluruh
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai