Anda di halaman 1dari 22

Kesehatan Gigi dan Mulut

pada Pasien dengan


Tuberkulosis Paru

Isnan Wahyudi, dr.


RSGM Maranatha
ETIOLOGI
 Mycobacterium tuberculosis
 Kuman berbentuk batang
 Panjang 1-4 mikron
 Terdiri dari asam lemak
 Kuman > tahan asam  kuat thdp ggn kimia
dan fisis
 Aerob suka terhadap jaringan kaya O2
 Dalam jaringan kuman hidup sbg parasit intra
seluler
CARA PENULARAN

 Inhalasi
 Inokulasi
 Ingesti
PATOGENESIS

 Tuberkulosis primer
 Tuberkulosis postprimer
Tuberkulosis primer
 Kuman TB  kontak dengan makrofag :
1. Kuman mati
2. Berkembang biak dlm alveoli ke organ tubuh
 paru membentuk sarang TB kecil / efek
primer  Kel get bening (limfangitis lokal /
regional)  Kompleks primer 
- Sembuh
- Sembuh dengan cacat (fibrotik, kalsifikasi)
- Komplikasi penyebaran (limfogen,
bronkogen, hematogen, tertelan TB usus
Tuberkulosis pascaprimer
Kuman TB (dormant)  sarang dini 
 Teresorbsi  sembuh tanpa cacat

 Meluas  sembuh  cacat

 Meluas  perkejuan

 Perkejuan :
 Aktif
 Sembuh menjadi padat / membungkus diri
 tuberkuloma
 Komplikasi : - jamur
- batuk darah
GEJALA TB PARU
 1. Gejala utama (sering ditemukan)
Batuk ≥ 3 minggu
 2. Gejala tambahan
- Dahak campur darah
- Batuk darah
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Badan lemah, nafsu makan turun,
BB turun, malaise, keringat malam, demam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan bakteriologis : (sputum BTA positif )
- Kultur : BTA positif  kultur positif
BTA negatif  kultur negatif
 Pemeriksaan radiologis
 Aktif (infiltrat, kavitas)
 Tidak aktif (fibrotik, kalsifikasi, penebalan pleura)
 Pemeriksan darah : LED, limfositosis
 Histopatologis (diagnostik)  granuloma, perkijuan
 Uji tuberkulin : ???
 Serologis : (PAP, Bactec, PCR)
KLASIFIKASI TB PARU

 TB PARU BTA POSITIF


- minimal 2 X pemeriksaan BTA (+)
- 1 spesimen dahak (+) & foto toraks TB
- spesimen dahak (-) & biakan +

 TB PARU BTA NEGATIF


- 3 spesimen dahak (-) & foto toraks TB
 BEKAS TB

 Bakteriologis (mikroskopis & biakan)  negatif


 Klinis tidak ada, atau ada gejala sisa akibat
kelainan paru yang ditinggalkan
 Radiologis  lesi TB inaktif / serial foto sama /
tidak berubah
 Riwayat terapi OAT adekuat, akan lebih
mendukung
Pembagian TB berdasarkan
riwayat pengobatan
 TB paru kasus baru : yang belum mendapat OAT
atau OAT < 1 bulan
 TB paru kasus kambuh : telah dinyatakan sembuh
tetapi ditemukan kembali BTA (+) atau biakan (+)
atau foto toraks TB aktif (perburukan)
 TB paru gagal pengobatan : TB yang BTA tetap
positif atau positip kembali setelah akhir bulan ke ≥
5 atau TB Paru BTA (–) yg menjadi BTA (+) pada
akhir bulan ke 2
Pembagian TB berdasarkan
riwayat pengobatan
 TB paru putus berobat : minimal ≥ 1 bulan
makan obat kmd berhenti berobat sebelum
dinyatakan sembuh pada fase awal atau fase
lanjutan
 TB paru kasus kronik : TB dengan BTA tetap (+)
setelah menjalani pengobatan ulang kat 2 dgn
pengawasan yang baik
 MDR-TB : kuman TB resisten terhadap R dan H
dengan atau tanpa OAT lainnya
 Pengobatan TB :
 Fase intensif
 Fase lanjutan

 OAT pilihan pertama :


 R, H, Z, E, S
TB PARU DLM KEADAAN KHUSUS

 TB paru milier
 Diabetes melitus
 Kehamilan dan menyusui
 Gagal ginjal
 HIV/AIDS
 Pleuritis eksudativa TB (efusi pleura TB)
 Gangguan fungsi hati
KOMPLIKASI TB PARU

 Batuk darah
 Bronkiektasis
 Empiema
 TB ekstra pulmoner
 Sindroma obstruksi pasca TB (SOPT)
 Luluh paru (destroyed lobe / lung)
KELAINAN PADA MULUT
DAN PATOGENESISNYA
 Tuberkulosis Cutis orificialis
 Gingivitis tuberkulosis
 Glossitis tuberkulosis
 Lesi ulseratif
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Biopsi
 Kultur
 Pewarnaan dengan Ziehl-Nielsen
PENANGGULANGAN DENTAL
(PENCABUTAN GIGI)
 INGAT!
 Dilakukan jika hanya emergensi (Manfaatnya
lebih banyak)

 Universal Precaution
PENATALAKSANAAN
KELAINAN RONGGA MULUT
 Edukasi
 Instruksi
 Terapi
Prosedur Infection Control

 Evaluasi pasien
 Perlindungan diri Dalam hal ini termasuk
 Imunisasi
 Sterilisasi dan desinfeksi
 Laboratorium yang asepsis
 Pembuangan sampah
Take Home Message
 Penularan penyakit Tuberkulosis dapat terjadi melalui tiga jalur, yakni
inhalasi, inokulasi, dan ingesti.
 Prosedur untuk mendiagnosa kelainan di rongga mulut yakni memalui
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
 Kelainan rongga mulut terjadi sebagai bentuk manifestasi dari penyakit
sistemik Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk membantu
menegakkan diagnosis pada kasus ini, seperti biopsi, kultur, serta
pewarnaan Ziehl-Nielsen.
 Penanggulangan dental pada pasien dengan risiko tinggi harus ditunda
kecuali dalam keadaan emergensi.
 Penatalaksanaan kelainan pada rongga mulut terdiri atas edukasi, instruksi,
dan terapi yang mana ketiga hal tersebut harus dilakukan secara adekuat.
 Dalam melakukan perawatan terhadap pasien Tuberkulosis, seorang dokter
gigi harus melakukan prosedur infection control untuk mencegah terjadinya
penularan.

Anda mungkin juga menyukai