Anda di halaman 1dari 96

By :

K arjaya
PT. SUCOFINDO (Persero) Laboratorium Cabang Pekanbaru
Graha Sucofindo Lt.1
Jl. A. Yani No.79 Pekanbaru
Telp.0761-35681 Ext.5003
Fax.0761-848709
Email : karjaya@sucofindo.co.id
Outline

1. Mengenal Spesifikasi Chemically


2. Mengenal MSDS (Material Safety Data Sheet)
3. Mengenal B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
4. Mengenal lambang bahaya chemically
5. Teknik Pelarutan dan pengenceran
6. Mengenal alat-alat laboratorium yang sederhana
(nama, fungsi, dan cara menggunakan dengan benar)
8. Mengenal instrumen analisis
9. Peraturan Keselamatan Kerja di Lab Kimia
(1) Mengenal
SPESIFIKASI CHEMICALLY

• Laboran, analis, peneliti harus mengetahui


sifat atau spesifikasi pereaksi (reagen) yang
digunakan Tingkat kemurnian

• Berdasarkan tingkat kemurnian, chemically


dikelompokkan menjadi 4 tingkat :
Kriteria Spesifikasi Chemically

Tingkat Teknik (Technical Grade)


 tingkat komersial
• Digunakan untuk kebutuhan industri, jarang untuk
tujuan analisis kimia
kecuali :
a. untuk larutan pembersih/pencuci
b. untuk larutan pereaksi kualitatif (demonstratif)
Kriteria Spesifikasi Chemically

Tingkat Farmasi (Pharmaceutical Grade)


• Tingkat kemurnian memenuhi kebakuan USP
(United States Pharmacopeia)
• Biasa digunakan untuk kebutuhan bidang
farmasi dan kedokteran, sebagai pereaksi
kimia di laboratorium kecuali untuk analisis
kimia
Kriteria Spesifikasi Chemically

Tingkat Murni (Chemically Pure, CP)


 General Purpose Reagent, GPR
• Kemurniannya jauh di atas tingkat farmasi
• Tidak ada ketentuan khusus aturan kebakuan
kemurnian, tergantung pabrik pembuatnya
• Umumnya digunakan untuk analisis kimia
Kriteria Spesifikasi Chemically
Tingkat Pereaksi (Analyzed Grade)
•  Pro Analysis, p.a.; Analar Reagent, AR;
Guaranteed Reagent,GR
• Tingkat kemurnian memenuhi aturan kebakuan ACS
(The American Chemical Society Committee on
Analytical Reagents)
Pabrik pembuatnya selalu mencantumkan
pernyataan pada label pereaksi : “Conforms to ACS
Specifications”
• Memenuhi persyaratan analisis
(2). Mengenal MSDS
(Material Safety Data Sheet)
Examples:
• MSDS logam Kalsium
• MSDS Kalsium hidroksida
(3) Mengenal B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun)

• Peraturan Pemerintah RI No. 101 Tahun 2014


:
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya
disingkat dengan B3 adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain
Klasifikasi B3

• Mudah meledak (exlosive)


• Pengoksidasi (oxidizing)
• Sangat mudah sekali menyala (extremely
flammable)
• Sangat mudah menyala (highly flammable)
• Mudah menyala (flammable)
• Amat sangat beracun (extremely toxic)
• Sanga beracun (highly toxic)
Klasifikasi B3 -Lanjutan
• Beracun (moderately toxic)
• Berbahaya (harmful)
• Korosif (corrosive)
• Bersifat iritasi (irritant)
• Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the
environment)
• Karsingenik (carcinogenic)
• Teratogenik (teratogenic)
• Mutagenik (mutagenic)
(4) Mengenal Lambang Bahaya Chemically

Lambang E (explosive) : berarti bahan


kimia bersifat dapat meledak

Lambang F (highly flammable) : berarti


bahan kimia bersifat mudah
menyala/terbakar
Lambang F+ (extremely flammable) :
berarti bahan kimia bersifat sangat
mudah terbakar

Lambang O (oxidant substance) :


berarti bahan kimia bersifat
pengoksidasi

Lambang T (toxic) : berarti bahan


kimia bersifat racun
Lambang T+ (very toxic) : berarti
bahan kimia bersifat racun kuat

Lambang C (corrosive) : berarti


bahan kimia bersifat korosif, atau
dapat merusak jaringan hidup

Lambang Xi (irritant) : berarti bahan


kimia dapat menyebabkan iritasi
terhadap jaringan atau organ tubuh
Lambang Xn (harmful) : berarti
bahan kimia dapat melukai jaringan
atau organ tubuh

Lambang N (dangerous for the


environment) : berarti bahan kimia
bersifat berbahaya bagi satu atau
beberapa komponen dalam
lingkungan kehidupan
ZAT KIMIA DAN BAHAYANYA
PENANGANAN SAMPAH LABORAORIUM

• Sampah/limbah laboratorium :
- sampah kimia
- sampah biologi
- sampah plastik
- sampah yang lain
SAMPAH KIMIA
Aturan Pembuangan sampah kimia
• Tidak boleh dibuang di saluran pembuangan air :
- pelarut-pelarut organik
- logam berat
- sianida, sulfida
- bahan-bahan padat
• Sampah –sampah kimia yang berbahaya harus ditempatkan
pada wadah yang diberi label
• Sampah radioaktif harus mendapat penanganan khusus,
demikian juga bahan bersifat karsinogenik.
Catatan……

• Sampah-sampah yang sangat berbahaya


biasanya diubah (dioksidasi, direduksi,
dinetralisasi, dll) menjadi bahan yang kurang
berbahaya sebelum ditempatkan dalam
wadah-wadah pembuangan.
• Alkali kuat harus dinetralisir sebelum dibuang,
sedangkan asam kuat harus dinetralkan
dengan sodium bikarbonat sebelum dibuang
BAHAN KARSINOGENIK

• Bahaya : beresiko tumor dan kanker pada seseorang.


• Penyimpanan :
- bahan tsb dipesan sebanyak yang diperlukan saja
- wadah penyimpan harus aman betul
- semua wadah harus berlabel jelas dan disimpan dlm almari
yang aman berventilassi
• Penanganan :
- bagian tubuh yang terkena dengan zat tersebut harus segera
dicuci dengan air dingin selama + 5 menit
Lanjutan…..

• Pembuangan ;
- limbah karsinogenik dibuang dalam wadah
berlabel dan tertutup serta terpisah dari
bahan kimia lainnya
- dibuang secara bertahap, jangan menunggu
hingga jumlahnya banyak
- bahan karsinogenik cair ditempatkan
maksimal separo dari kapasisas volume
tempat pembuangan
LIMBAH BIOLOGI

• Membakar sampah botani dan zoologi merupakan jalan


terbaik utk meyakinkan bahwa bahan-bahan busuk tsb tidak
beresiko membahayakn kesehatan
• Preparat biologi, stains, fixative dan clearing agents
kemungkinan besar toksik shg tidak boleh dibuang ke sistem
drainase umum
• Sampah harus ditempatkan pada wadah tertutup dan diberi
label
• Sampah yang mengandung mikroorganisme harus di
autoklave terlebih dahulu
• Sampah biologi dan mikrobiologi dlm jumlah besar sebaiknya
dimusnahkan dlm incenerator
SAMPAH PLASTIK

• Jangan dibakar, kecuali dalam alat pembakar


khusus.
• Sampah plastik jangan dikubur, sebaiknya
dibuang pada wadah khusus pembuangan
plastik
SAMPAH-SAMPAH LAIN

• Sampah kertas dibuang dlm wadah khusus


untuk kertas dan sebaiknya dibakar dalam
satu tempat pembakaran
• Sampah-sampah yang tajam (mata pisau,
syringe, jarum) harus ditempatkan dalam
kotak khusus dan tidak boleh dicampur
dengan sampah lainnya.
(5) Teknik Pelarutan & Pengenceran
Teknik Pelarutan
Hal Langkah
1. Sifat analisis 1. Tetapkan : kualitatif atau kuantitatif (sesuai
tujuan analisis)
2. Kuantitas larutan (volume, 2. Tetapkan : sesuaikan dengan kebutuhan
konsentrasi)
3. Kuantitas zat padat (rumus, 3. Tetapkan : rumus zat padat (kristal), daya
kelarutan, massa) larut, dan massa padatan yang akan
dilarutkan (dihitung)
4. Sifat zat padat 4. Tetapkan : stabil, higroskopis, atau
bereaksikah dengan air?
5. Alat ukur massa (neraca) 5. Kuantitatif : neraca teknis
Kualitatif : neraca teknis atau necara
analitik
6. Alat ukur volum 6. Kualitatif : gelas ukur
Kuantitatif : labu takat atau labu ukur
Hal Langkah

7. Pelarutan 7. Teknik pelarutan

a. Peralatan a. Siapkan : gelas kimia, batang pengaduk, botol


pendukung timbang, corong, pipet tetes, botol semprot, botol
kemasan pereaksi
b. Kualitatif : pindahkan padatan ke gelas kimia dan
b. Pelaksanaan larutkan dengan akuades secukupnya, lalu
pindahkan ke gelas ukur, dan tuangi akuades
sampai tanda batas
kuantitatif : pindahkan dahulu seluruh padatan ke
gelas kimia dan larutkan dengan akuadesw
secukupnya, lalu pindahkan seluruhnya (secara
kuantitatif) ke labu ukur lewat corong, tambahkan
akuades sedemikian, keringkan bagian atas skala,
lalu terakhir secara tetes demi tetes sampai tanda
batas volum, tutup labunya dan homogenkan
c. Pengemasan c. Bilas botol pereaksi bersih/kering dengan sedikit
larutan di atas, dan pindahkan seluruh larutan ke
botol ini, tutup, dan beri label dengan jelas
Contoh Pembuatan Larutan dari Zat kimia
padatan
• Pembuatan larutan 250 mL NaCl 0,1 M
*Gunakan NaCl dengan spesifikasi teknis atau farmasi  terapkan Mr (Mr
NaCl = 58,5 g/mol)
*Perhitungan massa NaCl = (0,25 L)(0,1M) = 0,025 mol = (0,025)(58,5) g =
1,5 g
* Pelaksanaan :
a. Timbang NaCl kira-kira sejumlah itu dengan neraca teknis semi analitis
b. Pindahkan ke gelas ukur 250 mL; tambahkan + 50 mL; goyang hingga
homogen; terakhir jadikan volume akhir larutan sampai tanda batas
c. Diperoleh : 250 mL NaCl 0,1000M
Teknik Pengenceran
A.Teknik Pengenceran dari Cairan Pekat
Pra pengenceran :
- Hitung volum cairan pekat dan volume akuades yang
akan diukur
- Ukur volum akuades tersebut dan siapkan di gelas
kimia
Teknik pengukuran volum cairan pekat :
- Lakukan pengukuran volume di ruang asam, dan
pembacaan volume sesegera mungkin
- Sebaiknya gunakan masker, jika asam pekatnya
berasap
Pencampuran/Pelarutan :
- Segera alirkan perlahan cairan pekat lewat
batang pengaduk ke dalam gelas kimia yang
berisi akuades di atas
- Hitung balik, konsentrasi cairan hasil
pengenceran, tambahkan sesuai dengan
kekurangan akuades.
B. Teknik pengenceran dari cairan kurang pekat
Cara :
Ukur akuades (hasil hitung) dengan gelas ukur
(berukuran sesuai dengan volum akhir larutan);
kemudian tuangkan larutan lebih pekatnya ke dalam
gelas ukur tersebut sampai volumnya mendekati tanda
batas; lanjutkan penambahan tetes per tetes sampai
tanda batas volum akhir yang diharapkan.
Perhitungan Volum dan Konsentrasi larutan
hasil pengenceran
• Hubungan pengenceran molar (M)
M1V1 = M2V2
• Hubungan pengenceran persen (%v/v)
V1P1 = V2P2
• Hubungan pengenceran persen (%b/b)
V1P1d1 = V2P2d2
6. Mengenal alat-alat laboratorium yang sederhana
(nama, fungsi, dan cara menggunakan dengan benar

• Tabung reaksi
Terbuat dari gelas, dapat
dipanaskan, untuk mereaksikan zat-
zat kimia dalam jumlah relatif kecil

• Pengaduk gelas
Terbuat dari kaca panjang 15 cm, salah saru ujung pipih.
Dipakai untuk mengaduk suatu campuran atau larutan
kimia ketika melakukan reaksi, untuknmembantu pada
waktu menuang/mendekantir cairan dalam proses
penyaringan, dan dapat juga berfungsi sebagai sendok
• Gelas kimia (gelas beker, gelas piala)
Bukan alat pengukur volum, digunakan
sbg tempat larutan dan juga dapat
untuk memanaskan zat-zat kimia,
untuk menguapkan pelarut
• Erlenmeyer
Bukan alat pengukur volum (walaupun
mempunyai skala). Dipakai untuk
tempat zat-zat yang dititrasi
• Gelas ukur
Dipakai untuk mengukur volum cairan yang tidak memerlukan
ketelitian tinggi.tidak boleh digunakan untuk mengukur
larutan/pelarut yang panas.
• Pipet volum (pipet gondok)
Berfungsi untuk memindahkan sejumlah volum tertentu larutan
sesuai ukurannya dengan tepat. Ukuran : 5mL, 10mL,25mL. Alat
ini cukup teliti dengan kesalahan +0,02%.
Cara penggunaan :
Larutan disedot/ditarik ke dalam pipet sampai melewati sedikit
di atas garis batas, kmdn diturunkan tepat sampai garis batas,
dan selanjutnya larutan dialirkan/dipindahkan.
Catatan:
Jika larutan yang akan dipindahkan berbahaya atau beracun
harus menggunakan “ball-pipet” untuk menyedotnya, jangan
menggunakan mulut.
• Labu Takar (labu ukur)
Ada beberapa ukuran volum (50mL, 100mL, 200mL, 250mL,
500mL, 1000mL). Terbuat dari gelas. Digunakan untuk
membuat larutan tertentu dengan volum yang setepat-
tepatnya. Kadang juga dipakai untuk pengenceran sampai
volum tertentu. Jangan dipakai untuk mengukur
larutan/pelarut yang panas.
• Buret
Berfungsi untuk memindahkan larutan dalam berbagai ukuran
volum  misal : untuk titrasi asam-basa.
Jenis-jenis buret :
- Buret ASAM
Mempunyai kran dari kaca. Buret ini hanya boleh diisi dengan
larutan asam, jgn diisi larutan basa karena krannya dapat mati.
- Buret BASA
mempunyai kran dari karet yang dijepit. Buret ini hanya
digunakan untuk larutan basa.
• Botol Pencuci
Bahan dari plastik. Merupakan botol tempat akuades,
yg digunakan untuk mencuci, atau membantu saat
pengenceran
• Corong
Biasanya dari gelas, tapi ada juga dari plastik.
Digunakan untuk menolong pada waktu memasukkan
cairan ke dlm wadah dengn mulut sempit, ex : botol,
labu ukur, buret, dsb.
• Kuvet
Bentuk seperti tabung reaksi atau persegi panjang,
digunakan sbg tempat sampel untuk analisis dg
spektrofotometer. Tidak boleh dipanaskan. Terbuuat
dari silika (quartz), polistirena, atau polimetakrilat.
• Rak untuk Tempat Tabung reaksi
rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sbg
tempat meletakkan tabung reaksi.
• Penjepit
Penjepit logam digunakan utk menjepit tabung reaksi
pada saat pemanasan, atu untuk membantu
mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi
panas.
• Spatula
Terbuat dari bahan logam dan digunakan untuk alat
bantu mengambil bahan padat atau kristal
• Gelas Arloji
Terbuat dari gelas. Digunakan untuk tempat zat yang
akan ditimbang.
• Cawan Porselin
Digunakan sbg wadah suatu zat yang akan diuapkan
dengan pemanasan
• Sikat
Digunakan untuk membersihkan (mencuci) tabung
reaksi
• Heater dan stirer
• Neraca
Kalorimeter

• Untuk menentukan kalor reaksi kimia


MODEL PENGGUNAAN ALAT LAB

Penyaringan (filtration)
a. Melipat kertas saring
b. Menyaring larutan
Cara Titrasi
a. Pegang kran dengan
tangan kiri dan wadah
penampung dengan
tangan kanan
b. Selalu arahkan skala
buret di depan
praktikan
Cara memegang yang benar/salah?
Pemisahan dengan Corong pisah
A. Memasukan cairan ke corong pisah

1. Tempatkan corong ke leher 2. Tuangkan pelarut ekstraksi Volume 3. Tutup corong


corong pisah. Tuangkan total dalam corong pisah tidak boleh pisah.
cairan yang akan diekstraksi lebih besar dari ¾ volume corong pisah.
Gojoklah corong pisah dengan posisi direbahkan
dan arahkan stopcock ke jendela /ventilasi
Jangan diarahkan ke praktikan lain !!!!
B. mengoyang larutan dalam corong pisah

Ambil corong pisah dengan posisi tertutup dan goyang perlahan, kemudian rebahkan dan secara
perlahan buka stopcock corong pisah untuk mengeluarkan tekanan. Tutup stopcock corong pisah
kembali, dan ulangi prosedur ini hingga tinggal sedikit tekanan yang dilepaskan (lihat gambar
berikut)

Sekarang, gojok corong pisah selama beberapa detik, keluarkan tekanan, kemudian gojok lagi. 30
detik biasanya cukup untuk tercapai keseimbangan zat terlarut antara 2 pelarut (lihat gambar
berikut)
c. Pemisahan Lapisan

“Like Disolved Like”


Distilasi
• Distilasi biasa
• Distilasi fraksionasi
INSTRUMEN ANALISIS/UJI
KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM

HD
KESELAMATAN KERJA DI LAB KIMIA
• Kata “inccident” (kecelakaan/kebetulan)
sebenarnya tidaklah tepat karena tidak ada sesuatu
yang terjadi secara “inccident”.
• Pada zaman Romawi dimana hukum sebab-akibat
belum dikenal, “inccident” tepat karena dipercaya
semua kejadian fisik (termasuk kecelakaan)
dikendalikan oleh dewa.
• Di zaman sekarang dimana telah dikenal hukum
“sebab-akibat”, inccident tidak tepat karena bisa
diprediksi (predictable).
Laboratorium adalah tempat menyimpan alat-alat yang mahal
harganya demikian pula data-data berharga lainnya, maka
keselamatan ini meliputi:

• Tempat bekerjanya
• Alat dan bahan yang tersedia
• Pekerjaan dan hasil karyanya
• Hubungan antara pekerjaannya
• Praktikan, asisten, mahasiswa, dosen
(pengguna lab)
• Lingkungan
HAL-HAL PENYEBAB KECELAKAAN
Ada tiga dasar penyebab terjadinya kecelakaan
kerja, yaitu :
• Terjadi secara kebetulan (genuine accident)
• Kondisi kerja yang tidak aman
• Tindakan tidak aman yang dilakukan
seseorang
Keselamatan kerja di dalam Lab
• Laboratorium dengan perabotnya
• Listrik
• Kecelakaan akibat kebakaran
• Kecelakaan akibat bahan kimia
• Label bahan kimia berbahaya
• Pencegahan terhadap bahan kimia berbahaya
Beberapa catatan mengenai laboratorium yang
menyimpan bahan-bahan kimia
• Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol atau kaleng
yang sesuai dan tahan lama. Sebaiknya di simpan di tempat-
tempat yang kecil dan cukup untuk pemakaian sehari-hari.
• Tempat persediaan untuk jangka panjang harus tersimpan
dalam gudang bahan kimia yang khusus/ gudang dalam tanah
misalnya.
• Setiap saat bahan kimia harus diperiksa secara rutin, untuk
menentukan apakah bahan-bahan tersebut masih dapat
digunakan atau tidak, dan perbaikan label yang biasanya
rusak. Bahan-bahan yang tak dapat digunakan lagi harus
dibuang/ dimusnahkan secara kimia.
Beberapa catatan mengenai laboratorium yang
menyimpan bahan-bahan kimia
Semua bahan harus diberi tanda-tanda khusus,
diberi label dengan semua keterangan yang
diperlukan misalnya.:
• nama bahan
• tanggal pembuatan
• jumlah (isi)
• asal bahan (merek pabrik dan lain-lain)
• tinhgkat bahaya yang mungkin (racun, korosiv,
higroskopis dll)
• keterangan-keterangan yang perlu (presentase,
smbol kimianya dan lain-lain)
Di bawah ini tanda-tanda yang sering digunakan
secara internasional:

• POISON : Bahan-bahan yang bersifat racun


Flammable
Bahan yang mudah terbakar
Corrosive
bahan yang dapat merusak jaringan hidup
Irritant
Sedikt saja masuk ke tubuh dapat membakar
kulit, selaput lendir atau sistem pernapasan
Toxic
Sedikit saja masuk ke tubuh dapat
menyebabkan kematian atau sakit keras
Oxidising Agent
Bahan yang dapat menghasilkan panas bila
bersentuhan dengan bahan lain terutama bahan-
bahan yang mudah terbakar
Explosive
Bahan yang mudah meledak bila kena panas,
api atau sensitif terhadap gesekan atau
goncangan
Radioactive
Bahan-bahan yang bersifat radioaktif
High voltage
Peringatan tegangan tinggi
No Smoking
Area dilarang merokok
Area dilarang menyalakan api
Sampah
Setiap laboratorium harus memiliki tempat sampah
yang khusus., sampah cair tidak dibuang di saluran
air hujan atau saluran saptiktang.
• tempat sampah cair bahan kimia
• tempat sampah reaktif
• sampah radioaktif
• sampah biasa
• pembuangan air cucian
PPPK
• Luka bakar
• Mata kemasukan benda asing
• Luka tergores/teriris
• Bahan kimia masuk dalam mulut
• Keracunan
• Kejutan listrik
• Membalut luka
• Pingsan
• Radiasi dan zat radioaktif
PERALATAN KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM
• Jas Lab
Alat ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau
menghindari bahaya yang terjadi akibat percikan zat-
zat kimia yang berbahaya
• Sarung tangan
• Daya tahan sarung tangan terhadap bahan kimia tergantung
pada bahan sarung tangan (misalnya: karet alam; karet
neoprene; karet nitrile; dll.), mutunya dan ketebalannya.
• Untuk melindungi tangan dari bahan-bahan yang sangat panas
dianjurkan memakai "insulated glove" (Gbr.2) yang dibuat dari
bahan sintetis
• Pelindung Mata dan Muka
– “Safety glases with side shield”
- “Face shield” = pelindung muka
• Kran pencuci mata = Eyewash fountain
• Safety shower
• Alat pernapasan = Respirator/Masker
Melindungi dari debu-debu, serat yang kecil
yang berbahaya atau dan uap atau gas yang
beracun.
• Pemadam Kebakaran = Fire Extinguishers
• Ada beberapa jenis pemadam kebakaran, seperti Air
(water extinguisher), tepung (dry powder
extinguisher), C02 (Carbon dioxide extinguisher),
Halon, Busa, pasir, dll

Anda mungkin juga menyukai