0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
70 tayangan19 halaman
Ilmu sosial membahas tiga hal utama:
1. Filsafat ilmu sosial yang mempelajari bagaimana upaya mencari kebenaran dalam ilmu sosial.
2. Perilaku sosial sebagai objek kajian sosiologi yang dapat dikaitkan dengan teori kebenaran.
3. Epistemologi dan ontologi ilmu sosial yang membahas hakikat pengetahuan dan objek ilmu sosial.
Ilmu sosial membahas tiga hal utama:
1. Filsafat ilmu sosial yang mempelajari bagaimana upaya mencari kebenaran dalam ilmu sosial.
2. Perilaku sosial sebagai objek kajian sosiologi yang dapat dikaitkan dengan teori kebenaran.
3. Epistemologi dan ontologi ilmu sosial yang membahas hakikat pengetahuan dan objek ilmu sosial.
Ilmu sosial membahas tiga hal utama:
1. Filsafat ilmu sosial yang mempelajari bagaimana upaya mencari kebenaran dalam ilmu sosial.
2. Perilaku sosial sebagai objek kajian sosiologi yang dapat dikaitkan dengan teori kebenaran.
3. Epistemologi dan ontologi ilmu sosial yang membahas hakikat pengetahuan dan objek ilmu sosial.
http://www.free-powerpoint-templates-design.com Anggota Angelia Putri Surya Haryanti
kelompok (1981611040)
Pande Made Utariyani Dewi
(1981611047)
Made Ayu Prilla Winda Puspita
(1981611053)
Ni Made Madani Hapsari
(1981611054)
Ni Wayan Lia Apriani
05 (1981611054) “FILSAFAT ILMU DALAM ILMU-ILMU SOSIAL” PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Filsafat ilmu sosial merupakan sebuah ilmu yang
mempelajari bagaimana upaya untuk mencari sebuah kebenaran dengan mengunakan akal budi mengenai hakekat ilmu sosial, sebab-sebab munculnya, asal usul ilmu dengan cara-cara yang sistematis, koheren dengan metode tertentu. Perilaku sosial dalam kajian sosiologi dapat disesuaikan dengan teori kebenaran yang ada pada kajian filsafat ilmu yakni teori tentang kebenaran yang pertama yaitu teori korespondensi atau the corespondencetheory of truth, yang akan dibahas dalam makalah ini. IDENTIFIKASI MASALAH Perilaku Sosial c Perilaku dalam masyarakat bersifat tidak tetap dapat berubah sesuai dengan keadaan.
Hubungan Perilaku Sosial Itu
Kebenaran Sebuah Kebenaran Kebenaran yang ada dalam filsafat ialah kebenaran yang berdasarkan pada akal budi. Kebenaran muncul Perilaku sosial dikatakan sebuah kebenaran karena seiring dengan adanya filsafat yang merupakan induk sesuai dengan fakta yang ada sesuai dengan teori ilmu pengetahuan. kebenaran korespondensi. RUMUSAN MASALAH c
Perilaku setiap individu selalu memiliki
perbedaan, sehingga kita tidak bisa mengatakan bahwa perilaku sosial seorang individu satu itu benar dan mengatakan terhadap individu lainnya bahwa itu benar. Contoh yang sering ditemui ialah perilaku menyapa orang yang lebih tua jika bertemu dijalan. PEMBAHASAN Pengertian Weber membuat klasifikasi mengenai perilaku sosial atau Perilaku Sosial tindakan sosial menjadi 4 yaitu: 1. Kelakuan yang diarahkan secara Perilaku adalah merupakan rasional kepada tercapainya perbuatan atau tindakan dan suatu tujuan. perkataan seseorang yang 2. Kelakuan yang berorientasi sifatnya dapat diamati, kepada nilai. digambarkan dan dicatat oleh 3. Kelakuan yang menerima orang lain ataupun orang yang orientasi dari perasaan atau melakukannya. emosi atau afektif. 4. Kelakuan tradisional bisa dikatakan sebagai tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. PEMBAHASAN Pengertian Kebenaran Adapun teori-teori tentang kebenaran, ada tiga macam yakni:
Kebenaran menurut Bradley adalah 1. Teori Korespondensi (The
kenyataan namun kenyataan itu tidak Correspondence Theory of selalu yang seharusnya terjadi, Thruth) karena kenyataan yang terjadi bisa 2. Teori konsistensi atau Teori berbentuk ketidakbenaran, sehingga Koherensi (Coherence Theory munculah dua pengertian kebenaran. of Truth) Pertama adalah kebenaran yang 3. Teori Pragmatik (The Pragmatic berarti nyata-nyata terjadi disatu Theory of Truth) pihak dan yang kedua adalah kebenaran dalam arti lawan dari keburukan (ketidakbenaran). PEMBAHASAN Pengertian Weber membuat klasifikasi mengenai perilaku sosial atau Perilaku Sosial tindakan sosial menjadi 4 yaitu: 1. Kelakuan yang diarahkan secara Perilaku adalah merupakan rasional kepada tercapainya perbuatan atau tindakan dan suatu tujuan. perkataan seseorang yang 2. Kelakuan yang berorientasi sifatnya dapat diamati, kepada nilai. digambarkan dan dicatat oleh 3. Kelakuan yang menerima orang lain ataupun orang yang orientasi dari perasaan atau melakukannya. emosi atau afektif. 4. Kelakuan tradisional bisa dikatakan sebagai tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. PEMBAHASAN Kebenaran suatu perilaku sosial hanya dapat dimengerti dari arti subjektif dan pola-pola Perilaku Sosial motivasional yang berkaitan dengan perilaku Sebuah tersebut, yang mana setiap perilaku sosial Kebenaran pasti memiliki motif atau tujuan.
Jika suatu kebenaran itu Contoh sebuah perilaku sosial yang
berdasarkan fakta maka perilaku sesuai dengan fakta yang dapat disebut sosial yang dibahas disini ini sebagai suatu kebenaran adalah merupakan perilaku sosial yang seorang anak muda bertemu dengan berdasarkan perilaku yang nyata. orang yang lebih tua maka harus menyapa, jika tidak maka akan menjadi Perilaku sosial sebagian dapat permasalahan dalam tata aturan dimengerti sebagai suatu masyarakat tersebut yang mana telah manifestasi rasionalitas, namun mempercayai bahwa anak muda yag sebagian juga tidak dapat baik dan sopan pasti hormat kepada dimengerti sebagai suatu orang yang lebih tua dengan cara manifestasi rasionalitas. menyapa jika bertemu. PEMBAHASAN Ontologi Ilmu Dalam persoalan ontologi, sebuah objek dapat dipaparkan melalui lima Sosial butir pertanyaan. Pertama, objek tersebut bersifat satu atau banyak. Ontologi secara etimlogis berasal Kedua, bersifat transenden atau dari bahasa yunani onto yang imanen. Ketiga, permanen atau berarti sesuatu yang sungguh- baharu (berubah-ubah). Keempat, sungguh ada, kenyataan yang jasmani atau rohani. Kelima, objek sesungguhnya, dan logos yang tersebut bernilai atau tidak. berarti studi tentang, teori yang dibicarakan (Angeles,1981). Setelah mengetahui objek dari ilmu sosial, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu sosial merupakan ilmu yang berada dalam struktur-struktur, dan mengambil bagian yang menentukan proses alam (imanen). PEMBAHASAN Epistimologi Ada dua pandangan tentang ilmu sosial khususnya yaitu: Ilmu Sosial 1. lmu Sosial Bersifat Universal Hal ini berarti ilmu sosial tidak tergantung pada Epistimologi berasal dari bahasa yunani apa, siapa, kapan dan dimana dikembangkan. Klaim episteme yang berarti pengetahuan dan universalitas metode ilmu sosial itu hanyalah logos yang berarti ilmu atau teori. klaim naif. Pandangan ini beranggapan bahwa ilmu Artinya, epistimologi adalah cabang sosial berkembang seiring perkembangan filsafat yang mempelajari tentang masyarakat hakikat sebuah pengetahuan. Dapat juga 2. Metode Induktif dikatakan bahwa epistimologi bekerja Dalam mempelajari tentang gejala-gejala dalam ranah metodologis sebuah ilmu sosial, biasanya dilakukan dengan pengetahuan. menggunakan metode induktif, sebab metode induktif lebih mengacu pada sesuatu yang nampak (empiris), dan sebuah gejala merupakan hal yang empirik. PEMBAHASAN Aksiologi Ilmu Sosial Landasan aksiologis yang dimaksud adalah pandangan tentang nilai yang mendasari Aksiologi secara etimologis berasal asumsi asumsi ilmu sosial. Polemik yang dari kata axios yang berarti nilai dan berkepanjangan yang menandai logos yang berarti ilmu atau teori. perkembangan ilmu-ilmu social adalah Jadi aksiologi dapat diartikan berkaitan dengan klaim bebas dan tidak sebagai ilmu atau teori yang bebas nilai dalam ilmu- ilmu social. mempelajari hakikat nilai. Bebas nilai artinya ilmu social harus mengacu pada ilmu-ilmu alam yang berusaha menangkap hukum- hukum alam yang objektif yang tidak tercemari oleh kepentingan-kepentingan manusiawi. PEMBAHASAN Lahirnya revolusi Prancis tahun 1789 M yang Konstruksi Filsafat Sosial kemudian diikuti oleh revolusi baru tahun dan Ilmu-Ilmu Sosial 1830 dan 1848, (Hamersma:51) telah meruntuhkan susunan masyarakat feodal dan mengawali proses demokratisasi, dialami oleh Filsafat sosial merupakan cabang dari banyak orang sebagai sebuah kejutan. filsafat yang mempelajari persoalan sosial kemasyarakatan secara kritis, Di sisi lain bahwa mempelajari perilaku radikal dan komprehensif. manyarakat tidak perlu dengan teori tetapi Sejak Plato, dan Aristoteles kajian cukup dengan common sense, dalam hal ini terhadap persoalan-persoalan harus dipandang dalam dua hal. Pertama, kemasyarakatan sudah menjadi objek pandangan itu turun dari cara pemahaman penelitian tersendiri. yang berbasis pada sosiologi pengetahuan yang berfokus pada pengetahuan sehari-hari orang awam. Kedua, pernyataan tersebut lebih merupakan sinisme kaum positivis yang menganggap bahwa hanya fenomena alam yang bisa dijelaskan lewat postulat, paradigma, teori, konsep, perspektif dan lain-lain. PEMBAHASAN Filsafat Sosial di Ritzer merupakan orang yang Tengah Komplektisitas mengakomodasi beberapa hal dari Kuhn, Perubahan Sosial terutama model paradigma dan sekaligus mengambil ide Friedrich tentang dual paradigma. Bagi Ritzer, Perubahan sosial sebagai perubahan sosiologi sebagai body of scince tidak yang terjadi dalam jangka waktu harus terjebak dalam penerapan model tertentu. Konsep dasar perubahan sosial tunggal paradigma secara kaku, namun mencakup tiga hal yakni: perbedaan, pada sosiologi memiliki paradigma jamak. waktu berbeda, dan di antara keadaan sistem sosial yang sama. Dengan demikian perubahan sosial adalah setiap Filsafat sosial sebagai ilmu kritis perubahan yang tak terulang dari sistem mempunyai karakter berbeda dari ilmu sosial sebagai satu kesatuan (Piotr sosial positif. Karena sifatnya yang kritis, Sztompka, 2007). maka filsafat sosial mengenal apa yang disebut sebagai praxis dimana aksi berperan sebagai sumber dan pengesahan teori. PENUTUP KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulakan bahwa suatu perilaku sosial dikatakan benar jika sesuai dengan fakta yang telah ada dan mencakup pada pengertian dari teori perilaku sosial menurut Max Weber dan teori kebenaran yang sesuai. PENUTUP SARAN
Untuk menentukan sebuah
perilaku sosial itu sesuai dengan kebenaran atau tidak harus dilihat dan dimengerti menurut arti subjektif dan pola-pola motivisional yang berkaitan dengan perilaku tersebut karena tidak semua perilaku dapat dimengerti sebagai suatu manifestasi rasional atau sesuai akal. SESI DISKUSI THANK YOU