Anda di halaman 1dari 66

MEMBANGUN ANTI KORUPSI

DALAM RANGKA MEWUJUDKAN

WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI

Acara :
Direktorat Penyehatan Lingkungan
ACARA DITJEN P2PL 3 MARET 2015
Tgl. 4 Maret 2015

WRS-INVEST 2015
1
ANTI
KORUPSI

Nama : Drs Wayan Rai Suarthana,Akt.MM.

Tempat dan Klungkung (Bali) 1957


tanggal lahir

Pendidikan : S1 Akuntansi
S2 Keuangan
Mengikuti berbagai diklat anti korupsi
Pekerjaan : Inspektur Investigasi Itjen Kemenkes sejak
Januari 2011

WRS-INVEST 2013 2
OUTLINE PAPARAN

1. ANTI KORUPSI ??
2. KORUPSI ?
3. FRAUD DAN KORUPSI ?
4. PERBUATAN TERGOLONG TPK DI INDONESIA ?
5. DATA INDEK PEMBERANTASAN KORUPSI (IPK) ?
6. KONDISI KEMENKES SEBELUM DAN SESUDAH 2011 ?
7. UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN KORUPSI DI KEMENKES
2011 SD 2014 ? DALAM MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS
DARI KORUPSI
ANTI KORUPSI ??

SIKAP DAN PERILAKU YANG TIDAK


MENTOLERIR / TIDAK KOMPROMI
TERHADAP BENTUK-BENTUK KORUPSI
PERLUNYA ANTI KORUPSI Foreksik
Audit

 Korupsi merugikan masyarakat


 Korupsi di Indonesia sudah
memprihatinkan dan masif. Kasus korupsi
telah menjangkiti hampir pada sebagian
besar oknum masyarakat (eksekutif,
legislatif, yudikatif, pengusaha, tokoh
masyarakat..dll.)

Data indeks pemberantasan korupsi di Indonesia bergerak lambat


dari target IPK 50 tahun 2014, hanya mencapai realisasi 34. Jika
dibandingkan dengan IPK tahun 2013 sebesar 32 dengan
peringkat 114 , tahun 2014 terjadi kenaikan 2 point menjadi 34
dengan peringkat 105. Hal ini menunjukkan bahwa pemberantasan
korupsi di Indonesia meningkat sangat lambat
POSISI INDONESIA BERDASARKAN IPK DI ASEAN
TAHUN 2013-2014
Negara Skor CPI Peringkat
Singapura 86 5
Hong Kong 75 15
Taiwan 61 36
Korea Selatan 55 46
China 40 80
Filipina 36 94
Indonesia 32 34 114 105
Vietnam 31 116
Timor Leste 30 119
Myanmar 21 157
Posisi Indonesia Tahun 2012 : Skor 32, Peringkat 118
Indonesia
RANK : 114/177
SCORE
IPK : 2012 32
2013 32
PROBLEM KORUPSI INDONESIA :
KORUPSI BIROKRASI DAN KORUPSI POLITIK

5.0 Jasa Kesehatan dipersepsikan


korup oleh masyarakat
4.5
4.0
3.5
Lembaga Masyarakat Sipil; 2,8
Lembaga Keagamaan; 2,7

3.0

Pegawai Negeri Sipil; 4,0


Jasa Pendidikan; 3,2

2.5 Jasa Kesehatan; 3,3

Partai Politik; 4,3


Pengusaha; 3,4

Parlemen; 4,5
Peradilan; 4,4
2.0
Militer; 3,1
Media, 2.4

Polisi; 4,5
1.5
1.0
Skala 1-5, Skor 1 berarti tidak korup sama sekali, sedangkan Skro 5 berarti sangat korup

Sumber: Global Corruption Barometer (2013)


8
HASIL ASSESSMENT
PERSEPSI BUDAYA ANTI KORUPSI PEGAWAI
DI 10 SATKER TERPILIH

94%
100% 84% 85%
80% 83%
90% 77%
80% 64% 68%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Kebutuhan hidup & Gratifikasi  Skor Nilai Terendah


Rata-rata Pegawai beranggapan bahwa pendapatan belum
cukup untuk kebutuhan hidup dan gratifikasi adalah hal wajar 9
Pengertian Korupsi (Corruption) Foreksik
Audit

Menurut ACFE, korupsi sebagai salah satu bentuk fraud terdiri


dari benturan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery),
pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan (economic
extortion).
Pengertian Korupsi menurut Undang‐undang 31 tahun 1999 jo
Undang‐undang 20 tahun 2001 adalah perbuatan yang diancam
dengan ketentuan pasal‐pasal UU No 31 tahun 1999. Dalam salah
satu pasal, korupsi terjadi apabila memenuhi 3(tiga) kriteria yang
merupakan syarat bahwa seseorang bisa dijerat dengan
undang‐undang korupsi, ketiga syarat tersebut adalah:
1. Melawan hukum;
2. Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi;
3. Merugikan keuangan negara atau perkonomian negara.
Foreksik
Audit

Black Law Dictionary mendifinisikan fraud


sebagai suatu kecurangan, baik dalam bentuk
penggelapan atau penipuan yang dilakukan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau
orang lain.
Unsur-unsur Pembentuk Fraud
1. Adanya kesengajaan untuk memberikan pernyataan yang salah atau
menyesatkan (misrefresentation), pernyataan tersebut dapat berupa
laporan,data atau informasi atau bukti transaksi;
2. Adanya perbuatan yang melanggar peraturan standar, ketentuan dan
dalam situasi tertentu melanggar hukum;
3. Terdapat penyalahgunaan kedudukan, pekerjaan, dan jabatan untuk
kepentingan pribadi;
4. Fakta-fakta penyimpangan tersebut meliputi masa lampau atau
sekarang, karena perhitungan kerugian yang diderita korban umumnya
dihubungkan dengan perbuatan yang sudah ada dan sedang terjadi
5. Fakta-fakta penyimpangan tersebut didukung dengan bukti material
yang obyektif sesuai dengan hukum (material in a fact) ;
6. Perbuatan yang dilakukan secara sengaja atau kecerobohan yang
disengaja dengan maksud pembaca tertipu atau salah membaca dan
memahami data;
7. Adanya pihak yang menderita kerugian dan sebaliknya ada pihak yang
mendapatkan manfaat atau keuntungan secara tidak syah, baik dalam
bentuk uang atau harta maupun keuntungan ekonomis lainnya.
Perbedaan antara Fraud dengan Negligence(ceroboh)
dan Error
Perbedaan Keterangan
Error Kesalaahan yang tidak sengaja, biasanya terkait pekerjaan
akuntansi seperti kesalahan perhitungan matematis,salah
pengukuran, salah estimasi, salah interpretasi standar akuntansi
dan atau aturan.
Negligence Kelalaian atau sembrono, kegagalan bertindak dengan cermat
pada situasi yang sama yang dihadapi orang lain yang
kemampuannya setara, mengabaikan tanggung jawab atau tdk
ada keperdulian dan tidak cermat.
Fraud Kesalahan dilakukan dengan sengaja untuk menyesatkan
pembaca/pengguna laporan keuangan, dengan motif
manguntungkan diri sendiri atau pihak lain/orang lain.
Dampak Fraud
1. Kualitas layanan umum rendah
2. Fasilitas yang disediakan pemerintah berkualitas rendah
3. Meningkatkan beban rakyat karena institusi yang menyedikan
pelayanan publik tidak efisien dan efektif
4. Meningkatkan kemiskinan
5. Ketidak merataan dan ketidak adilan distribusi ekonomi
6. Meningkatnya angka kejahatan dan masalah-masalah sosial
sebagai dampak kemiskinan dan kesengsaraan rakyat
7. Terancamnya kesatuan nasional sebagai dampak ketidak adilan
dan ketidakmerataan distribusi ekonomi
8. Demokrasi dilanggar dimana hanya segelintir orang tertentu yang
mengatur kebijakan dan politik dan ketidak seimbangan
kekuasaan dan partisipasi serta kontrol masyarakat
Foreksik
Jenis-jenis Kecurangan(Fraud) Audit

• Migdad (2008) mendifinisikan tindakan fraud ke


dalam 3(tiga) kelompok, yaitu : korupsi,
penggunaan aset yang tidak selayaknya (asset
misappropriation), dan fraud atas laporan
keuangan (seperti menutupi atau menyimpan
informasi penting yang dapat menyesatkan dan
merugikan pengguna laporan tersebut).

Korupsi
Terdapat 3(tiga) jenis korupsi, yaitu : Benturan kepentingan (conflic
of interest), bribery (penyuapan), dan extortion (pemerasan).
Menurut hasil riset (Migdad 2008), korupsi meliputi sekitar
sepertiga dari seluruh fraud, sedangkan penyuapan dan
pemerasan sangat sukar untuk diungkapkan kecuali ada pengaduan
atau ketangkap tangan.
Foreksik
Audit

Asset Misappropriation
Bentuk-bentuk penyalahgunaan aset, antara lain:
- Pencurian kas, seperti mengambil uang kas di
brankas, pembayaran kas untuk kreditur fiktif,
hasil penagihan kepada debitur yang tidak
disetorkan ke kas, pembayaran pegawai fiktif.
- Kecurangan dalam inventory, seperti pencurian
persediaan
- Penggunaan aset perusahaan atau negara
untuk kepentingan pribadi
- Dll.
Foreksik
Audit
Kecurangan Laporan Keuangan
Berbagai cara sering dilakukan seperti
menghilangkan transaksi, membuat transaksi
palsu, pernyataan saldo akhir yang salah
secara sengaja, dll.
BENTUK –BENTUK KORUPASI Foreksik
Audit

Ps 2,3
aps.8
Ps.9
Ps.7(1) a,b,c,d.
Ps.7(2)
Ps 10.a,b,c. Ps.12(h)

1.
Korupsi 3. 5.
Kerugian Penggelapan Perbuatan
Keuangan dalam jabatan Curang
negara
UU No.31/1999 Jo
UU No.20/2001 ttg
7. Ps.12B jo
TPK Gratifikasi ps.12 C

2. 6.
Korupsi kaitan 4. Benturan
ADA 30 BENTUK/JENIS dg. Suap Pemerasan Kepentingan
TPK, DIKELOMPOKKAN Menyuap Pengadaan
MENJADI 7
Ps .5(1) a,b
Ps .5(2)
Ps.12 e,f,g. Ps.12 i
Ps. 6(1) a,b,(2),
Ps. 12.a,b,c,d.

WRS-INVEST 2013 18
7 (tujuh) BENTUK KORUPSI

1 Kerugian Keuangan Negara

2 Suap Menyuap

3 Penggelapan Dalam Jabatan

4 Pemerasan

5 Perbuatan Curang

6 Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan

7 Gratifikasi

06/11/2013 19
Pengertian Korupsi 16
PENGERTIAN TP KORUPSI
UU No 31 Tahun 1999 Jo.UU No 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

PASAL 2 (1)
SETIAP ORANG YANG SECARA MELAWAN HUKUM
MELAKUKAN PEBUATAN MEMPERKAYA DIRI SENDIRI DAN
ATAU ORANG LAIN ATAU SUATU KORPORASI YANG DAPAT
MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN
NEGARA, DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA SEUMUR
HIDUP ATAU PIDANA PALING SINGKAT 4 (EMPAT) TAHUN
DAN PALING LAMA 20 TAHUN, DENDA PALING SEDIKIT
RP200.000.000,- DAN PALING BANYAK RP1.000.000.000,-
.
Foreksik
GONE Theory (Bologna 1993) Audit

Greed Perilaku serakah sebagai potensi


dalam diri setiap orang
Opportunity
adanya kondisi organisasi atau
masyarakat yg memberikan kesempatan untuk
melakukan kecurangan
Needs
Kebutuhan penunjang kehidupan
yang menurutnya wajar
Exposure

Pengungkapan, konsekuensi yg akan


dihadapi oleh pelaku apabila diketahuinya
kecurangan
WRS-INVEST 2013 21
Foreksik
Audit
Hasil Penelitian IIA Research Foundation tahun 1984
Karena adanya kesempatan (opportunity) :
a. Terlalu mempercayai bawahan;
b. Kelemahan prosedur otorisasi dan persetujuan manajemen
c. Kurangnya penjelasan dalam informasi keuangan pribadi(kecurangan
perbankan);
d. Tidak ada pemisahan antara pemberian wewenang transaksi dan
penjagaan aset;
e. Tidak ada pengecekan independen terhadap kinerja;
f. Kurangnya perhatian terhadap uraian secara rinci (detail);
g. Tidak ada pemisahan antara pemegang aset dan fungsi pencatatan;
h. Tidak ada pemisahan tugas akuntansi;
i. Kurang jelasnya pemberian wewenang;
j. Departemen/bagian jarang diperiksa;
k. Pernyataan tidak ada benturan kepentingan tidak disyaratkan;
l. Dokumen dan pencatatan kurang memadai.
Pembenaran (Rationalization)
Terjadi dalam hal seseorang atau sekelompok orang
membangun pembenaran atas kecurangan yang dilakukan.
Pelaku fraud biasanya mencari alasan pembenaran bahwa
yang dilakukannya bukan pencurian atau kecurangan, seperti:
a. Saya benar‐benar perlu uang, akan dikembalikan setelah
menerima gaji;
b. Saya tidak merugikan siapa‐siapa, perusahaan tidak
bangkrut karenanya;
c. Saya mau menyumbangkannya untuk orang tidak mampu;
d. Semua orang juga melakukannya.
Fraud Triangle Theory
Dr. Donald Cressey (AFCE),
perilaku menyimpang (fraud) didukung oleh:

Pressure
(tekanan)

Opportunity Rationalization
(kesempatan) (pembenaran)

Ketiga unsur tsb saling berkaitan dan membentuk suatu


segitiga sama sisi, yg artinya peranan masing-masing faktor
atau unsur saling berhubungan dengan derajat yg seimbang
WRS-INVEST 2013 24
Foreksik

TAHAPAN KORUPSI Audit

Halus
3. KONVERSI
dan canggih

2. MENYEMBUNYIKAN

1. MELAKUKAN FRAUD

WRS-INVEST 2013 25
FENOMENA Kasus yang Foreksik
GUNUNG ES terungkap Audit

Kasus yang
TIDAK terungkap

WRS-INVEST 2013 26
DUA FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

Faktor internal
merupakan
penyebab korupsi yang faktor penyebab
datang dari diri pribadi terjadinya korupsi karena
sebab-sebab dari luar.

06/11/2013 27
FRAUD (TEORI DIAMOND FRAUD)

06/11/2013 28
CAPABILITY
1. POSITION/FUNCTION : Memiliki posisi ttt
cenderung korup
2. BRAINS : semakin pintar, semakin berpeluang
3. CONFIDENCE/EGO: Koruptor lebih percaya diri
4. COERCION SKILL : Humanis, jiwa sosial, mampu
mempengaruhi orang lain
5. EFECTIVE LYING: Berbohong secara konsisten dan
efektif
6. IMMUNITY to STRESS: tenang, mampu kontrol
emosi

06/11/2013 29
3 tingkatan KORUPSI
Material benefit
(Mendapatkan keuntungan material
yang bukan haknya melalui
kekuasaan)

Abuse of power
(Penyalahgunaan kekuasaan)

Betrayal of trust
(Pengkhianatan kepercayaan)
Pengkhianatan terhadap kepercayaan
(betrayal of trust)
• Pengkhianatan  korupsi
paling sederhana
• Orang mengkhianati
kepercayaan adalah
koruptor.
• Amanat dapat berupa
apapun, baik materi maupun
non materi
• Anggota DPR memanfaatkan
jabatan untuk kepentingan
pribadi merupakan bentuk
korupsi
KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN
GRATIFIKASI (ps 12 b dan ps.12 c)
Pasal 12 B

(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian bahwa gratifikasi
tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima gratifikasi;
b. yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi
tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.
(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus
juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 12 C
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku, jika
penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
(2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib dilakukan oleh
penerima gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal
gratifikasi tersebut diterima.
(3) Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam waktu paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan wajib menetapkan gratifikasi
dapat menjadi milik penerima atau milik negara.
(4) Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) dan penentuan status gratifikasi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) diatur dalam Undang-Undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. WRS-INVEST 2013 32
KORUPSI YANG TERKAIT DENGAN
GRATIFIKASI

Perbuatan korupsi menurut pasal ini harus memenuhi


unsur-unsur :
1. Pegawai negeri atau penyelenggara negara
2. Menerima gratifikasi
3. Yang berhubungan dengan jabatan dan
berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya
4. Penerimaan gratifikasi tersebut tidak dilaporkan
ke KPK dalamjangka waktu 30 hari sejak
diterimanya gratifikasi

WRS-INVEST 2013 33
SANKSI ATAS PELANGGARAN GRATIFIKASI

Pidana bagi Pegawai Negeri atau


Penyelenggara Negara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12b ayat 1, adalah:
Pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana
denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

WRS-INVEST 2013 34
Contoh Gratifikasi
 Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah
dibantu.
 Hadiah atau sumbangan pada saat perkawinan anak dari pejabat oleh
rekanan kantor pejabat tersebut.
 Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat atau keluarganya untuk
keperluan pribadi secara cuma-cuma.
 Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat untuk pembelian
barang/jasa dari rekanan.
 Pemberian pinjaman tanpa bunga kepada pejabat dari rekanan.
 Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat.
 Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya
dari rekanan.
 Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat pada saat kunjungan
kerja.
 Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat pada saat hari kerja
keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya.
Seluruh pemberian tersebut di atas, dapat dikategorikan sebagai
gratifikasi, apabila ada hubungan kerja atau kedinasan antara pemberi
dengan pejabat yang menerima, dan/atau

WRS-INVEST 2013 35
PERMENKES 14/2014 TENTANG
PENGENDALIAN GRATIFIKASI
DI LINGKUNGAN KEMENKES

1 Kategori Gratifikasi

2 Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)

3 Mekanisme pelaporan Gratifikasi

36
Kenapa Diperlukan Pengendalian Gratifikasi
di Lingkungan Kemenkes ??
UU No 31/1999
Juncto UU No
20/2001 tentang
Pemberantasan TPK Permenkes
14/2014
Ttg Pengendalian
mengatur 30 jenis TPK, dikelompokkan menjadi 7 jenis TPK, Gratifikasi
salah satu diantaranya adalah gratifikasi (pasal 12 B (1)
dan(2) dan penjelasannya

Pasal 12 B ayat 1
Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap,
apabila berhubungan dengan dan berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya
• Dilatar Belakangi
Pasal 12 C ayat (1)
Bahwa Pasal 12 B ayat (1) tidak berlaku jika oleh Berbagai
penerima melaporkan gratifikasi paling lambat 30 Isu-isu penting
(tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal
gratifkasi tersebut diterima.

Penjelasan pasal 12B ayat (1) tentang pengertian


gratifikasi)
APA ITU GRATIFIKASI ??

Gratifikasi adalah : Pemberian


Gratifikasi uang, barang, rabat (discount), komisi
Pasal 1 Permenkes pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan,
No.14/2014 fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas
lainnya baik yang diterima di dalam
negeri maupun di luar negeri dan yang
dilakukan dengan menggunakan sarana
elektronik atau tanpa sarana elektronik
yang berhubungan dengan jabatan atau
kewenangan (penjelasan Pasal 12 B
Ayat(1) UU 31/1999 jo UU 20/2001)
KATEGORI GRATIFIKASI

Gratifikasi

Tidak
Dianggap
Dianggap
Suap
Suap

Tidak
Terkait
Terkait
Kedinasan
Kedinasan
39
GRATIFIKASI DIANGGAP SUAP

Meliputi penerimaan namun tidak terbatas pada:


1. Marketing fee atau imbalan terkait pemasaran
produk;
2. Cash back yang diterima instansi digunakan
untuk kepentingan pribadi ;
3. Gratifikasi terkait pengadaan barang/jasa,
pelayanan publik atau proses lainnya;
4. Sponsorship terkait pemasaran atau penelitian
suatu produk.

40
GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP

1. Gratifikasi Tidak dianggap suap Terkait Kedinasan:


Meliputi gratifikasi yang diperoleh namun tidak terbatas pada:
 Cinderamata dalam kegiatan resmi kedinasan (rapat, seminar,
workshop, konfrensi pelatihan dll)
 Kompensasi diterima terkait kegiatan kedinasan seperti
honor, transport akomodasi sesuai standar biaya yang berlaku
di instansi pemberi sepanjang tidak terdapat pembiayaan
ganda, nilai wajar, tidak terdapat konflik kepentingan dan
tidak melanggar ketentuan yang berlaku di instansi penerima.
 Sponsorship diberikan pada organisasi terkait pengembangan
institusi, perayaan tertentu ysng dimanfaatkan secara
transparan dan akuntabel
 Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg
mendapat ijin tertulis atasan.

41
…….LANJUTAN GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP

2. Gratifikasi Yang Tidak Dianggap Suap Tidak Terkait Kedinasan :


a. Diberikan orang lain yang memiliki hubungan keluarga
(kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/isteri, anak/menantu,
cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik/ipar, sepupu, dan
keponakan, sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dg
penerima gratifikasi.
b. Diberikan orang lain dalam acara pernikahan, keagamaan, adat
yang tidak ada konflik kepentingan yang dilaporkan ke KPK dan
setelah diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap.
c. Pemberian instansi berasal dari sumbangan bersama kepada
Aparatur Kemenkes selain upacara sebagaimana dimaksud pada
huruf b yang dilaporkan ke KPK dan setelah diverifikasi KPK
dinyatakan tidak dianggap suap;
d. Pemberian dari atasan kepada bawahan sepanjang tdk
menggunakan anggaran negara;

42
…….LANJUTAN GRATIFIKASI TIDAK DIANGGAP SUAP

e. Pemberian dari sesama aparatur terkait acara perayaan


menyangkut kedudukan/jabatannya seperti pisah sambut,
promosi jabatan, pensiun yang dilaporkan ke KPK dan setelah
diverifikasi KPK dinyatakan tidak dianggap suap;
f. Pemberian dari sesama aparatur terkait musibah/bencana yang
dialami penerima gratifikasi atau keluarganya sepanjang tidak
mempunyai konflik kepentingan;
g. Hadiah, hasil undian, diskon/rabat, voucher, point reward atau
souvenir yang berlaku umum;
h. Hidangan, sajian yang berlaku umum;
i. Prestasi akademis/non akademis yang diikuti dengan
menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan,
perlombaan/kompetisi.
j. Keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi, saham
pribadi yang berlaku umum;
k. Kompensasi/pengahasilan/jasa profesi saat jam kerja yg
mendapat ijin tertulis atasan langsung/pihak lain yang
berwenang. 43
Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)

Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)


adalah Unit pelaksana program
pengendalian gratifikasi

44
….Lanjutan UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI

UPG Kemenkes :
Analisa, pelaporan, monev ke KPK
terkait Gratifikasi

UPG Unit Utama :


Unit
Penerima laporan dari aparatur
Pengendalian Kemenkes, klarifikasi dan
Gratifikasi mengumpulkan berkas terkait
gratifikasi
(UPG)
UPG Unit Pelaksana Teknis :
Penerima laporan dari aparatur
Kemenkes, klarifikasi dan
mengumpulkan berkas terkait
gratifikasi
45
MEKANISME PELAPORAN GRATIFIKASI

 Aparatur Kemenkes wajib lapor gratifikasi ke KPK


 Untuk mempermudah koordinasi, pelaporan gratifikasi di
lingkungan Kemenkes dapat dilakukan melalui Unit Pengendalian
Gratifikasi (UPG).
 Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada UPG
Kemenkes, harus memberitahukan kepada UPG Unit Utama atau
UPG UPT disertai bukti tanda terima dari UPG Kemenkes.
 Dalam hal Aparatur Kemenkes melaporan gratifikasi kepada KPK,
harus memberitahukan kepada UPG Kemenkes disertai bukti
tanda terima dari KPK.
 Ketentuan pelaporan gratifikasi dikecualikan bagi gratifikasi yang
ditetapkan sebagai tindak pidana korupsi dan/atau sedang dalam
proses hukum

46
Batasan Waktu Pelaporan GRATIFIKASI

KPK

15 hari
30 hari

5 hari UPG Kemenkes

5 hari
UPG Unit Utama

5 hari
UPG Unit
Pelaksana Teknis

Aparatur
Kemenkes 47
KETENTUAN LAIN
Setiap pihak ketiga yang
bekerja atau menjadi
mitra Kementerian
Kesehatan wajib
menandatangani pakta
integritas

48
DAMPAK MASIF KORUPSI
Korupsi tidak hanya berdampak
terhadap satu aspek kehidupan
saja. Korupsi
menimbulkan efek
domino yang meluas terhadap
eksistensi bangsa dan negara.

06/11/2013 49
51
Macet Lagi

52
kerugian negara akibat
korupsi 40%dana
APBN per tahun !!*
siapa yang menikmati?
•Transparansi Internasional (TI) Indonesia mencatat kalau uang rakyat dalam praktek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menguap oleh prilaku korupsi. Dwipoto Kusumo dari Transparansi Internasional
(TI) Indonesia mengatakan mengatakan, " Sekitar 30 sampai 40 persen dana menguap karena dikorupsi," katanya, korupsi terjadi 70
persennya pada pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah., Sabtu (30/07/2011) di Pangkalpinang. (Bangkapost 30 Juli 2011)

06/11/2013 53
Dampak Korupsi

perbedaan yang ada


di depan mata & tanpa jarak

06/11/2013 54
PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

AYUK PAK KEJAR TERUS JANGAN SAMPAI


LARI
DI CINA

DI CINA

KOOK LAMBAT PAK

WRS-INVEST 2013 55
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN
KORUPSI DI KEMENKES
• PENERAPAN SISTEM PENGENDLIAN INTERN PEMERINTAH
(SPIP) DI MASING-MASING UNIT KERJA/SATKER
• REPOSISI PERAN INSPEKTORAT JENDERAL DARI
WATCHDOG MENJADI QUALITY ASSURANCE, KONSULTATIF
DAN KATALISATOR
• REFORMASI BIROKRASI DENGAN 8 AREA PERUBAHAN DI
TINGKAT KEMENTERIAN
• PENERAPAN PROGRAM WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI
(WBK) DAN WILAYAH BIROKRAT BERSIH, KOMPETEN DAN
MELAYANI (WBBKM), , MATERINYA SAAT INI TELAH DIGANTI
DARI 8 (DELAPAN) INDIKATOR HASIL DAN 20(DUA PULUH)
INDIKATOR PROSES MENJADI 6 INDIKATOR RB (MINIATUR
RB DI TK SATKER)

 PENERAPAN STRATEGI PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI


 PENINGKATAN SIKAP DAN PERILAKU ANTI KORUPSI PARA PENYELENGGARA
DI LINGKUNGAN INTERNAL KEMENKES MELALUI KEGIATAN ANTI KORUPSI :
 SOSIALISASI,KAMPANYE ANTI KORUPI (PAMLET BENNER dll), DIKLAT ANTI
KORUPSI (PADA DIKLAT APARATUR, PRAJAB, MATA KULIAH POLTEKKES).
 KEGIATAN ANTI KORUPSI : MoU TTG. RATIFIKASI DENGAN PIHAK-PIHAK
TERKAIT, SOSIALISASI GRATIFIKASI....

WRS-INVEST 2013 56
Pengertian budaya

Budaya
(Edgard H. Schein)

Asumsi dasar yang diketahui


secara bersama-sama dan
dianggap benar secara internal
maupun eksternal sehingga
perlu diteruskan kepada
anggota masyarakat baru atau
generasi berikutnya.

06/11/2013 57
Mengapa Korupsi Bisa Menjadi Budaya ?

Mempertahankan
Tdk Cepat Puas Hedonis
Hidup

Gaya Hidup mewah, :


Budaya Hedonis Kebutuhan tersier &
sekunder menjadi primer

06/11/2013 58
A. NILAI-NILAI ANTI-KORUPSI

1 2 3 4
KEJUJURAN KEPEDULIAN KEMANDIRIAN KEDISIPLINAN

9 5
NILAI-NILAI TANGGUNG
KEADILAN
JAWAB
ANTI KORUPSI
6
8 7
KERJA KERAS
KEBERANIAN KESEDERHANAAN

JUPE MANDI TANGKER SEBEDIL


06/11/2013 59
B. PRINSIP-PRINSIP ANTI-KORUPSI

AKUNTABILITAS

TRANSPARANSI

KEWAJARAN

KEBIJAKAN

KONTROL KEBIJAKAN

06/11/2013 60
ASSESSMENT BUDAYA ANTI KORUPSI

SANGAT PERMISIF
SATUAN/U
NIT BUDAYA
PERMISIF
KERJA ANTI
KORUPSI
ANTI KORUPSI

SANGAT ANTI KORUPSI

Sikap Kepemimpinan 8 DIMENSI


Rekan Sejawat
RAWAN KORUPSI
Mitra Kerja (Aparatur di Satker Inferior)*
Mitra Kerja (Aparatur di Satker Superior)*
PENDEKATAN
Mitra Kerja (Non-Aparatur Negara)
Responden dan Peraturan/Ketentuan Kerja SOSIALISASI
Kebutuhan Pribadi/Satuan Kerja EDUKASI
Derajat Toleransi ADVOKASI
06/11/2013 61
STRATEGI KOMUNIKASI PBAK KEMENKES
KEPMENKES No: 232/Menkes/ Sk/Vi/2013, Tentang Strategi Komunikasi Pendidikan Dan
Budaya Anti Korupsi Kementerian Kesehatan Tahun 2013

1. PENYUSUNAN DAN SOSIALISASI BUKU PANDUAN PENGGUNAAN


FASILITAS KANTOR.
2. PENYUSUNAN DAN SOSIALISASI BUKU PANDUAN MEMAHAMI
GRATIFIKASI.
3. WORKSHOP/PERTEMUAN PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG
ANTIKORUPSI DENGAN TOPIK TENTANG GAYA HIDUP PNS,
KESEDERHANAAN, PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA SESUAI
DENGAN KEMAMPUAN LOKUS.
4. PENYEBARLUASAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI (DISIPLIN DAN
TANGGUNG JAWAB) BERKAITAN DENGAN KEBUTUHAN PRIBADI DAN
PERSEPSI GRATIFIKASI.
5. PENYEBARLUASAN INFORMASI TENTANG PERAN PENTING DAN
MANFAAT WHISTLE BLOWER DAN JUSTICE COLLABORATOR.
62
DAMPAK PENERAPAN PBAK

WTP LAPORAN KEUANGAN YANG


HANDAL (SESUAI SAP)

EFEKTIF & EFISIEN

PENGAMANAN ASET

KEPATUHAN THD UU

06/11/2013 63
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN

BETTER FASTER
(lebih baik) (lebih cepat)

CHEAPER
(lebih murah)

PELAYANAN PRIMA
20/02/2020 64
KEGIATAN PBAK KEMENKES 2013

B0.3 (TRIWULAN I)
PENETAPAN AREA POTENSI RAWAN KORUPSI :
 KEGIATAN PENGADAAN BARANG/JASA,
 PELAYANAN UNIT LAYANAN TERPADU(ULT),
 PENGELOLAAN DAN PENERIMAAN PNBP,
 PELAYANAN PUBLIK (LOKUS KANTOR PUSAT,
 UPT VERTIKAL : KKP JAKARTA,BBTKL JAKARTA, RSUD ADAM
MALIK MEDAN,RSUP DR.HASAN SADIKIN BANDUNG,RSUP
Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO MAKASSAR,POLTEKKES PEKAN
BARU,POLTEKKES KUPANG POLTEKKES MENADO, ULP
KEMENKES, ULT KEMENKES

Anda mungkin juga menyukai