Anda di halaman 1dari 54

 Secara umum, unsur transisi adalah kelompok unsur yang terletak pada blok d di

dalam sistem periodik unsur. Berdasarkan pengertian ini, unsur transisi periode
keempat terdiri atas skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr),
mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan zink (Zn)

 Unsur Transisi mempunyai sifat yang khas, di antaranya dalam satu periode
mempunyai titik didih,titik lebur,dan energi ionisasi yang tidak jauh berbeda. Sifat
khas unsur transisi tersebut disebabkan oleh konfigurasi elektronnya
Tabel 6.1 Konfigurasi Elektron Unsur Transisi Periode Keempat
a) Secara umum transisi adalah logam sehingga lebih sering disebut dengan logam
transisi
b) Dalam satu periode dari kiri ke kanan, sifat-sifatnya (energi ionisasi,jari-jari
atom,titik leleh,titik didih,dan massa jenisnya) tidak terlalu banyak berubah
Tabel 6.2 Sifat-Sifat Umum Unsur Transisi
 Kecuali Sc dan Zn, unsur unsur transisi periode keempat mempunyai bilangan
oksidasi lebih dari satu tingkat (Lihat Tabel 6.3)
 Bervariasinya bilangan oksidasi dari unsur transisi disebabkan oleh adanya
subkulit 3d yang belum terisi penuh. Tingkat energi dari lima orbital pada subkulit
3d relatif sama sehingga perubahan yang terjadi pada subkulit 3d akan mempuyai
tingkat kestabilan yang relatif sama pula.

Tabel 6.3 Bilangan Oksidasi Unsur Transisi Periode Keempat


 Umumnya, unsur transisi dapat membentuk senyawa dengan warna yang khas.
Warna yang terjadi pada senyawa unsur transisi berhubungan dengan bilangan
oksidasinya. Ion dari unsur yang sama dengan bilangan oksidasi yang berbeda,
dapat mempunyai warna yang berbeda pula
 Tabel 6.4 Warna Unsur Transisi Periode Keempat
 Salah satu sifat penting dari unsur transisi dan senyawanya adalah kemampuannya
untuk menjadi katalis pada reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh atau didalam
industri
Tabel 6.5 Beberapa katalis unsur transisi.
 Sifatkemagnetan dibedakan menjadi dua, yaitu sifat paramagnetik dan
diamagnetik. Suatu zat mempunyai sifat paramagnetik jika unsur atau senyawa
unsur tersebut ditarik oleh medan magnet. Unsur dikatakan mempunyai sifat
Diamagnetik jika unsur atau senyawa tersebut ditolak oleh medan magnet.
 Sifat Paramagnetik terjadi jika didalam atom unsur tersebut terdapat elektron yang
belum berpasangan. Unsur unsur transisi selain Zn akan bersifat Paramagnetik,
sebab pada orbital d terdapat elektron yang belum berpasangan. Semakin banyak
elektron yang belum berpasangan, semakin kuat sifat paramagnetiknya.
PENGERTIAN ION KOMPLEKS
 Ion kompleks merupakan ion yang
tersusun dari ion pusat (atom pusat) yang
dikelilingi oleh molekul atau ion yang
disebut dengan ligan.

 Antara ion pusat dengan ligan terjadi


ikatan koordinasi.

 Jumlah ikatan koordinasi yang terjadi


antara atom pusat dengan ligan disebut
dengan bilangan koordinasi.
TATA TULIS RUMUS KIMIA SENYAWA
KOMPLEKS
1. Lambang dari atom pusat selalu ditulis terlebih dahulu, baru ligannya.
2. Saat lebih dari satu ligan ada, ligan bermuatan negatif ditulis terlebih dahulu (urut
abjad) baru diikuti ligan netral (urut abjad juga).
3. Muatan pada senyawa kompleks adalah jumlah total muatan atom pusat dan ligan.
4. Rumus senyawa dileetakkan di dalam kurung kotak dengan muatan senyawa kompleks
sebagai superscript (pangkat) di luar kurung jika tidak nol.

Contoh:
[Cu(NH3)4]2+
[Cu(CN)4]2-
[CrCl(H2O)5]2+ atau [CrCl(H2O)5]Cl dengan Cl di luar adalah anion penyeimbang muatan
TATA NAMA SENYAWA KOMPLEKS
1. Kation disebutkan terlebih dahulu

Sama halnya dengan penamaan senyawa ionik, seperti NaCl, dimana kation terlebih
dahulu disebutkan baru anion.
2. Urutan penyebutannya adalah jumlah ligan - nama ligan - nama atom pusat (bilangan
oksidasi atom pusat)
3. Dalam rumus senyawa kompleks, atom pusat ditulis terlebih dahulu. Pada penamaannya,
ligan disebutkan sesuai urutan abjad dari nama ligannya bukan prefiksnya.
4. Nama ligan bermuatan negatif dari -ida menjadi -o dan dari -at menjadi -ato
5. Ligan netral diberi nama sesuai nama molekulnya (dalam bahasa latin)
Terjadi pengecualian untuk H20 yang disebut aqua dan NH3 yang disebut amin.
6. Saat ada lebih dari satu ligan yang sama, jumlahnya dinyatakan sebagai prefiks di- = 2, tri- = 3, tetra- = 4,
penta- = 5, heksa- = 6 dan seterusnya.
Contohnya jika ada dua ligan Cl-, disebut dikloro-.
7. Jika kompleksnya bermuatan negatif, akhir nama atom pusat berubah menjadi –at.
8. Jika ion kompleksnya tidak bermuatan atau bermuatan positif, tidak ditambah akhiran

9. Bilangan oksidasi atom pusat ditulis setelah penulisan nama atom pusat dalam kurung tanpa spasi.
STRUKTUR ION KOMPLEKS
 Ion kompleks terbentuk karena adanya ikatan
kordinasi antara atom pusat dengan ligan

 Atom pusat menyediakan orbital kosong yang


akan ditempati oleh pasangan elektron dan
ligan.

 Menurut teori Warner, ikatan terbentuk melalui


pembentukan orbital gabungan dari atom pusat.

 Orbital gabungan ini sering disebut dengan


orbital bastar atau hibridisasi.
IONISASI ION KOMPLEKS
 Apabila senyawa kompleks mengalami ionisasi dalam air, akan dihasilkan ion

kompleks dan ion sederhana atau ion kompleks keduanya.


C. UNSUR TRANSISI DI ALAM
UNSUR TRANSISI DI ALAM
 Unsur transisi umumnya terdapat dalam bentuk senyawanya di alam, kecuali unsur emas,

tembaga, dan perak yang juga dapat ditemukan dalam keadaan bebas. Untuk
mendapatkan unsur tersebut, dilakukan cara reduksi pada senyawa yang mengandung
unsur transisi.

 Mineral logam unsur transisi umunya terdapat dalam bentuk sulfida, oksida, atau karbonat

karena senyawa-senyawa tersebut sukar larut dalam air.

 Bentuk oksida umunya langsung direduksi oleh gas CO atau karbon, sementara untuk biji

sulfida harus dipanggang terlebih dahulu.


⤬ Skandium merupakan mineral
langka dari skandinavia yang Oksida scandium Sc2O3 dan
merupakan logam mengilap tetapi hiroksidanya Sc(OH)3 bersifat
mudah memudar jika terkena
udara. amfoter.
⤬ Mudah terbakar Halida scandium ScX3 X= Cl Br I,
⤬ Mudah bereaksi dengan air mudah larut dalam air kecuali ScF
⤬ Bermassa ringan (2,99 g/mL)
⤬ Mirip dengan alumunium.

Lampu hemat energy


Lampu wap raksasa
⤬ Titanium merupakan logam yang
mengilap, keras, dan kuat, tetapi
Industri
ringan penerbangan
⤬ Tahan terhadap korosi bahkan pada Otomotif
air laut
Alat kedokteran
⤬ Titanium banyak digunakan sebagai
logam paduan dengan besi, dan olahraga
alumunium, vanadium, dam
molybdenum. Perhiasan dan
⤬ Logam yang dihasilkan akan telepon genggam
bersifat ringan. Cat warna putih
⤬ Senyawa yang banyak dimanfaatkan Kosmetik
adalah titanium (IV) oksida (TiO2)
 Vanadium merupakan logam
mengilap keras dan tahan korosi
Gir roda (gir)
 Biasa digunakan untuk campuran
Perangkat mesin
oembuatan baja sehingga Katalis pada industri
menghasilkan sifat khusus
asam sulfat
 Vanadium tidak banyak menyerap
elektron
 Senyawa yang banyak digunakan
adalah Vanadium Pentaoksida
 Kromium.merupakan logam yang
mengilap keras dan bewarna agak
Stainless steel
kebiruan Mesin jet
 Kromium adalah logam tahan korosi
karena lapisan oksida tipis yang kuat
melindungi kromium
 Senyawa yang banyak digunakan adalah
Kromium (III) hidroksida yang
merupakan hidroksida amfoter yang jika
dipanaskan maka akan menghasilkan
Kromium (III) oksida yang bewarna hijau
 Mangan merupakan logam yang Rel kereta
mengilap sangat keras namun Topi baja tentara
rapuh. Obat pembersih kaca
Antiseptik
 Mangan biasa dipadukan dengan
Pigmen coklat pada cat
besi atau kromium sehingga
Glasir keramik
menjadi lebih kiat.
 Mangan juga merupakan logam
yang anti peluru
 Besi merupakan logam yang kuat, mudah dibentuk, Pengolahan air
dan ulet
limbah
 Bijih besi tersebar dipermukaan bumi dan proses
pemisahannya mudah Pewarna tekstil
 Pada proses awal pemisahan, besi dinaman besi Pewarna cat
tuang dimana ia keras tetapi mudah rapuh sehingga Tinta cetak biru
harus dikurnagkan kadar karbonnya menjadi besi
lunak Obat anemia
 Senyawa yang digunakan adalah Besi (II) yang
dikenal dengan fero dan besi (III) yang dikenal feri.
 Kobalt merupakan logam yang mengilap
berwarna kebiru-biruan dan bersifat
Tinta rahasia
magnetik kuat
 Pada logam Al, Ni, dan Co dikenal sebagai
alnico yang digunakan sebagai bahan
magnet
 Kobalt dapat dijadikan pelindung karena
daya tahan terhadap korusi tinggi
 Tahan pada suhu tinggi

 Ion komplek adalah larutan bewarna merah


yang jika dipanaskan akan berubah menjadi
biru kaeena melepas molekul air
 Nikel merupakan logam yang lunak,
mengilap dan tahan korosi
Peralatan dapur dan
 Beberapa senyawa nikel dapat
rumah
membentuk ion kompleks yang Baterai
bewarna khusus
Hidrogenasi minyak
sawit menjadi
margarin
 Tembaga merupakan logam yang bewarna merah
mengilap
Sering dijadikan
 Penhantar listrik yang baik
kuningan dan
 Jumlahnya sangat sedikit
perunggu
 Terdapat dua senyawa yaitu Tembaga (I) kupro dan
Tembaga (II) kupri.
 sering dijadikan indikator adanya air atau hidrat
pada suatu senyawa
 Zink adalah logam mengilap bewarna
biru serta mudah menjadi buram di
Logam paduan
udara terbuka Atap rumah
 Digunakan untuk melapisi besi Alat musik dan
melalui electroplanting
perhiasan
 Dapat memendar ketika terkena
medan listrik Pelapis kaca tabung
 Oksida Zink merupakan amfoter.
dan lampu tabung
 Skandium (Sc) diesktraksi dari bijih
Thortveitit [Sc,Y]2(Si2O7) yang diubah
menjadi oksidanya (Sc2O3). Selanjutnya,
diubah menjadi ScF3 dengan menambahkan
asam flourida.
 Senyawa ScF3 yang terbentuk direduksi
dengan logam kalsium.

Sc2O3(s) + 6HF(aq)  2ScF3(l) + H2O(l)


2ScF3(l) + 3Ca(s)  2Sc(s) + 3CaF2(l)
 Secara komersial, titanium diproduksi dengan cara mereduksi TiCl4
dengan reduktor logam magnesium. Senyawa TiCl4 diperoleh dari
TiO2 yang dipanaskan dengan gas klor dan kokas.
TiO2(s) + 2Cl(g) + 2C(s)  TiCl4(l) + 2CO(g)
 Senyawa TiCl4 yang terbentuk selanjutnya direduksi dengan logam
natrium atau magnesium pada suhu sekitar 500C.
TiCl4(l) + 4Na(l)  Ti(s) + NaCl(l)
 Logam vanadium diekstrasi dari bijih
vanadinit (Pb5(VO4)3Cl) atau patronit
(VS4), yang dengan beberapa pereaksi
(NaCl atau Na2CO3) pada suhu 850C akan
diperoleh natrium metavanadat (NaVO3).
 Selanjutnya, setelahmelalui beberapa
proses akan diperoleh V2O5 dan
dilakukan proses reduksi dengan logam
magnesium untuk menghasilkan logam
vanadium.
V2O5(s) + 5Mg(s)  2V(s) + 5MgO(s)
 Logam kromium diperoleh dengan cara
mereaksikan bijih kromit (FeOCr2O3) dengan
kalsium karbonat dan natrium karbonat sehingga
terbentuk Na2Cr2O7.
4FeCr2O4 + 8Na2CO3 + 7O2  8Na2CrO4 + 2Fe2O3
+ 8CO2
2Na2CrO4 + H2SO4  Na2Cr2O7 + Na2SO4 + H2O
 Selanjutnya, Na2Cr2O7 dipanaskan dengan kokas
untuk menghasilkan Cr2O3. Oksida kromium yang
dihasilkan direduksi dengan serbuk alumunium
melalui reaksi termit.
Na2Cr2O7 + 2C  Cr2O3 + Na2CO3 + CO
Cr2O3 + 2Al  Al2O3 + 2Cr
 Logam mangan diperoleh melalui reduksi terhadap bijih
pirolusit melalui proses tanur tinggi dengan reduktor
karbon atau karbon monoksida.
MnO2(s) + 2CO(l)  2CO2(g)
 Besi diekstrasi dari bijih besi yang merupakan oksidasi besi, yaitu
hematit (Fe2O3) atau magnetit (Fe3O4, gabungan oksida besi FeO dan
Fe2O3) melalui proses reduksi dengan menggunakan proses tanur
tinggi (blast furnance). Pereduksinya adalah karbon yang berasal dari
kokas (batu bara dengan kadar karbon tinggi).
1. Bijih besi dan batu kapur
2. Kokas
3. Lapisan kokas
4. Lapisan batu kapur, pelet
oksidasi besi
5. Udara panas
6. Slag
7. Cairan besi kasar
8. Serbuk batu bara
9. Pemanas udara
10. Pipa pembuangan gas tanur
tiup
 Konsentrat bijih besi yang kadar oksida besinya tinggi dicampur
dengan kokas dan batu kapur (CaCO3), kemudian dimasukkan melalui
bagian atas dari tanur tinggi. Oksigen pada tanur tinggi akan bereaksi
dengan kokas membentuk gas CO dan CO2.
2C(s) + O2(g)  2CO(g)
C(s) + O2(g)  CO2(g)
 Reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm sehingga dapat
meningkatkan suhu tanur.
 Gas CO dan CO2 bereaksi dengan bijih besi pada zona suhu yang
berbeda-beda, yaitu:
A. Pada bagian atas tanur (suhu 200-700C) terjadi reaksi-reaksi
berikut.
3Fe2O3 + CO  2Fe3O4 + CO2
CaCO3  CaO + CO2
Fe3O4 + CO  3Fe + CO2

B. Pada bagian tengah tanur (suhu 700-1.200C) terjadi reaksi-


reaksi berikut.
C + CO2  2CO
FeO + CO  3FeO + CO2
C. Pada bagian bawah tanur (suhu 1.200-1.500C), terdapat besi cair
dan kerak yang merupakan senyawa CaSiO2 dari hasil reaksi
antara silikat dan alumunium oksida (pengotor bijih besi)
dengan CaO.
CaO + SiO2  CaSiO3
CaO + Al2O3  Ca(AlO2)2
 Campuran CaSiO3 dan Ca(AlO2)3 merupakan cairan kerak (slag)
yang mengambang di atas besi cair.

D. Pada dasar tanur (suhu 1.500-2.000C), terjadi reaksi antara kokas


dengan gas oksigen membentuk gas CO.
2C + O2  2CO
 Besi yang dihasilkan pada proses ini masih mengandung
sekitar 5% zat pengotor yang berupa karbon, silikon, fosfor,
mangan, dan sulfur.
 Besi tersebut berupa butiran-butiran (granula) yang rapuh dan
disebut dengan besi kasar (pig iron) dengan titik lebur relatif
rendah (1.180C) dan selanjutnya dilebur untuk dipadatkan
pada cetakan hasilnya, yang disebut dengan besi cetak (cast
iron).
 Besi cetak ini belum dapat dimanfaatkan.
 Agar dapat dimanfaatkan, besi cetak harus diolah menjadi besi
baja dengan menghilangkan zat-zat pengotor sehingga tinggal
mengandung karbon sekitar 0,03-1,4% dan beberapa logam
lain yang ditambahkan untuk memberi sifat khusus.
 Proses pembuatan baja dilakukan dengan menggunakan proses
tanur oksigen.
1. Gas oksigen murni disemburkan ke dalam tanur untuk
menghilangkan zat pengotor dan mengurangi kadar karbon,
belerang dihilangkan dengan cara menambahkan logam
magnesium, yang akan bereaksi membentuk magnesium
sulfida.
Mg + S  MgS
 MgS cair yang terbentuk akan mengambang di permukaan besi
cair dan dibuang.
2. Oksigen yang disemburkan ke dalam tanur akan bereaksi
dengan zat-zat pengotor (C, P dan Si) membentuk oksida.
C + O2  CO2
4P + 5O2  2P2O5
Si + O2  SiO2

3. Gas CO2 akan keluar dan ditampung untuk dimanfaatkan,


sedangkan P2O5 dan SiO2 bereaksi dengan kalsium oksida
yang ditambahkan ke dalam tanur dan dibuang sebagai
kerak (slag).
CaO + SiO2  CaSiO3
6CaO + P2O5  2Ca(PO4)2
 Besi yang dihasilkan dari proses tanur oksigen ini dapat berupa
besi lunak, baja sedang, dan baja khusus.
 Hasil yang diinginkan tergantung pada proses pendinginannya.
 Jika pendinginan dilakukan secara perlahan-lahan, akan
dihasilkan baja dengan kadar karbon tinggi (keras dan kurang
ulet), sedangkan jika pendinginan dilakukan dengan cepat,
akan diperoleh besi lunak yang mempunyai kadar karbon
rendah.
 Besi lunak mempunyai sifat yang lebih lunak dan ulet.
 Untuk mendapatkan baja dengan sifat khusus ditambahkan
logam tertentu.
Nama Baja Logam Tambahan Sifat Kegunaan
Stainless steel Cr dan Ni Keras, ulet, dan Alat rumah tangga,
tahan karat alat industri makanan
dan minuman

Baja Titanium Ti Keras dan tahan Turbin gas, Pesawat


panas ruang angkasa

Baja Mangan Mn Sangat keras Peralatan militer, Rel


kereta

Baja Nikel Ni Ulet dan ringan Kabel listrik, Kawat


pancang
High Speed W atau Mo Sangat keras Alat pemotong, Mata
Steel pisau, Mata bor
 Logam kobalt dapat diperoleh dari bijih
kobaltit (CoAsS) melalui dua tahapan
proses berikut.
A. Oksidasi untuk mendapatkan CoO.
4CoAsS(s) + 9O2(g)  2As2O3(s) + 4SO2(g)
B. Setelah dipisahkan dengan beberapa
tahap, CoO direduksikan dengan karbon
pada tanur listrik.
CoO(s) + C(s)  Co(s) + CO(g)
CoO(s) + CO(g)  Co(s) + CO2(g)
 Proses untuk mendapatkan nikel dari bijih nikel dilakukan dengan
mereduksi pentlandit [(Fe,Ni)9S8] melalui proses tanur tinggi,
proses ekstrasi berlangsung dalam dua tahap, yaitu pemanggangan
(roasting) dan reduksi.
A. Proses pemanggangan dilakukan dengan mereaksikan bijih
dengan oksigen untuk membentuk oksida-oksidanya.
(Fe,Ni)9S8(s) + 17O2(g)  9FeO(s) + 9NiO(s) + 8SO2(g)
B. Setelah dibersihkan dari oksida besi, NiO yang terbentuk
direduksi dengan karbon monoksida.
NiO(s) + CO(g)  Ni(s) + CO2(g)
 Proses pemisahan tembaga dari kalkopirit adalah sebagai
berikut.
A. Pengapungan (floating), yaitu bijih tembaga dipekatkan
dengan menambahkan detergen dan NaOH. Pada proses ini,
zat-zat pengotor (biasanya Al) akan larut dan mengapung.
B. Pemanggangan (roasting). Pada proses ini, kalkopirit bereaksi
dengan oksigen.
4CuFeS2(s) + 9O2(g)  2CuS(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)
 Dengan menambahkan SiO2, besi akan terpisah sebagai ampas
(kerak).
Fe2O3(s) + 3SiO2(s)  Fe2(SiO3)3(s)
 Pada proses pemanasan selanjutnya, Cu2S akan teroksidasi.
2CuS(s)+ 3O2(g)  2Cu2O(s) + 2SO2(g)
C. Reduksi. Proses reduksi terjadi antara Cu2O dengan Cu2S
yang masih ada dalam proses sebelumnya.
2Cu2O(s) + Cu2S(s)  6Cu(s) + SO2(g)
 Cu yang diperoleh pada proses ini mempunya kemurnian
99,99%.
D. Pemurnian. Proses pemurnian dilakukan dengan cara
elektrolisis larutan CuSO4 dengan anode yang terbuat dari
Cu kotor dan katode dari Cu murni. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut.
Anode : Cu(s)kotor  Cu2+(aq) + 2e-
Katode : Cu2+(aq) + 2e-  Cu(s)bersih
----------------------------------------------------- +
Reaksi sel : Cu(s)kotor  Cu(s)bersih
 Logam zink diekstrasikan dari bijih zinkblende
(ZnS) melalui dua tahap.
1. Tahap pertama adalah tahap oksidasi.
2ZnS(s) + 3O2(g)  2ZnO(s) + 2SO2(g)
2. Pada tahap kedua, senyawa ZnO yang terbentuk
selanjutnya direduksi dengan karbon pada tanur
listrik.
2ZnO(s) + C(s)  2Zn(s) + CO2(g)
ZnO(s) + CO(g)  Zn(s) + CO2(g)

Anda mungkin juga menyukai