0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan29 halaman
Radiologi memanfaatkan sinar pengion dan non-pengion serta gelombang suara dan magnet untuk diagnosis dan terapi. Terdiri dari radiodiagnostik, radioterapi, kedokteran nuklir, ultrasonografi dan MRI. Masing-masing menggunakan sumber daya berbeda untuk pemeriksaan dan pengobatan.
Radiologi memanfaatkan sinar pengion dan non-pengion serta gelombang suara dan magnet untuk diagnosis dan terapi. Terdiri dari radiodiagnostik, radioterapi, kedokteran nuklir, ultrasonografi dan MRI. Masing-masing menggunakan sumber daya berbeda untuk pemeriksaan dan pengobatan.
Radiologi memanfaatkan sinar pengion dan non-pengion serta gelombang suara dan magnet untuk diagnosis dan terapi. Terdiri dari radiodiagnostik, radioterapi, kedokteran nuklir, ultrasonografi dan MRI. Masing-masing menggunakan sumber daya berbeda untuk pemeriksaan dan pengobatan.
Definisi Radiologi Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan terapi. Bidang-bidang dalam radiologi • Radiodiagnostik Merupakan bagian dari cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar pengion untuk membantu diagnosis dalam bentuk foto yang bisa didokumentasikan. Radioterapi Merupakan salah satu regimen terapi untuk penyakit terutama keganasan dengan menggunakan sinar pengion/radioaktif. Kedokteran Nuklir Adalah bidang kedokteran yang memanfaatkan materi radioaktif (radioisotop) untuk menegakkan diagnosis dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia. Dapat juga untuk pemeriksaan dinamika organ misalnya pemeriksaan fungsi jantung dan ginjal. Ultrasonografi Merupakan penggunaan gelombang suara frekuensi sangat tinggi/ultrasonik (3,5-5 MHz) untuk membantu diagnosis. Ultrasonografi adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang digunakan dalam bidang kedokteran antara 1-10 MHz. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Merupakan teknik diagnosa yang memanfaatkan medan magnet dan gelombang frekuensi radio (RF). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan radiasi ionisasi dan dapat diperoleh hasil berupa penampang dari berbagai arah. Sinar X • Proses terjadinya sinar X Urutan proses terjadinya sinar X adalah sebagai berikut : 1. Katoda (Filament) dipanaskan lebih dari 2000 derajat C sampai membara dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator. 2. Karena panas, elektron-elektron dari katoda (filament) terlepas. 3. Muatan listrik filament sengaja dibuat relative lebih negative terhadap sasaran (target) dengan memilih potensial tinggi, sehingga elektron bergerak ke anoda. 4. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektron-elektron menuju anoda dipercepat gerakannya dan dipusatkan ke alat pemusat (focusing cup). 5. Awan-awan elektron yang sampai di anoda bagaikan mendadak dihentikan pada sasaran (target) sehingga terbentuk panas dan sinar X. 6. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar X dari tabung, sehingga sinar X yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela. Panas yang tinggi pada sasaran (target) akibat benturan elektron ditiadakan oleh reaktor pendingin. Jumlah sinar X yang dilepaskan tiap satuan waktu dapat dilihat pada alat pengukur miliAmpera (ma), sedangkan jangka waktu pemotretan dikendalikan oleh alat pengukur waktu. Sifat sinar X 1. Memiliki daya tembus (penetrating power) Daya tembus dipengaruhi tegangan listrik filament serta oleh jenis bahan yang disinari. Semakin besar tegangan, semakin tinggi daya tembusnya. 2. Mengalami atenuasi (diperlemah) saat melalui bahan. Atenuasi semakin besar jika tebal bahan, kerapatan dan nomor atom semakin besar. Lanjutan sinar X dibelakang objek disebut bayangan atenuasi. Bayangan atenuasi inilah yang memberikan gambaran pada film. 3. Menimbulkan radiasi sekunder 4. Memiliki efek luminesensi atau perpendaran bila mengenai logam tertentu. 5. Memiliki efek fotografis atau menghitamkan emulsi potret (emulsi perak bromide) 6. Memiliki efek ionisasi 7. Menimbulkan efek biologis Sinar X bisa menimbulkan kelainan somatik yang merupakan akibat langsung dari radiasi sinar X terhadap tubuh, misalnya karsinoma dan tumor. Juga bisa menyebabkan kelainan genetis yang merupakan akibat tidak langsung, misalnya mutasi genetik. 8. Memancar divergen sacara garis lurus 9. Kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya 10. Panjang gelombangnya sangat pendek, daya tembus sangat besar 11. Merupakan sinar tak tampak dengan panjang gelombang bervariasi 12. Tidak bermuatan, tidak belokkan medan magnet 13. Tidak difokuskan oleh lensa Jenis pemeriksaan A. Pemeriksaan radiologi dasar 1. Pemeriksaan rontgen tanpa kontras 2. Pemeriksaan rontgen dengan kontras
B. Pemeriksaan rontgen khusus
Pengetahuan kamar gelap Kamar gelap harus memenuhi syarat tertentu, antara lain : 1. Ukuran harus memadai dan proporsional dengan kapasitas dan beban kerja 2. Terlindung dari radiasi, sinar matahari dan bahan kimia lain selain larutan pengolahan foto. 3. Sirkulasi dan suhu udara yang baik sekitar 16- 20 derajat C 4. Air yang bersih 5. Dinding dan lantai yang tahan keropos 6. Kelengkapan alat-alat kamar gelap yang memadai 7. Lampu kamar gelap (safe light) yang aman dan tidak bocor Kamar gelap terdiri atas : 1. Daerah basah meliputi bak yang berisi air yang mengalir, tangki pembangkit (developer) dan tangki penetap (fixer) 2. Daerah kering meliputi lemari untuk menyimpan film sinar X, kaset, penggantung fil, dll. Radiolusen dan Radioopak Daya tembus sinar X berbeda-beda sesuai dengan benda yang dilaluinya. Benda-benda yang mudah ditembus sinar X akan memberikan gambaran hitam (radiolusen). Benda-benda yang sukar ditembus oleh sinar X akan memberikan bayangan putih (radioopak). Diantaranya terdapat bayangan perantara yaitu tidak terlalu hitam atau radiolusen sedang (mederately radioluscent) dan tidak terlalu putih atau radioopak sedang (moderately radioopaque). Diantara radiolusen sedang dan radioopak sedang terdapat bayangan keputih-putihan (intermediate). Berdasarkan mudah tidaknya ditembus sinar X, maka bagian tubuh dapat dibedakan atas : 1. Radiolusen (hitam) : gas, udara 2. Radiolusen sedang : lemak 3. keputih-putihan : Jar. Ikat, otot, darah, kertilago, epitel, batu kolesterol, batu asam urat 4. Radioopak sedang : tulang, garam, kalsium 5. Radioopak (putih) : logam-logam berat Teknik membaca foto Setiap membaca foto, ingat selalu urutan dan hal yang harus dibaca, yaitu : Pada foto….., tampak....., di....., bentuk....., ukuran....., batas....., jumlah....., keistimewaan....., kesan..... . Contoh : pada foto Colon in Loop tampak gambaran additional defect di dinding kanan colon ascendens, bentuk bulat, batas tegas, ukuran 3x3 cm, jumlah 1, keistimewaan dinding regular, kesan divertikel Pada dasarnya seseorang bisa membaca foto dengan berbagai urutan. Bisa dari struktur yang terlihat paling luar, baru kemudian dideskripsikan struktur yang terletak di dalamnya, demikian seterusnya. Bisa juga dari atas ke bawah, atau dideskripsikan dulu struktur yang paling jelas terlihat.