Desty Widyastuti
20194010137
Pembimbing :
dr. Endyanto P., Sp.B
IDENTITAS
• Nama : Ny. S
• Umur : 37 tahun
• Alamat : Dusun Reban RT 2 RW 1
• No RM : 0029580
• Tanggal masuk : 28/11/2019
ANAMNESIS
• Keluhan Utama :
Benjolan di leher depan kanan
• Riwayat Penyakit Sekarang :
Benjolan di leher kanan pertama kali dirasakan sejak pasien
masih kecil namun setelah pasien terpeleset di kamar mandi ± 2 tahun
yang lalu, kemudian pasien merasa bhawa benjolan mulai membesar.
Benjolan ± 2-3 cm, nyeri tekan (-), nyeri telan (+) sedikit, bergerak saat
menelan (+), gangguan pernafasan (-), panas sekitar leher (-),
kemerahan (-), pasien mudah berkeringat, tremor (-), pasien mengaku 1
tahun kemarin diet karbohidrat dikarenakan kolesterol pasien tinggi,
pasien memiliki riwayat pemakaian kb implan, BAB dan BAK lancar
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat penyakit serupa (-) Riwayat Personal-Sosial :
• Riwayat Hipertensi tak terkontrol (+) •Pasien adalah seorang ibu
• Riwayat Diabetes Melitus (-) rumah tangga yang memiliki 2
• Riwayat Alergi (-) putra dan bekerja sebagai
• Riwayat Penyakit Jantung (-) petani, merokok (-), alkohol (-)
• Palpasi :
Teraba benjolan pada daerah colli anterior sisi dextra, benjolan batas
tegas, berbetuk bulat, berjumlah satu, berukuran ± 2-3 cm, konsistensi
padat dan kenyal, NT(+) sedikit, tidak teraba hangat dan teraba
bergerak saat menelan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Darah Lengkap Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 13,5 g/dL 11,7-15,5
Hematokrit 40% 35-47
Jumlah Lekosit 8,2x10ˆ3/µl 3,6-11,0
Jumlah Eritrosit 5,15x10ˆ6µl 3,80-5,20
Jumlah Trombosit 406x10ˆ3/µl 150-440
MCV 77,9 fL (L) 80,0-100,0
MCH 26,2 pg 26,0-34,0
MCHC 33,7 g/dL 32,0-36,0
Hitung Jenis
Eosinofil 3,4% 2-4
Basofil 0,4% 0-1
Netrofil 54,1% 50,0-70,0
Limfosit 33,2% 25,0-40,0
Monosit 8,9% (H) 2,0-8,0
Pemeriksaan Darah Lengkap Hasil Nilai Rujukan
BT-CT
Masa Pembekuan / CT 6'00'' 5-8
Masa Pendarahan / BT 2'00'' 1-3
Golongan Darah B
Glukosa Darah Sewaktu 83 70 - 140
Ureum 13,9 10,0 - 50,0
Kreatinin 0,62 0,60 - 1,20
• Diagnosis
- Struma Nodular Non Toksik
PENATALAKSANAAN
• Diagnosis Penanganan Awal Rujuk Spesialis Bedah
Isthmulobektomi
• Tatalaksana konservatif
Mengubah perilaku makan dengan mengkonsumsi garam beryodium
dan mengandung sumber yodium
PEMBAHASAN
Struma adalah suatu keadaan pembesaran kelenjar tiroid akibat gangguan
glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi atau perubahan susunan
kelenjar dan morfologinya.
a. Difus : seluruh kelenjar tiroid membesar
b. Nodosa : terdapat nodul dalam kelanjar tiroid
- Uninodosa : terdapat 1 nodul
- Multinodusa : terdapat >1 nodul pada satu lobus atau kedua lobus
ANATOMI
KLASIFIKASI
Menurut American society for study of Goiter
1. Struma Non Toxic Diffusa
2. Struma Non Toxic Nodusa
3. Struma Toxic Diffusa
4. Struma Toxic Nodusa
- Uninodusa
- Multinodusa
Jenis Karakteristik
Toxic Hipertiroid
Non Toxic Eutiroid/Hipotiroid
Diffus Seluruh kelenjar, tidak tegas, kenyal-
lembek
Nodusa Nodul di kelenjar, tegas, kenyal-keras
FISIOLOGI
• Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama Tiroksin (T4). Bentuk aktif hormonnya adalah
Triodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 diperifer, sebagian kecil oleh
kel tiroid
• Sebagian besar T4 ke sirkulasi, sisanya tetap di dalam kelenjar mengalami diiodinasi (daur ulang)
• Di sirkulasi hormon tiroid terikat pada globulin (TBG, Tiroid binding globulin) atau prealbunin
pengikat tiroksin (TBPA, Thyroxine-binding prealbumin)
• Sekresi hormon thyroid dikendalikan oleh stimulating hormon (TSH) yg dihasilkan di lobus anterior
hipofisi dan pelepasannya dipengaruhi oleh thyrotropine releasing hormon (TRH)
Bahan dasar sintesis hormon tiroid:
• Tirosin
• Iodium
- perlekatan 1 iodium ke tirosin MIT (Monoyodotirosin)
- perlekatan 2 iodium ke tirosin DIT ( diyodotirosin)
- Penggabungan MIT dengan 1 DIT T3
- Penggabungan 2 DIT T4
Senyawa tersebut menghasilkan T3 dan T4 disimpan dalam koloid
kelenjar tiroid.
PATOFISIOLOGI
Akibat dari kekurangan iodium
(tidak terjadi peningkatan
pembentukan T4 dan T3) –
menghambat pembetukan hormon
tiroid oleh kelenjar tiroid
terhambat pembentukan TSH oleh
hipofisis anterior hal ini akan
merangsang hipofisis untuk
mensekresi TSH dalam jumlah yang
berlebih TSH tsb dapat
menyebabkan sel-sel tiroid
mensekresi tiroglobulin dalam
jumlah besar kedalam koloid
kedalam folikel kelenjar tiroid
semakin besar
• Pemeriksaan Fisik
DIAGNOSIS Inspeksi :
• Anamnesis - Bentuk : difus / nodular
- Umur, sex dan asal - Ukuran : besar /kecil
Asal tanyakan apakah di daerah pegunungan/ - Jumlah : uninodusa/multinodusa
endemik struma
- Warna kulit : sama dengan sekitar leher, kemerahan
- Pembengkakan onset
- Gerakan pada waktu menelan : ikut naik saat menelan
kecepatan tumbuh :
Palpasi :
- nodul jinak membesar tidak terlalu cepat
- Tentukan lokasi – lobus kanan/kiri
- nodul ganas membesar dengan cepat
- Tentukan ukuran
- nodul anaplastik membesar sangat cepat
- Nilai konsistensi (lunak, keras/ sangat keras)
- Keluhan penekanan adakah sesak napas dan
suara serak - Mobilitas
- Keluhan toksik tremor, banyak berkeringat, BB - Pembesaran kelenjar getah bening disekitar tiroid
turun, gelisah - Nyeri saat penekanan atau tidak
- Apakah ada keluarganya yang menderita penyakit Auskultasi :
serupa
suara bruit tiroid hipertiroid
- Riwayat terpapar radiasi
• Pemeriksaan Laboratorium • Tumor Marker cek tiroglobulin serum – bila tinggi
neoplasma
- Cek TSH, FT3 dan FT4
normal Tg 1,5 – 30 ng/ml
jinak 323 ngml
• Pemeriksaan Sidik Tiroid (Skintigrafi)
ganas 424 ng/ml
Yang dapat dilihat dari pemeriksaan ini adalah besar,
bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta distribusi dalam
kelenjar.
- Nodul dingin : bila nodul menangkap iodium lebih
sedikit dari jaringan tiroid normal
- Nodul hangat : bila afinitasnya sama
- Nodul panas : bila nodul menangkap iodium lebih
banyak dari jarinan tiroid normal