Anda di halaman 1dari 19

PENGENDALIAN

AKTIVITAS ENZIM
(PART. 2)
KELOMPOK 6
FATCHUN NAIM 4411412051
IKA RESTU APRILIANA 4411412044
ASNI PURAEDAH 4411413001
LITAYANI DAFROSA 4411412016
PENGATURAN AKTIVITAS ENZIM
1. Pengendalian katalisis secara langsung

2. Pengendalian alosterik

3. Pengendalian genetik

4. Modifikasi kovalen yang reversibel

5. Aktivasi proteolitik

6. Stimulasi dan inhibisi oleh pengendali


INHIBISI UMPAN BALIK
ENZIM ALOSTERIK DAN PENGATURAN
UMPAN BALIK
• Inhibitor alosterik menimbulkan efek yang jauh lebih kuat pada
kecepatan enzim daripada inhibitor kompetitif, nonkompetitif, atau
uncompetitive, dan tidak harus mirip dengan substrat reaksi.
• Enzim alosterik juga dapat memiliki aktivator, senyawa yang
meningkatkan kecepatan enzim.
• Sifat enzim alosterik ini penting untuk pengaturan jenis alur
metabolik tertentu.
ENZIM ALOSTERIK

• Enzim alosterik mengikat aktivator dan inhibitor di tempat yang


terpisah dari tempat aktif (tempat alosterik).
• Efektor alosterik (aktivator dan inhibitor alosterik) mengubah atau
menstabilkan konformasi enzim melalui suatu cara yang
mempengaruhi tempat aktif (katalitik).
• Perubahan konformasi pada posisi rantai sisi asam amino di
tempat aktif (katalitik) ini dapat mempengaruhi pengikatan
substrat dan / atau Vmax reaksi.
• Enzim alosterik memiliki subunit multipel dan memperlihatkan kerja
sama positif; pengikatan substrat ketempat aktif di salah satu
subunit mempengaruhi pengikatan substrat ke satu atau lebih
subunit sisanya.
• Aktivator alosterik mengubah enzim manjadi aktif, atau
menstabilkan keadaan aktif enzim, sehingga mempermudah
pengikatan substrat ke subunit mereka sendiri atau di subunit lain.
• Inhibitor alosterik mengikat enzim alosterik di tempat alosteriknya
sendiri yang terpisah, atau di tempat aktivator atau substrat, dan
menstabilkan bentuk inaktif enzim. Inhibitor alosterik meningkatkan
jumlah aktivator atau substrat yang diperlukan untuk menjenuhkan
atau menstabilkan bentuk aktif enzim.
INHIBISI UMPAN-BALIK

• Pengaturan umpan-balik mengacu kepada keadaan di mana produk akhir suatu jalur
metabolisme mengontrol kecepatan sintesisnya sendiri. Jenis pengaturan ini,
seperti jenis pengaturan lain, biasanya berlangsung pada tahap pertama yang
dilakukan jalur bersangkutan, atau di langkah awal pada jalur. Pengaturan ini juga
terjadi di titik-titik percabangan metabolik.
• Pada inhibisi umpan-balik, hasil akhir suatu metabolisme menghambat. Pengaturan
umpan-balik sering memanfaatkan sifat enzim alosterik karena inhibitor atau
aktivator alosterik tidak harus mirip dengan substrat atau berikatan di tempat aktif.
Lagi pula, perubahan kecil pada konsentrasi aktivator atau inhibitor dapat
menimbulkan efek yang sangat kuat pada kecepatan enzim. Aktivator terlibat dalam
inhibisi umpan-balik apabila konsentrasinya di dalam sel berhubungan terbail
dengan konsentrasi produk akhir, yaitu, konsentrasi aktivator meningkat sewaktu
konsentrasi produk akhir jalur bersangkutan rendah.
• Pengaktifan dan inhibis alosterik bukan
satu-satunya mekanisme yang terlibat
dalam pengaturan umpan-balik. Produk
akhir suatu jalur juga dapat mengontro;
sintesis dirinya dengan menginduksi
atau menekan gen untuk transkipsi
enzim dengan kecepatan terbatas (rate-
limiting enzyme) pada jalur
bersangkutan. Pegaturan jenis ini jauh
lebih lambat untuk berspons terhadap
perubahan keadaan dibandingkan
dengan peangaturan alosterik.
AKTIFITAS PROTEOLITIK
AKTIFITAS PROTEOLITIK

• Pengaturan aktivitas enzim dengan jalan pemotongan rantai


polipeptidanya. Enzim-enzim ini biasanya disintesis oleh sel dalam
keadaan yan tidak aktif. contohnya pepsinogen, kemotripsinogen,
dan tripsinogen atau biasa disebut dengan zimogen atau praenzim.
Setelah disekresi. Enzim-enzim ini diaktifkan dengan jalan
memotong beberapa asam amino pada ujung enzim itu sendiri.
Pemotongan ini menyebabkan enzim menjadi aktif.
BAKAL ENZIM
ZIMOGEN/ PROENZIM
Belum
aktif

Proses proteolitis Membuat

terbatas Tempat
katalitik

Katalitik aktif
Contoh Lain : Hormon, Pembekuan Darah, Kolagen
PROTEASE SERIN DALAM PEMBEKUAN DARAH
• Penggunaan serin di tempat aktif untuk memutuskan suatu ikatan peptida
sering dijumpai pada berbagai enzim yang disebut sebagai protease serin.
• Protease serin penting untuk mengaktifkan pembentukan bekuan darah dari
fibrin. Fibrin dan banyak protein lain yang terlibat dalam pembekuan darah
terdapat dalam darah dalam bentuk prekursor inaktif atau zimogen yang harus
diaktifkan oleh proses pemutusan proteolitik. Trombin, protease sering yang
mengubah fibrinogen menjadi fibrin, memiliki triad katalitik aspartat-histidin-
serin yang sama dengan yang di jumpai pada kimotripsin dan tripsin.
• Trombin diaktifkan oleh pemutusan proteolitik protein prekursornya,
protombin. Urutan pemutusan proteolitik yang menyebabkan pengaktifan
trombin memerlukan Faktor VIII, protein pembekuan darah yang tidak dimiliki
oleh Sloe Klotter.
Penguraian fibrinogen yang menyebabkan terbentuknya
bekuan darah.
A. Fibrinogen, protein prekursor fibrin, terbentuk dari
dua heliks tripel yang disatukan di ujung terminal
Nnya. Peptida-α,β disatukan oleh ikatan disulfida, dan
peptida-ϒ dihubungkan satu sama lain oleh ikatan
disulfida. Regio peptida-α,β terminal, yang
digambarkan berwarna abu-abu, mengandung residu
glutamat dan aspartat yang bermuatan negatif yang
saling tolak dan mencegah agregasi (penggumpalan).
B. Trombin, suatu protease serin, memutuskan bagian
terminal fibrinogen yang mengandung muatan negatif.
Monomer fibrin kemudian dapat menggumpal dan
membentuk bekuan “lunak”. Bekuan lunak kemudian
mengalami ikatan silang oleh enzim lain.
Aktivasi Khimotripsinogen
Pemutusan awal pd res 15-16
residu 14-15 dihilangkan
residu 147-148 dihilangkan
3 rantai peptide dihubungkan
oleh 5 ikatan disulfida
Khimotripsin
Pemutusan antara res. 15-
16 menghasilkan amino
terminus (pink) baru,
yang membentuk
jembatan garam dengan
asp 194 (blue)
Jembatan garam ini
menyebabkan perubahan
konformasi sehingga
terbentuk sisi aktif
Apa kimotripsin itu ?
• Kimotripsin menghidrolisis ikatan petida spesifik pada protein yang telah
megalami denaturasi.
• Tanpa enzim ini, gugus hidroksil air yang bermuatan negatif menyerang
karbon karbonil yang bermuatan positif.
• Terbentuk kompleks stadium transimis oksianion tetrahedral yang tidak
stabi dimana atom oksigen membawa muatan negatif penuh.
• Menurut teori stadium transisi, kecepatan reaksi keseluruhan ditentukan
oleh jumlah molekul yang dapat memperoleh energi aktivasi yang penting
untuk membentuk kompleks stadium transisi.
• Reaksi kimia tanpa adanya kimotripsin berlangsung lambat karena hanya
terdapat sedikit molekul OH- dalam H2O pada pH netral, dan lebih sedikit
lagi yang memiliki cukup energi sewaktu molekul-molekul tersebut
bertumbukan untuk membentuk kompleks stadium transisi.
Contoh : enz digestif (pepsin, tripsin), enz hemoestasis dan fibrinolisis
Kimotripsinogen (245rantai) enzim yg aktf penuh jika ikatan
peptida antara arginin15 dipisah dg isoleusin16 oleh tripsin

1KIMOTRIPSINOGEN INAKTF

TRIPSIN
Л-
1kimotripsin 15 16 245
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai