Anda di halaman 1dari 15

REGULASI KERJA ENZIM

DEFINISI ENZIM

• Enzim merupakan biokatalisator yang berperan


menjalankan proses reaksi di dalam tubuh.
Keberadaan enzim akan menentukan berjalannya
proses reaksi. Sehingga enzim sangat berperan
penting dalam kelangsungan reaksi di dalam
tubuh. Adapun berbagai reaksi enzimatis tidaklah
berjalan secara mekanis begitu saja, tanpa ada
pengendaliannya
REGULASI AKTIVITAS ENZIM
DILAKUKAN OLEH 3 PENGENDALIAN
DIANTARANYA YAITU :

1. Pengendalian pada tingkat Gen


Sebagai protein, informasi genetik enzim terekam
dalam gen. Sel hanya akan mensintesis suatu enzim,
jika sel mengandung gen yang menyandikan enzim
yang dimaksud.
Terdapat 2 mekanisme pengaturan secara genetik
yaitu inducible enzyme dan represi enzim.
TERDAPAT 2 MEKANISME PENGATURAN SECARA
GENETIK YAITU INDUCIBLE ENZYME DAN REPRESI
ENZIM

a. Inducible Enzyme (Enzim Terbangkitkan)


Enzim Indusibel atau disebut juga dengan enzim
adaptif adalah enzim yang hanya diekspresikan
pada kondisi tertentu dan diproduksi secara terus
menerus. jika sel memerlukan enzim dalam keadaan
tertentu untuk metabolisme, maka sel akan membuat
enzim tersebut. Ini artinya, enzim tersebut dalam
keadaan normal tidak ada, baru dibuat setelah
diperlukan oleh sel.
b. Enzyme Repression (Pembungkaman Enzim)
Enzyme repression adalah penghentian sintesis
enzim sebagai respon terhadap keberadaan suatu
molekul (repressor). Enzim yang disintesis dengan
mekanisme ini disebut repressible enzyme. Enzim yang
bersifat repressible umumnya terlibat dalam jalur
biosintesis dan hanya disintesis ketika molekul hasil
sintesis jalur tersebut tidak tersedia. Enzim yang
bersifat repressible merupakan produk gen yang
bersifat repressible. Gen tersebut memiliki kecepatan
basal transkripsi yang tinggi, sehingga akumulasi
produk akhir (repressor) akan menghentikan sintesis
enzim
2. PENGENDALIAN DI TINGKAT
MOLEKUL ENZIM OLEH PRODUK

• Dalam sistem biologis, kecepatan kerja enzim


dapat dipengaruhi oleh kehadiran suatu molekul
lain yang dapat berperan sebagai pemicu
(activator) atau penghambat (inhibitor), keduanya
biasanya disebut secara bersama-sama
sebagai efektor. Pola umum pengontrolan jalur
metabolisme biasanya terjadi ketika enzim
pertama (enzim alosterik) pada jalur metabolisme
tersebut dihambat kerjanya oleh hasil akhir dari jalur
metabolism tersebut. Penghambatan ini biasanya
dinamakan alosterik kontrol atau feedback inhibit
ion.
• Dalam Gambar 5 dapat dijelaskan, huruf J,K,L dan
seterusnya menunjukkan senyawa kimia antara
(intermediet) pada lintas ini dan E1-E5 menunjukan
enzim yang bekerja pada setiap tahap. Enzim pertama
pada lintas ini (E1) adalah enzim alosterik. Enzim ini
dihambat oleh produk akhir urutan reaksi.
Penghambatan alosterik ditunjukkan seperti pada
gambar sebelumnya oleh tanda titik-titik yang berasal
dari metabolit penghambat menuju reaksi yang dikatalis
oleh enzim alosterik (E1). Tahap regulasi
yang dikatalisis oleh enzim E1 biasanya bersifat tidak
dapat balik di dalam sel.
• a. simple feedback
Simple feedback : contohnya pada biosintesis
asam amino isoleusin (oleh E. coli). Sintesis Isoleusin
dihambat oleh aktivitas enzim threonine deaminase
b. Concerted feedback
Concerted feedback. Pada kasus ini enzim pengatur
pada suatu cabang pathway memiliki tempat
ganda (multiple site) untuk efektor alosterik yang
berbeda yang akan menghambat aktivitas enzim
tersebut. Penghambatan akan terjadi sempurna
apabila kedua efektor terdapat pada pathway
tersebut.
c. Multiple enzim control
• Multiple enzim control : Bentuk kontrol dari sistim ini sedikit
berbeda dari yang lain. Enzim yang ada pada cabang
patway tidak hanya satu tetapi lebih dari satu bentuk.
Masing‐masing akan dihambat oleh produk akhir yang
berbeda. Contohnya pada sintesis lysine, methyonine dan
isoleucine oleh E. coli.
d. Comulative feedback
• Comulative feedback, Kontrol ini unik dan melibatkan tidak
hanya satu senyawa sebagai produk akhir dari suatu
pathway. Enzim alosterik memiliki berbagai tempat untuk
mengikat senyawa dari produk akhir pathway. Masing‐masing
efektor mengambil bagian hanya partial inhibition. Apabila
jumlah efektor terakumulasi secara jenuh, maka akan tejadi
penghambatan secara sempurna. Contohnya terjadi pada
enzim glutamine sintetase yang mengkonversi glutamate
menjadi glutamine.
3. PENGENDALIAN ENZIM MELALUI PERUBAHAN
STRUKTUR MOLEKUL (MODIFIKASI KOVALEN)

• Pengaturan akitivitas enzim dengan modifikasi


kovalen yaitu menambahkan gugus fosfat pada
suatu enzim atau biasa disebut fosforilasi.
Pada fosforilasi enzim, kita akan melihat enzim
mengkatalisis enzim, tepatnya dalam reaksi
fosforilasi atau mengikatkan gugus fosfat pada
suatu enzim.
DAFTAR PUSTAKA

• Kusumaningtyas, A.S. 2011. Tugas Makalah


Kelompok 06 “Enzim III” . Universitas Brawijaya
Fakultas Pertanian Agroekoteknologi Malang.
Lehninger, A. L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia jilid
1 (diterjemahkan oleh : Maggy Thenawijaya)
Jakarta : Erlangga.
• Murray, RK, et al. 2009. Biokimia Harper Edisi
27. Jakarta : EGC.
• Pudjaatmaka, A. H. 2002. Kamus Kimia. Jakarta :
Balai Pustaka
• Suarsana, I. 2013. Enzim dan Koenzim-2. Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai