PERENCANAAN KOTA
“Sumber Konflik dan Strategi Pengelolaan Konflik
pada Tingkat Meso dan Mikro”
PL6141
0 0
3 4
OUTLINE
01
OUTLINE Perencanaan kota merupakan
intervensi dalam proses kegiatan
KONFLI alokasi sumberdaya (terutama lahan
dan aktivitas pada lahan) di sistem
K
perkotaan dan aktivitas regional oleh
otoritas yang berwenang untuk
mencapai hasil yang diinginkan
Konflik adalah hubungan
(Minnery, 1985)
antara dua pihak atau
lebih (individu atau
kelompok) yang memiliki
atau yang merasa
memiliki sasaran-sasaran
yang tidak sejalan (fisher et
all, 2000)
LAHAN AKTIVITA
S
PERENCANAAN KOTA
LINGKUP KONFIK
RENCANA MESO DALAM RENCANA MIKRO
PERENCANAAN KOTA
Konflik dalam perencanaan dapat
berskala makro, meso dan mikro
Bersifat sudah lebih teknis berdasarkan lingkup wilayah konflik, Rencana rinci yang
aktor-aktor yang terlibat, impact atau sudah
Tidak lagi bersifat diagramatis eksternalitas yang ditimbulkan menggambarkan
tentang paket- paket
I
Sudah mengikuti penggunaan, dimensi-
M
O
kondisi geografis yang dimensi teknis
N
MAKRO
O
nyata
EK
perpetakan, right of
Memberikan gambaran Umumnya dikenal
N
way dll
DA
yang lebih jelas dengan istilah land
AL
tentang use plan
SI
pengembangan
SO
G
infrastruktur dan MESO
AN
K:
Menjadi dasar dalam
pengembangan zona-
SI
RU
penerbitan berbagai
FI
zona
Umumnya dikenal
yang lebih spesifik
A
N
AT
macam izin yang
NO
:T
plan menyangkut
IK
S
pembangunan kota
FI
MIKRO
(zubir,2009)
(oetomo)
KONFIK DALAM
KONFLIK DALAM PERENCANAAN KOTA PROSES KONFLIK DALAM
PERENCANAAN KOTA PERENCANAAN PENATAAN
RUANG
Menekankan
pentingnya lahan
sebagai sumberdaya (Lefebvre, Henri. 1991)
dalam konflik
perencanaan kota
“Ruang adalah sebuah area dan alat
LATENT CONFLICT
02
SUMBER KONFLIK DALAM
PERENCANAAN KOTA
02
OUTLINE
03
Sudahkah situasi konflik dihindari NO
atau ditekan ?
YES
Menerima keberadaan konflik
N Berkelanju
tan
Mengalah
Dihilangkan
Kompromi Kerjasama
KONFLIK Konsesus Pasif
03
JOINT PROBLEM
SOLVING
Masing-masing kelompok
mempunyai hak yang sama untuk
berpendapat dalam menentukan
hasil akhir
LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN KONFLIK OUTLINE
Avoidance, yaitu tindakan
menghindar dipandang dari
keuntungan dan kerugian dari suatu
tindakan atau aksi
Exit, dilakukan apabila tekanan dari 01
pihak yang lebih kuat terhadap pihak
yang lebih lemah sangat kuat
SELF
sehingga pihak yang lebih lemah
HELP
sebaiknya keluar dari tekanan
Noncompliance,
tersebut bertujuan untuk
mencari dukungan atas tindakan
yang akan dilakukan karena
kecilnya kewenangan yang dimiliki
Unilateral Action, tindakan ini
membuka peluang besar atas
terjadinya kekerasan karena adanya
dua pihak yang kepentingannya saling
berbenturan
LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN KONFLIK
OUTLINE
Identification of interest, yaitu
mengidentifikasi kepentingan yang
terlibat dalam konflik
Weighting interest, penilaian
terhadap kepentingan masing-masing
oleh pihak yang terlibat tersebut
03
Third party assistance and support, JOINT
yaitu dibutuhkan pihak ketiga untuk PROBLEM
memfasilitasi pihak-pihak yang SOLVING
berkonflik, membuat usulan
prosedur, menterjemahkan keluhan-
keluhan, membantu mendefinisikan
Effective communication, dibutuhkan
kepentingan dll
komunikasi atau dialog secara aktif
agar isu yang dihadapi bersama
terdefinisikan dengan jelas
Trust that an adversary will keep
agreement, yaitu keputusan yang
diambil harus dijalankan masing-
masing pihak
PERENCANA SEBAGAI
PARTISIPAN
OUTLINE
PERENCANA SEBAGAI
PIHAK KETIGA
KRITERIA 02 Duration
KEBERHASI Seberapa lama solusi tersebut
LAN bertahan. Solusi jangka panjang
MANAJEME yang dikombinasikan dengan adanya
N saling menerima akan lebih baik
KONFLIK daripada solusi yang hanya relatif
untuk waktu singkat
03 Changed Relationship
PENYEBAB 02
Upaya manajemen konflik yang
KEGAGALAN
dilakukan tidak mengupayakan
MANAJEME adanya rasa saling mengerti dan
N itikad baik antara pihak-pihak yang
KONFLIK bertikai
03
04
“
Perubahan peruntukan ruang dalam Rencana Tata Ruang yang
baru : Tingginya minat investasi sektor industri yang sangat besar di suatu
kota. Melihat tingginya investasi, Kepala daerah pun ingin mengeluarkan
izin untuk perluasan peruntukkan kawasan industri. Namun izin tidak bisa
diproses karena Perda RTRW telah menetapkan batas lokasi industri dan
lokasi kawasan hutan produksi. Sehingga pemerintah ingin merevisi RTRW
”
dan mendapat penolakkan oleh masyarakat sekitar dan lsm
Proses Pembuatan Latent Conflict
Aktor Yang Terlibat
Dalam Konflik
Rencana RTRW Masyarakat dan Pemerintah
Pemerintah dan Investor
01
Sumber
Konflik
Pemanfaatan ruang yang tidak
KONFLIK
action
sesuai dengan rencana tata ruang MESO
selesai. ”
Janji pengembang untuk mempercapat proses perbaikan barrier pun tidak kunjung
KESIMP
ULAN
05
• Konflik dalam perencanaan kota • Konflik perkotaan yang diawali dari
merupakan hal yang tidak dapat penataan ruang dapat bergeser
dihindari menjadi bentuk konflik lain seperti
segregasi sosial, kriminalitas dan
• Eskalasi konflik mikro dan meso dapat lain sebagainya
dilihat berdasarkan fungsi, wewenang,
batasan, serta dampak/eksternalitas • strategi manajemen konflik
perencanaan kota dapat didekati
• Jika Konflik dapat diselesaikan di site itu dari strategi manajemen konflik
juga dan eksternalitas hanya dirasakan secara umum hingga dengan
oleh beberapa keluarga ataupun melihat peran perencana.
beberapa orang, konflik dapat
dikategorikan sebagai konflik mikro • Strategi yang dipilih tetap harus
berdasarkan identifikasi konflik itu
• Jika konflik memiliki eksternalitas lebih sendiri dengan solusi yang
luas dirasakan oleh lebih banyak orang konstruktif, sehingga dapat
dalam kawasan perkotaan dan menghasilkan keputusan win-win
memerlukan penanganan oleh pihak solution
yang lebih tinggi seperti pemerintah
kota maka konflik tersebut dapat
digolongkan konflik meso
TERIMA
KASIH
REFERENSI
Minnery, J.R. (1985) Conflict Management in Urban Planning. Hampshire: Gower Publishing Company Ltd.
Ross (1996) The Management of Conflict. London: Yale University Press.
Fisher, Simon et al (2000) Working with Conflict: Skills and Strategy for Action. London: Zed Books Ltd.
Pondy, L.R., 1967, “Organizational Conflict: Concepts and Models”, dalam Administrative Science
Quarterly, 12: 296-320.
Oetomo, Andi. 2004. Konflik dalam Penataan Ruang Wilayah dan Kota. Harus Dicegah atau Dikelola?
Seminar Nasional Perencanaan Wilayah dan Kota dalam Perubahan Multidimensi, tanggal 04 Desember
2004
Hanley, L.M., B.A. Ruble dan J.S. Tulchin (2004) Comparative Urban Studies Project: Youth, Poverty and
Conflict in Southeast Asian Cities. Washington, D.C.: Woodrow Wilson International Center for Scholars.
Lefebvre, Henri. 1991. The Production of Space. translate by Donald Nicholson-Smith. Cambridge MA:
Blackwell.
Zubir, Ismail. 2009. Zoning Regulation. https://imazu.wordpress.com/2009/03/04/bab-iii31-jenis-dan-
jenjang-rencana-kota/