Anda di halaman 1dari 20

MALFORMASI KONGE

NITAL
KELOMPOK D3
Kelompok D3 :
1. Adzhar Syafiq A.
195130100111070
2. Jap Ira Ananta
195130100111056
3. Hana Ismiawati
195130100111059
4. Faishal Hilmy Yassar
195130100111071
Agenda Style

1 Pengertian Malformasi Kongenital

2 Faktor Penyebab Malformasi Kongenital

3 Contoh Malformasi Kongenital

4 Studi Kasus
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Anak hewan yang sehat dan sempurna baik secara fisik dan psikis adalah keinginan
setiap orang. Namun dalam kenyatanya masih banyak kita jumpai anak hewan yang
dilahirkan dengan keadaan cacat bawaan/kelainan kongenital.
Proses terbentuknya tubuh atau morfogenesis sangat kompleks dan belum banyak
dipahami, terutama interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Karena prosesnya
yang sangat kompleks, termasuk faktor genetik, morfogenesis yang berjalan tidak
sesuai dengan yang seharusnya dapat menyebabkan kelainan kongenital.
Kelainan kongenital dapat terjadi sejak konsepsi dan selama dalam kandungan.
Diperkirakan 10-20 % dari kematian fetus dalam kandungan dan kematian neonatal
disebabkan oleh kelainan kongenital. Khususnya pada fetus berat badan diperkirakan
kira-kira 20 % diantaranya meninggal karena kelainan kongenital dalam minggu
pertama kehidupannya.
TUJUAN
TUJUAN
1. Mengetahui tentang malformasi kongenital
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi malformasi
kongenital
3. Mengetahui contoh beserta kasus malformasi kongenital pada
hewan
PENGERTIAN MALFO
RMASI KONGENITAL
Pengertian Malformasi Kongenital
• Malformasi kongenital merupakan kelainan bawaan lahir
karena selama di dalam rahim mengalami gangguan, baik
oleh faktor genetik, lingkungan, maupun genetik dan
lingkungan.

• Cacat lahir, malformasi dan anomali kongenital adalah istilah


sinonim yang digunakan untuk menjelaskan gangguan struktural,
perilaku, dan fungsional dan metabolik yang ada sejak lahir.

• Ilmu yang mempelajari mengenai penyakit-penyakit ini


disebut teratologi dan juga dismorfologi.
Faktor Malformasi Kongenital
Faktor Penyebab Malformasi Kongenital
Faktor-faktor yang mempengaruhi malformasi kongenital :
 Faktor genetik
Gen merupakan faktor utama yang mempengaruhi kelainan bawaaan.
 Faktor lingkungan
Paparan terhadap ibu hamil, yaitu merkuri, timbal dan zat kimia tertentu.
 Infeksi
Infeksi pada induk merupakan salah satu penyebab kelainan bawaan.
 Status gizi
Kurangnya konsumsi gizi pada induk menyebabkan malformasi kongenital
fetus Adapun faktor lain adalah : Faktor usia, faktor kromosom, faktor
mekanik, faktor infeksi, faktor obat, faktor hormonal, faktor radiasi, faktor
fisik pada rahim, riwayat kesehatan induk, paritas, dan jarak kehamilan.
Contoh Malformasi Kongenital
Jenis-jenis malformasi kongenital :
 Kembar siam
Terkenal dikalangan manusia pada hewan peliharaan dan bahkan dalam
spesies liar. Suatu bentuk khusus dari penggabungan ketika tubuh disatukan
secara lateral disebut paraphagus. Paraphagus dibagi menjadi dua yaitu
paraphagus dicephalus dan paraphagus diprosopus
 Dysmelia
Gabungan untuk berbagai penyakit bawaan dari sistem alat gerak
(ekstremitas). Dysmelia dapat disebabkan oleh gen abnormal perkawinan
sejarah infeksi dan banyak efek lainnya. Contoh dari dysmelia adalah
Polymelia, yaitu individu memiliki satu atau lebih anggota tubuh.
 Apodia
Istilah yang menggambarkan gangguan ketika individu memiliki sebagia atau
seluruh kaki yang hilang Penyebab dari apodia adalah proses pembentukan
anggota tubuh yang terganggu sejak awal perkembangannya. Bisa
disebabkan juga oleh malnutrisi, toxisitas, atau radioaktifitas yang parah.
Contohnya adalah atrogryposis , amelia.
Studi Kasus
Hydrocephalus internus dan cerebellar hypoplasia pada
anak sapi German Holstein betina dan kembaran anak
sapi jantan yang menderita brachyury.
Hydrocephalus adalah bawaan sejak lahir malformasi ditandai
dengan akumulasi abnormal jumlah cairan tulang belakang
cerebro di rongga kranial. Jika cairan terakumulasi dalam sistem
ventrikel lateral disebut hydrocephalus internal, sedangkan jika
cairan terakumulasi di sistem ventrikel ketiga dan keempat dan
rongga sub-arachnoid disebut hydrocephalus eksternal.
Hydrocephalus bawaan pada sapi biasanya disertai oleh anomali
okular multipel seperti displasia retina, katarak dan micropthalmia.
Infeksi prenatal dengan virus seperti Diare Virus Bovine (BVD) dan
virus bluetongue sering menjadi penyebab hipoplasia serebelar
dan mampu menyebabkan penyakit klinis serius pada sapi, aborsi,
mumifikasi, lemah dan undersized atau malfungsi anakan sapi.
STUDI KASUS
 
Anak sapi kembar lahir dari indukan sapi German Holstein
berusia 5 tahun dengan kehamilan normal. Tiga anak sapi
sebelumnya lahir berfenotip normal. Kembar betina
menunjukkan pembesaran tengkorak (berbentuk kubah) dan
kembar jantan memiliki ekor pendek (brachyury). Pada usia
satu hari, anak sapi dengan hydrocephalus dipindahkan ke
University of Veterinary Medicine Hannover untuk diuji.
Diambil sampel serum anak beserta induk sapi untuk diuji
virus BVD dengan uji ELISA. Hasil uji anak sapi kembar
menunjukkan reaksi antibodi positif terhadap virus BVD dan
antigen BVD menunjukkan negatif.
• Pada kembar betina mati tak lama setelah pemeriksaan klinis dan
dilakukan nekropsi. Di kedua ginjal berbeda diamati adanya noda
hitamkecoklatan pada korteks ginjal. Skoliosis terlihat antara vertebra
thoraks
5-7 Selain itu, romyelia dari sumsum tulang belakang ditemukan secara
caudal sampai ketujuh vertebra thoraks. 
• Anak sapi kembar jantan lainnya diamati hanya brachyury sebagai
anomali bawaan mungkin disebabkan oleh infeksi virus BVD. Dalam
kasus ini, hasil uji menunjukkan positif reaksi antibodi terhadap virus
BVD. Karena itu, tidak dianggap sebagai efek keturunan. Syringomyelia
menimbulkan cairan backlog dan pembentukan kista di parenkim. 
Hydromyelia adalah kasus abnormal yang dijelaskan oleh tumpukan
cairan di dalamnya sebuah kanal pusat yang diperluas dari sumsum
tulang belakang. Dalam hal ini, hydromyelia dan syringomyelia mungkin
merupakan hasil dari skoliosis dan hydrocephalus.
Kesimpulan
KESIMPULAN

Kesimpulannya, anak sapi Holstein Jerman terinfeksi Virus


BVD menunjukkan malformasi kongenital yang sangat
berbeda dan kemampuan bertahan hidup yang berbeda
pua. Anak sapi kembar betina menunjukkan lesi yang parah
pada sistem saraf pusat termasuk cerebellar hypoplasia,
hydrocephalus interna, skoliosis, syrongyomelia dan
hydromyelia, sedangkan pasangan kembar jantannya
hanya menderita brachyury dan hidup.
 
THANK YOU
Any question?

Anda mungkin juga menyukai