Anda di halaman 1dari 9

Teori Kultivasi

MEIRULITA
YUDHY
MITHA
YULIA VAIRA
AMIR
LAWRENCY
 Teori Kultivasi merupakan bagian dari teori
komunikasi yang membahas efek dari komunikasi
massa, teori ini dikembangkan oleh George Gerbner.
 Televisi menjadi media atau alat utama dimana para
penonton televisi belajar tentang masyarakat dan
kultur di lingkungannya. Dengan kata lain, persepsi
apa yang terbangun di benak pemirsa tentang
masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh
televisi.
 Perspektif kultivasi pada awal perkembangannya lebih
memfokuskan kajian pada studi televisi dan khalayak.
Fokus utamanya pada tema-tema kekerasan di
televisi. Penelitian yang dirancang untuk menemukan
dukungan untuk gagasan bahwa mereka yang
menghabiskan lebih banyak waktu menonton tv lebih
mungkin memiliki pandangan melihat "dunia nyata"
melalui lensa tv.
 Marshall McLuhan, Gerbner menyatakan televisi sebagai
kekuatan yang dominan dalam membentuk lingkungan modern.
 Tidak seperti McLuhan, yang melihat bahwa medium sebagai
pesan, Gerbner yakin bahwa kekuatan televisi datang dari konten
simbolis yang ditunjukkan dari sebuah drama televisi.
RESEARCH ON CULTIVATION
ANALYSIS
 Lebih jauh dalam teori kultivasi dijelaskan bahwa pada dasarnya ada dua tipe
penonton televisi yang mempunyai karakteristik saling bertentangan/bertolak
belakang, yaitu:
 Para pecandu/penonton fanatik (heavy viewers) adalah mereka yang menonton
televisi lebih dari 4 (empat) jam setiap harinya. Kelompok penonton ini sering juga
disebut sebagai khalayak ‘the television type”. Tak hanya dari seberapa lama ia
menonton, heavy viewer juga dapat diukur dari seberapa sering ia menonton dan
apa jenis tontonannya.
 Penonton biasa (light viewers), yaitu mereka yang menonton televisi 2 jam atau
kurang dalam setiap harinya.
 Dan teori kultivasi ini berlaku terhadap para pecandu/penonton fanatik, karena
mereka semua adalah orang-orang yang lebih cepat percaya dan menganggap
bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia senyatanya. Gerbner
menggambarkan kultivasi seperti magnet atau gravitasi. Meskipun besarnya
pengaruh televisi tidak sama bagi setiap khalayak, namun semua terpengaruh
olehnya.
MAINSTREAMING: BLURRING, BLENDING,
AND BENDING OF ATTITUDES

 Mainstreaming menurut Gerbner adalah proses


“blurring, blending, and bending” yang mana merasuk
ke dalam diri penonton berat. Menurut Gerbner,
melalui terpaan yang konstan dalam tayangannya,
televisi berhasil menciptakan commonality (kesamaan
atau keumuman).
 Pada konsep ini, semua media mengatakan hal yang
sama. Televisi menjadikan penontonnya bersifat
homogen, yang pada nantinya menjadikan penonton
(berat) merasa mereka berbagi nilai, orientasi,
perspektif, dengan orang yang lain.
RESONANCE: THE TV WORLD LOOKS LIKE MY
WORLD, SO IT MUST BE TRUE

 Resonance. Menurut Gerbner, penonton yang


konsisten menonton tayanga
 Televisi menjadi semacam resonansi atau
pengulangan terhadap pengalaman nyata di
kehidupan si penonton. n televisi lebih mungkin
merasakan resonance (resonansi).
 Hipotesis yang diajukan oleh Gerbner dalam teori
kultivasi ini adalah bahwa semakin sering masyarakat
menonton televisi pada akhirnya akan menjadikan
dunia ini terasa semakin menyeramkan.
 https://www.youtube.com/watch?v=0dw7WeAVntc
 https://www.youtube.com/watch?v=FFmNp4gee0k
 sesuai dengan yang dijelaskan dalam teori kultivasi. Menurut teori
kultivasi, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton
televisi belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya.
Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak pemirsa
tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi.
 kaitan dengan kasus pemulangan wni eks anggota isis adalah
masyarakat menjadi takut dengan isu ini. sesuai dengan pemberitaan
yang dilakukan oleh media tv terhadap isis, muncul perasaan marah
dan takut dalam masyarakat. karena isis digambarkan sebagai jaringan
organisasi yang radikal serta kerap melakukan tindak pembunuhan
secara ekstrim. sebagai contoh pada tahun 2015 metro tv menyiarkan
berita tentang pemenggalan seorang wartawan oleh isis.
 maka terbentuklah persepsi dalam masyarakat bahwa isis adalah
organisai yang menyimpang. sehingga, ketika terdapat isu pemulangan
eks wni yang menjadi anggota isis, masyarakat yang sudab memiliki
persepsi buruk menyatakan sikap menolak kepulangan wni tersebut ke
tanah air.

Anda mungkin juga menyukai