Jumlah kasus depresi terbanyak berada di Greenland sebesar 6,23% dan jumlah kasus depresi terendah
berada di Peru sebesar 2,28%, Colombia sebesar 2,2%, Poland 2,25%, Romania 2,36% dan Myanmar
2,3%. Adapun untuk jumlah kasus depresi di Indonesia sebesar 2,64%
Menurut Riskesdas 2018
Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) di Indonesia tahun 2018 proporsi
gangguan jiwa meningkat cukup signifikan dari data Riskesdas 2013 sebesar 1,7% dan
naik menjadi 7%. Riskesdas RI Tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi rumah
tangga dengan art gangguan jiwa skizofrenia/psikosis menurut provinsi dimana kasus
gangguan jiwa terbesar dipegang oleh daerah Bali sebesar 11% dan kasus terendah
dipegang oleh daerah Kepulauan Seribu sebesar 3%, adapun untuk DKI Jakarta kasus
mencapai angka 7% dari jumlah total populasi penduduk di Indonesia. Sementara itu
angka gangguan jiwa melalui gejala depresi dan kecemasan pada usia lebih dari 15
tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dimana hanya 9% penderita depresi yang minum
obat atau menjalani pengobatan medis, dan gangguan emosional pada usia lebih dari 15
naik menjadi 9,8 % dari 6% (Riskesdas RI 2013) dari total seluruh penduduk Indonesia.
Masalah kesehatan jiwa yang timbul tidak hanya disebabkan oleh diri individu
sendiri tetapi orang yang berada disekitar juga ikut mempengaruhi kesehatan
jiwa individu tersebut. Orang yang berada disekitar individu yang menjadi
pemicu terbesar adalah keluarga. Friedman menyatakan dimana keluarga
merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi kesehatan keluarga.
Dimana keluarga merupakan suatu kelompok yang dapat memicu terjadinya
masalah kesehatan, mencegah masalah kesehatan, serta membiarkan atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga. Selain
itu, keluarga juga sangat berperan dalam mengambil keputusan kesehatan
para anggotanya.
RUMUSAN MASALAH?
Karena masih tingginya angka prevalensi dan dampak yang ditimbulkan oleh
“
gangguan jiwa, maka memerlukan upaya khusus untuk mengatasinya. Upaya
upaya tersebut dapat dikenali dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang
berhubungan dengan status kesehatan mental pada setiap orang dan terutama di
keluarga.
◇ TUJUAN PENELITIAN
Teridentifikasi :
Faktor biologis, faktor
“
Teridentifikasi faktor-faktor psikologis, faktor sosial
yang berhubungan dengan budaya dan faktor
status kesehatan mental lingkungan dalam
pada keluarga Extended mempengaruhi status
family di RW 03 Kelurahan kesehatan mental keluarga
Kramat. extended family di RW 03
Kelurahan Kramat
“
BAGI
BAGI MANFAAT BAGI
PENELITI
PENELITIAN INSTITUSI
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
BAGI
KELUARGA
2 TINJAUAN PUSTAKA
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
Status Keluarga status kesehatan
“
mental: Faktor
kesehatan Extended Biologis, Faktor
mental Family Psikologis, Faktor
Sosial Budaya, dan
Faktor Lingkungan
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN
3 DEFINISI OPERASIONAL
KERANGKA KONSEP
Keterangan :
Status Kesehatan Pernyataan yang ditunjukkan Alat ukur : menggunakan kuesioner MHI 18 0 : Psychological Distress (Jika
mental pada untuk menilai Psychological skore jawaban < mean 70,22) Ordinal
keluarga extended Distress (kesehatan jiwa Pengukuran : dilakukan dengan cara responden
family negatif) dan Psychological menjawab pertanyaan dengan memilih 1 diantara 1 : Psychological Well-being (jika
Well-being (kesehatan jiwa 6 jawaban, yaitu: skore jawaban > mean 70,22)
positif) yang berasal dari 1. Setiap waktu
keadaan pikiran responden 2. Sebagian besar
dalam rentang waktu satu waktu
bulan yang lalu 3. Sedikit waktu
yang baik
4. Beberapa waktu
5. Sedikit waktu
6. Tidak ada waktu
4 METODE PENELITIAN
Desain
Desain
Penelitian: desain
deskriptik analitik
dengan
pendekatan
pendekatan
Cross Sectional Tempat & Waktu
Analisa Data: Survey
Survey Penelitian
Penelitian :: Mei-
Mei-
Menggunakan Chi Agustus 2019 di
Square RW 03 Kelurahan
Square Kramat
Populasi
Populasi :: 110
110
Etika Penelitian : responden
responden
1. Informed Consent
1. Informed Consent Metode Sampel
Sampel :: 8686
2. Anomity responden
responden
3. Confidentiality Penelitian Teknik
Teknik pengambilan
pengambilan
sampel
sampel dalam
dalam
4.
4. Justice
Justice penelitian
penelitian ini
ini yaitu
yaitu
5. Balancing
Balancing harms
harms andand purposive sampling.
purposive sampling.
5.
benefits
Pengumpulan
Pengumpulan data data ::
1.
1. Alat
Alat pengumpul
pengumpul data
data ::
kuesioner
kuesioner yaitu,
yaitu, kuesioner
kuesioner
Uji validitas biologis,
biologis, lingkungan,
lingkungan, sosial
sosial
budaya
budaya kuesioner
kuesioner DASS
DASS 21,
dan Kuesioner
Kuesioner MHI-18
MHI-18
21,
reliabilitas 2.
2. Cara
Cara pengumpulan
pengumpulan datadata ::
tahap
tahap persiapan
persiapan dan
dan tahap
tahap
pengambilan
pengambilan responden
responden
HASIL PENELITIAN &
5&6 PEMBAHASAN
ANALISA UNIVARIAT
Tabel 5.1 Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi di Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor-Faktor Yang
RW 03 Kelurahan Kramat Tahun 2019 Berhubungan Dengan Status Kesehatan Mental Pada Keluarga
Extended Family Di RW 03 Kelurahan Kramat Tahun 2019
Frekuensi
No Variabel Deskripsi Percent (%) Frekuensi Percent
(n = 86) No Variabel Kategori
1 Pendidikan Tidak Bersekolah 7 8,1 % (n=86) (%)
Terakhir SD 27 31,4 % 1 Faktor Biologis Biologis berpengaruh 37 43,0%
SMP 21 24,4 % Biologis tidak 49 57,0%
SMA 30 34,9 % berpengaruh
Perguruan Tinggi 1 1,2 % 2 Faktor Psikologis Psikologis Buruk 44 51,2%
2 Status Pekerjaan Bekerja 7 8,1 %
Psikologis Baik 42 48,8%
Tidak Bekerja 79 91,9 %
3 Faktor Sosial Sosial budaya 45 52,3%
3 Riwayat Tidak ada riwayat 4 4,7%
Budaya berpengaruh
kesehatan penyakit
Jantung 19 22,1 % Sosial budaya tidak 41 47,7%
Diabetes Mellitus 20 23,3% berpengaruh
Hipertensi 32 37,2 % 4 Faktor Lingkungan berpengaruh 50 58,1%
Asma 4 4,7 % Lingkungan Lingkungan tidak 36 41,9%
Lain-lain 7 8,1 % berpengaruh
4 Suku Sunda 19 22,1 %
5 Status Psychological Distress 47 54,7%
Jawa 15 17,4 %
Kesehatan Psychological Well Being 39 45,3%
Betawi 42 48,8 %
Mental
Lain-lain 10 11,6 %
Tabel 5.3
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Kesehatan Mental Pada
Keluarga Extended Family Di Rw 03 Kelurahan Kramat Tahun 2019
Status Kesehatan Mental
Total
Variabel independen Psychological Distress Pyschological Well Being P OR
Value (95% CI)
% %
N N N %
Faktor Biologis
26 70,3% 11 29,7% 37 100%
Biologis berpengaruh 21 42,9% 28 57,1% 49 100% 3,152
0,021
Biologis tidak berpengaruh (1,276-7,782)
Jumlah 47 54,7% 39 45,3% 86 100%
Faktor Psikologis
30 68,2% 14 31,8% 44 100%
ANALISA
Psikologis Buruk 3,151
17 40,5% 25 59,5% 42 100% 0,018
Psikologis Baik (1,301-7,630)
47 54,7% 39 45.3% 86 100%
BIVARIAT
Jumlah
Faktor Sosial Budaya
30 66,7% 15 33,3% 45 100%
17 41,5% 24 58,5% 41 100%
Sosial budaya berpengaruh 2,824
0,033
Sosial budaya tidak berpengaruh (1,174-6,791)
47 54,7% 39 45,3% 86 100%
Jumlah
Faktor Lingkungan
Lingkungan berpengaruh 33 66,0% 17 34,0% 50 100%
14 38,9% 22 61,1% 36 100% 3,050
Lingkungan tidak berpengaruh 0,023
(1,253-7,425)
Jumlah 47 54,7% 39 45,3% 86 100%
7 PENUTUP
KESIMPULAN
UNIVARIAT BIVARIAT
Bagi Institusi
Penelitian ini dapat menambah buku-buku atau bahan referensi terkait keluarga extended family
dan status kesehatan mentalnya.
Bagi Keluarga
SARAN
Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan status kesehatan mental pada
keluarga extended family, keluarga dapat lebih meningkatkan dan memahami kesehatan setiap
anggota keluarga serta dapat membantu pemerintah dalam menurunkan angka gangguan
kesehatan jiwa di Indonesia.