Anda di halaman 1dari 15

Farmakologi Dan Toksikologi

TETRASIKLIN
kelompok 7

1. Muhammad Dzaky Nafis (F420185074)


2. Amalia Khoirunnisa (F420185075)
3. Nisa Oktadayana (F420185076)
4. Sokhibatul Fatkhiyah (F420185077)
5. Iin Martiana (F420185080)
6. Etina Elva Rufaida (F420185081)
TETRASIKLIN

ASAL & KIMIA FARMAKOKINETIK FARMAKODINAMIK


ASAL & KIMIA
ASAL

Antibiotik pertama kali ditemukan oleh Lioyd conover. Pada tahun


1995 antibiotika golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan ialah
klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Sreptomyches aureofaciens.
Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus.
Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi
juga dapat diperoleh dari spesies Streptomyches lain.
KIMIA

Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi


bentuk garam natrium atau garam HCL-nya mudah larut. Dalam
keadaan kering, bentuk basa dan garam HCL tetrasiklin bersifat relatif
stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat
berkurang potensinya.
Tetrasiklin adalah suatu anti biotika dari golongan baru yaitu
glisilsiklin
FARMAKOKINETIK
1. ABSORPSI
 Tetrasiklin diserap lewat saluran cerna, yang berlangsung di
lambung dan usus halus bagian atas.
 Faktor penghambat penyerapan tetrasiklin antara lain :
adanya makanan dalam lambung, pH tinggi, pembentukan
kelat (oleh sebab itu tetrasiklin sebaiknya diberikan 2 jam
setelah makan).
2. DISTRIBUSI
 Dalam plasma semua jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam
jumlah yang bervariasi.
 Pemberian oral 250 mg tetrasiklin tiap 6 jam menghasilkan kadar dalam
sekitar 2.0-2.5µg/mL.
 Dalam cairan serebrospinal (CSS) kadar golongan tetrasiklin hanya 10-20%
kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak tergantung dari adanya
meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dan jaringan tubuh tidak cukup
baik.
 Obat golongan ini ditimbun dalam sistem retikuleondotelial di hati, email
gigi yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin menembus sawar uri, dan
terdapat dalam air susu ibu dalam kadar yang relatif tinggi.
3. METABOLISME
 Obat golongan ini tidak dimetabolisme secara berarti di hati.
Doksisiklin dan minosiklin mengalami metabolisme di hati
yang cukup berarti sehingga aman diberikan pada pasien
gagal ginjal.
4. EKSKRESI
 Golongan tetrasiklin diekskresi melalui filtrasi glomerulus. Pada
pemberian per oral kira-kira 20-55% golongan tetrasiklin diekskresi
melalui urin.
 Golongan tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam empedu mencapai
kadar 10 kali kadar serum. Sebagian besar obat yang diekskresi ke dalam
lumen usus ini mengalami sirkulasli eneterohepatik, maka obat ini masih
terdapat dalam darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan. Bila
terjadi obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini
akan mengalami kumulasi dalam darah.
 Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja.
Farmakodinamik
Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada
ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotik
ke dalam ribosom bakteri Gram-negatif :
Pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik

Kedua melalui sistem transpor aktif

setelah masuk antibiotik berikatan secara reversible dengan ribosom 30S


dan mencegah ikatan tRNA-aminoasli pada kompleks mRNA-ribosom (hal
tersebut mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan
berakibat terhentinnya sintesis protein)
Efek Antimikroba

Golongan tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama


bersifat bakteriostatik. Hanya mikroba yang cepat membelah
yang dipengaruhi obat ini.
SPEKTRUM ANTIMIKROBA

 Tetrasiklin memperlihatkan spektrum antibakteri luas yang


meliputi kuman Gram-positif dan negatif, aerobik dan an-
aerobik. Selain itu, ia juga aktif terhadap spiroket, mikoplasma,
riketsia, klamidia, legionela dan protozoa tertentu.
 Spektrum golongan tetrasiklin umumnya sama sebab mekanisme
kerjanya sama, namun terdapat perbedaan kuantitatif dari
aktivitas masing-masing derivat terhadap kuman tertentu.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai