DI SUSUN OLEH :
Muhammad Rasyid Ridha
Muhammad Suwandi
Muhammad Hafizul
Nida Ulhaq
Annisa Rahim
Yohana Mega Nanda
Latar Belakang :
Dalam bab-bab terdahulu telah dijelaskan, bahwa
masail al-fiqhiyah terbagi ke dalam empat macam,
yaitu: masail al-fiqhiyah al-Ijma’iyah, masail al-
fiqhiyah al-wifaqiyah, masail al-fiqhiyah al-
khilafiyah, dan masail al-fiqhiyah al-haditsah.
Masing-masing macam masail al-fiqhiyah tersebut
telah dijelaskan pengertian, manfaat, dan
metode/langkah-langkah studinya. Oleh sebab itu
dalam bab ini, akan dijelaskan cara kerja metode
studi dari masing-masing macam masail al-fiqhiyah
tersebut dengan mengambil satu di antara sekian
banyak problematika fiqhi.
Studi Masail al-Fiqhiyah al-Ijma’iyah
1. Gambaran masalah contoh : sewa menyewa
2. Ulama yang menyatakan terjadinya ijma’
Al-Qurtubiy (w. 671 H) menyatakan, yang
tidak boleh dalam sewa-menyewa adalah
ketika batasan persewaan tersebut tidak jelas,
manfaat penggunaannya pun tidak jelas,
persewaan semacam ini tidak boleh hingga
diketahui kejelasannya.
3. Landasan ijma
Dalil-dalil yang menjadi landasan ijma’ akan
sahnya persewaan apabila telah diketahui harga,
manfaat, dan batasan waktu dari sewaan tersebut
adalah:
Pertama. Hadis Nabi Saw sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dari
riwayat sahabat Abu Sa’id al-Khudri dia
berkata:
ِ ارأَاْل ِج
ُير َحتَّي يُبَي ََّن لَهُ ٔاجْ ُره ِ ٔى َجOِْْٔص َّل هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَحى َع ْن ا ْست َّ ِأَ َّن النَّب.
َ ي
Sesungguhnya Nabi saw. melarang
mempersewakan apapun hinggs pemiliknya
menjelaskan harga sewa dari sewaan tersebut.
Kedua: Analogi (qiyas)
Ketiga: ketidaktahuan terhadap manfaat dan harga
sewaan dapat mengakibatkan munculnya
sengketa yang berakibat pada hilangnya hak
pakai dan hak guna, sehingga tujuan dari
transaksi tersebut menjadi sia-sia karena hampa
dari tujuan kebaikan.