Anda di halaman 1dari 75

KONSEP DAN ASUHAN

KEPERAWATAN
PEMWNUHAN KEBUTUHAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN
Hello!

I am Adni Tamara
193910161
Kelas 1B

2
1
Struktur Sistem
Muskuloskletal dan
Persarafan yang
Mempengaruhi Pergerakan

3
TULANG
Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah:
▹ Sebagai kerangka tubuh dan memberi bentuk
tubuh
▹ Untuk memberikan suatu system pengungkit
yang digerakan oleh kerja otot-otot yang
melekat pada tulang tersebut.
▹ Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan
elemen-elemen lain
▹ Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan
putih dan trombosit dalam sumsum merah
tulang tertentu.
4
▹ Gerakan tulang dan tulang sendi
merupakan proses aktif yang harus
terintegrasi secara hati-hati untuk
mencapai koordinasi. Ada 2 tipe
kontraksi otot isotonik dan isometrik.
Pada kontraksi isotonik : peningkatan
tekanan otot menyebabkan otot
memendek. Kontraksi isometrik
menyebabkan peningkatan tekanan otot
atau kerja otot tetapi tidak ada
pemendekan.
5
Otot yang
Penting
dalam
▹ Otot yang penting dalam pergerakan melekat di
Pergeraka region skelet tempat pergerakan itu
n ditimbulkan oleh pengungkitan
▹ Gerakan mengungkit adalah karakteristik dari
pergerakan ekstimitas atas. Otot lengan sejajar
satu dengan yang lainnya dan memanjang kan
tulang secara maksimal

6
In two or
three
columns Otot Yang Penting Dalam Pengaturan postur dan
Membentuk Postur/ gerakan otot
Kesejajaran Tubuh Postur dan pergerakan juga
Otot ekstremitas bawah, tergantung pada ukuran
tubuh, leher dan punggug skelet dan perkembangan
berfungsi membentuk postur otot skelet. Koordinasi dan
tubuh. kelompok otot itu pengaturan kelompok otot
bekerja sama untuk yang berbeda tergantung
menstabilkan dan menopang pada tonus otot dan aktifitas
berat badan saat berdiri atau dari otot antagonistik,
duduk sinergistik dan antigravitas.

7
Tonus
Otot ▹ Tonus otot adalah suatu keadaan normal dari
tegangan otot yang seimbang.
▹ Tonus otot memungkinkan bagian tubuh
mempertahankan posisi fungsional tanpa
kelemahan otot.
▹ Tonus otot juga mendukung kembalinya aliran
darah vena ke jantung seperti yang terjadi pada
otot kaki
▹ imobilisasi menyebabkan aktivitas dan tonus otot
berkurang.

8
Kelompok
otot
▹ Otot sinergistik ▹ Otot antagonistik ▹ Otot antigravita
berkontraksi bekerja sama sangat berpengaruh
bersama untuk untuk pada stabilisasi sendi.
menyempurnakan menggerakan Otot secara terus
gerakan yang sama sendi. Selama menerus melawan efek
terdapat dua gravitasi tubuh dan
pergerakan, otot
mempertahankan
penggerakan aktif penggerak aktif postur tegak atau
yaitu bisep berkontraksi dan duduk.
brakhialis dan otot antagonisnya
brakhialis relaksasi.
berkontraksi
sementara otot
antogonistik yaitu
otot trisep brakialis
berelaksasi.
9
2
Mekanisme
Tubuh dalam
Fisiologi
Pergerakan

10
Untuk
terjadi
gerak ▹ organ sensorik (yang menerima impuls),
refleks, ▹ serabut saraf sensorik (yang menghantarkan
maka
impuls),
dibutuhka
n struktur ▹ sumsum tulang belakang (serabut-serabut saraf
sebagai penghubung menghantarkan impuls),
berikut ▹ sel saraf motorik (menerima dan mengalihkan
impuls),
▹ organ motorik (yang melaksanakan gerakan).

11
▹ Gerak refleks merupakan bagian dari mekanika
pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat
dari gerak sadar
▹ Mekanisme gerak refleks merupakan suatu
gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar
kesadaran kita.
▹ Gerakan refleks merupakan bagian dari
mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh
lebih cepat dari gerak sadar

12
Untuk terjadinya gerakan refleks maka dibutuhkan
struktur sebagai berikut,

•organ sensorik yang menerima impuls


•Serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls tersebut menuju sel-
sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan
melanjutkan impuls dan menghantarkan impuls-impils menuju substansi
pada kornu posterior medula spinalis.
•Sel saraf motorik menerka impuls dan menghantarkan impuls-impuls
melalui serabut motorik

13
3

Mobilisasi dan Imobilisasi

14
Mobilisasi

▹ Pengertian Mobilisasi ▹ Manfaat Mobilisasi


Mobilisasi adalah kemampuan Manfaat dari gerakan tubuh
seseorang untuk bergerak antara lain, tubuh menjadi
secara bebas, mudah, dan segar, memperbaiki tonus otot,
teratur yang bertujuan untuk mengontrol berat badan,
memenuhi kebutuhan hidup merangsang peredaran darah,
sehat mengurangi stres,
meningkatkan relaksasi,
memperlambat proses penyakit
(penyakit degeneratif), untuk
aktualisasi diri (harga diri dan
citra tubuh), sedang untuk anak
merangsang pertumbuhan.

15
Imobilisasi

Alasan
Dampak Tingkat
Dilakukan
Imobilisasi Imobilisasi
Mobilisasi

16
Pengertian Imobilisasi

adalah ketidakmampuan klien bergerak


bebas yang disebabkan kondisi tertentu
atau dibatasi secara terapeutik (Potter
dan Perry 2006).

17
Alasan
Dilakukan
Mobilisasi ▹ Pengobatan atau ▹ Mengurangi nyeri
terapi, seperti pada pasca operasi,
klien setelah ▹ Ketedakmampuan
menjalani premir seperti
pembedahan atau paralisis,
mengalami cedera
pada kaki atau
tangan.

18
Dampak
Imobilisasi Sistem Integumen Sistem Eleminasi
▹ Turgor kulit menurun ▹ Stasis urine
▹ Kerusakan kulit ▹ Batu ginjal
Sistem Kardiovaskuler ▹ Retensi urine
▹ Hipotensi ortostatik ▹ Infeksi perkemihan:
▹ Pembentukan trambus Organisme penyebab
infeksi saluran kemih
▹ Edema dependen: Edema
adalah Escherichia
dependen biasa terjadi
coli.
pada area yang
menggantung seperti kaki
dan tungkai bawah.

19
Lanjutan…

Sistem Muskuloskeletal Sistem Pencernaan


▹ Osteoporosis ▹ Konstipasi:
▹ Atrofi otot. Imobilisasi
mempengaruhi
▹ Kontraktur dan nyeri
pencernaan yaitu
sendi
konstipasi akibat
penurunan
peristaltik dan
mobilitas usus

20
Penurunan gerakan pernafasan:
▹ Kondisi ini disebabkan oleh
pembatasan gerak,
hilangnya kordinasi otot.
▹ Penumpukan sekret
▹ Atelektasis

21
Tingkat
Imobilisasi
▹ Imobilisasi ▹ Imobilisasi ▹ Imobilisasi karena
komplet: parsial: pengobatan:
Imobilisasi Imobilisasi Imobilisasi pada
dilakukan dilakukan penderita gangguang
pada individi pada klien pernafasan atau
yang yang jantung, Pada klien
mengalami mengalami tirang baring (bedrest)
gangguan fraktur. total, klien tidak boleh
tingkat bergerak dari tempat
kesadaran. tidur, berjalan, dan
duduk dikursi.

22
Respon Fisiologis
dan Psikologis
terhadap
Imobilisasi

23
Respon
fisiologis
Perubahan Metabolisme
▹ Ketidakseimbangan Cairan Dan Elektrolit : mengakibatkan
persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum
berkurang
▹ Gangguan pengubahan zat gizi : Terjadinya gangguan zat gizi
yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan
kalori
▹ Gangguan Fungsi Gastrointestinal : Immobilisasi dapat
menurunkan hasil makanan yang dicerna, sehingga penurunan
jumlah masukan yang cukup dapat menyebabkan keluhan.

24
▹ Perubahan Sistem Pernafasan : Akibat immobilisasi,
kadar heamoglobin menurun, ekspansi paru
menurun, dan terjadinya lemah otot yang dapat
menyebabkan proses metabolisme terganggu.
▹ Perubahan Kardiovaskuler : Perubahan sistem
kardiovaskuler akibat immobilisasi antara lain dapat
berupa hipotensi ortostatik, meningkatnya kerja
jantung, dan terjadinya pembentukan trombus.

25
▹ Perubahan Sistem Muskuloskeletal.
• Gangguan Muskular : Menurunnya massa otot
sebagai dampak immobilisasi dapat menyebabkan
turunnya kekuatan otot secara langsung
• Gangguan Skeletal : Akan mudah terjadi kontraktur
sendi dan osteoporosis.
• Perubahan Sistem Integumen

26
▹ Perubahan Eliminasi : Kurangnya asupan dan
penurunan curah jantung sehingga aliran darah
renal dan urine berkurang.
▹ Terjadi Vertigo : Karena seseorang terlalu lama
berbaring, sehingga aliran darah ke otak
berkurang dan menyebabkan pusing tujuh
keliling, serta mempengaruhi nervus
vestibularis.

27
Respon
psikologis
▹ Beberapa pasien mengalami kemunduran dalam memecahkan
masalah yang dihadapi dan sering kali mengekspresikan
emosi dalam berbagai cara misalnya menarik diri, apatis atau
agresif.
▹ Pada keadaan lebih lanjut pasien mengalami perubahan
konsep diri serta memberikan reaksi emosi yang sering tidak
sesuai dengan situasi.
▹ Terjadinya perubahan prilaku tersebut merupakan dampak
immobilisasi karena selama preses immobilisasi seseorang
akan mengalami perubahan peran, konsep diri, kecemasan,
dan lain- lain.

28
Prinsip –
prinsip
▹ Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung
Mekanika
kesehatan dan mencegah kecacatan.
Tubuh Edit
▹ Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan
perawat untuk mengangkat, memindahkan dan mengubah
posisi pasien.
▹ Ketika merancanakan untuk memindahkan pasien, atur untuk
bantuan yang adekuat.
▹ Jaga punggung, leher, pelvis dan kaki lurus. Cegah terpelintir.
▹ Fleksikan lutut :  buat kaki tetap lebar.

29
▹ Dekatkan tubuh tenaga kesehatan dengan pasien
(objek yang akan diangkat).
▹ Gunakan lengan dan tungkai bukan pungggung.  
▹ Tarik pasien kearah penariknya menggunakan seprai
yang dapat ditarik.
▹ Rapatkan otot abdomen dan gluteal untuk persiapan
bergerak. 
▹ Seseorang dengan beban yang sangat berat diangkat
bersama, dengan dipimpin seorang dengan
menghitung sampai tiga. 

30
prinsip
yang
digunakan
▹ Gravitasi
dalam Terdapat 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam
body gravitasi,yaitu:
mekanik
 Pusat gravitasi (center of gravitasi), titik yang
berada dipertengahan tubuh
 Garis gravitasi (line of gravitasi), merupakan garis
imaginer ventrikel melalui pusat gravitasi.
 Dasar tumpuan (base of suport) merupakan dasar
tempat seseorang dalam keadaan istirahat untuk
menopang atau menahan tubuh.

31
▹ Keseimbangan 
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika
tubuh dicapai dengan cara mempertahankan
posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi
dan dasar tumpuan.
▹ Berat 
Dalam menggunkan mekanika tubuh yang
sangat diperhatikan adalah berat atau bobot
benda yang akan diangkat karena berat benda
akan mempengaruhi mekanika tubuh.

32
Asuhan
Keperawatan
Pemenuhan
Kebutuhan
Aktivitas

33
1.
Pengkajian
▹ Riwayat Kesehatan ▹ Riwayat Keperawatan
Sekarang Dahulu
Pengkajian riwayat Pengkajian riwayat
pasien saat ini meliputi penyakit di masa lalu
alasan pasien yang yang berhubungan
menyebabkan terjadi dengan pemenuhan
keluhan / gangguan kebutuhan mobilitas
dalam mobilitas dan
imobilitas, 

34
▹ Riwayat Keperawatan ▹ Kemampuan Rentang Gerak
Keluarga Pengkajian rentang gerak
Pengkajian riwayat (ROM) dilakukan pada
penyakit keluarga, daerah seperti bahu, siku,
misalnya tentang ada atau lengan, panggul, dan kaki
tidaknya riwayat alergi, dengan derajat rentang gerak
stroke, penyakit jantung, normal yang berbeda pada
diabetes melitus. setiap gerakan (Abduksi,
adduksi, fleksi, ekstensi,
hiperekstensi)

35
▹ Perubahan Intoleransi ▹ Kekuatan Otot dan
Aktivitas Gangguan Koordinasi
Pengkajian intoleransi Dalam mengkaji
aktivitas dapat kekuatan otot dapat
berhubungan dengan ditentukan kekuatan
perubahan sistem secara bilateral atau
pernapasan dan sistem tidak.
kardiovaskular.

36
Tingkat Aktivitas/Mobilitas Kategori
Tingkat 0 Mampu merawat diri secara penuh
▹ Perubahan ▹ Kemampuan
Tingkat 1 Memerlukan penggunaan alat
psikologis
Tingkat 2 Mobilitas
Memerlukan bantuan atau pengawasan
Pengkajian
Tingkat 3 orang lain

perubahan
Tingkat 4 Memerlukan bantuan, pengawasan orang
lain, dan peralatan
psikologis
Sangat tergantung dan tidak dapat
yang melakukan atau berpartisipasi dalam
disebabkan perawatan
oleh adanya 37
Diagnosis
Keperawat
Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah
an
immobilitas, antara lain :
▹ Gangguann mobilitas fisik berhubungan dengan trauma
tulang belakang, fraktur dll
▹ Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan
imobilitas
▹ Resiko cedera berhubungan dengan ortostatik pneumonia
▹ Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan tonus
atau kekuatan otot
▹ Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan
menurunnya ekspansi paru.
▹ Gangguan eliminasi berhubungan dengan imobilitas
(penurunan peristaltik usus) 38
▹ Retensi urine berhubungan dengan ggn
mobilitas fisik
▹ Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan
tubuh) berhubungan dengan napsu makan
▹ Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan kurang intake
▹ Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan
imobilitas
▹ Gangguan konsep diri imobilitas

39
Perencana
an
Keperawat Tujuan :
an ▹ Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan
fleksibilitas sendi
▹ Meningkatkan fungsi kardiovaskuler (jantung)
▹ Meningkatkan fungsi respirasi (pernafasan)
▹ Meningkatkan fungsi gastroitestinal (pencernaan)
▹ Meningkatkan fungsi perkemihan (ginjal)
▹ Memperbaiki gangguan psikologis

40
Implement
asi Pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi
dalam postur tubuh yang benar.
▹ Ambulasi dini merupakan salah satu tindakan yang
dapat meningkatkan kekuatan dan ketahan otot.
▹ Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri untuk
melatih kekuatan dan ketahanan serta kemampuan sendi
agar mudah bergerak.
▹ Latihan isotonik dan isometrik, latihan ini juga dapat
digunakan untuk melatih kekuatan dan ketahanan otot
dengan cara mengangkat beban yang ringan, kemudian
beban yang berat.
▹ Latihan ROM baik secara aktif maupun pasif

41
Meningkatkan Fungsi Kardiovaskuler
▹ Ambulasi Dini
▹ Latihan aktif
▹ Pelaksanaan kegiatan sehari-hari.

42
Meningkatkan Fungsi Respirasi
▹ Ambil nafas dalam dan batuk efektif
▹ Mengubah posisi pasien setiap 1-2 jam
▹ Lakukan postural drainage, perkusi
dada dan vibrasi.

43
Meningkatkan Fungsi Gastrointestinal
▹ Atur diet tinggi kalori, protein dan mineral
▹ Latihan ambulasi
Meningkatkan Fungsi Perkemihan
▹ Anjurkan pasien minum lebih dari
2500cc/hr
▹ Menjaga kebersihan perineal.

44
Memperbaiki Gangguan Psikologi
▹ Melakukan komunikasi terpeutik
dengan perasaan
▹ Membantu pasien untuk
mengekspresikan kecemasanya
▹ Meningkatkan privacy pasien
▹ Menganjurkan utuk melakukan
interaksi sosial
▹  
45
 
Pelaksana
an
Tindakan ▹ Pengaturan Posisi tubuh sesuai
Keperawat kebutuhan pasien
an
▹ Pengaturan Posisi dalam mengatasi
masalah kebutuhan mobilitas dapat
disesuaikan dengan tingkat gangguan.

46
Posisi
Fowler/
Semi ▹ Posisi Fowler adalah posisi duduk/
Fowler setengah duduk dimana bagian kepala
tempat tidur ditinggikan atau dinaikan,
Posisi ini dilakukan untuk memberikan
kenyamanan pada pasien dan
memfasilitasi fungsi pernafasan pasien.

47
Dengan cara:
▹ Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
▹ Dudukan pasien.
▹ Berikan sandaran/ bantal pada tempat tidur
pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi
semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler
(90 derajat).
▹ Anjurkan pasien untuk tetap berbaring
setengah duduk.

48
Posisi
Sims ▹ Posisi ini adalah posisi miring kiri atau miring
kanan. Posisi ini dilakukan untuk memberikan
kenyamanan dan memberikan obat peranus
(supositoria)
Dengan cara :
▹ Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
▹ Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian
miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah
telungkup dan kaki kiri lurus dengan lutut. Paha
kanan ditekuk kearah dada.

49
▹ Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang
punggung dan tangan kanan diatas tempat
tidur.
▹ Bila pasien miring kekanan dengan posisi
badan setengah telungkup dan kaki kanan
lurus dengan lutut, paha kiri ditekuk kearah
dada.
▹ Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang
punggung dan tangan kiri diatas tempat
tidur.

50
Posisi
Trendelenb
urg
▹ Pada posisi ini pasien berbaring ditempat tidur
dengan bagian kepala lebih rendah daripada
kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak, dengan cara ;
▹ Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
▹ Pasien dalam keadaan berbaring terlentang,
letakan bantal diantara kepala dan ujung
tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah
lipatan lutut.

51
▹ Berikan balok
penopang pada bagian
kaki tempat tidur atau
atur tempat tidur
khusus dengan
meninggikan bagian
kaki.

52
Posisi
Dorsal
Recumben ▹ Pada posisi ini pasien berbaring
t terlentang dengan kedua lutut fleksi
(ditarik atau direnggangkan)diatas
tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
merawat dan memeriksa genitalia serta
pada proses persalinan

53
▹ Jelaskan prosedur yang akan
dilakukan
▹ Pasien dalam keadaan berbaring
terlentang, pakaian bawah
dibuka.
▹ Tekuk lutut, renggangkan paha,
telapak kaki menhadap
ketempat tidur, dan
renggangkan kedua kaki dan
pasang selimut

54
Posisi
Lithotomi
▹ Pada posisi ini pasien berbaring
terlentang dengan mengankat kedua
kaki dan meriknya keatas bagian perut.
Posisi ini dilakukan untuk pemeriksaan
genitalia pada proses persalinan dan
memasang alat kontrasepsi

55
Posisi
Genu ▹ Pada posisi ini pasien menungging dengan
Pectoral
kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan
untuk memeriksa daerah rectum dan sigmoid.
Dengan cara :
▹ Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
▹ Anjurkan pasien untuk posisi menungging
dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel
pada kasus tempat tidur
▹ Pasang selimut pada pasien.

56
 
Latihan
ROM ▹ Pasien yang mobilitas sendinya
Exercise terbatas karena penyakit, diabilitas atau
pasif dan
Aktif
trauma memerlukan latihan sendi untuk
mengurangi bahaya immobilitas.
Latihan berikut dilakukan untuk
memelihara dan mempertahankan
kekuatan otot serta memelihara
persendian.

57
Fleksi dan
ekstensi ▹ Menjelaskan prosedur yang akan
pergelang
an tangan dilakukan
▹ Atur posisi lengan pasien dengan
menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk
dengan lengan.
▹ Pegang tangan pasien dengan satu
tangan dan tangan yang lain
memegang pergelangan tangan pasien.
▹ Tekuk tangan pasien kedepan sejauh
mungkin.
58
Fleksi dan
ekstensi
▹ Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
siku
▹ Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi
tubuh dengan telapak mengarah ketubuhnya.
▹ Letakan tangan di atas siku pasien dan pegang
tangannya dengan tangan lainnya.
▹ Tekuk siku pasien sehinga tangannya mendekat
bahu.
▹ Lakukan dan kembalikan keposisi sebelumnya.

59
Pronasi
fleksi
bahu. ▹ Menjelaskan prosedur.
▹ Atur posisi tangan pasien disisi
tubuhnya
▹ Letakan satu tangan perawat diatas siku
pasien dan pegang tangan pasien dgn
tangan lainnya
▹ Angkat tangan pasien ke posisi semula.

60
Abduksi
dan
adduksi ▹ Atur posisi lengan pasien disamping
bahu badannya
▹ Letakan satu tangan perawat di atas
siku pasien dan pegang tangan pasien
dengan tangan lainnya
▹ Gerakan lengan pasien menjauh dari
tubuhnya kearah perawat
▹ Kembali keposisi semula

61
Rotasi
bahu ▹ Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan
siku menekuk.
▹ Letakan satu tangan perawat dilengan atas pasien
dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan
yang lainnya
▹ Gerakan lengan bawah kebawah sampai menyentuh
tempat tidur,telapak tangan menghadap kebawah
▹ Kembalikan lengan keposisi semula
▹ Gerakan lengan bawah kebelakang sampai
menyentuh tempat tidur,telapak tangan menghadap
ke atas
▹ Kembali keposisi semula

62
Fleksi dan
ekstensi
jari-jari ▹ Menjelaskan prosedur yg akan di
lakukan
▹ Pegang jari-jari kaki pasien dengan
satu tangan sementara tangan lain
memegang kaki.
▹ Bengkokan (tekuk) jari-jari kaki ke
bawah.
▹ Luruskan jari-jari kemudian dorong ke
belakang.
▹ Kembalikan ke posisi semula. 63
Infersi dan
efersi kaki
▹ jelaskan porsedur yang akan di lakukan
▹ Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan
satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan
tangan satunya.
▹ Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki
menghadap ke kaki lainya.
▹ Kembalikan ke posisi semula.
▹ Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki
menjauh kaki yang lain.
▹ Kembalikan ke posisi semula.

64
Fleksi dan
ekstensi
pergelang
▹ Jelaskan porsedur yang akan di lakukan.
an kaki ▹ Letakkan satu tangan perawat pada telapak
kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas
pergelangan kaki.
▹ Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki
ke arah dada pasien.
▹ Kembalikan ke posisi semula.
▹ Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien

65
Fleksi dan
ekstensi
lutut
▹ Jelaskan porsedur yang akan di lakukan.
▹ Letakan satu tangan di bawah lutut pasien dan
pegang tumit pasien dengan tangan yang
lainnya.
▹ Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal
paha.
▹ Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh
mungkin.
▹ Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan
mengangkat kaki ke atas.
▹ Kembalikan ke posisi semula
66
Rotasi
pangkal
paha ▹ Jelaskan porsedur yang akan di
lakukan.
▹ Letakan satu tangan perawat pada
pergelangan kaki dan satu tangan yang
lain di atas lutut.
▹ Putar kaki menjauhi perawat.
▹ Putar kaki ke arah perawat.
▹ Kembalikan ke posisi semula.

67
Abduksi
dan ▹ Jelaskan porsedur yang akan di
adduksi
pangkal lakukan.
paha ▹ Letakan satu tangan perawat di bawah
lutut pasien dan satu tangan pada tumit.
▹ Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat
kaki kurang lebih 8cm dari tempat
tidur, gerakan kaki menjauhi badan
pasien.
▹ Gerakan kaki mendekati badan pasien.
▹ Kembalikan ke posisi semula.
68
Evaluasi
▹ Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan
kepera-watan untuk megatasi gangguan
mobilitas adalah sebagai berikut :
▹ Peningkatan fungsi sistem tubuh
▹ Peningkatan kekuatan dan ketahana dan
kekuatan otot
▹ Peningkatan fleksibilitas sendi
▹ Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman
pada pasien dan ekspresi pasien menunjukan
keceriaan.

69
Thanks!

Any questions?
You can find me at @username & user@mail.me

70
Credits
Special thanks to all the people who made and released
these awesome resources for free:
▹ Presentation template by SlidesCarnival
▹ Photographs by Unsplash

71
Presentati
on design
This presentations uses the following typographies and colors:
▹ Titles: Playfair display
▹ Body copy: Tinos
You can download the fonts on these pages:
https://www.fontsquirrel.com/fonts/playfair-display
https://www.fontsquirrel.com/fonts/tinos

▹ Pink #ecc1c8
▹ Dark gray #4d4a56

You don’t need to keep this slide in your presentation. It’s only here to serve you as a design guide if you
need to create new slides or download the fonts to edit the presentation in PowerPoint® 72
SlidesCarnival icons are editable shapes.

This means that you can:


● Resize them without losing quality.
● Change line color, width and style.

Isn’t that nice? :)

Examples:

73
� Now you can use any emoji as an icon!
And of course it resizes without losing quality and you can change the color.


How? Follow Google instructions
https://twitter.com/googledocs/status/730087240156643328

✋👆👉👍👤👦👧👨👩👪💃🏃💑❤😂😉😋
😒😭😸💣
👶😸 🐟🍒🍔💣 📌📖🔨🎃🎈🎨🏈🏰🌏🔌🔑
and many more...

74
Free templates for all your presentation needs

For PowerPoint and 100% free for Ready to use, Blow your audience
Google Slides personal or professional and away with attractive
commercial use customizable visuals

Anda mungkin juga menyukai