Anda di halaman 1dari 144

ILMU TANAH

MATERI KULIAH
1. PENDAHULUAN
2. PENGERTIAN TANAH
3. BAGIAN-BAGIAN PENYUSUN TANAH
4. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH
5. MINERALOGI DAN PELAPUKAN BAHAN INDUK
6. PROSES PERKEMBANGAN TANAH
7. TANAH-TANAH UTAMA DI INDONESIA
8. SIFAT FISIKA TANAH
 TEKSTUR, STRUKTUR, KONSISTENSI, WARNA TANAH
 TEMPERATUR, UDARA TANAH, AIR TANAH DAN PERMEABILITAS
TANAH
9. KOLOID TANAH DAN MINERALOGI LEMPUNG
10. REAKSI TANAH DAN SIFAT SANGGAHAN TANAH
11. PERTUKARAN KATION
12. JASAD HIDUP TANAH
BAHAN PUSTAKA

DASAR-DASAT ILMU TANAH


OLEH Ir. SLAMET MINARDI MP DAN Ir. SUTOPO, MP
TAHUN 2000

ILMU TANAH
OLEH Dr. Ir. SARWONO HARDJOWIGENO TAHUN 1992

DASAR-DASAR ILMU TANAH KONSEP DAN KENYATAAN.


OLEH RACHMAN SUTANTO TAHUN 2005
Pendahuluan

Manusia Kualitas Tanah Permasalahan


- Kesuburan Tanah Tanah
- Tumbuh-tumbuhan
- Hewan

ILMU TANAH
 Ilmu yang memperlajari tentang hal ichwal
atau sifat-sifat tanah secara umum yang
dibagi menjadi 2
PEDOLOGI ILMU TANAH
 Ilmu tanah yang mempelajari
tanah sebagai suatu bagian dari
alam yang berada di permukaan
bumi yang menekankan
hubungan antara tanah itu
sendiri dengan faktor
pembentuknya

EDAFOLOGI
 Ilmu tanah yang mempelajari tanah
sebagai suatu alat produksi pertanian yang
menekankan hubungan antara tanah
dengan tanaman
I. PENGERTIAN TANAH

Tanah sebagai Media tumbuh alam bagi


Alat Produksi tanaman di permukaan bumi

GURUN TANAH ?
TANAH
Tanah adalah laboratorium kimia dari alam
dimana terjadi penguraian kimia dan reaksi
sintesis secara tersembunyi
JJ Berzelius (1803) – ahli kimia

Tanah dianggap tabung reaksi dimana


seseorang dapat mengetahui jumlah dan jenis
hara tanaman Julius Von Liebig (1840)

Tanah sebagai campuran bahan padat


berbentuk tepung, air dan udara, yang karena
mengandung zat hara dapat menumbuhkan
tumbu-tumbuhan
Alfred Mitscherlich (1920) – ahli fisiologi
Tanah sebagai bahan yang lepas dan
merupakan akumulasi dan campuran berbagai
bahan terutama unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan
unsur lainnya AD Thaer (1909) – ahli fisika bumi

Tanah sebagai hasil pelapukan oleh waktu


yang mengikis batuan keras dan lambat laun
akan terjadi dekomposisi menjadi masa tanah
yang kompak Friedrich Fallou (1855) – ahli geologi

Tanah adalah lapisan hitam tipis yang


menutupi bahan padat bumi yang merupakan
partikel kecil yang mudah remah, sisa vegetasi
dan hewan, dimana tumbuhan bertempat
kedudukan, berakar, tumbuh dan berbuah
Wegner (1918)
Pengertian tanah dihubungkan dengan iklim
dan lingkungan tumbuh-tumbuhan dan dapat
digambarkan sebagai zone geografi yang luas
dalam skala peta dunia VV Dokuchaev (1900)

Tanah adalah bangunan alam tersusun atas


horizon-horizon yang terdiri atas bahan yang
berbeda-beda dan dapat dibedakan dari bahan-
bahan di bawahnya dalam hal morfologi, sifat
dan susunan fisik, kimia dan biologinya
 Unsur fisika, kimia, biologi dan morfologi
dilibatkan dalam pengertian ini

Jacop S Joffe (1949)


Jadi
Pengertian Tanah adalah suatu benda alami
yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan mineral sebagai hasil
pelapukan bebatuan dan bahan organik
sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tanaman dan
hewan, yang mampu menumbuhkan tanaman
dan memiliki sifat tertentu sebagai akibat
pengaruh iklim, jasad hidup yang bertindak
terhadap bahan induk dalam keadaan wilayah
tertentu selama jangka waktu tertentu
Tanah dari sudut pertanian  alat produksi produk tanaman

peranan tanah sebagai alat produksi :


1. Melayani tanaman sebagai tempat berpegang
dan bertumpu
2. Menyediakan unsur-unsur mineral (unsur
hara)
3. Memberikan air dan melayani persediaan air
4. Menyediakan tata udara tanah yang baik
Gambaran Vertikal Tanah
dan Lapisan-lapisan Tanah
Profil tanah  penampang vertikal tanah yang
menunjukkan susunan horizon tanah yang terdiri dari
solum tanah dan bahan induk tanah
Horison tanah  lapisan-lapisan tanah yang berbeda
dalam susunan fisika dan kimia yang kurang lebih
sejajar dengan permukaan tanah sebagai akibat dari
proses perkembangan tanah
Pedon  satuan individu terkecil dalam tiga dimensi
dari suatu tanah
Regolit  bahan-bahan lepas (termasuk tanah) di atas
batuan keras
Solum tanah  horizon tanah di atas batuan induk yang
terdiri dari horison O, horizon A dan horizon B
Kedalaman ekfetif tanah  kedalaman tanah yang masih
dapat ditembus dengan akar tanaman
Top soil  lapisan tanah yang paling atas yang biasanya
mengandung bahan organik dan berwarna gelap dan subur
dengan tebal sampai dengan 25 cm yang sering disebut
lapisan olah tanah
Sub soil  lapisan bawah permukaan dengan sedikit bahan
organik (kurang subur) dan lebih tebal dari top soil
LAPISAN
TANAH
Nama Nama Keterangan
Lama Baru

O O Horison Organik (Kadar BO > 20%)

Tingkat dekomposisi kasar ( i = fibrik, e =


O1 Oi, Oe
hemik)
Tingkat dekomposis halus ( e = hemik, a =
O2 Oe, Oa
saprik)

A1 A Horison mineral permukaan campuran dng BO

A2 E Horison eluviasi (pencucian) maksimum

A3 AB Peralihan A1 (A) ke B (lebih menyerupai A1 (A)

EB Peralihan A2 (E) ke B (lebih menyerupai A2 (E)

B1 BA Peralihan A1 (A) ke B (lebih menyerupai B

BE Peralihan A2 (E) ke B (lebih menyerupai B

B2 B Horison iluviasi (penimbunan) maksimum

B3 BC Peralihan dari B ke C, lebih menyerupai B

CB Peralihan dari B ke C, lebih menyerupai C

Bahan induk tanah , lunak (belum ada proses


C C
perkembangan)

R R Batuan induk (keras)


II. BAGIAN-BAGIAN PENYUSUN
TANAH, TANAH MINERAL DAN
TANAH ORGANIK
Biosfer
Atmosfer
BO
5% Udara
25 %

Bahan Mineral
45 %

Air
25 %
Litosfer Hidrosfer
Tanah Sistem kompleks dan dinamis

Udara tanah menempati ruang pori makro untuk


pernafasan akar tanaman dan mikrobia
Air tanah mengandung senyawa asam dan basa
yang dapat menguraikan dan melarutkan
mineral tanah
Lempung dan humus sebagai gudang
penyimpanan dan pelepasan unsur hara
tanaman
Tanah Mineral dan Tanah
Organik
Tanah organik/Histosol/Gambut/Organosol
Tanah dengan kandungan bahan organiknya lebih dari
20 %
Terbentuk karena proses penguraian LEBIH LAMBAT
dibanding penimbunan
Terjadi di daerah dengan DRAINASE BURUK yang
selalu tergenang air sehingga hanya mikrobia anaerab
yang menguraikan bahan organik
Misal di daerah rawa pasang surut
 Bersifat pH rendah, unsur hara rendah, sulit
pengelolaannya
Tanah mineral  tanah yang kandungan bahan organiknya kurang dari 20
% atau kandungan mineralnya lebih dari 80 %
III. FAKTOR-FAKTOR
PEMBENTUK
Tanah
TANAH
f (Iklim, Jasad Hidup, Bentuk Wilayah, Bahan Induk, Waktu)

Faktor Aktif Faktor Pasif


Proses Pembentukan Tanah

Pelapukan Perkembangan Profil


Pelapukan
 Berubahnya bahan penyusun batuan menjadi bahan
penyusun tanah (Geologi Destruktif)
Contoh : batuan feldsfat  mineral lempung
batuan besar  kerikil

Perkembangan Profil
 Terbentuknya lapisan tanah yang disebut horizon
yang merupakan salah satu ciri suatu jenis tanah
(Pedologis Kreatif)
Contoh : terbentuknya horizon tanah akibat proses
pencucian dan pengendapan
Iklim

Temperatur Curah hujan

Perbedaan temperatur Penguraian mineral


yang besar menimbulkan dan bahan organik
pelapukan fisik. yang menimbulkan
penguraian mineral pencucian (eluviasi)
secara kimia dan dalam tanah
memperbesar
evapotranspirasi
Berdasarkan Curah Hujan

Humid Arid
(Curah Hujan Tinggi) (Curah Hujan Rendah)

- mempercepat proses Kurang


penghancuran kimia Subur
- vegetasi lebat Profil tanah dalam
- bahan organik tinggi
- pelapukan intensif

Klimosekwen
 Hubungan antara pembentukan jenis tanah
akibat pengaruh iklim
Jasad Hidup

Proses pembentukan tanah


- Vegetasi Sumber bo  berkedudukan tetap
dan waktu lama

- Jasad makro
Pengurai bahan organik
- Mikrobia tanah

- Manusia Pembentuk tanah


Batuan Induk
Tekstur batuan induk dan sifat masam basa

Mudah sukarnya pelapukan mineral


Olivin
Mudah Lapuk
Piroksin
Ca-Plagioklas
Hornblende
Na-Plagioklas
Biotit
K-Feldspat
Muscovit
Sukar Lapuk
Kwarsa Goldich
Lithosekwen  Penyebaran jenis tanah karena pengaruh batuan induk

Misal
Di daerah iklim tropika :
- Batuan induk volkan andesit  latosol
- Batuan induk pasir kuarsa  podsolik
merah kuning
Bentuk Wilayah

Datar Berombak Bergelombang Berbukit Bergunung


 Berpengaruh pada Pergerakan Air
Contoh
BI pasir kuarsa  bergelombang  Podsolik Merah
Kuning
 datar  hidromorf
BI Volkan andesit  datar  Latosol
 bergelombang  Latosol merah
kecoklatan
 berbukit  Latosol coklat
 bergunung  Andosol
Toposekwen  hub pembentukan jenis tanah
akibat pengaruh bentuk wilayah
Waktu

Tergantung batuan induk, iklim, jasad hidup dan bentuk wilayah


Misal :
Di daerah tropika dengan curah hujan, temperatur tinggi & vegetasi
lebat maka pembentukan tanah perlu 50 tahun
Bahan induk abu volkan hanya perlu 14 tahun
Fase pembentukan tanah (menurut MOHR)
1. Taraf Permulaan
 BI baru mengalami pelapukan & belum ada
perkembangan profil
2. Taraf Juvenil
 Proses perkembangan profil mulai berjalan
3. Taraf Viril
 Proses perkembangan dalam saat optimum
4. Taraf Senil
 Proses perkembangan sudah lanjut
5. Taraf Terakhir
 Proses pelapukan sudah berakhir
IV. MINERALOGI DAN
PELAPUKAN BAHAN INDUK
Mineralogi BI
- Mineral Primer
Mineral penyusun batuan dengan ukuran debu/pasir (0,002 – 1,00
mm)
Misal : feldspar, amfibol, piroksin, kuarsa dll
- Mineral Sekunder
Mineral primer yang telah lapuk secara fisik, kimia & biologi
membentuk koloid dengan ukuran < 0,002 mm & bersifat aktif
Misal : lempung kaolinit, montmorilonit, illit, mika & limonit
- Mineral Asesoria
Mineral yang tahan pelapukan & bergabung dengan kuarsa atau
campuran bermacam mineral
Misal : apatit, magnetit, zircon dan pirit
- Golongan Mineral bukan Silikat
Oksida-oksida, hidroksida-hidroksida, sulfat, klorida, karbonat
dan fosfat dengan struktur yang sederhana
- Golongan Mineral Silikat
Mempunyai struktur yang komplek dengan satuan utamanya
(A) “silica-oksigen tetrahedron” 1 ion Si dikelilingi oleh 4 ion
oksigen. Yang penting dalam struktur tetrahedron ini adalah
penggantian ion Si oleh Al yang disebut “pergantian isomorfik”
yang menyebabkan ketidakseimbangan muatan listrik yang
akan mengikat Na, K, Mg dan Fe. Satuan lain (B) adalah
“alumunium hidroksil octahedron” yang tersusun 1 ion Al;
dikelilingi oleh grup hidroksil
( 6 OH-)
SILIKAT-TETRAHEDRAL
TERDIRI 1 ATOM Si
DIKELILINGI 4 ATOM O

OH-
OH -
OH-

OH-

OH- OH-
ALUMINIUM-OKTAHEDRAL
TERDIRI 1 ATOM Al OH- OH-
DIKELILINGI 6 ATOM OH ATAU OH-
HIDROKSIL OH-
OH- OH-
Batuan dibedakan menjadi :
1. Batuan Beku
 terbentuk karena magma yang membeku

Batuan beku Jenis batuan


Batuan beku Liparit Trachit Dasit Andesit Basalt Pikrit
atas
Batuan beku Granit Sienit Diorit, Diorit Gabro
gang kuarsa
Batuan beku Granit Sienit Diorit, Diorit Gabro Peridotit
dalam kuarsa
Sifat Makin masam -– Intermidier -– Makin alkalis
2. Batuan Sedimen
 Batuan endapan tua
a. Batuan Gamping
 endapan laut, sebagian besar terdiri kalsit dan dolomit
b. Batu Pasir
 banyak mengandung pasir kuarsa
c. Batu Konglomerat & Breksi
 macam-macam mineral
d. Batu Liat
 Kadar lempung tinggi
Misal : napal atau shale
3. Batuan Metamorfose
 Berasal dari batuan beku atau sedimen yang karena tekanan dan suhu
tinggi berubah menjadi jenis lain
Misal : kuarsit dari batu pasir, marmer dari batu kapur, mika dengan
lembar halus, granit dengan lembar kasar
Proses Pelapukan
1. Pelapukan Fisik
 Pemecahan batuan menjadi ukuran yang lebih kecil
tanpa perubahan kimia yang disebabkan perbedaan
temperatur, angin atau gerakan air
2. Pelapukan Kimia
 Pelunakan batuan & penguraian mineral
penyusunnya yang diikuti dengan pembentukan
mineral baru atau mineral sekunder melalui proses
hidrasi-dehidrasi, oksidasi, reduksi, hidrolisis dan
pelarutan
a. Hidrasi : molekul air terikat oleh senyawa tertentu
sehingga mineral menjadi lunak dan meningkat
daya larutnya
CaSO4 + H2O  CaSO4.2H2O
b. Dehidrasi : hilangnya molekul air oleh senyawa
tertentu sehingga terjadi perubahan volume
sehingga mempercepat proses disintegrasi
c. Oksidasi : muatan listrik negatif berkurang sehingga
terjadi perubahan ukuran dan muatan maka
mineral mudah hancur (terjadi jika cukup oksigen),
penting untuk mineral yang mengandung besi
seperti biotit, glaukonit, hornblende dan piroksin
Fe++  Fe+++ + e-
d. Reduksi : penambahan elektron (tidak ada oksigen)
dari besi feri menjadi fero yang mudah bergerak
(mobil)
Fe+++ + e-  Fe++
e. Hidrolisis : penggantian kation dalam struktur kristal
oleh hidrogen sehingga struktur kristal rusak dan
hancur
K Al Si3 O8 + H+  H Al Si3 O8 + K+
f. Pelarutan : terjadi pada garam sederhana
Misal : Karbonat, klorida dll
CaCO3 + 2 H+  H2CO3 + Ca++
3. Pelapukan Biologi
 Pelapukan dan penguraian batuan oleh hewan
dalam tanah
Ex. rayap, semut, cacing, tanaman, mikrobia dan
hewan lainnya

Tiga proses pelapukan yang


berlangsung bersama-sama
menghasilkan mineral sekunder yang
tersusun atas mineral lempung,
seskuioksida, humus dan senyawa
lainnya
Hasil Umum Pelapukan(Merrill, 1912)
A
=X 100 – X = Y
(B x C)

A : bagian yang tertinggal


B : batuan segar semula
C : hasil bagi seskuioksida sisa bahan
dibagi seskuioksida batuan segar

X : persentase bagian yang tetap ada


Y : bagian asal yang hilang
Penelitian LINCK dan BLANK
(1923) ;
Batuan andesit (lereng G. Halimun)  mengalami
Dekomposisi  4 lapisan (berbeda warna
dan susunan kimia) :
1. Inti padat  lapisan batuan paling dalam
2. Lapisan yang sedang mengalami pelapukan
3. Lapisan yang telah mengalami pelapukan lanjut
4. Lapisan paling luar berupa tanah yang dihasilkan
Hasil analisa kimia ;
Kandungan Laps I Laps II Laps III Laps IV
Senyawa
Kimia Kadar Kadar Kadar Kadar
molmol mol mol mol
% % % %

14,94 0,146 21,39 0,209 28,98 0,284 29,60 0,288


Al2O3 100 143 139 197
7,93 0,050 16,49 0,101 11,41 0,071 16,98 0,106
Fe2O3 100 206 142 212
62,30 1,030 59,74 0,990 57,53 0,904 32,49 0,870
SiO2 100 96 93 85
6,84 0,121 20,22 0,004 0,46 0,008 5,00
CaO 100 3 7
3,18 0,079 0,92 0,023 0,45 0,011 0,37 0,009
MgO 100 29 14 11
1,87 0,020 0,39 0,004 0,33 0,004 0,13 0,001
K 2O 100 20 20 7
2,27 0,036 0,34 0,005 0,39 6,096 0,20 0,003
Na2O 100 14 17 8

Jumlah 99,78 100,47 108,57 100,73

SiO2
Rumus Perhitungan :
A = 100% - (% Al2O3 + % Fe2O3) lapisan IV
B = 100% - (% Al2O3 + % Fe2O3) lapisan I
(% Al2O3 + % Fe2O3) lapisan IV
C=
(% Al2O3 + % Fe2O3) lapisan I

A
= X  X = persentase bagian
(B x C)
yang tetap ada
100 – X = Y
 Y = bagian yang hilang
CONTOH
A = 100% - (29,60 + 16,98)% = 43,42 %
B = 100% - (14,94 + 7,93)% = 77,13 %
29,60+16,98
C= = 2,2
14,94+7,93

A
= X  X = 25,58%
(B x C)

Y = 100%-25,58% = 74,42%
Jadi bagian yang hilang adalah 74,42%
4 proses pelapukan (Polinov, 1937)

Phase I
 hasil pelapukan kehilangan Cl dan S
Phase II
 hasil pelapukan kehilangan basa-basa Ca, Na, K dan
Mg
Phase III
 basa-basa hilang Al dan Si menjadi mobil
Phase IV
 hasil pelapukan berakhir sebagian besar terdiri atas
seskuioksida
Hasil Pelapukan
1. Bahan sisa residu
 Berasal dari pelapukan batuan setempat (insitu)
tanah tidak mengandung bahan asing, dengan ciri
bahannya tidak berlapis-lapis, susunan kimia
ditentukan oleh bahan induk setempat
2. Bahan terangkut
 Bahan hasil pelapukan dipindahkan dari tempat
asalnya melalui gaya oleh air, angin, gravitasi dan es
a. Bahan terangkut oleh air
 Endapan aluvial : terbentuk akibat banjir dengan
sifat berlapis-lapis
 Endapan lacustrin : terbentuk di dasar danau atau
kolam dengan tekstur beraneka
 Endapan marine : terbentuk di dasar lautan dan
banyak mengandung kuarsa
b. Bahan terangkut oleh angin
 Endapan puntuk pasir : terdapat di pantai dan kurang
subur
 Endapan loess : kadar debu tinggi, diendapkan masa
pleistocen
c. Bahan terangkut oleh gravitasi (Endapan Coluvial)
Timbunan batuan ke kaki lereng secara lambat akibat gravitasi
d. Bahan terangkut oleh es
(Glacial Till Deposits)
V. PROSES PERKEMBANGAN
TANAH
Batuan Bahan
Induk Induk Tanah
Tanah Tanah
Pelapukan Perkembangan
Tanah

A. Perkembangan Profil Azasi


Mencakup proses-proses :
-Akumulasi bo  membentuk horison O
-Eluviasi/pencucian  membentuk horison A
-Iluviasi/pengendapan  membentuk horison B
-Diferensiasi horison
a. Proses Pembentukan Horison O
Penimbunan bo di permukaan tanah
Bo terdekomposisi :
- Terhumifikasi  membentuk humus
- Termineralisasi  membentuk mineral; H2O; CO2; dan
gas lain
Di daerah :
- humid tropik & sub tropik  CH & suhu tinggi 
dekomposisi intensif  hor. O tidak tebal,
mengandung garam karbonat  pH tidak begitu
masam
- humid sedang & dingin  suhu rendah 
dekomposisi lamban  penimbunan bo  hor. O tebal
& masih mentah dengan pH masam
b. Proses Pembentukan Horison A
Sifat/karakteristik hor. A ditentukan :
- Sifat larutan pencuci
- Sifat bahan tanah

Larutan Bahan Hor. A


Dari Lapisan tanah
Tanah Di Yang mengalami
Hor. O Bawahnya pencucian
Mencuci

Reagent Obyek Residu


(hor. Eluviasi)
c. Proses Pembentukan Horison B
Materi hasil pencucian dari hor. A akan diendapkan
ke lapisan bawah, pada horison iluviasi/hor. B
Karakteristiknya sangat khas, karena tempat
akumulasi bahan-bahan organik halus, basa-basa,
lempung & senyawa-senyawa lain dari atasnya
d. Diferensiasi Horison
Di bawah hor. B  hor. C yang merupakan bahan
batuan induk yang telah lapuk, tapi belum mengalami
perkembangan profil  horison batuan induk tanah
(hor. C)
Lapisan paling bawah berupa batuan induk yang
masih utuh  horison R

O  hor. organik
A  hor. eluviasi/pencucian

B  hor. iluviasi/pengendapan
C  hor. bahan induk tanah
R  hor. batuan induk tanah
Profil tanah yang berkembang lengkap
Jadi penyebab utama diferensiasi horison adalah larutan tanah yang
membawa bahan-bahan dari harioson O & horison A diendapkan di
horison B  larutan tanah merupakan ajang dinamika proses
perkembangan tanah
B. Perkembangan Profil Khusus
 proses-proses khusus perkembangan tanah
azasi  akan terbentuk jenis-jenis tanah
tertentu
a. Latosolisasi/Laterisasi/Feralitisasi
CH & suhu tinggi (di daerah humid tropik & sub
tropik)  dekomposisi bo intensif  asam karbonat
terbentuk  mampu mencuci hampir habis basa-
basa, silika & bo halus  residu berapa penimbunan
oksida-oksida Fe, Al & Mn yang berwarna merah yang
tebal (hor. B)
Tanah yang terbentuk latosol, laterit & mediteran
merah kuning
b. Podsolisasi/Silikasi
CH yang tinggi & suhu rendah dengan vegetasi lebat (di
daerah humid sedang dan dingin)  dekomposisi lambat
 terbentuk larutan sangat masam  mencuci hampir
semua unsur-unsur kecuali silika (berupa kuarsa) sebagai
residu yang berwarna pucat
Dihasilkan tanah podsol yang berwarna pucat

c. Kalsifikasi
Proses penyebaran CaCO3 & MgCO3 dlm profil
CH sedikit dengan vegetasi rumput/semak  perkolasi
air terbatas  air tidak mampu menghanyutkan semua
kapur ke lapisan tanah basah
d. Gleisasi
Keadaan lembab & basah yang silih berganti 
terjadi proses redoks senyawa besi  kelarutan Ca, Mg
& Mn tinggi
Terjadi tanah dengan warna kelabu kebiruan dengan
beberapa motling/bercak di sana-sini

e. Hidromorfik
Keadaan yang selalu jenuh air (pada daerah rendah)
 anaerob  proses reduksi
Kondisi yang selalu tereduksi menghasilkan tanah
hidromorfik dengan warna hampir seragam kelabu-
biru
f. Pembentukan Tanah Gambut
Topografi & iklim yang mendukung  bo segar lebih
banyak dan dekomposisi lambat  pelonggokan bo
yang sangat tebal  dibedakan 3 jenis tanah gambut :
1) Gambut pantai yang ombrogen  tanah di hutan
yang berawa-rawa
2) Gambut topogen  di daerah cekungan di
pegunungan
3) Gambut pegunungan  bekas kawah pegunungan
yang menjadi paya-paya
g. Salinisasi & Desalinisasi
Di daerah kering & agak kering  CH rendah &
penguapan tinggi  akumulasi garam-garam clorida,
sulfat, nitrat & karbonat dari basa alkali & alkali tanah
di permukaan tanah  terbentuk tanah garaman
(solonchak)
Drainase tinggi  solonchak  desalinisasi  tanah
Chesnut
h. Alkalisasi & Dealkalisasi
Proses menghasilkan pH tinggi karena akumulasi
garam karbonat & bikarbonat dengan Na  tanah
solonetz
Jika drainase tinggi  terbentuk tanah Soloth 
prosesnya disebut Solodisasi
i. Alterasi
Merupakan proses pelapukan fisik maupun kimia
yang merupakan langkah awal dari pembentukan
tanah
Terbentuk mineral-mineral baru hasil rentetan proses
perombakan, pemindahan dan pembentukan senyawa
baru

j. Lixifiasi
Proses pencucian lempung ke bawah, tertimbun pada
hor. B
Lempung menyumbat/menempati ruang pori-pori
atau menyelimuti (coating) butir-butir-butir tanah
pada horizon B
VI. SIFAT FISIKA TANAH
• Tekstur
• Struktur
• Konsistensi
• Warna
• Temperatur
• Lengas
• Udara
A. TEKSTUR
Perbandingan relatif partikel-partikel tanah, yaitu pasir debu, dan
lempung dalam suatu masa tanah
Penggolongan tekstur tanah didasarkan atas perbandingan fraksi
(golongan partikel tanah) yang menyusunnya
Segitiga Klas Tekstur Tanah USDA membagi 12 klas tektur dari yang
paling kasar (pasiran) sampai halus (lempung)
 Penetapan klas tekstur dapat dilakukan secara kualitatif (di lapangan)
dan secara kuantitatif (di laboratorium)
a. Kualitatif  dengan membasahi tanah lalu dipijit-pijit
- pasir  terasa kasar dan tajam
- debu  terasa licin
- lempung  terasa liat dan lengket
b. Kuantitatif  dengan analisis mekanik/granuler (lebih teliti) dan
dilakukan di laboratorium
Tanah bertekstur halus (lempung tinggi) bersifat lengket, meyerap air
banyak sehingga sukar atau berat untuk diolah  disebut Tanah Berat,
kebalikannya adalah Tanah Ringan (pasir tinggi)
Tanah terbaik untuk pertanian adalah Tekstur Sedang (tekstur geluh) 
tanah yang mempunyai perbandingan pasir, debu, dan lempung hampir
seimbang
Modified from : Agriculture and Agri-food Canada (2005)
Klasifikasi Fraksi Tanah
1. Sistem Internasional
Pasir
Lempung Debu Kerikil
Halus Kasar

0,002 0,02 0,2 2 mm

2. Sistem USDA
Pasir
Clay Debu Kerikil
Sangat Sangat
Halus Sedang Kasar
Halus Kasar

0,002 0,05 0,1 0,25 0,5 1 2 mm


Kadar P, K dan Ca pisahan fraksi tanah lapisan di AS
Tanah yang dibentuk dari bahan
Pisahan Residual Residual Dataran Glasial Arid
Kristalin Batu Kapur Pantai dan Loess
%P
Pasir 0.03 0.12 0.03 0.07 0.08
Debu 0.10 0.10 0.10 0.10 0.10
Lempung 0.31 0.16 0.34 0.38 0.20
%K
Pasir 1.33 1.21 0.31 1.43 2.53
Debu 2.00 1.52 1.10 2.00 3.44
Lempung 2.37 2.17 1.34 2.55 4.20
% Ca
Pasir 0.36 8.75 0.05 0.91 2.92
Debu 0.59 7.83 0.14 0.93 6.58
Lempung 0.67 7.08 0.39 1.92 5.73
B. STRUKTUR TANAH
Susunan ikatan partikel tanah satu sama lain

PED : agregat terbentuk dengan sendirinya


Clod : agregat terbentuk karena pengolahan tanah

Pengamatan struktur tanah di lapang :


- Tipe struktur : bentuk & susunan agregat
- Kelas struktur : ukuran agregat
- Derajat struktur : kuat lemahnya agregat
Tipe Struktur
1. Lempeng
2. Tiang

3. Gumpal Prismatik
Kolumner
4. Remah
5. Granulair Bersudut
6. Berbutir tunggal Membulat
7. Pejal (masif)
Tipe Struktur

Granular
Blocky
(Subangular) (Angular)

Platy

Prismatic Columnar

Wedge
Kelas Struktur
- Sangat tipis  sangat tebal
- Sangat halus  sangat kasar

Derajat Struktur
- Tak beragregat
- Lemah
- Sedang
- Kuat
Kelas Struktur
- Sangat tipis  sangat tebal
- Sangat halus  sangat kasar

Remah/
Ukuran Lempeng Tiang/prisma Gumpal
granular
Sangat halus < 1 mm < 10 mm < 5 mm < 1 mm
halus 1 – 2 mm 10 – 20 mm 5 – 10 mm 1 – 2 mm
Sedang 2 – 5 mm 20 – 50 mm 10 – 20 mm 2 – 5 mm
Kasar 5 – 10 mm 50 – 100 mm 20 – 50 mm 5 – 10 mm
Sangat kasar > 10 mm > 100 mm > 50 mm > 10 mm
Derajat Struktur
-Tak beragregat
 butir-butir tunggal terlepas-lepas
-Lemah
 apabila struktur tersentuh mudah hancur
-Sedang
 agregat jelas terbentuk dan masih dapat
dipecahkan
-Kuat
 agregatnya mantap dan jika dipecahkan
terasa agak sukar dan berketahanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur tanah :
1. Pembasahan & pengeringan
2. Pembekuan & pencairan
3. Aktivitas perakatan tanaman
4. Kation terjerap
5. Pengolahan tanah
6. Bahan organik
Struktur tanah yang dikehendaki tanaman adalah struktur “REMAH”
karena perbandingan bahan padat dan tuang pori kuranglebih seimbang

Tujuan pengolahan tanah adalah agar mendapatkan struktur tanah dalam


bentuk, besar, dan ketahanan yang dikenhendaki tanaman
C. KONSISTENSI TANAH
Derajat kohesi dan adesi partikel tanah dan resistensi
terhadap perubahan bentuk
Penentuan konsistensi tanah dapat dilakukan pada 3
fase keadaan :
1. Tanah Basah
kandungan air di atas kapasitas lapangan

a. Kelekatan  kekuatan melekat dengan benda lain : -


tidak lekat
- agak lekat
- lekat
- sangat lekat
b. Plastisitas  kemampuan tanah membentuk gulungan
:
- tidak plastis
- agak plastis
- plastis
- sangat plastis
2. Tanah lembab
Kandungan air mendekati kapasitas lapangan  kering
angin :
- sangat gembur - sangat teguh
- gembur - luar biasa teguh
- teguh
3. Tanah kering
Tanah dalam keadaan kering angin

- lepas - lunak
- agak keras - keras
- sangat keras - luar biasa keras
D. WARNA TANAH
Salah satu sifat tanah yang mudah silihat dan dapat
menunjukkan sifat-sifat tanahnya
Bersifat tidak murni
Faktor yang mempengaruhi :
1. Kadar lengas & tingkat pengatusan
2. Kadar bahan organik
3. Kadar dan mutu mineral
Warna tanah berhubungan dengan daya menyerap
panas dari cahaya matahari
Warna Hitam/gelap > menyerap panas
Warna tanah secara langsung dapat dipakai :
- Menaksir tingkat pelapukan atau proses pembentukan tanah
- Menilai kandungan bahan organik
- Menilai keadaan drainase
- Melihat adanya horison pencucian dan horison pengendapan
- Menaksir banyaknya kandungan mineral
Urutan warna tanah yang menunjukkan penurunan
produktivitas tanah

Hitam – coklat – coklat karat – abu coklat – merah –


abu-abu – kuning – putih

Panjang gelombang cahaya yang tampak oleh


mata
Warna Panjang gelombang, λ
Lila 0.38 – 0.45
Biru 0.45 – 0.49
Hijau 0.49 – 0.57
Kuning 0.57 – 0.60
Jingga 0.60 – 0.62
Merah 0.62 – 0.75
Penetapan warna tanah dengan “Munsell Soil Color Charts”
Dikenal parameter warna :
Hue : warna utama tanah/yang merajai berkas cahaya yang terlihat
Ex. 5R, 7.5R, 10R, 2.5YR, 5YR, dst
Value : derajat terangnya warna/kisaran dari putih (9/10) ke hitam (nilai
1 atau 0)
Chroma : intensitas warna atau perubahan kemurnian warna dari kelabu
netral atau putih
Hue Spectrum
“The Rainbow”
Value Spectrum
“Light to Dark”

0 10
Chroma Spectrum
“Intensity”

0 10
Ex. Penyebutan warna tanah dengan “Munsell”
7.5YR 3/2 (w)  dark brown (wet)
7.5YR 5/4 (m)  brown (moist)
7.5YR 6/4 (d)  light brown (dry)

Hue Value Chroma


E. TEMPERATUR
Berpengaruh pada proses pelapukan dan penguraian bahan induk, reaksi-
reaksi kimia dan berpengaruh langsung pada pertumbuhan tanaman
Ex.
Perkecambahan jati > 30 OC
Perkecambahan jagung optimum + 38 OC
Nitrifikasi optimum + 30 OC
Umbi kentang 16 – 21 OC
Jasad hidup tanah 18 – 30 OC
Jagung (produksi) 27 – 30 OC
Sumber panas : panas matahari yang menyinari bumi

Kapasitas tanah mengikat panas dipengaruhi :


- Besar sudut datang
- Letak garis lintang
- Tinggi dari muka laut
- Agihan (distribusi) lahan dari perairan
- Keadaan vegetasi
G. TATA AIR DAN UDARA
TANAH
Erat hubunganya dengan penyebaran pori dalam tanah
Berdasarkan ukuran :
- Pori tak berguna (Ø < 0.2 µ)  air tidak tersedia
- Pori berguna (Ø > 0.2 µ  0.2 – 8.6 µ)  air tersedia
- 8.6 – 30 µ pori drainase lambat (air tersedia)
- > 30 µ  pori drainase cepat (air tidak tersedia)/terisi udara
Lingkaran Pergerakan Air

Air atmosfer

Transpirasi
Presipitasi
Pengembunan &
penjerapan
Air limpas Infiltrasi
permukaan Tanaman
(run off) Lengas tanah

Penguapan
Rembesan Perkolasi (evaporasi)
ke samping
Air bumi
(ground water)
Larutan
Aliran sungai
Kekuatan pengikatan air oleh tanah dinyatakan dalam :
1. Atmosfer (atm)
2. Tinggi kolom air (cm)
1 atm = 1033.6 cm air
3. pF (free energy) = log tinggi kolom air
Nilai pF 0 – 7
pF 0  tanah jenuh air
pF  tanah kering mutlak
Air yang tersedia bagi tanaman :
 pF 2.54 – 4.2 atau 1/3 – 15 atm
Keadaan Air Tanah

1. Air Adhesi
Air adhesi ini merupakan selaput tipis (film air) yg menyelimuti
butir tanah tapi bukan merupakan cairan, jumlahnya paling
sedikit dan tidak tersedia bagi tanaman. Nilai pF nya hampir 7,0
2. Air Higroskopis

• Air ini juga bukan berupa cairan, merupakan selaput tipis (film air)
yang menyelimuti agregat tanah, tebalnya kira-kira 15 – 20 molekul
air, tidak tersedia bagi tanaman. Nilai pF - nya 4,5 – 7,0
3. Air Kapiler

• Air kapiler ini dibagi ke dalam dua keadaan yaitu :

1. Kapasitas Lapangan (KL)


2. Keadaan Titik Layu Permanen (TLP)
Kapasitas Lapangan

• Keadaan air pada kapasitas lapangan adalah air dalam


tanah sesudah air gravitasi turun sama sekali.
Dicapai pada saat tanah yang jenuh air karena hujan lebat
atau irigasi kemudian dibiarkan selama 48 jam sehingga air
gravitasi sudah turun sama sekali.
Keadaan ini air dalam tanah tersedia bagi tanamannm dlm
keadaan paling banyak, pori makro terisi udara pori mikro
(kapiler) terisi air.
Kekuatan yg menahannya sebesar ⅓ atm atau pF nya 2,54.
Nilai Kapasitas Lapangan tergantung :
- Tekstur
- Struktur
- Bahan organik
- Jenis koloid
- Macam kation pada koloid
Na > K > Mg > Ca
Titik layu permanen

• Disebut juga Koefisien Layu, merupakan


kandungan air tanah yang paling sedikit, akar
tanaman tidak mampu menyerapnya sehingga
tanaman mulai layu kemudian mati. Air ini ditahan
oleh tanah dengan kekuatan 15 atm atau pF 4,2.
Klasifikasi lengas tanah pF
Air penyusun dan air antar lapis > 7.0
Air higroskopis 7.0 – 4.5
Air kapiler 4.5 – 2.5
Air gravitasi 2.5 – 0.0
Air bumi (ground water) bebas tegangan
Keadaan Air Tanah

Lengas Titik layu Kapasitas


Higroskopis lapangan

Air Kapiler
Mengalir
Zarah karena
Air
Tanah gravitasi
adhesi

10.000 31 15 1/3
atm atm atm atm
pF 7.0 4.5 4.2 2.54
Tinggi satuan Log tinggi kolom atm
kolom ari air (pF)
10 1 0.01
100 2 0.10
346 2.53 1/3
1.000 3 1 Air
10.000 4 10 tersedia
15.849 4.18 15
31.623 4.5 31
100.000 5 100
1.000.000 6 1.000
10.000.000 7 10.000
(Brady, 1974)
Permeabilitas
Laju pergerakan suatu zat cair melalui media berpori
(konduktivitas hidrolika)
Aliran jenuh air : sebagian besar pori-pori diisi oleh air,
ini terjadi di dalam zona air bumi atau kadangkala
setelah hujan lebat atau selama irigasi
Air dalam kondisi ini bebas tegangan
Laju aliran jenuh :
pasir > geluh > lempung
Aliran tidak jenuh : pori-pori hanya sebagian saja berisi
air, air dipengaruhi tegangan
pasir < geluh < lempung
Kelas Permeabilitas tanah

Keterangan Laju Permeabilitas Simbol angka


cm/jam

Sangat Lambat < 0,13 1


Lambat 0,13 – 0,51 2
Agak Lambat 0,51 – 2,00 3
Sedang 2,00 – 6,35 4
Agak Cepat 6,35 – 12,70 5
Cepat 12,70 – 25, 40 6
Sangat Cepat > 25,40 7
E. UDARA TANAH
Udara tanah menempati pori-pori makro antara
agregat-agregat sekunder tanah
Udara tanah penting bagi pernafasan akar tanaman dan
kegiatan jasad hidup tanah
Udara tanah berbeda dengan udara atmosfer dalam
hal :
- Udara tanah mengandung uap air >
- O2 < ; CO2 >
- Udara tanah tidak selalu menempati pori makro tapi
silih bergnati dengan lengas tanah dan berasal dari
atmosfer, proses kimia atau dari kegiatan biologi
tanah
Komposisi Udara Tanah
Tergantung dari proses biologi serta sukar mudahnya
tukar menukar dengan udara atmosfer

Contoh udara tanah sawah yang bebas air

Gas-gas di lapis olah Kadar terhadap %


volume udara tanah
N2 75 – 11
O2 2.8 – 0
CO2 2 – 20
CH4 17 – 73
0 – 2.2
H2
Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi udara tanah :
- Iklim
- Sifat tanah seperti tekstur, struktur, tinggi permukaan air tanah
- Sifat tanaman
Keterdapatan tanaman mengurangi kadar O2 dan menambah CO2, bo dan
kegiatan jasad renik CO2 > (jika aerob), CH4 > (jika anaerob)
KIMIA TANAH

ILMU DASAR UNTUK MENGETAHUI FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN UNSUR HARA TERHADAP
TANAMAN.

MEMPELAJARI SESUATU YANG DIHUBUNGKAN DENGAN REAKSI-


REAKSI YANG TERJADI PADA PERMUKAAN KOLOID TANAH DAN
BAHAN KIMIA YANG LARUT, INTERAKSI KOLOID TANAH DENGAN
pH TANAH.
TANAH TERSUSUN OLEH :
PENYUSUN TANAH YANG BERPERAN AKTIF DALAM
REAKSI KIMIA TANAH ADALAH ORGANIK DAN CLAY
(LEMPUNG) YANG MEMPUNYAI DIAMETER < 1
MIKRON.

BAHAN TERSEBUT DINAMAKAN KOLOID TANAH.


MEMPUNYAI BIDANG PERMUKAAN TANAH
YANG LUAS UNTUK PERUNIT MASSA
TERSUSPENSI DALAM AIR
BERMUATAN NEGATIF
KOLOID TANAH :
AN ORGANIK 1. KOLOID SILIKAT (SiO2nH2O) HIDROFIL,
BERMUATAN NEGATIF
2. HIDROKSIDA BESI [Fe(OH3)] MENIMBULKAN
WARNA MERAH, KUNING, COKLAT ATAU
CAMPURANNYA.
3. HIDROKSIDA ALUMINIUM [Al(OH)3]
ORGANIK KOLOID HUMUS

MINERAL
KOMBINASI 2 ATAU LEBIH UNSUR YANG TERDAPAT DALAM KULIT
BUMI MEMBENTUK CAMPURAN DISEBUT MINERAL.
MINERAL-MINERAL BERCAMPUR MEMBENTUK BATUAN.
MINERAL LEMPUNG
BERDASARKAN KEJADIANNYA DIBEDAKAN :
1. MINERAL PRIMER
MINERAL YANG TERJADI LANGSUNG DARI MAGMA DAN
MENYUSUN DIRI MEMBENTUK BATUAN-BATUAN
TERTENTU SEBAGAI KERAK BUMI
2. MINERAL SEKUNDER
MINERAL YANG TERJADI DARI MINERAL PRIMER YANG
TELAH MENGALAMI PELAPUKAN, BERKOMBINASI SATU
DENGAN YANG LAIN MEMBENTUK MINERAL LAIN
MISAL : MINERAL LEMPUNG
MINERAL LEMPUNG
1. MINERAL LEMPUNG SILIKAT
2. MINERAL LEMPUNG BUKAN SILIKAT : MERUPAKAN
KELOMPOK SENYAWA HIDROKSIDA BESI DAN ALUMINIUM
MISAL :
GIBSIT (AlO3H2O)
GOETIT (FeO3H2O)
LIMONIT (FeO3nH2O)

MINERAL LEMPUNG :
 BERPERAN DALAM KESUBURAN TANAH
 BERPENGARUH TERHADAP SIFAT DAN CIRI TANAH
 BERBENTUK KRISTAL
 DASAR STRUKTURNYA TERDIRI DARI :
SILIKAT-TETRAHEDRAL
ALUMINA-OKTAHEDRAL
SILIKAT-TETRAHEDRAL
TERDIRI 1 ATOM Si
DIKELILINGI 4 ATOM O

ALUMINIUM-OKTAHEDRAL
TERDIRI 1 ATOM Al
DIKELILINGI 6 ATOM O ATAU
HIDROKSIL
MINERAL LEMPUNG DIBAGI 4 GOLONGAN :

1. TIPE 1:1 = KAOLINIT


HAMPIR TIDAK TERJADI SUBSTITUSI ISOMORFIK
2a. TIPE 2:1 = MONTMORILONIT
TERJADI SUBSTITUSI ISOMORFIK Al3+ OLEH Mg3+, Si4+
OLEH Al3+
2b. TIPE 2:1 = VERMIKULIT
TERJADI SUBSTITUSI ISOMORFIK. KAPASITAS JERAPAN
KATION MELEBIHI YANG LAIN.
2c. TIPE 2:1 = ILLIT
15%Si DIGANTIKAN OLEH Al, KELEBIHAN NEGATIF
DIJANUHI K.
3. TIPE 2:2 = KLORIT
2 LEMBAR OKTAHEDRAL Mg(OH)2 DIAPIT 2 LEMBAR
TETRAHEDRAL SILIKA.
4. TIPE 2:1:1 = PALIGORSKIT;SEPIOLIT
MINERAL LEMPUNG ALOFAN :
AMORF TIDAK KRISTALIN
PADA TANAH ABU VULKAN
KOMPOSISI KIMIANYA DICIRIKAN RASIO Al:Si = 1:1 ATAU
1:2
RUMUS KIMIA : SiO2Al2O32H2O
Al2O32SiO2H2O

TIPE LEMPUNG LAIN DALAM KELOMPOK INI ADALAH


IMOGOLIT.
TERDAPAT DALAM ABU VOLKANIK ATAU BANTALAN BATU
APUNG
RUMUS KIMIA : SiO2Al2O32.5H2O
TIPE MINERAL 1:1

TERDIRI DARI 1 LEMPENG SILIKA TETRAHEDRAL DAN 1 LEMPENG ALUMINA


OKTAHEDRAL
KEDUA LAPISAN TIAP UNIT KRISTAL DIIKAT OLEH ATOM OKSIGEN YANG
DIPEGANG BERSAMAAN OLEH ATOM Si DAN Al DARI MASING-MASING KISI,
AKIBATNYA KISI MANTAP DAN TIDAK TERJADI PENGEMBANGAN
ANTARUNIT BILA BASAH (DAYA MENGEMBANG-MENGERUT SERTA
PLASTISITASNYA RENDAH)
SUBSTITUSI ISOMORFIK HANYA SEDIKIT
AKIBAT ADANYA GUGUS HIDROKSIL YANG TERBUKA, TIPE INI MEMPUNYAI
MUATAN NEGATIF YANG BERUBAH-UBAH TERGANTUNG pH
KAPASITAS TUKAR KATIONNYA RENDAH (1-10 me/100g)
KAPASITAS JERAPANNYA KECIL KARENA LUAS PERMUKAAN SPESIFIKNYA
KECIL (7-30 m2/g)
KELOMPOK TERDIRI : KAOLINIT; HALOYSIT;ANAUKSIT DAN DIKIT
KAOLINIT DITEMUKAN DALAM TANAH ULTISOL,OXISOL, ALFISOL.
TIPE MINERAL 2:1 (MENGEMBANG)

DICIRIKAN LEMPENG ALUMINA OKTAHEDRAL DIJEPIT OLEH DUA LEMPENG SILIKA


TETRAHEDRAL
ANGGOTA : MONTMORILONIT; BEIDELIT; NONTRONIT; SAPONIT; DAN VERMIKULIT
IKATAN ANTAR KRISTAL LEMAH SEHINGGA MUDAH MENGEMBANG BILA BASAH
DAN MENGERUT BILA KERING (PLASTISITAS DAN KOHESI TINGGI) DAN DAPAT
MENYEMAT ION LOGAM DAN SENYAWA ORGANIK
DIAMETER 0.01-1 MIKRON, LUAS PERMUKAAN SPESIFIK 700-800 M2/g
KTK 70 me/100g
SEDIKIT TERJADI SUBSTITUSI ISOMORFIK
SUBSTITUSI ISOMORFIK OLEH Mg MENYEBABKAN MEMPUNYAI MUATAN NEGATIF
YANG TINGGI
MONTMORILONIT MEMPUNYAI Mg DAN Fe DALAM POSISI OKTAHEDRAL. BEIDELIT
TIDAK PUNYA Mg DAN Fe TAPI Al TINGGI
MUATAN BERUBAH-UBAH HANYA SEDIKIT, SEBAB SEMUA GUGUS HIROKSIL
TERLETAK DALAM BIDANG PERMUKAAN YANG TERTUTUP JARINGAN ATOM
OKSIGEN
MONTMORILONIT SEBAGAI PENYUSUN TANAH-TANAH : VERTISOL, MOLLISOL,
ALFISOL, DAN ENTISOL
JARAK LAPIS : 12.4-14A0
TIPE MINERAL 2:1 (TIDAK MENGEMBANG)=HIDRUSMIKA

ANGGOTA TERPENTING ADALAH ILLIT


MENGANDUNG KALIUM PADA ANTARLAPISANNYA
SIFAT-SIFAT SEPERTI HIDRASI, MENJERAP KATION, MEMUAI DAN
MENGERUT, PLASTISITAS SERTA DISPERSI TIDAK SEINTENSIF
MONTMORILONIT, TETAPI LEBIH JIKA DIBANDING KAOLINIT
KTK 30 me/100g
JARAK LAPIS 10A0
DITEMUKAN DALAM TANAH : ENTISOL, INCEPTISOL, ARIDISOL, MOLLISOL,
ALFISOL, SPODOSOL

TIPE MINERAL 2:2


ANGGOTA TERPENTING ADALAH KLORIT
TERDIRI DARI 2 LEMBAR TETRAHEDRAL SILIKA DAN 2 LEMBAR
OKTAHEDRAL MAGNESIUM
LEMPENG MAGNESIUM DISEBUT BRUSIT [Mg(OH)2]
SUBSTITUSI ISOMORFIK TERJADI DALAM LAPISAN TETRAHEDRAL MAUPUN
OKTAHEDRAL
DITEMUKAN DALAM TANAH : ARIDISOL, MOLLISOL, ULTISOL
ASAL MUATAN NEGATIF PADA LEMPUNG
:
1. SUBSTITUSI ISOMORFIK
ADALAH PERISTIWA DIMANA Si DLAM TETRAHEDRAL ATAU
Al DALAM OKTAHEDRAL SERING DIGANTIKAN OLEH ION
LAIN YANG BERUKURAN SAMA

2. DISOSIASI DARI GUGUS HIDROKSIL YANG TERBUKA


KEBERADAAN GUGUS OH PADA TEPI KRISTAL ATAU PADA
BIDANG YANG TERBUKA, PADA pH TINGGI, HIDROGEN
DARI HIDROKSIL TERURAI, SEHINGGA PERMUKAAN
LEMPUNG MENJADI BERMUATAN NEGATIF (MUATAN
BERUBAH-UBAH ATAU MUATAN TERGANTUNG pH)
PERTUKARAN KATION

KOLOID TANAH BERMUATAN NEGATIF AKAN MENARIK


ION-ION BERMUATAN POSITIF YANG DISEBUT KATION.

KOLOID TANAH KOLOID TANAH

AIR TANAH

KOLOID TANAH KOLOID TANAH

4 KOLOID DENGAN SELAPUT AIR SEPERTI FILM MERUPAKAN


LARUTAN TANAH
KATION-KATION BERASAL DARI :
PEMUPUKAN
PELAPUKAN MINERAL TANAH DAN BAHAN ORGANIK
PELAPUKAN/PATAHAN MINERAL LEMPUNG (Al+++)
AIR (H+)

PERTUKARAN KATION TERJADI BILA :

MISEL

(DALAM LARUTAN
TANAH)
PENCUCIAN
RATA-RATA
DALAM TANAH
Contoh pertukaran kation :

Ca MISEL +2H+ +CaMISEL


2+

Pertukaran kation di alam

Kita umpamakan : (L=ion logam bervalensi 1)


Ca40 Ca38 2Ca(HCO3)2
Al20 Al20
MISEL + 5 H2CO3 MISEL
H20 H25 L(HCO)3
L20 L19
Pertukaran kation terjadia atas dasar jumlah ekuivalen.
Muatan negatif pada bidang adsorpsi koloid dinetralkan oleh kation-kation :
Ca, K, Mg, Na, NH4, Al, Fe, H, dan lain-lain.
Pengikatan ion-ion pada bidang adsorpsi berbeda-beda, tergantung :
1. Konsentrasi atau jumlah ion-ion
2. Jumlah muatan pada ion
3. Kecepatan bergerak (aktivitas) tergantung :
a. Ukurannya
b. Tebalnya selubung air hidrat
Kation bervalensi 1 diikat dengan kekuatan kecil dibanding
dengan yang bervalensi 3 yang terbesar.

Kation yang berselubung air hidrat tebal lebih mudah ditukar.


Mudah tidaknya ditukar, diberikan dalam DERET LYOTROPH :
Li>Na>K>NH4>Mg>Ca>Ba>H
Kation di sebelah kiri lebih mudah dilepaskan daripada ion-ion
yang terletak disebelah kanannya.

Definisi KTK :
Banyaknya kation yang dapat dijerap oleh tanah persatuan berat
tanah (biasanya per 100g), dan yang dapat dipertukarkan.
Dinyatakan dalam satuan me/100g tanah kering oven.
1 me = 1 miligram hidrogen atau sejumlah ion lain
Faktor yang mempengaruhi KTK
:
1. Tekstur tanah (+jumlah lempung)
Kasar KTK rendah
Halus KTK tinggi
2. Jenis lempung
Tipe 1:1 KTK rendah
Tipe 2:1 KTK tinggi
Illit 37 me/00g
Montmorilonit 100 me/100g
Kaolinit 5 me/100g
3. Jumlah kandungan bahan organik
Setiap 1% BO KTK bertambah 2 me/100g tanah
Humus KTK 200me/100g tanah
4. Reaksi tanah/pH
Secara umum :
pH rendah KTK rendah
pH tinggi KTK tinggi
5. Pengapuran dan pemupukan
(Berhubungan dengan pH)
Persentase Kejenuhan Basa
KTK Indikasi kesuburan
Kejenuhan basa tanah

Kation-kation yang terdapat dalam jerapan koloid dapat dibedakan


Kation basa dan kation asam

Kation basa : Ca++, Mg++, K+, Na+;Kation asam : H+, Al+++


Persentase kejenuhan basa menunjukkan perbandingan antara jumlah kation
basa dengan jumlah semua kation (basa+asam) yang terdapat dalam kompleks
jerapan tanah

jumlah kation basa


Kejenuhan Basa  x100%
KTK
%KB=40, artinya 40% bagian KTK diduduki basa dan 60% bagian didudki H + dan
Al+++.
KB tanah pH tinggi>tanah pH rendah
REAKSI TANAH

Reaksi tanah adalah istilah untuk menyatakan reaksi asam, basa


di dalam tanah
Reaksi tanah berpengaruh terhadap :
1. Pertumbuhan tanaman
2. Kelarutan dan ketersediaan hara tanaman
3. Ada/tidaknya unsur/senyawa meracun tanaman
4. Kecepatan dekomposisi/pelapukan mineral tanah dan BO
Pertama kali oleh : Sorensen (1909)
“logaritma negatif aktivitas ion H+”
memudahkan : digunakan konsentrasi H+
pH = -log [H+]
1
= log [H ]

Pengukuran KEASAMAN
Komposisi air (murni) :
 Molekul air
 Ion-ion hidrogen
 Ion-ion hidroxyl
Ionisasi air :
HOH H++OH-
Pada 250C, 1 liter air beratnya 997g
1 mol air beratnya 18g
1 liter air ada 55.4 mol air
Dua hal yang perlu dicatat :
1. Hanya 1 mol air dari 554 juta mol yang terionisasi
2. Jumlah, konsentrasi mol H+ seimbang dengan OH- setiap
liternya
HOH = 55.3999998 mol/l
H+ = 0.0000001 mol/l
OH- = 0.0000001 mol/l

pH air murni dihitung sbb:

1
pH  log
0.0000001
pH  log10000000  7
Penyebab kemasaman tanah
Tanah masam : ion H+>ion OH-
Kation-kation dapat dipertukarkan sebagai sumber H+ dan OH-
Yang penting :
Ion hidrogen (H+) yang terdapat bebas pada larutan tanah
Ion aluminium (Al+++) penyebab tak langsung, berasal dari Al pada
struktur oktahedral Al.
Masuk kedalam larutan tanah (+H2O)
Al++++3H2O Al(OH+)3+3H+
Al++++2H2O Al(OH+)2+2H+
Al++++H2O Al(OH++)+H+
Al dijerap pada bidang pertukaran

MISEL MISEL
Al+3H2O Al(OH)3+ H+
Sumber-sumber penyebab kemasaman
tanah
1. Humus atau bahan organik
 Gugus-gugus karboksil
gugus-gugus phenolik timbunan ion H+
gugus-gugus kelompok amino
 Proses dekomposisi
H2CO3 mencuci basa-basa terus-menerus
H2SO4, HNO3 tambahan ion H+
2. Garam-garam yang larut
 Pemupukan
 Pelapukan mineral
 Dekomposisi BO
menambah kation-kation, lalu menggantikan Al
teradsorbsi Al masuk ke larutan tanah penyebab
tambahnya H+
3. Intensitas pencucian
Tanah di daerah humid : basa-basa tercuci, tertinggal H+ dan Al+++
Al++++H2O Al(OH)+++H+
Al(OH)+++H2O Al(OH)+2+H+
Al(OH)+2+H2O Al(OH)3+H+
4. Mineral lempung (liat) alumino silikat oleh pelapukan dari
oktahedral Al membebaskan Al dengan 2 kemungkinan :
Al teradsorbsi

Al+3H2O Al(OH)3+ H+
MISEL MISEL

Al dalam larutan


5. Karbon dioksida (CO2)
CO2 dihasilkan oleh adanya respirasi akar dan jasad hidup dalam
tanah, + H2O H2CO3 mencuci basa-basa
KEMASAMAN AKTIF DAN KEMASAMAN CADANGAN

Kemasaman aktif = jumlah ion H+ dalam larutan


Kemasaman cadangan = jumlah ion H+ dan Al3+ yang terjerap
NETRALISASI KEMASAMAN DENGAN
KAPUR
Reaksi dengan H2O
CaO+H2O Ca(OH)2
CaCO3+H2O Ca2++HCO3-+OH-
Reaksi dengan H2CO3
CaCO3+H2CO3 Ca(HCO3)2
Ca(OH)2+2H2CO3 Ca(HCO3)2+2H2O
MISEL
Reaksi dengan misel (koloid) MISEL
+Ca(OH)2 Ca
MISEL +2H2O MISEL
+Ca(HCO
MISEL 3)2 Ca +2CO2 MISEL
+CaCO3 Ca +CO2
Bahan penting dari kapur dalam menetralkan
kemasaman tanah adalah CO32- dan OH- yang dihasilkan
Ion CO32- mampu menarik ion H+ dari koloid tanah
Ion OH- dapat mengusir Al3+ dari kompleks jerapan
Bila sumber kemasaman tanah adalah ion H+

CaCO3 Ca2++CO32-
MISEL MISEL
+CO32- +H2CO3
MISEL MISEL
+Ca2+

Bila sumber kemasaman adalah ion Al3+

CaCO3 Ca2++CO2-
CO32-+H2O HCO3-+OH-
MISEL MISEL
+OH- +Al(OH)3
MISEL MISEL
+Ca2+
UNSUR HARA
Jaringan tanaman segar tersusun atas C,H dan O sebesar 94-
99.6%
0.5-6% berasal dari unsur hara dalam tanah

PERAN UNSUR HARA


1. Sebagai penyusun molekul organik yang kompleks
(terutama unsur mikro)
2. Membantu peranan enzym
3. Mempertahankan keseimbangan ion, yaitu antara kation
bervalensi satu dan dua
4. Berperan dalam sistem oksidasi-reduksi karena sifat
valensinya yang dapat berubah

Tanaman mengabsorbsi unsur hara dalam bentuk ion yang


terdapat disekitar perakaran.
Berdasarkan kebutuhan tanaman, dibagi 2 kelompok :
Unsur hara makro
Unsur hra mikro
Unsur hara dalam tanah berasal sari :
Bahan organik
Udara BATUAN
Air hujan
Batuan/mineral MINERAL PRIMER

UNSUR-UNSUR HARA
Si,Al mineral lempung
K, Na bahan pendispersi
Mn, Fe proses oksidasi reduksi
pembentukan agregat
Ca, Mg bahan penjonjot
UNSUR HARA :
1. Membentuk senyawa baru yang sukar larut
2. Tersdsorbsi pada permukaan koloid tanah
3. Tercuci ke lapisan bawah ke laut
4. Diserap tanaman/jasad renik

Kekurangan unsur-unsur hara esensial akan


menimbulkan gejala pada tanaman, seperti
diserang penyakit, hal ini disebut penyakit
fisiologis
Unsur hara dapat dipakai untuk indikasi kesuburan
tanah
Unsur hara yang dibutuhkan tanaman (esensial)
Kriterianya (Arnon):
1. Kekurangan unsur tersebut menghambat pertumbuhan
2. Gejala kekurangan unsur tersebut dapat dihilangkan hanya
dengan penambahan unsur tersebut
3. Unsur tersebut harus secara langsung terikat dalam gizi
makanan tanaman

Unsur hara makro (dibutuhkan dalam jumlah banyak)


C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, S

Unsur hara mikro (dibutuhkan dalam jumlah sedikit)


Fe, Mn, Mo, Cu, B, Zn, Cl, Na, Ca, Va, Si
BAHAN ORGANIK
Sumber :
1. Jaringan tanaman
2. Binatang
Jaringan tumbuhan terdiri atas :
 Air 75%
 Padat 25%
• Pati 15%
• Protein 2.5%
• Lignin 2.5-7.5%
• Lemak 0.25-2%
Atau
• C 11%
• O 10%
• H 2%
• abu 2%
Pengaruh BO terhadap tanah
Fisik :
1. Kemampuan menahan air meningkat
2. Warna tanah menjadi coklat-hitam
3. Meningkatkan granulasi dan kemantapan agregat
4. Menurunkan kohesi, plastisitas, sifat buruk tanah
Kimia :
1. Meningkatkan daya jerap dan KTK
2. N,P,S terhindar dari pencucian, karena terikat dalam tubuh jasad renik
3. Membantu pelapukan mineral
Biologi :
1. Jumlah dan aktivitas organisme makro dan mikro dalam tanah
meningkat

Ditentukan oleh :
1. Sumber dan susunannya
2. Kelancaran dan dekomposisi
3. Hasil dekomposisi
Komposisi BO cepat terurai : pati, gula, protein, hemi selulosa
Komposisi BO lambat terurai : selulosa, lignin, lemak, minyak,
waks
Proses dekomposisi BO :
1. Oksidasi enzymatik
2. Pembebasan/imobilisasi unsur
3. Sintesa menjadi senyawa baru

HUMUS
Adalah senyawa kompleks yang agak resisten pelapukan,
amorf, bersifat koloidal, berwarna coklat kehitaman,
berasal dari jaringan tumbuh-tumbuhan dan binatang, ligno
protein sebagai intinya.
C/N

C/N tanah = 10:1 sampai 12:1, tergantung iklim dan C/N


tumbuh-tumbuhan serta jasad mikro.

Bila C/N BO tinggi, akan terjadi persaingan antara tumbuhan


dengan jasad mikro

Pada dekomposisi BO tigkat lanjut akan menghasilkan C/N


rendah

Kadar BO dalam tanah tergantung kedalaman tanah, iklim,


tekstur, dan drainase

Anda mungkin juga menyukai