Anda di halaman 1dari 12

ACARA IV

MEDIA DAN UKURAN WADAH (KONTINER)

ABSTRAK
Media tumbuh adalah substrat tempat berpijaknya tanaman. Media tumbuh berpengaruh dalam
berlangsungnya proses fisiologis pertumbuhan semai dikarenakan perlunya media yang
memiliki porositas yang baik, tersedianya unsur hara yang cukup, dan terjaganya kelembaban.
Wadah (kontiner) digunakan untuk menyiapkan semai agar memiliki kondisi yang optimal
dalam penanaman nanti. Wadah berpengaruh dalam volume media tumbuh yang diperlukan
dan ruang tumbuh bagi semai. Praktikum ini mengamati pertumbuhan semai diberbagai kondisi
berdasarkan pengaruh komposisi media dan perbedaan ukuran wadah. Hal yang diamati adalah
rerata tinggi semai, jumlah semai yang hidup, dan persentase hidup semai dengan lama waktu
pengamatan adalah 4 minggu atau 1 bulan. Semai tumbuh optimal pada komposisi media
dengan perbandingan 1:1:2 untuk campuran media tanah:pasir:kompos karena unsur hara yang
tersedia lebih banyak dan pada subjek pengamatan lainnya semai tumbuh optimal pada wadah
ukuran besar karena media tumbuh yang tersedia banyak dan ruang tumbuh yang lebih luas.
Kata kunci: media, wadah, semai, optimal, pertumbuhan.

I. TINJAUAN PUSTAKA
Media merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan benih hingga
menjadi semai maupun pohon dimana tempat berpijaknya tumbuhan. Faktor penting
dalam pembuatan media adalah harus tersedianya unsur hara, adanya aerasi yang baik,
dan kelembaban yang optimal (Gunawan, 2011). Media tumbuh yang sering digunakan
adalah tanah, pasir, dan sekam/kompos. Tanah sebagai media berpengaruh dalam
stabilisasi (aerasi) dan penyedia unsur hara, pasir berpengaruh dalam porositas (aerasi
dan draenase), untuk sekam atau kompos berfungsi sebagai penyedia bahan organic
untuk unsur hara bagi tumbuhan.Berdasarkan tahapan pertumbuhan tumbuhan, media
tumbuh diklasifikasikan menjadi 2, yaitu media pengecambah (bedeng tabur) dan media
semai yang disapih (bedeng sapih). Bedeng tabur merupakan tempat untuk
mengecambahkan biji dengan media yang umunya digunakan adalah pasir. Pada bedeng
sapih media yang digunakan umumnya campuran dari berbagai media tumbuh
dikarenakan diperlukannya media yang mendukung pertumbuhan kecambah hingga
menjadi semai.
Pada campuran media tumbuh, diperlukannya pertimbangan komposisi yang tepat
agar tumbuhan tumbuh secara optimal. Apabila tanah memiliki kandungan unsur hara
yang baik namun porositasnya yang kurang baik maka media tumbuh yang dibuat adalah
mencampur tanah dengan pasir. Atau apabila tanah memiliki porositas yang baik namun
miskin hara, maka media tumbuh yang dibutuhkan adalah campuran tanah dengan sekam
atau kompos. Namun, untuk mendukung pertumbuhan semai yang optimal maka media
yang paling efektif adalah campuran tanah dengan pasir dan juga kompos untuk
menghasilkan media yang memiliki porositas yang bagus, tersedianya unsur hara, dan
kelembaban yang optimal.
Selain media, wadah atau container sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
semai. Wadah (kontiner) digunakan untuk menyiapkan semai agar memiliki kondisi yang
optimal dalam penanaman nanti. Wadah berpengaruh dalam volume media yang akan
dibutuhkan serta ruang tumbuh tanaman. Wadah yang sering digunakan adalah polybag
dikarenakan biayanya lebih murah dan mudah didapatkan. Namun, polybag kekurangan
dari wadah plastic ini adalah umumnya hanya bisa sekali digunakan dan susah terurai.
Selain polybag, wadah yang dapat digunakan adalah ensopot/pottrays. Pot trays
memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan polybag sehingga media tumbuh yang
digunakan lebih sedikit, terdapat lubang dibagian dasar maupun di setiap sudut sehingga
mempermudah sirkulasi udara pada akar tanaman dan memperlancar drainase, 1
set/papan pot trays terdiri dari 45 lubang yang dapat digunakan lebih dari 5 tahun, dan
umumnya digunakan untuk pembibitan tanaman holtikultura yang benihnya cenderung
lebih kecil dibanding benih tanaman hutan (Riniarti., & Sukmawan., 2018).
Kontiner atau wadah berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi 2, yaitu wadah
berbentuk tube atau silinder dan wadah berbentuk plug atau kerucut atau ukuran diameter
atas dan bawah berbeda. Contoh dari wadah berbentuk silinder adalah polybag,
sedangkan wadah berbentuk kerucut dibedakan lagi menjadi bentuk pottray (Swedish
multipot, ensopot ), bentuk tunggal (pot tanaman atau pot tanah), dan bentuk blok.

II. TUJUAN
Tujuan Praktikum Silvikultur Acara IV adalah:
1. Mengetahui pengaruh berbagai media tumbuh terhadap pertumbuhan semai.
2. Mengetahui pengaruh macam-macam wadah (kontiner) terhadap pertumbuhan
semai.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Acara IV adalah:
Alat: Bahan:
- Macam-macam wadah: polybag - Media tumbuh: tanah, pasir, dan
berbagai ukuran (besar, sedang, kompos
dan kecil) dan ensopot (pottrays) - Semai sengon (Falcataria
- Cetok dan alat penyiraman moluccana)

IV. METODE (WAKTU DAN TEMPAT, CARA KERJA)


4.1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum Silvikultur Acara IV. Media dan Ukuran Wadah
(Kontiner) dilakukan pada hari Senin, 25 Oktober 2021 pukul 19.00 WIB hingga
selesai, yang dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom. Pengamatan
praktikum dilakukan berdasarkan video yang diberikan saat pelaksanaan praktikum
dimana lokasi praktikum dilakukan di Laboratorium Silvikultur Intensif Klebengan
(LABSIK), Fakultas Kehutanan.
4.2. Cara Kerja
Berdasarkan video, cara kerja Praktikum Silvikultur Acara IV adalah sebagai
berikut:
Disiapkan media tumbuh berupa tanah, pasir, dan kompos serta alat yang akan
digunakan yaitu polybag berbagai ukuran dengan 10 lembar tiap ukuran dan 1
pottrays. Media yang digunakan adalah campuran tanah:pasir:kompos dengan
perbandingan yang berbeda-beda, yaitu 1:1:1, 1:1:2, dan 1:2:1. Wadah diisi dengan
media yang sudah ditentukan dan ditanam kecambah sengon. Kemudian diamati
perubahan dan pertumbuhan tinggi kecambah dalam 1 bulan lalu dibentuk kurva
pertumbuhan dan di ananlisis statik untuk mengetahui hubungan uku ran wadah
dengan media terhadap pertumbuhan tanaman. Dilakukan dokumentasi setiap
dilakukan pengamatan.

V. HASIL (HASIL OLAH DATA)


Berdasarkan hasil pengamatan praktikum diperoleh hasil data sebagai berikut:
Pertumbuhan Semai Berdasarkan Pengaruh Komposisi Media
Tabel 4.1. Rerata tinggi semai perlakuan komposisi media
28 Oktober 6 November 13 November 20 November
Media
2021 2021 2021 2021
A (1:1:1) 2.02 3.00 2.24 3.28
B (1:1:2) 2.44 4.70 3.58 5.44
C (1:2:1) 2.50 3.64 3.38 5.32

Grafik 4.1. Rerata tinggi semai perlakuan komposisi media

Tabel 4.2. Jumlah semai hidup berdasarkan pengaruh komposisi media


Minggu ke- 1 2 3 4
1:1:1 5 5 4 4
1:2:1 5 5 5 5
1:1:2 5 5 5 5

Grafik Pengaruh Komposisi Media


terhadap Jumlah Hidup Semai
6
Jumlah Hidup Semai

5
4
3
2
1
0
1 2 3 4
Minggu ke-

1:1:1 1:2:1 1:1:2

Grafik 4.2. Jumlah semai hidup berdasarkan perlakuan komposisi media


Tabel 4.3. Persen hidup berdasarkan pengaruh komposisi media
Minggu ke- 1 2 3 4
1:1:1 100 100 80 80
1:2:1 100 100 100 100
1:1:2 100 100 100 100

Grafik Persen Hidup Semai Berdasarkan


Pengaruh Komposisi Media

120
Persen Hidup Semai

100
80
60
40
20
0
1 2 3 4
Minggu ke-

1:1:1 1:2:1 1:1:2

Grafik 4.3. Persen hidup semai berdasarkan pengaruh komposisi media

Pengaruh Komposisi Media


Terhadap Pertumbuhan Semai
120

100
Persentase Hidup (%)

80

60

40

20

0
1:1:1 1:2:1 1:1:2
Komposisi Media

Grafik 4.4. Pengaruh Komposisi Media Terhadap Pertumbuhan Semai


Pertumbuhan Semai Berdasarkan Pengaruh Ukuran Wadah/Kontiner
Tabel 4.4. Rerata tinggi semai perlakuan ukuran wadah/kontiner
Ukuran 28 Oktober 6 November 13 November 20 November
Media 2021 2021 2021 2021
Kecil 3.43 4.7 3.74 4.4
sedang 3.19 4.53 3.89 4.75
Besar 3.03 5.06 4.65 5.45

Grafik Rerata Tinggi Semai Perlakuan Ukuran


Kontiner
6
5
4
3
2
1
0
28 Oktober 2021 6 November 2021 13 November 2021 20 November 2021

Kecil sedang Besar

Grafik 4.5. Rerata tinggi semai berdasarkan perlakuan ukuran kontiner

Tabel 4.5. Jumlah semai hidup berdasarkan pengaruh ukuran wadah/kontiner


Minggu ke- 1 2 3 4
Kecil 10 10 10 10
Sedang 10 10 10 10
Besar 10 10 10 10
Pengaruh Ukuran Kontiner
terhadap Jumlah Hidup Semai
12
Jumlah Hidup Semai

10
8
6
4
2
0
1 2 3 4
Minggu ke-

Kecil Sedang Besar

Grafik 4.6. Jumlah semai hidup berdasarkan pengaruh ukuran wadah/kontiner

Tabel 4.6. Persen hidup berdasarkan pengaruh ukuran wadah/kontiner


Minggu ke- 1 2 3 4
Kecil 100 100 100 100
Sedang 100 100 100 100
Besar 100 100 100 100

Pengaruh Ukuran Kontiner


terhadap Persen Hidup Semai
120
Persen Hidup Semai

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4
Minggu ke-

Kecil Sedang Besar

Grafik 4.7. Persen hidup berdasarkan pengaruh ukuran wadah/kontiner


Pengaruh Ukuran Kontiner
Terhadap Pertumbuhan Semai
120

100

80

60 Tabel Persen Hidup Pengaruh


Ukuran Kontiner
40

20

0
Kecil Sedang Besar

Grafik 4.8. Pengaruh Ukuran Kontiner Terhadap Pertumbuhan Semai

VI. PEMBAHASAN
Media tumbuh adalah substrat tempat berpijaknya tanaman. Media tanam yang baik
memiliki ciri tidak terlalu liat dan berat, mampu mencengkeram akar tanaman, porous,
dan kaya kandungan hara (Hadiati., & Apriyanti, 2015). Media tanam harus dalam
kondisi steril bebas hama, penyakit, dan benih-benih gulma agar pertumbuhan semai
dapat optimal (Rahardja., & Wiryanto, 2003). Media tumbuh atau media tanam yang
digunakan pada praktikum kali ini adalah campuran antara tanah, pasir, dan kompos.
Tanah dan pasir merupakan media tumbuh yang sering d igunakan karena mudah
didapatkan dan lebih hemat biaya. Pencampuran kedua media ini dikarenakan adanya
kekurangan dari masing-masing media. Media tumbuh pasir tidak mengandung unsur
hara yang cukup untuk pertumbuhan semai, sedangkan media tanah sering mengandung
patogen yang dapat menggagalkan pertumbuhan semai (Adinugraha, 2017). Apabila
tanah terlalu liat maka akan menghambat fungsi dan pertumbuhan akar, serta dapat
menyebabkan munculnya bakteri anaerob yang dapat meracuni tanaman atau benih. Oleh
karena itu media tumbuh tanah dan pasir sering dicampur dimana dapat merubah
porositas dan mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Pada praktikum ini, media
yang digunakan adalah kombinasi dari campuran media tanah dan pasir juga kompos.
Kompos merupakan nutrisi bagi tanah maupun tanaman yang dapat meningkatkan
kesuburan tanah dan merangsang perakaran tumbuh lebih sehat. Kompos berfungsi untuk
memperbaiki struktur tanah meningkatkan bahan organik tanah, kapasitas serap air, dan
aktivitas mikroba yang baik untuk tanah. Umumnya, tanaman yang diberi kompos
cenderung memiliki kualitas yang baik lebih dan tumbuh subur (Rahmawati., Alberto.,
& Soemarno., 2016). Hal ini dikarenakan campuran tanah dan kompos akan menjaga
kelembaban media sehingga benih dapat tumbuh secara optimal (Gunawan, 2011). Jadi,
dengan dicampurkannya media tanah, pasir, dan kompos maka media tumbuh yang
terbentuk adalah memiliki struktur yang baik untuk tanaman berpijak, porositas yang
baik, dan kandungan unsur hara tersedia yang cukup bagi tanaman.
Wadah atau kontainer yang digunakan adalah polybag berbagai ukuran dan pot trays.
Digunakannya wadah tersebut untuk mengetahui efek yang ditimbulkan pada
pertumbuhan benih akibat perbedaan wadah dan ukurannya. Penggunaan polybag
sebagai wadah dikarenakan murah dan mudah didapatkan, sedangkan pot trays
digunakan sebagai alternatif dan melihat hasil perbedaan dengan penggunaan polybag.
Pot trays memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan polybag sehingga media tumbuh
yang digunakan lebih sedikit, terdapat lubang dibagian dasar maupun di setiap sudut
sehingga mempermudah sirkulasi udara pada akar tanaman dan memperlancar drainase,
1 set/papan pot trays terdiri dari 45 lubang yang dapat digunakan lebih dari 5 tahun, dan
umumnya digunakan untuk pembibitan tanaman holtikultura yang benihnya cenderung
lebih kecil dibanding benih tanaman hutan (Riniarti., & Sukmawan., 2018). Ukuran
kontainer juga menjadi penentu kebutuhan media tumbuh dan keberhasilan pertumbuhan
semai. Apabila ukuran kontainer terlalu kecil dapat menghambat bertumbuhnya semai
karena kurangnya asupan nutrisi dan ruang tumbuh meskipun hemat tempat pada lahan
pembibitan, sedangkan apabila ukuran kontainer terlalu besar maka akan berpotensi
terjadinya busuk akar karena menyimpan air terlalu banyak (Pieter., & Sudomo, 2021).
Pada praktikum Acara 4 dilakukan pengamatan terhadap pengaruh komposisi media
tumbuh dan berbagai ukuran wadah/container terhadap pertumbuhan benih, baik dari
rerata tinggi semai, jumlah semai hidup, dan persentase hidup semai. Berdasarkan data
pengamatan komposisi media tumbuh diperoleh hasil bahwa komposisi media tumbuh
yang paling baik antara tanah:pasir:kompos adalah 1:1:2 (B) yang dilihat dari jumlah
rerata tinggi semai yaitu 16,16 cm dan kurva grafik yang cenderung meningkat pesat tiap
minggunya. Kemudian disusul oleh komposisi media tumbuh C (1:2:1) dengan kurva
grafik yang cenderung stabil lalu akhirnya hampir setara dengan komposisi media
tumbuh B dan komposisi media tumbuh A (1:1:1) yang terakhir berdasarkan kurva grafik
yang lebih rendah dari awal hingga akhir pertumbuhan. Untuk jumlah semai hidup dari
5 benih yang ditanam pada masing-masing komposisi media, komposisi B dan C yang
paling baik mendukung perkecambahan dan pertumbuhan semai dikarenakan semua
benih yang ditanam ke-5 benih masih hidup hingga minggu keempat, sedangkan
komposisi A hanya tersisa 4 dari 5 benih yang ditanam dari minggu ketiga. Dari jumlah
semai yang hidup diperoleh persentase hidup semai untuk komposisi B dan C memiliki
persentase 100% dan komposisi A 80%. Dari data tersebut dipahami bahwa komposisi
media dengan perbandingan pasir atau kompos lebih banyak menjadikan kemungkinan
hidup benih lebih tinggi dikarenakan adanya porositas tanah yang bagus ataupun bahan
organic sebagai unsur hara yang dibutuhkan semai tumbuh sangat mendukung
pertumbuhannya. Namun, untuk komposisi media yang paling berpengaruh terhadap
pertumbuhan semai adalah komposisi B dikarenakan pertumbuhan tinggi semai yang
lebih tinggi dibanding 2 komposisi media lainnya yang berarti semai lebih membutuhkan
media tumbuh yang porositasnya lebih bagus. Selain itu juga, bisa dikatakan bahwa
viabilitas dan kualitas benih yang ditanam bagus sehingga benih cepat berkecambah dan
bertumbuh.
Berdasarkan data pengamatan perbedaan ukuran wadah diperoleh hasil bahwa
ukuran wadah yang menghasilkan rerata tinggi semai paling tinggi adalah wadah
berukuran besar dengan jumlah rerata tinggi 18,19 cm dan untuk wadah ukuran sedang
dan kecil hampir sama rerata tinggi semainya tiap minggu, dengan masing-masing
jumlah rerata tinggi semai adalah 16,36 cm dan 16,27 cm. Untuk jumlah semai hidup
dari 10 benih untuk ketiga ukuran wadah semuanya hidup hingga pengamatan minggu
keempat. Dari jumlah semai hidup, diperoleh persentase hidup semai berdasarkan wadah
ukuran kecil, sedang, dan besar adalah 100%. Dari hasil data tersebut dipahami bahwa
wadah dengan ukuran besar lebih mendukung pertumbuhan semai. Faktor penyebab
tingginya rerata pertumbuhan semai pada wadah ukuran besar adalah banyaknya media
tumbuh pada wadah menjadikan kebutuhan semai terhadap porositas dan bahan organic
terpenuhi secara optimal. Besarnya ukuran wadah menjadikan tersedianya kandungan air
dalam media yang cukup untuk kebutuhan semai. Selain itu juga, bisa dikatakan bahwa
viabilitas dan kualitas benih yang ditanam bagus sehingga benih cepat berkecambah dan
bertumbuh.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan Praktikum Silvikultur Acara IV. Media dan Ukuran Wadah (Kontiner),
dapat disimpulkan bahwa:
1. Berbagai media tumbuh berpengaruh terhadap pertumbuhan semai dan persentase
hidup semai. Dalam pertumbuhan semai media tumbuh mempengaruhi dalam aerasi
dan draenase, serta tersedianya unsur hara bagi semai.
2. Berdasarkan ukuran wadah dipahami bahwa semakin besar ukuran wadah maka
semakin banyak media tumbuh sehingga semakin baik pertumbuhan semai
dikarenakan media tumbuh yang porositasnya lebih baik dan ketersedian unsur hara,
air, serta ruang tumbuh yang baik bagi semai.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Adinugraha, H. A. (2017). Pertumbuhan Semai Merbau (Instia bijuga) Umur 5 Bulan
Pada Beberapa Jenis Media Tumbuh. Wana Benih, 18(2), 43-48. Retrieved from
http://biotifor.or.id/2013/lb.file/gambar/File/Wana%20Benih/Wana%20Benih%
20No%202%202017%20full%20issue.pdf#page=25
Gunawan. (2011). Untung Besar dari Usaha Pembibitan Kayu. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Hadiati, S., & Apriyanti, L. H. (2015). Bertanam Jambu Biji di Pekarangan . Jakarta:
AgriFlo.
Pieter, L. A. G., & Sudomo, A. (2021). Efek Ukuran Wadah Semai Terhadap
Pertumbuhan Awal Bibit Jamblang (Syzygium cumini (L.) Skeels). Jurnal
Agroforestri Indonesia, 4(2), 107-114. Retrieved from http://ejournal.forda-
mof.org/ejournal-litbang./index.php/JAI/article/view/6886/5641
Rahardja, P.C., & Wiryanto, W. (2003). Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Rahmawati, A., Alberto, E., & Soemarno. (2016). Pengaruh Kompos Limbah Daun
Minyak Kayu Putih Untuk Pertumbuhan Semai Tanaman Kayu Putih. Jurnal
Tanah dan Sumberdaya Lahan, 3(1), 293-301. Retrieved from http://jtsl.ub.ac.id
Riniarti, D., & Sukmawan, Y. (2018). Pengaruh Jenis Wadah Semai dan Kombinasi
Media Tanam pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Awal.
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian (pp. 280-287).
Lampung: Politeknik Negeri Lampung. Retrieved from
http://jurnal.polinela.ac.id/index.php/PROSIDING
IX. LAMPIRAN

Gambar 4.1. Data pengamatan lapangan acara 4 pengaruh komposisi media

Gambar 4.2. Data pengamatan lapangan acara 4 ukuran kontiner

Anda mungkin juga menyukai