Anda di halaman 1dari 43

KELOMPOK 7

SKENARIO 1
ANGGOTA RUANG 7
1. Trilaxmi Ivon Sinda 14011101059
2. Ni Made Sintia Kristiani 14011101045
3. Marini Ch. Panjaitan 14011101024
4. Ermiati 14011101026
5. Fernando Chris 14011101071
6. Chaerul Kalam 14011101066
7. Grace Natalia Lopak 14011101067
Skenario
Seorang penyelam SCUBA, perempuan 30 tahun, mengadakan
perjalanan dari Manado selama 2 minggu untuk menyelam di beberapa
lokasi penyelaman terbaik di kepulauan Indonesia yaitu di Sumatera,
Sulawesi, Maluku dan Papua. Dia menyelam setiap hari kira-kira 4-5 jam,
setelah itu dia berpindah lokasi menggunakan penerbangan ke lokasi
penyelaman yang lain. Penyelaman terakhirnya pada hari Selasa jam 12
siang di lokasi penyelaman yang sangat indah di perairan Kepulauan Raja
Ampat Papua Barat selama kurang lebih 3 jam. Keesokkan harinya, dia
segera kembali pulang ke Manado menggunakan pesawat kira-kira 4 jam
dengan transit ke Makassar.
Dalam penerbangan tersebut, dia merasakan kelemahan
pada lengan kanannya. Saat tiba di Manado, dia
memeriksakan diri ke dokter umum dan dokter tersebut
tidak menemukan kelainan neurologis apapun padanya,
dia hanya disuruh banyak beristirahat. Pada hari Kamis
dan Jumat, dia merasakan kondisinya bertambah parah,
mengalami mual muntah dan kesulitan berjalan. Dia
kembali ke dokternya dan kemudian melalalui anamnesis,
dokter mendapati adanya riwayat kegiatan menyelam
pada pasien ini. Dokter kemudian merujuknya ke RS.
Kata Sulit
- Tidak ditemukan kata sulit
Kata Kunci
Perempuan penyelam 30 tahun
Selama 2 minggu menyelam
Menyelam 4-5 jam/hari
Pindah lokasi penyelaman dengan penerbangan
Penyelaman terakhir hari Selasa jam 12 siang selama 3 jam
Besok harinya pulang ke Manado dengan pesawat
Dalam penerbangan merasa kelemahan lengan kanan
Pemeriksaan pertama tidak ditemukan kelainan neurologis
Kamis dan Jumat kondisi bertambah parah, mual dan kesulitan berjalan
Masalah Dasar
Seorang penyelam perempuan
usia 30 tahun datang ke dokter
dengan keluhan kelemahan
lengan kanan saat di pesawat.
ANAMNESIS
 Identitas Pasien
 Nama: Tina
 Umur : 30 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Malalayang
 Keluhan Utama
 Kelemahan pada lengan tangan kanan
 Keluhan Penyerta
 Mual, muntah dan kesulitan berjalan
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Sejak kapan ibu mengalami hal ini?
 = Sejak berada di pesawat sewaktu pulang
dari perjalanan rekreasi
 Apa yang ibu lakukan sewaktu perjalanan
rekreasi?
 = Saya menyelam
 Apakah ibu menyelam hanya pada satu tempat
saja atau berpindah-pindah?
 = Berpindah-pindah, dari Sumatra kemudian
Sulawesi, Maluku dan Papua
 Apakah ibu setelah selesai menyelam langsung
berangkat lagi ke lokasi penyelaman berikutnya?
 = Iya
 Alat transportsi apa yang ibu gunakan untuk
berpindah lokasi dari tempat satu ke tempat
yang lain?
 = Pesawat
 Berapa kira-kira ketinggian pesawat yang ibu
naiki saat terbang?
 = Kurang lebih 22.000 kaki dari permukaan
laut
 Pada saat ibu melakukan penyelaman yang
pertama, kedua, ketiga dan keempat kira-kira
berapa kedalaman air yang ibu capai?
 = Penyelaman yang pertama sekitar 5 meter,
yang kedua 7 meter, yang ketiga 4 meter dan
yang terakhir di Papua Barat 11 meter
 Apakah pada saat ibu selesai menyelam ibu
langsung naik dengan cepat ke permukaan
laut?
 = Iya, karena terburu-buru mau pindah ke lokasi
yang lain jadi setelah selesai menyelam saya
langsung naik ke permukaan dengan cepat
 Apakah selama ibu di dalam laut ibu mengalami
cedera seperti tertabrak batu karang?
 = Tidak ada
 Berapa lama ibu melakukan penyelaman pada
satu tempat tersebut?
 = Kira-kira 4-5 jam, namum sewaktu di Papua
Barat saya hanya menyelam kurang lebih 3 jam
 Tempat terakhir yang ibu tempati menyelam di
provinsi mana?
 = Papua Barat, di Raja Ampat
 Jam berapa ibu masuk dan keluar dari laut saat
menyelam di lokasi Raja Ampat?
 = Saya masuk sekitar jam 12.00 dan keluar jam
15.00
 Jam berapa ibu berangkat naik pesawat
untuk pulang ke Manado?
 = Jam 7 pagi keesokan harinya
 Apakah ibu ada fobia naik pesawat?
 = Tidak ada
 Apakah ibu merasakan ada mati rasa pada
anggota tertentu dari badan ibu?
 = Iya ada pada
 Apakah di kulit ibu terdapat kemerahan?
 = Tidak
 Apakah ibu ada rasa gatal?
 = Tidak
 Apakah ibu ada sakit kepala?
 = Awalnya tidak ada, namun sekarang ada
 Apakah ibu ada gangguan penglihatan (kabur)
dan sesak napas?
= iya ada
 Apakah terdapat gejala seperti kelelahan,
kelemahan, atau nafsu makan menurun
(anoreksia)?
 = Tidak ada
 Apakah ibu mengalami kebingungan?
 = Iya, saya sering bingung tanpa tau
sebabnya apa
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Apakah gejala ini pernah dialami pasien
sebelumnya?
 = Tidak pernah
 Apakah pasien ada riwayat penyakit rematik
atau kelainan tulang?
 = Tidak ada
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Apakah ada keluarga yang pernah mengalami hal yang
serupa?
 = Tidak ada
 Riwayat Pengobatan
 Apakah ibu sudah pergi ke dokter sebelumnya karena
gejala ini?
 = Iya sudah, tapi tidak didapatkan kelainan neurologis dan
dokter hanya menyuruh istirahat saja
 Riwayat Kebiasaan
 Apakah ibu sering mengkonsumsi makanan
yang tinggi lemak?
 = Iya sangat sering
 Apakah ibu suka minum alkohol?
 = Iya
 
PEMERIKSAAN FISIK DAN
PEMERIKSAANPENUNJAN
G
PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Present :
 Keadaan umum : lemas atau syok
 Kesadaran : compos mentis
 Berat Badan : tidak dicantumkan
 Tinggi Badan : tidak dicantumkan
 Tanda Vital (Vital Sign)

a. Tekanan Darah : tidak dicantumkan


b. Suhu : tidak dicantumkan
c. Nadi (Pulse) : tidak dicantumkan
d. Respiratory Rate : tidak dicantumkan
PEMERIKSAAN FISIK
 Umum – lemas, atau syok
 Status mental – ada tidaknya disorientasi
 Mata – defek lapangan pandang, perubahan pada pupil, ada
tidaknya gelombang udara pada pembuluh darah retina, atau
nystagmus
 Mulut – tanda Liebermeister (daerah pucat yang berbatas tegas
pada lidah)
 Pulmo – takipnea, gagal napas, distres pernapasan, hemoptisis
 Jantung – takikardia, hipotensi, disritmia, atau Hamman sign
 Gastrointestinal – mual dan muntah
PEMERIKSAAN FISIK
 Genitourinaria – distensi kandung kemih, menurunnya
produksi urin
 Neurologi – hiperestesia, hipoestesia, paresis, kelemahan
spinchter ani, menghilangnya refleks bulbocavernosus,
defisit motorik dan sensorik, kejang fokal, kejang umum,
atau ataksia
 Muskuloskeletal – menurunnya ROM
 Limfatik – limfadema
 Kulit – gatal, hiperemia, sianosis, atau pucat
PEMERIKSAANPENUNJANG
 Laboratorium

Jika disertai perubahan status mental:


a. kadar glukosa darah,
b. darah lengkap,
c. kadar natrium, magnesium, kalsium, dan fosfor,
d. saturasi oksigen,
e. kadar etanol dan skrining obat-obatan lainnya,
f. level karboksihemoglobin.
PEMERIKSAANPENUNJANG
 penyakit dekompresi yang disertai dengan syok,
maka hal-hal yang perlu dievaluasi adalah
a. kadar glukosa darah,
b. darah lengkap,
c. elektrolit dan ureum kreatinin,
d. asam laktat,
e. PT/aPTT/INR,
f. level karboksihemoglobin
PEMERIKSAANPENUNJANG
• Radiologi
a. Foto toraks
b. CT Scan kepala
c. MRI,
d. EKG dan/atau evaluasi saturasi
oksigen.
Kelemahan
pada lengan Mual Kesulitan Riwayat
kanan muntah berjalan menyelam
Naik pesawat
<18 jam
DIAGNOSIS setelah
menyelam
PENYAKIT
DEKOMPRESI
Diagnosis Banding
1. Stroke
2. Neuropati Perifer
Epidemiologi,
etiologi & fsktor
resiko
Epidemiologi
 Insidensi penyakit dekompresi jarang, diperkirakan
sebesar 2,8 kasus per 10.000 penyelaman, dengan
resiko 2,6 kali lebih besar untuk laki-laki daripada
perempuan. Dekompresi mempengaruhi sekitar
1.000 penyelam scuba AS per tahun. Kejadian
dekompresi biasanya terjadi pada penyelam scuba,
penerbang, astronot, pekerja pertambangan atau
caisson, angka kematiannya 3-9 kasus per 100.000
penyelam.
Etiologi
 Penyakit dekompresi biasanya diakibatkan oleh
pembentukan gelembung gas dalam jaringan tubuh,
gelembung gas ini berasal dari akumulasi nitrogen
yang tidak dilepaskan pada saat penyelaman, maka
nitrogen ini sendiri yang terakumulasi didalam jaringan
tubuh penyelam akan dilepas dalam bentuk gelembung
udara (buih) akibat dari penurunan tekanan secara
drastis. Buih-buih inilah yang akan menyumbat aliran
darah maupun system saraf tubuh manusia.
Faktor resiko
 Penyelaman yang berulang.
 Terbang setelah penyelaman.
 PFO.
 Obesitas .
 Merokok, dan mengkonsumsi alcohol.
 Suhu.
 Usia dan jenis kelamin.

 
PATOMEKANISME
PENATALAKSANAAN
1. Rekompresi & oksigen (utama)
Tujuan rekompresi:
 Memperkecil gelembung gas
 Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi:
 Perbaikan jaringan hipoksia
 Kurangi tekanan nitrogen larut
 Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama
2. Medikamentosa:
 Cairan dan elektrolit: biasanya digunakan normal
saline, ringer laktat atau dekstrose.
 Anti platelet
 Anti edema
 Anti konvulsan (bila kejang): obat pilihan adalah
diazepam 10 mg intravena tiap kali dibutuhkan.
Terapi sesuai jenis PD:
 PD tipe 1: bernapas menggunakan masker
oksigen 100%
 PD tipe 2: terapi oksigen dalam ruang hiperbarik.
Oksigen harus diberikan melalui masker oksigen
selama pengangkutan ke ruang hiperbarik.
Komplikasi
1. Komplikasi Efek Ringan
 Nyeri muskuloskeletal
 Komplikasi dekompresi mengenai kulit
 Malaise, anoreksia, dan rasa letih yang tidak
sepadan dengan beratnya aktivitas
sebelumnya
Komplikasi
2. Komplikasi Efek Berat
 Kelumpuhan dan kematian (stroke)
 Kerusakan medula spinalis
 Emboli paru
 Apnea
Prognosis
Prognosis yang baik dengan terapi
oksigen, pasien dalam kondisi sehat tanpa
penyakit penyerta lain.
Tipe 1 biasanya memberikan prognosis
baik, sedangkan tipe 2 biasanya
memberikan prognosis yang jelek tanpa
pengobatan yang cepat dan tepat.
Edukasi
1. Bagi penyelam yang pernah mengalami penyakit
dekompresi ringan, penyelaman hanya boleh
dilakukan minimal 3-4 minggu setelah pengobatan
2. Bagi penyelam yang pernah mengalami penyakit
dekompresi berat, dilarang melakukan
penyelaman kembali
3. Jangan menyelam lebih dari 10 menit
Pencegahan
 Buat pemberhentian selama 3 menit pada kedalaman 5
meter.
 Pada saat menyelam dan hendak kembali ke permukaan,
kecepatan naik jangan melebihi 2 meter/menit. Berenang
dengan cara zig-zag atau spiral
 Jangan menyelam lebih dari 3x sehari
 Bila ingin menyelam lebih dari 1x sehari, buatlah
penyelaman pertama yang terdalam terlebih dahulu
Pencegahan
 Bila sudah menyelam selama beberapa hari berturut-turut,
ambilah waktu untuk beristirahat cukup
 Jangan bekerja keras sebelum atau sesudah menyelam
 Pastikan Anda berada dalam kondisi fisik yang baik dan cukup
istirahat. Lakukan pemeriksaan medis yang teratur.
 Pastikan ada selang waktu minimal 24 jam antara menyelam
dan perjalanan melalui udara atau mendaki gunung.
Kesimpulan
Seorang penyelam perempuan usia 30 keluhan
kelemahan lengan kanan saat di pesawat yang diikuti
dengan mual muntah dan kesulitan berjalan, berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan
penunjang, didiagnosis sebagai Penyakit Dekompresi.
Pasien ini perlu mendapatkan terapi Hyperbaric. Bila
ditangani dengan segera, maka prognosis untuk pasien
adalah baik.

Anda mungkin juga menyukai