Anda di halaman 1dari 15

Pewarnaan Prashti Nurul Qolbi

Bakteri 1804010075
Farmasi 2C
Pewarnaan Bakteri

Untuk mengamati bentuk atau ciri-ciri suatu mikroba


menggunakan mikroskop, dapat digunakan dua cara yaitu:
• Dengan cara mengamati sel-sel mikroba yang masih
hidup tanpa diwarnai, yaitu dengan cara membuat
preparat basah
• Dengan cara mengamati sel-sel mikroba yang telah mati
dan diwarnai.
Kenapa perlu diwarnai?

1. Mempermudah melihat bentuk bakteri


2. Memperjelas ukuran dan bentuk bakteri
3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan
struktur dalam bakteri
4. Melihat reaksi bakteri terhadap pewarna yang
diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat
diketahui
Langkah-Langkah Utama Teknik
Pewarnaan

1. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh


terlalu tebal atau tipis
2. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau
dengan aplikasi bahan kimia seperti sabun, formalin,
fenol.
3. Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1 zat
warna
Persiapan dan Fiksasi

Sebelum dilakukan pewarnaan maka sel-sel bakteri harus terlebih dahulu difiksasi pada
gelas objek. Jika sel-sel tidak difiksasi pada gelas objek maka lapisan sel yang akan diwarnai
dapat tercuci selama prosedur pewarnaan. Yang dimaksud dengan fiksasi adalah
membunuh bakteri dan membuat sel-sel bakteri tersebut melekat pada gelas objek. Untuk
tujuan ini, biasanya digunakan panas. Prosedur yang sering dilakukan terdiri dari
penyebaran kultur mikroba pada gelas objek sehingga terbentuk lapisan sel yang tipis,
pengeringan di udara terbuka, dan fiksasi secara singkat di atas nyala api.
Jika kultur diambil dari medium cair maka penyebaran dapat langsung dilakukan di atas
gelas objek yang bersih menggunakan loop. Tetapi, jika kultur diambil dari agar padat maka
sebelumnya di atas gelas objek harus diberi setetes air, kemudian kultur diambil sedikit
dengan ujung loop yang telah dipijarkan, dan diratakan di atas gelas objek sehingga
terbentuk lapisan tipis.
Macam-Macam Pewarnaan

Pewarnaa
n
Sederhan
Bakteri Gram positif a

Pewarnaa
n
Diferensia
l
Bakteri Gram negatif

Pewarnaa
n Khusus

Pewarnaan endospora

Bakteri Tahan
Asam
A. Pewarnaan Sederhana

Zat warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang
dilarutkan dalam bahan pelarut. Pewarnaan Sederhana
merupakan satu cara yang cepat untuk melihat
morfologi bakteri secara umum. Beberapa contoh zat
warna yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-
60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5
detik).
B. Pewarnaan Diferensial

Pewarnaan bakteri yang menggunakan lebih dari satu zat warna seperti pewarnaan gram
dan pewarnaan tahan asam.
1. Pewarnaan Gram
Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
• Zat warna utama (violet kristal)
• Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna
utama.
• Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk
melunturkan zat warna utama.
• Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang
telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.
B. Pewarnaan Diferensial

Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak


mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan
Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil
ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-
negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal
(counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat
semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah
muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe
bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
B. Pewarnaan Diferensial

Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu :


1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet)
berwarna ungu.
2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan
mordan JKJ.
3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.
4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
B. Pewarnaan Diferensial
B. Pewarnaan Diferensial

2. Pewarnaan Tahan Asam


Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak
dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika
bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsin melalui proses
pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa
mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-
alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).
Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan
bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis .
B. Pewarnaan Diferensial
C. Pewarnaan Khusus

Pewarnaan khusus untuk melihat struktur tertentu : pewarnaan flagel,


pewarnaan spora, pewarnaan kapsul.
1. Pewarnaan Spora
Prinsip kerja:
Spora kuman mempunyai dinding yang tebal sehingga diperlukan
pemanasan agar pori-pori membesar zat warna fuchsin dapat masuk, dengan
pencucian pori-pori kembali mengecil menyebabkan zat warna fuchsin tidak
dapat dilepas walaupun dilunturkan dengan asam alkohol, sedangkan pada
badan bakteri warna fuchsin dilepaskan dan mengambil warna biru dari
methylen blue.
C. Pewarnaan Khusus

2. Pewarnaan Flagel
Pewarnaan flagel dengan memberi suspense koloid garam asam tanat
yang tidak stabil, sehingga terbentuk presipitat tebal pada dinding sel dan
flagel.
3. Pewarnaan Kapsul
Pewarnaan ini menggunakan larutan Kristal violet panas, lalu larutan
tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada
kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam
tembaga juga memberi warna pada latar belakang. Yang berwana biru gelap.

Anda mungkin juga menyukai